PoV Della"Della, tunggu dulu!" Bang Virza berteriak dan berlari kearahku.Tapi terlambat aku menyunggingkan senyum kemenangan dan kemudian dengan cepat masuk kedalam mobil. Dani yang menyetir, hanya untuk mengeluarkan mobilku dari tempat resepsi itu. Karena dia membawa mobil sendiri, aku juga tidak tahu jika Dani menyusulku untuk mendatangi resepsi diam-diam yang di lakukan oleh Bang Virza. Mereka itu sahabat, Dani sudah mengetahui 3 hari yang lalu saat mereka menikah siri dan hari ini akan mengadakan resepsi di kampung Sumi. **"Maafkan aku terlambat memberitahu mu Dell," ujar Dani pagi tadi. Sama saja, semua sudah terjadi. Saat pagi tadi juga aku langsung bergegas menyusul Bang Virza, hanya menggunakan piyama aku mengambil kunci mobil dan menuju kampung Sumi, karena aku pernah mengantar nya saat itu pulang kampung, hanya sekitar 2 jam untuk kesana. Saat tiba disana, tanpa pikir panjang karena kalap melihat 2 orang penghianat itu, aku melampiaskan nya dengan melajukan mobil hin
PoV DellaAku menikmati sarapan pagi ini hening, sendiri. Biasanya selalu di temani oleh Bang Virza, kami selalu sarapan bersama di saat ia akan berangkat ke kantor. Sudahlah, semua sudah sirna.Aku menuangkan susu ke dalam gelas dan siap meneguknya, namun ponselku berdering. "Dani menelfonku, ada apa?" "Della, kamu bisa ke kantor sekarang?" ujar Dani, dia memang karyawan di kantor Papa yang kini kepemilikan nya sudah menjadi milikku, karena Papa sudah meninggal satu tahun yang lalu."Apa yang terjadi?" pasti ada hal yang terjadi di kantor hingga Dani memintaku untuk datang. "Virza datang ke kantor, cuma kamu yang berhak memecatnya Dell," "Aku akan segera kesana!" Virza iya Virza, tak sudi aku memanggilnya Bang lagi. Dia memang tidak punya malu, masih berani datang ke kantor. Sebenarnya hari ini aku mempunyai rencana untuk bertemu dengan Marsha, pengacara ku. Untuk mengurus perceraian ku dengan Virza. **Semenjak menikah denganku, Virza langsung menjabat sebagai Direktur. Papa sen
PoV Della"Kurang ajar lo Dan, ikut campur terus urusan gue. Bukan nya lo udah gue pecat tadi malah ngadu sama Della!" Virza menyalahkan Dani. "Aku yang meminta nya untuk melaporkan semua yang terjadi!" Dani acuh dan memanggil keamanan."Cepat usir mereka berdua dari sini!" perintahku pada keamanan.Sumi panik tapi dia tak berdaya melawanku. "Della, kamu jangan terlalu mempercayai Dani!" teriak Virza saat di paksa untuk pergi.Virza berusaha berontak, Sumi hanya bisa mengikutinya. Tampak raut wajah wanita itu menunjukkan kekesalan.Setelah mengusir mereka aku berniat bertemu pengacaraku, untuk segera mengurus perceraian ku dengan Virza. "Della, kamu mau kemana?" tanya Dani yang saat melihatku akan pergi. "Aku ingin bertemu pengacaraku, untuk mengurus perceraian," "Kamu gak pecat aku kan Dell?" ujar Dani memastikan, karena tadi dia sudah di pecat oleh Virza."Enggaklah Dan, aku yang punya kuasa di sini," sahutku dan berlalu pergi."Terima Kasih Della," begitulah ucapan Dani yang
PoV DellaAku menyerahkan berkas semua yang di butuhkan oleh Marsha, untuk mengurus perceraianku. Aku juga menceritakan semua hal yang ku temui kemarin padanya."Kenapa aku bisa sebodoh ini," ucapku di hadapan Marsha."Berhenti merutuki dirimu seperti itu Della, mereka itu pandai bersandiwara dan mencari waktu yang tepat. Udah lupain semua kejadian kemarin, sekarang fokus dengan sidang perceraian yang akan kamu hadapi dan menata hidup kedepannya lebih baik," tukas Marsha.Dia benar, untuk apa aku merutuki diri seperti ini. Toh mereka memang licik pasti ada saja cara mereka untuk mencari celah. **Setelah menemui Marsha aku pulang kerumah, rasanya aku lelah dalam segala hal. Namun disaat ingin masuk, Virza berdiri di depan gerbang. Sepertinya dia sengaja menunggu kepulanganku. "Della...!" Virza menggedor kaca mobilku. Aku menurunkan kaca mobil. "Ada apa lagi kamu datang kesini!" "Izinkan aku masuk untuk mengambil barangku, karena masih ada barang yang tertinggal belum aku bawa," uj
PoV Della"Della apa kabar?," sapa Pak Antony saat aku dan Marsha sedang di restoran, dia rekan bisnis mendiang Papa. "Baik, Om sendiri bagaimana kabarnya?" tanyaku. Aku dan Marsha, mempersilahkan Om Antony duduk bergabung bersama kami."Kabar Om juga baik, kamu sekarang pindah rumah ya. Sudah tidak menempati rumah Papa mu lagi?" "Tidak Om, Della masih dirumah yang dulu dan tak akan pindah kemana pun. Ada apa Om bertanya seperti itu?" tanyaku penasaran."Sekarang Virza bekerja di perusahaan Om, dan dia meminjam uang untuk menDepe rumah di kawasan elit. Dia bilang itu permintaanmu agar tak bergantung pada harta mendiang Papamu," "Benarkah Virza berkata seperti itu dan mengataskan namaku?" tanyaku memastikan."Menurut penuturannya seperti itu, dia sudah bekerja 4 hari ini di perusahaan Om. Dia bilang kamu ingin dia mandiri tanpa bergantung pada hartamu, karena Om teman baik mendiang Papamu. Tentu Om terima dia," jelas Om Antony. Aku menggeleng tak percaya, dia berani menggunakan
PoV SumiSudah 5 tahun lamanya aku dan Mas Virza menjalin hubungan, sedari awal hubungan kita baik-baik saja. Akan tetapi semua berubah semenjak Mas Virza bekerja pada perusahaan di kota, dia berjanji akan menikahi ku setelah bekerja disana. Aku menanti kedatangan mas Virza untuk datang melamar tapi dia tak kunjung datang. 2 tahun pertama dia masih sering mengabari ku, hingga dia berubah setelah 2 tahun itu. mas Virza bahkan tak ada kabar saat itu, dia memblokir semua sosial media dan nomor telfonku. Itulah yang membuat aku nekat menemuinya di kota. Mas Virza sempat memberiku alamat kosnya, bermodal alamat itu aku mencari keberadaan kekasihku. **(Flashback 7 bulan yang lalu)Aku tiba pada alamat kosan itu, aku celingak celinguk karena memang bingung ingin bertanya pada siapa. "Mbak cari siapa?" pria dengan perawakan yang tinggi dan tampan menepuk bahuku. "Cari pacar saya Mas, dia bilang ngekos disini," jawabku, mana tahu pria ini bisa membantuku atau mengenal Mas Virza. "Nam
PoV SumiSudah 5 tahun lamanya aku dan Mas Virza menjalin hubungan, sedari awal hubungan kita baik-baik saja. Akan tetapi semua berubah semenjak Mas Virza bekerja pada perusahaan di kota, dia berjanji akan menikahi ku setelah bekerja disana. Aku menanti kedatangan mas Virza untuk datang melamar tapi dia tak kunjung datang. 2 tahun pertama dia masih sering mengabari ku, hingga dia berubah setelah 2 tahun itu. mas Virza bahkan tak ada kabar saat itu, dia memblokir semua sosial media dan nomor telfonku. Itulah yang membuat aku nekat menemuinya di kota. Mas Virza sempat memberiku alamat kosnya, bermodal alamat itu aku mencari keberadaan kekasihku. **(Flashback 7 bulan yang lalu)Aku tiba pada alamat kosan itu, aku celingak celinguk karena memang bingung ingin bertanya pada siapa. "Mbak cari siapa?" pria dengan perawakan yang tinggi dan tampan menepuk bahuku. "Cari pacar saya Mas, dia bilang ngekos disini," jawabku, mana tahu pria ini bisa membantuku atau mengenal Mas Virza. "Nam
PoV Sumi (2)Mas Virza membawaku kerumah mewah itu, kebetulan Della juga sedang mencari pembantu. Aku langsung di terima oleh Della, saat pertama bertemu dengan wanita itu, dia baik dan ramah dan juga cantik. Tapi aku tak menyukai dia sama sekali, karena Della telah merebut Mas Virza dariku. Hari ku jalani menjadi ART disana, terpaksa aku melakukan semua pekerjaan. Tapi aku bisa bertemu Mas Virza setiap hari, apalagi Della jarang dirumah dan sibuk mengurus bisnisnya jadi aku semakin leluasa untuk berduaan dengan Mas Virza setelah dia pulang kantor aku akan melayani semua kebutuhannya bak seorang istri yang melayani suami. Kami bermesraan dimana saja, pada saat Della tak ada dirumah. Bahkan saat istrinya di rumah, kami juga bermesraan saat Della tertidur. Saat itu Della baru saja membeli sebuah gaun yang indah, aku sungguh iri melihatnya. "Gaunnya bagus ya Nyonya," ujarku saat melihat Della sedang bersiap untuk menghadiri sebuah pesta. "Terima kasih Sumi," jawab Della dan terseny
Pov Della Amanda"Della, sudah ikuti aturan Tantemu. Dia tahu yang terbaik untuk dirimu," ujar Mama ikut campur. Aku kesal pada mereka, seolah tak mengizinkan ku untuk mendapatkan hakku sendiri. Tante Siska wanita licik, lihat saja aku dan Marsha bisa mengalahkan nya."Mama jangan ikut campur, karena ini adalah hak Della. Kenapa Mama membela Tante Siska!" ujarku setenang mungkin, aku harus jaga emosi untuk menghadapi seorang yang licik seperti Tante Siska. "Kamu jangan salah paham, Mama hanya mengingatkanmu. Hormati orang yang lebih tua, Siska lebih berpengalaman dari pada kamu," "Della mengerti apa yang harus di lakukan Ma, mendiang Papa telah mengajarkan Della bagaimana caranya menghadapi dunia kerja dan bisnis, jadi kalian tidak perlu khawatir karena aku bukan anak kecil, ingat aku on sudah dewasa,""Kamu keras kepala Dell, susah di bilangin! Ini juga demi kebaikan kamu," tukas Tante Siska. Aku pikir, dia tak memikirkan kebaikanku melainkan mengambil keuntungan saja. "Besok Ma
PoV Della AmandaMalam ini aku akan bertemu dengan Mama, aku mengoleskan lipstik berwarna merah dan makeup yang flawless, dan segera bersiap untuk menemui Mama. Hans sudah menunggu dan menyiapkan mobil. Dengan outfit serba hitam dan membawa tas berwarna hitam, aku melangkah dengan percaya diri.Mobil Marsha baru saja memasuki halamanku, sahabatku itu turun dan berlari kearahku. "Dell, tunggu," cegah Marsha. "Ada apa Sha, kenapa kamu tergesa-gesa?" tanyaku keheranan.Marsha membisikkan sesuatu padaku, Hans menoleh pada kami berdua. Mungkin dia heran melihat Marsha seperti membisikkan sesuatu yang penting. Aku memberi isyarat pada Hans untuk segera berangkat, sedangkan Marsha pergi menggunakan mobilnya. ***Seorang wanita yang masih terlihat cantik di usia 47 tahun itu melambai kearahku, ia adalah Sharon, Mamaku. Mama datang terlebih dahulu dan tampak sudah menunggu diriku. Aku menghampiri meja tempat kami bertemu, Mama tampak antusias saat melihatku. Dia berdiri dan langsung mera
PoV AuthorSumi dari tadi bolak-balik kamar mandi karena merasakan perutnya mual, kepalanya juga terasa pusing."Mas apa aku hamil ya?" ujar Sumi mendekati Virza yang sibuk dengan ponselnya.Virza sontak kaget mendengar pernyataan Sumi barusan, ia tidak mau Jika Sumi hamil. "Apa benar kamu hamil? coba cek dulu bisa aja nggak hamil atau hanya masuk angin," jawab Virza. Sumi mengernyitkan dahinya heran, mendengar jawaban Virza."Mas kamu kenapa, seperti enggak senang gitu dengar kabar aku hamil, harusnya kamu seneng dong gimana sih!" rungut Sumi kesal.Semenjak kepergian mereka dari rumah mewah itu, kini Sumi dan Virza tinggal disebuah kontrakan, ibu dan kakak Sumi juga ikut tinggal bersama mereka."Kamu kan tahu keadaan kita sekarang seperti apa, serba susah kalau kamu hamil nanti gimana cara aku menghidupi kalian semua!" bentak Virza."Makanya Mas Kamu itu jangan jadi pengangguran, kamu cari kerjaan sana!" tukas Sumi tak mau kalah dengan Virza."Virza jadi kamu nggak suka melihat ib
PoV Dani AlfarezAku Dani Alfarez, itulah namaku. Virza adalah temanku atau mungkin dulu kami bersahabat, kuliah di kampus yang sama hingga bekerja di perusahaan yang sama, lingkup pergaulan kami juga sama. Setelah lulus kuliah kami di terima kerja pada sebuah perusahaan BramastaGroup. Kami masih dekat, bahkan tinggal di kos yang sama. Tapi semua berubah ketika Virza mulai mendekati anak dari pemilik perusahaan, tempat kami bekerja yang bernama Della Amanda. Dia adalah anak tunggal dari Yudha Bramasta pemilik perusahaan Bramasta Group. Saat itu ada acara kantor yang turut di hadiri oleh Della, disitulah awal kami mengenal Della. Kesan pertama dia cantik tapi memang jutek saat aku mencoba akrab saja dia tak mau, Della juga cerdas terlihat dengan latar belakang pendidikannya. Nilai plus lagi dia juga pebisnis yang sukses di usia muda, Della perusahaan lain dan itu adalah miliknya.Dari awal aku melihat Della, aku sudah menyukainya dan berniat untuk mendekati wanita itu, tapi ternyata
"Bagaiamana pun, ini rumahku. Aku nggak mau pergi dari sini!" teriak Sumi."Tapi kita harus pergi dari sini, sudahlah Sumi kamu mengalah saja dulu," bujuk Virza. Karena mereka tidak sanggup membayar cicilan rumah mewah di kawasan elit itu. Akhirnya Virza dan Sumi di perintahkan untuk pergi dari hunian mewah itu."Mas, aki nggak mau hidup susah kenapa sih disaat denganku kamu jadi sekere ini!" umpat Sumi."Bukanlah ini salahmu Sum, yang telah boros! Aku bilang apa, jika kamu harus berhemat dan menyisihkan uang untuk membayar uang cicilan rumah ini, tapi kamu tak pernah mengindahkan perkataanku!" Virza menatap tajam kaerah Sumi."Ini karena keobodohan mu Mas, kamu tidak bekerja dan pengangguran! Kenapa kamu bisa dipecat di perusahaan itu baru saja bekerja berarti kamu payah Mas!" "Kurang ajar kamu Sumi, berkata seperti itu pada suami sendiri!" Virza semakin meradang mendengar perkataan Sumi barusan. "Tapi memang kenyataan kamu pengangguran kan Mas!" Sumi merasa tidak takut untuk mel
PoV AuthorSosok pria yang membantu Della, ternyata adalah Hans. Hans terus memberi hantaman bertubi-tubi pada orang bertopeng itu. Dari posturnya mereka sepasang lelaki dan wanita. Orang bertopeng dengan tubuh tinggi itu mengeluarkan pisau dari jaketnya, dengan gerakan cepat dia menyerang Hans dan berhasil melukai tangannya. Rekannya ikut mengeluarkan senjata yaitu pistol, dia bersiap membidikkan peluru kearah Hans, tapi dari belakang dia di hantam dan jatuh kelantai. Alhasil tembakan itu mengarah pada tembok, ternyata Della sudah sadar dari pingsannya, ia menendang tubuh wanita bertopeng itu. Della dengan cepat membuka blazer yang ia kenakan dan sekali lagi menginjak lengan wanita itu, yang kini masih terbaring di lantai. Della membungkus senjata itu dengan blazernya. Wanita itu berusaha berdiri dan menjatuhkan Della, tapi disaat dia masih terhuyung Della kembali menendangnya hingga wanita misterius itu jatuh, dan tubuhnya meringsek pada mobil yang berada di belakangnya. Denga
PoV AuthorSumi bergegas hendak kerumah Della, akan tetapi Mina berusaha mencegahnya. "Jangan cari masalah dengan dia Sum! Kamu tak akan bisa melawannya," bagaimana pun Mina khawatir jika Sumi dapat masalah kembali, apalagi berurusan dengan Della. "Jangan cegah aku mbak! Sama sekali aku tidak takut dengan Della," Sumi tetap melanjutkan niatnya. Dia ingin mengancam Della, mungkin bisa saja dia mendapatkan uang dari ini, karena Della telah menyebarkan video dirinya. "Cari masalah si Sumi!" desis Mina.** Bu Raya, Virza dan Tia tiba didepan rumah Della, saat malam hari. Mereka menggedor pagar rumah mewah itu."Cepat buka gerbang ini, saya mau ketemu Della!" Teriak Bu Raya sangat kencang. Security yang bekerja dirumah itu, bernama Muklis, kaget melihat sikap Bu Raya. "Muklis, Buka gerbang ini!" ujar Virza memerintah seolah dia adalah majikan dirumah itu. Muklis membuka celah kotak untuk bertatap muka dengan mereka, yang berada di sebaliknya gerbang. "Maaf pak Virza, kata Bu Della
PoV AuthorDella membersihkan wajahnya dari riasan, begitupun yang di lakukan oleh Marsha. "Lihat Deh," ujar Marsha dan menyodorkan gawainya pada Della."Sha, kamu merekamnya?""Iya Dell, disaat yang lain tercengang melihat kejadian Sumi terjatuh, aku mengambil ponsel dan harus mengabadikannya. Ini adalah momen langka, azab pelakor di depan mata," ujar Marsha dengan sangat antusias."Kasihan sih, tapi jika mengingat kelakuannya aku geram," ucap Della. "Tuhan sudah membalas tanpa kamu mengeluarkan tenaga," ujar Marsha puas. Della manggut-manggut, mendengar jawaban Marsha memang benar. Tak perlu mengotori tangan sendiri. Sebenarnya masih ada tamu undangan lain, yang merekam kejadian Sumi terjatuh di pesta itu. Tapi Marsha tak ada berniat untuk mengunggahnya pada sosial media. "Bagaimana kejutanmu untuk Sumi, Apakah sudah siap?" "Tentu saja sudah, Sumi akan angkat kaki dari rumah itu di hadapanku. Sedangkan Virza tidak kena serangan jantung saja sudah beruntung," Della membayangk
PoV AuthorSumi menatap heran pada sosok Virza, yang tengah duduk santai diruang tengah sambil menonton Televisi, Sumi menyipitkan matanya dan menghampiri suaminya itu."Apa kamu tidak bekerja Mas? tanya Sumi yang kini memanggil suaminya dengan sebutan Mas. "Aku lagi cuti kerja!," jawab Virza santai dan kini sibuk dengan gawainya. "Cuti? Memangnya kamu bisa seenaknya cuti seperti itu ya Mas? tanya Sumi dan kini duduk di hadapan Virza."Ya bisa dong! Lagian Kenapa sih kamu bawel banget. Yang penting aku tetap kasih kamu duitkan," bentak Virza, dia tak menyukai dengan sifat Sumi yang terlalu ingin tahu semuanya. Virza juga tak menceritakan jika dia sudah di pecat. Pasti Sumi akan bawel dan ribut jika mengetahui kebenarannya. *** Kini Sumi sibuk berdandan untuk berangkat ke pesta ulang tahun wanita yang bernama Kayla, Sumi diajak oleh Viona dan Arum."Aku harus berhias secantik mungkin, agar aku setara dengan para wanita kaya itu.Lihat aku, yang dulu mereka bilang hanya babu kini me