Beranda / Fantasi / Memulai Kisah Baru / Bab 40 - Tidak Mau Kamu Terluka

Share

Bab 40 - Tidak Mau Kamu Terluka

Penulis: Meina H.
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

~Celeste~

“Tolong, jangan manjakan aku, Raven.” Aku berusaha untuk mengatur napasku yang memburu. “Aku mau kamu menyerang aku dengan benar supaya aku tahu bagaimana menghadapi musuh dalam situasi yang sebenarnya.”

“Itu tugas Pak Jonah. Saya hanya melatih Anda, Bu. Saya tidak diizinkan untuk memukul Anda sedikit pun.” Dia masih berdiri dengan sikap siaga sambil memegang bantalan untuk menjadi sasaranku. “Anda masih tidak fokus pada latihan hari ini. Apa ada yang bisa saya bantu?”

“Tidak.” Aku menggeleng pelan. Aku mendekati konter dan mengambil botol minumanku. Aku meminum beberapa teguk sebelum kembali berlatih. “Oke. Aku sudah siap. Kita mulai lagi.”

Aku berlatih untuk menambah kecepatanku dalam bergerak pada jam pertama latihan, lalu memperkuat otot-ototku pada jam berikutnya. Tetapi tubuhku tidak akan terasa sakit pada akhir hari. Berbeda dengan latihan Jonah. Dia sengaja membanting tubuhku beberapa kali di matras. Aku memang masih kurang cepat unt

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Memulai Kisah Baru   Bab 41 - Penyerangan

    ~Jonah~ Siapa yang menyuruh orang-orang ini untuk menghalangi jalan kami? Empat mobil, belasan laki-laki bertubuh besar, dan mereka menggunakan senjata. Ini bukan kebetulan. Mereka memang sengaja mengincar kami. Seandainya saja Celeste sedang tidak bersamaku. Tangannya yang menyentuh tanganku bergetar dengan hebat saat pria di depan mobil memukul kap mesin dengan kayu yang dibawanya. Aku tidak akan sempat memanggil bantuan. Mereka pintar memilih jalan ini untuk menghadang kami. Tetapi mereka tidak tahu bahwa aku tidak pernah sendiri. Aku menyentuh tombol untuk membuka bagasi belakang mobil. Aku meminta istriku untuk tetap berada di dalam mobil dan menguncinya. Aku keluar dan menutup pintu kembali tanpa mengurangi kewaspadaanku terhadap gerakan mereka. Bunyi klik dari dalam mobil menunjukkan bahwa Celeste menuruti perkataanku dengan mengunci mobil. Salah satu dari mereka mendekat dan melayangkan tinjunya kepadaku. Aku segera memutar pinggang menghindar

  • Memulai Kisah Baru   Bab 42 - Gadis dari Masa Lalu

    “Aku mencintai kamu, Jonah,” katanya pelan. Begitu pelan hingga aku pikir aku salah dengar. “Apa yang terjadi tadi membuat aku nyaris pingsan. Bila sesuatu yang buruk terjadi kepadamu, aku tidak tahu bagaimana aku akan menjalani hidupku. A-aku mungkin tidak mau hidup lagi.”“Sayang, jangan sembarangan bicara.” Aku mencari wajahnya di dalam kegelapan, lalu terkejut merasakan pipinya lembap. Dia menangis.“Tolong, berbaikanlah dengan sepupumu. Bagaimana bisa kalian sebagai saudara menyakiti seperti itu? Kamu bisa saja mati tadi,” isaknya.“Maafkan aku. Aku tidak bisa berjanji hal yang tadi tidak akan terjadi lagi, tetapi aku berjanji aku akan bicara baik-baik dengan sepupuku.”“Dan besok kamu harus memeriksakan dirimu kepada Kakak. Aku melihat sendiri kamu tadi terkena pukulan mereka beberapa kali.”“Iya, sayang. Tidurlah. Kamu akan mengikuti wawancara besok.”

  • Memulai Kisah Baru   Bab 43 - Jauhi Masalah

    “Dia hanya merasa pusing dan mual, mengapa kamu malah minta dilakukan CT Scan? Kamu ini benar-benar seorang dokter? Kamu kelihatannya masih muda. Kamu bukan seorang co-ass?” kata Naura dengan suara yang bisa terdengar sampai seluruh bilik di unit ini.“Suster, tolong bawa ibu ini keluar. Dia sudah mengganggu ketenangan di rumah sakit dan pasien menjadi gelisah karena kehadirannya.” Nevan menoleh ke arah wanita yang berbaring di dipan.“Bila sesuatu yang buruk terjadi kepada temanku karena kesalahan diagnosa yang kamu lakukan, aku akan menuntutmu!” pekik Naura. “Jonah?” ucapnya yang baru menyadari kehadiranku saat suster setengah menyeretnya keluar dari bilik tersebut. “Apa yang kamu lakukan di sini?”“Sebaiknya kita keluar. Kamu telah mengganggu seorang dokter dalam bertugas.” Aku melihat ke arah Nevan yang sedang melihat kepadaku. “Aku tunggu di depan.”

  • Memulai Kisah Baru   Bab 44 - Perayaan

    “Aku melihat Jovita turun dari lantai atas. Felix menyusul tidak lama kemudian. Apalagi yang dilakukan oleh pria dan wanita dewasa berdua saja di lantai dua sebuah rumah mewah yang aku yakin hanya diisi oleh kamar? Aku yakin bahwa mereka yang melihat hal yang sama akan berpikir serupa denganku.” Dia mengangkat kedua bahunya.“Jangan bicarakan ini dengan siapa pun. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padamu bila Felix sampai tahu bahwa ada orang lain yang tahu mengenai perselingkuhan dia dengan Jovita. Dia sanggup mengirim belasan orang untuk mengeroyok aku. Aku tidak mau membayangkan apa yang sanggup dia lakukan kepadamu,” kataku serius.“Aku tahu kapan waktu yang tepat untuk diam dan bicara, Jonah. Aku sedikit banyak sudah tahu seperti apa keluarga besarmu. Aku suka Ayah dan Bunda, tetapi yang lainnya membuat aku tidak nyaman. Yosef kelihatannya baik. Sayangnya, dia suka main perempuan. Sebaiknya aku menjaga jarak dengannya.” Dia b

  • Memulai Kisah Baru   Bab 45 - Skandal

    “Ayah? Sedang ada masalah?” Aku sedang joging ketika aku melihat Ayah sedang berdiri di teras samping. Dia hanya diam menatap jauh ke depannya sampai tidak mendengar langkahku mendekat. Ayah baru menoleh setelah aku memanggilnya.“Kamu memang paling mengerti aku,” ucapnya pelan. Aku berdiri di sampingnya dan melakukan gerakan untuk pendinginan. Aku tidak perlu bertanya, Ayah akan bercerita sendiri. “Gunawan butuh bantuan. Katanya, perusahaannya sedang dalam keadaan sulit. Aku menolak karena kita tidak punya hubungan kerja sama apa pun dengan perusahaannya.”Ayah menoleh ke arahku. “Dia mengancam akan merusak nama keluarga kita dengan memberitahu semua orang bahwa Jovita sudah hamil sebelum mereka menikah.”“Biarkan saja mereka melakukan apa yang mereka mau. Aku punya hal lain yang bisa menjadi bahan untuk menyerang balik.” Aku menegakkan tubuhku. “Atau Ayah mau aku bukakan skandal mereka ke media

  • Memulai Kisah Baru   Bab 46 - Pengakuan

    Aku dan kakakku bersaing untuk hal yang tidak nyata sejak kami masih remaja. Perang dingin ini harus dihentikan sekarang bila aku ingin menyelamatkan dia dari rencana jahat yang sedang atau mungkin sudah disusun dengan baik oleh Jovita dan Felix. Dia tidak bisa terus beranggapan bahwa aku adalah musuh, rival, atau penghambatnya setiap kali aku melakukan hal yang aku anggap benar untuk melindungi keluargaku. Walaupun dia sering melakukan hal yang mengecewakan aku, dia tetaplah kakak yang aku hormati. Setiap tindakan yang aku ambil semata-mata ingin menyelamatkan dia dari kematian. Yang juga akan menyelamatkan Yosef, istriku, dan aku. Hal lainnya tidak aku pedulikan. Bahkan perusahaan yang diberikan kepadaku setelah dia meninggal pun tidak aku inginkan. Aku benar-benar ingin mengubah keadaan menjadi lebih baik, dan sudah saatnya dia mengetahui ini. “Bukankah itu alasan kamu melakukan semua ini?” tanyanya menantang. “Kamu mengirim orang untuk menguntit aku sehin

  • Memulai Kisah Baru   Bab 47 - Benang Kusut

    Celeste terlihat tidak bersemangat saat kami mengepak pakaian bersama. Selama dua malam kami akan menginap di sebuah hotel untuk mengikuti evaluasi pertengahan tahun. Ayah memutuskan untuk menginap di salah satu hotel di Bandung agar kami tidak menggunakan terlalu banyak waktu dalam perjalanan.Semalam dia begitu senang dengan rencana kepergian kami ini, tetapi mengapa malam ini sikapnya berubah? Hm. Selama dalam perjalanan pulang tadi, dia juga terlihat kurang bahagia. Apa yang terjadi pada hari ini? Dia senang sekali bisa bertemu dengan temannya, lalu apa yang terjadi?Sepertinya aku tahu apa yang membuat dia resah begini. “Sayang, ada apa? Pagi tadi kamu baik-baik saja, lalu mengapa kamu terlihat sedih sekarang?”Dia mendesah pelan. “Nola kembali pacaran dengan Pras.” Dia keluar dari ruang pakaian kami, dan aku membawa koper kecil kami untuk diletakkan di dekat pintu.“Itu yang kalian bicarakan saat kamu menemani dia membe

  • Memulai Kisah Baru   Bab 48 - Permintaan Maaf

    Apa yang Jovita pikirkan sehingga berani menantang Ayah? Selama ini hubungan mereka tidak baik. Ayah bahkan belum pernah satu kali pun memberikan dukungan kepadanya setiap dia menyatakan pendapatnya di rumah ini. Lalu apa yang membuat dia berpikir Ayah akan setuju dengan sikapnya ini?Jason selama ini menjadikan kehamilannya sebagai tameng atas sikap egois dan lidah tajamnya itu. Tetapi ini sudah keterlaluan. Dia jelas sedang berusaha untuk memecah belah aku dan saudaraku. Aku tidak pernah punya rencana mengambil hak kakakku atas perusahaan kami.“Sebaiknya kamu meminta maaf kepada Ayah, Vita. Ucapanmu kali ini sudah keterlaluan,” ucap Jason yang berjalan menuruni tangga.“Aku berkata benar, untuk apa aku meminta maaf?” ucap Jovita bersikeras.“Kalimatmu yang mana yang benar? Ayah sudah mengatakan bahwa Ayah sendiri yang mengundang dia untuk menghadiri rapat ini. Lalu apa hakmu mempertanyakan keputusan Ayah? Jonah punya agend

Bab terbaru

  • Memulai Kisah Baru   Bab 85 - Pria Dambaanku

    ~Celeste~ “Jacob Nicholas Putra!” seruku melihat anakku yang berusia sembilan tahun malah asyik memakan es krim cokelat di ruang makan. Dia mengotori pakaiannya padahal kami harus pergi sekarang. Aku menoleh ke arah suamiku yang berdiri di sisiku. “Oke. Ini salahku.” Dia menurunkan putri kami dari pelukannya dan memberikan tangannya padaku. “Ayo, Jacob, kita bersihkan tanganmu dan ganti pakaianmu.” Aku mendesah napas keras melihat mereka berjalan menuju pintu belakang. Aku hanya beberapa menit berada di kamar untuk bersiap-siap setelah membantu anak-anak berpakaian. Saat aku pikir kami sudah siap untuk pergi, selalu saja terjadi kecelakaan serupa. Jacob makan sesuatu hingga mengotori tangan, wajah, dan pakaiannya atau Jolene yang menumpahkan minuman ke bajunya. Meninggalkan anak-anak dalam pengawasan suamiku memang bukan ide yang baik, tetapi siapa lagi yang bisa aku percaya kalau bukan dia? Andai saja Ayah dan Bunda ada di sini. Mereka masih dalam pe

  • Memulai Kisah Baru   Bab 84 - Tanggung Jawab

    Aku melihat ke arah arloji pemberian istriku yang melingkari pergelangan tanganku. Tidak peduli berapa harganya, benda itu sangat berarti bagiku. Pemberian pertama darinya untukku. Meskipun dia tidak ada di sini bersamaku, aku merasakan dukungannya.Hari ini pertama kalinya aku akan menghadiri rapat pemegang saham di perusahaan Anggara. Om dan Bunda tersenyum kepadaku saat mereka melihat aku duduk di kursi yang mereka sediakan untukku. Di sisi Om Mahavir. Wajah peserta lainnya menatapku dengan rasa ingin tahu. Mereka semua sudah mendengarkan kemampuan dan beberapa prestasiku, mereka pasti tidak sabar mau mendengar langsung apakah aku seperti yang dikatakan Om.Asisten Om Mahavir menenangkan ruangan dan memimpin jalannya rapat. Dia membacakan agenda dari pertemuan kami sebelum mempersilakan direktur utama untuk menyampaikan laporannya. Aku menghela napas panjang, bersiap mengikuti diskusi panjang nanti.“Aku tidak percaya proyek ini lolos begitu mudah,&rdqu

  • Memulai Kisah Baru   Bab 83 - Beban Terakhir

    “Mengapa aku harus berpakaian seperti ini?” keluh Celeste untuk kesekian kalinya. Dia memakai gaun paling indah dan mahal yang selalu menjadi dambaan banyak wanita, tetapi dia mengeluh. Aku bahkan memberi dia gelang berlian untuk menyempurnakan penampilannya.“Kamu akan mengerti begitu kita tiba di sana.” Kali ini aku tidak menyetir dan meminta salah satu sopir keluarga kami untuk mengendarai mobilku.“Aku merasa seperti maneken yang kamu bawa ke pesta hanya untuk dipamerkan.” Dia memajukan bibirnya, menyatakan rasa tidak sukanya. Seandainya kami dalam perjalanan pulang, aku pasti akan menciumnya habis-habisan di mobil ini sampai senyuman menghiasi wajahnya. Tetapi aku tidak bisa melakukan itu sekarang, riasan wajahnya bisa rusak.“Malam ini istimewa, sayang. Aku mau mereka semua tahu bahwa meskipun aku masih muda, aku bisa mendapatkan uang yang banyak untuk membelikan istriku pakaian yang bagus dan perhiasan yang mahal.

  • Memulai Kisah Baru   Bab 82 - Kunjungan

    Aku menyerahkan dokumen terakhir yang perlu aku tanda tangani sebagai manajer pemasaran kepada Fabian. Sudah tidak ada lagi dokumen atau laporan yang aku sisakan di atas meja. Dengan begitu, orang baru yang akan menggantikan aku tidak dibebani dengan tugas yang masih menjadi tanggung jawabku.“Terima kasih atas bimbingannya selama ini, Pak. Saya ikut bangga Bapak naik ke posisi baru,” ucap Fabian dengan tulus.“Terima kasih juga padamu, Fabian. Kamu asisten terbaik yang pernah aku miliki.” Aku melirik jam tanganku. “Apa kamu ada janji malam ini Mau makan malam bersamaku?”“Saya tidak ada janji, tetapi—” jawabnya dengan segan.“Tidak ada tetapi. Ayo, aku traktir.” Aku memasukkan ponsel ke dalam saku jasku, lalu berjalan mendekati pintu. Dia mengikuti aku keluar dan bergegas menyimpan dokumen tadi di lemari besi kemudian menguncinya.Fabian tidak menyebut makanan tertentu yang dia suka

  • Memulai Kisah Baru   Bab 81 - Pulang

    ~Jonah~Suasana rumah pada pagi itu tepat seperti dugaanku. Ketika aku masuk ruang makan dan Celeste tidak bersamaku, aku terpaksa memberi tahu Ayah dan Bunda bahwa dia pulang ke rumah Papa semalam. Bunda histeris dan Ayah segera menenangkannya.Namun tidak ada yang bisa membuat Bunda berhenti menangis sehingga kami pergi bersama untuk membujuk dia pulang. Aku mengendarai mobilku sendiri, sedangkan Ayah dan Bunda di mobil Ayah. Kami harus ke kantor setelah urusan ini selesai, jadi kami tidak bisa pergi dengan satu kendaraan.Bu Liana menyambut kedatangan kami, lalu mengantar kami ke ruang tamu. Dia meninggalkan kami untuk memanggil Celeste. Nevan masuk beberapa saat kemudian bersama seorang pelayan yang membawakan kudapan. Dia hanya mendesah pelan sebelum duduk di salah satu sofa kosong.“Tolong, maafkan adikku. Dia—” Nevan berusaha untuk menjelaskan.“Ini adalah kesalahanku. Celeste berhak untuk marah,” tukas Ayah. Ne

  • Memulai Kisah Baru   Bab 80 - Rahasia Besar

    ~Celeste~Restoran yang dimiliki Papa berawal dari warung makan sederhana yang dimulainya bersama Mama. Mereka mengawali usaha itu dari nol hingga akhirnya berdiri sebuah restoran berlantai tiga. Dari menu makanan sehari-hari khas Indonesia hingga orang tuaku mempekerjakan koki khusus masakan luar negeri. Restoran itu unik karena lantai dasar tetap diperuntukkan bagi makanan yang terjangkau layaknya warung nasi sederhana, sedangkan lantai dua khusus makanan yang sedikit lebih mahal.Pelanggan semakin banyak dan mereka berharap ada cabang lain yang jaraknya lebih dekat dari tempat tinggal atau kantor mereka. Karena itu Papa ingin membangun restoran yang kedua. Itu adalah prestasi terbesarnya setelah lama berdua kehilangan Mama.Lalu ada orang yang sengaja menghancurkan impian Papa dan sengaja merebut semua itu darinya. Dan orang itu tidak lain adalah ayah mertuaku sendiri? Bagaimana bisa orang kaya punya pikiran yang begitu egois? Mereka tidak lebih baik dari Fel

  • Memulai Kisah Baru   Bab 79 - Syarat

    “Apa katamu? Kamu punya syarat? Kamu sudah mendapatkan posisi yang tidak perlu susah payah kamu perjuangkan dari nol, kamu masih berani mengajukan syarat?” ejek Felix. “Ayah lihat, ‘kan? Dia tidak lain hanyalah seorang pecundang yang akan membuat perusahaan kita bangkrut!”“Syarat hanya diajukan oleh orang yang percaya diri dengan kemampuannya. Dia belum memberi tahu syaratnya mengapa kamu langsung marah? Sabar, Felix. Lihat baik-baik bagaimana seorang pemimpin berdiskusi dan menyatakan pendapat tanpa bersitegang leher,” kata Om Mahavir.“Katakan, Jonah. Apa syarat darimu?” tanya Om kepadaku.“Aku hanya meminta hak penuh yang Om dapatkan sebagai direktur utama juga diberikan kepadaku saat aku menggantikan posisi Om. Aku tidak akan mau memimpin bila mendadak dibentuk dewan komisaris untuk membatasi wewenangku. Aku tidak keberatan dengan kehadiran para pemegang saham, dan aku akan menghormati setiap penda

  • Memulai Kisah Baru   Bab 78 - Penawaran Besar

    Dia seharusnya tidak berada di sini. Untuk kejahatan yang sudah dia lakukan, dia tidak mungkin dibiarkan bebas dengan jaminan apa pun. Keberadaannya di dekat kami bisa mengancam nyawa kami. Dia tidak segan menyakiti keluarganya sendiri demi mencapai tujuannya. Lalu mengapa dia bisa berada di sini, di kantor Ayah?“Tenang, Nak. Masuklah. Dia tidak akan menyakiti siapa pun,” kata Ayah.Aku membuka pintu lebih lebar dan melihat ada dua orang polisi yang duduk di dekat Felix. Aku pun merasa sedikit tenang. Ada Ayah, Bunda, Om Mahavir, dan Tante Clara duduk bersama di ruangan itu. Meskipun aku bingung apa yang sedang terjadi, aku masuk dan menutup pintu. Ayah menunjuk di mana sebaiknya aku dan istriku duduk.“Kita tidak bisa berlama-lama karena Felix harus segera kembali ke tempatnya.” Ayah memajukan tubuhnya dan memasang wajah serius. “Aku dan Avir sudah berembuk sampai kami sampai pada sebuah keputusan yang sangat besar.” Ayah me

  • Memulai Kisah Baru   Bab 77 - Mengalihkan Pikiran

    Pada keesokan harinya, kami menerima surat panggilan untuk hadir memberi kesaksian di kantor polisi. Aku, Celeste, dan Bunda meminta agar bisa hadir pada hari yang sama dan tidak berbeda hari seperti yang tercantum dalam surat panggilan tersebut. Pak Omar memberi kabar baik bahwa mereka memenuhi permintaan kami tersebut.Sebagai penasihat hukum keluarga kami, Pak Omar yang lebih banyak bicara mewakili kami bertiga. Dia yang menentukan mana pertanyaan yang bisa kami jawab dan yang mana yang tidak ada hubungannya dengan investigasi kasus yang sedang mereka tangani.Mereka lebih banyak bertanya seputar ledakan yang terjadi pada pintu apartemenku, perkelahian di jalan raya yang sengaja diblokir atas perintah Felix, penculikan Celeste, serta pemaksaan atas Bunda dan penembakan yang terjadi di pelabuhan.Aku menjawab sedetail mungkin mengenai peristiwa di apartemen dan jalan raya, karena mereka perlu memberi laporan kepada pihak asuransi. Aku tidak mau merogoh uangku

DMCA.com Protection Status