Share

Bos Baru

Penulis: Bintang Asiah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-13 07:41:00

Satu bulan berlalu, tiba waktunya untuk Arga dan timnya untuk mempresentasikan proyeknya di depan investor.

“Apa kabar, Pak Bayu?” Tanya Mas Danu ketika dirinya tidak sengaja bertemu dengan Bayu di lobi hotel.

“Baik. Pak Danu ada janji juga disini?" tanya Bayu.

“Iya, Pak. Saya ada meeting dengan Mr. Smith.”

“Mr. Smith yang dari Swiss?"

“Iya Pak. Kebetulan kami dapat undangan khusus untuk mengikuti tender Projek B.”

“Oh begitu.”

“Selamat yah, Pak. Saya dengar perusahaan anda sudah terpilih dalam Projek A.”

“Terimaksih. Ternyata beritanya sudah menyebar yah.”

“Proyek bernilai fantastis seperti itu pasti membuat gempar asosiasi Pak.”

“Haha. Oh yah tentu.”

“Semoga perusahaan saya juga bisa mengikuti jejak perusahaan anda, Pak. Ini pertama kalinya bagi kami bekerjasama dengan pihak asing.”

“Semoga anda tidak kecewa, Pak Danu. Saya dengar banyak perusahaan-perusahan besar yang ikut tender proyek ini juga. Dan tentunya Mr. Smith tidak akan sembarangan memilih perusahaan untuk berpartner deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Mampus kau laga lu sok. Makanya jgn merasa di atas angin
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
hahaha manusia culas....bayu bayuuuu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Ulah Arya

    "Assalamualaikum, Bu.""Waalaikumsalam. Sudah nyampe mana, Rin?""Masih di jalan, Bu. Mungkin sepuluh menit lagi nyampe.""Ya sudah ibu tunggu, yah. Ibu sudah masakin semur ayam kampung kesukaan kamu.""Iya, Bu. Terimakasih.""Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Airin mematikan panggilan telepon nya."Sepertinya Ibu mertua sudah tidak sabar ingin bertemu menantunya yang ganteng ini," ucap Arga memuji diri sendiri."Narsis." Arga dan Airin tertawa bersama.Hari ini Airin, Arga, dan anak-anak pergi mengunjungi Bu Ningsih. Semenjak menikah, secara rutin dua Minggu sekali, Arga mengajak Airin berkunjung ke rumah Ibunya. Hal yang dulu sangat jarang dilakukan Airin saat dirinya menikah dengan Bayu."Assalamualaikum," ucap Arga, Airin, dan anak-anak."Waalaikumsalam," jawab Bu Ningsih."Apa kabarnya, Bu?" tanya Arga sembari mencium punggung tangan mertua nya, disusul Airin dan anak-anak."Alhamdulillah, sehat Nak Arga. Cucu-cucu Nenek yang cantik gimana kabarnya?""Baik, Nek," jawab Aura dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-14
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Mungkinkah?

    "Mas Arya," panggil Airin.Mendengar suara perempuan yang sangat dikenalnya, Arya menghentikan langkahnya. Menganggap suara tersebut hanya hanyalah nya semata, Arya menepiskan tangannya di udara."Mas, Arya," ucap Airin sekali lagi.Kali ini Arya merasa jika suara tersebut benar-benar nyata. Arya akhirnya memberanikan diri untuk memutar badannya. Seketika jantungnya berdegup kencang, begitu melihat wanita yang masih dicintainya kini berada di hadapannya."Airin. Kamu...!" "Kenapa Mas Arya pergi dari rumah," tanya Airin langsung tanpa basa-basi."Itu bukan urusanmu," jawab Arya ketus begitu melihat ternyata Airin bersama suaminya. Arya berbalik badan, bermaksud meninggalkan mereka."Pulang lah, Mas. Pakde dan Bude sangat menghawatirkan Mas Arya. Bude bahkan jatuh sakit setelah kepergian Mas Arya.""Ibu," ucapnya lirih. Arya menghentikan langkahnya. Tiba-tiba saja hatinya terasa nyeri mendengar kabar tentang Ibunya. "Bisa tinggal 'kan kami sebentar, Mas?" Airin meminta izin kepada sua

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Khawatir

    "Bu, Airin nitip anak-anak yah." Pinta Airin kepada Bu Lastri."Memangnya kamu mau ke mana Rin pagi-pagi begini?""Airin mau ke dokter, Bu. Mas Arga muntah-muntah pas bangun tidur tadi.""Muntah-muntah?" Bu Lastri segera bergegas ke kamar anaknya. Arga sedang berbaring sembari memijit-mijit dahinya."Kamu kenapa, Ga? Apanya yang sakit?" Tangan Bu Lastri memeriksa dahi Arga, "Tidak panas.""Arga cuma mual Bu, sama sedikit pusing.""Ya sudah buruan ke dokter, gih. Takut kenapa-kenapa.""Iya, Bu."Diantar Pak Supir dan istrinya, Arga berangkat ke Dokter untuk memeriksakan kondisinya."Apa keluhannya, Pak Arga?" tanya Dokter Andi, Dokter keluarga Arga."Pagi ini saya mual dan muntah-muntah, Dok. Mulut saya juga terasa pahit."Arga segera berbaring di atas brakar. Dokter Andi memeriksa bagian jantung, paru-paru, dan perutnya dengan stetoskop. Sedangkan tangannya memeriksa denyut nadi."Secara umum kondisi anda baik-baik saja, Pak Arga. Tidak ada tanda-tanda masalah dengan pencernaan dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-16
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Alhamdulillah

    Sebelum pulang ke rumah, Arga terlebih dahulu mampir ke klinik dokter Andi. Sebelum nya Dokter Andi memberitahu Arga jika hasil tes darah nya sudak keluar."Jadi sebenarnya saya sakit apa Dok?""Dari hasil pemeriksaan laboratorium, tidak ada yang salah dengan darah anda , Pak Arga. Darah anda menunjukkan darahnya orang sehat.""Tetapi kenapa saya masih saja merasa mual dan pusing Dok?""Selain mual dan pusing, keluhannya apa lagi, Pak?""Emm. Penciuman saya menjadi sedikit sensitif, Dok.""Kalau emosi anda bagaimana?""Emm. Entahlah akhir-akhir ini emosi saya tidak terkontrol.""Maafkan saya sebelumnya, Pak Arga. Apa istri anda sedang hamil?""Hah? Maksudnya?""Dari gejala-gejala yang anda sebutkan tadi, ada indikasi anda sedang mengalami Sindrom Couvade.""Sindrom..... Penyakit apa itu Dok?""Sindrom Couvade atau Kehamilan Simpatik, atau bahasa umumnya ngidam. Dari gejala-gejala yang timbul, sepertinya anda sedang ngidam Pak Arga.""Ngidam?" Tentu saja Arga tahu apa itu ngidam, teta

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Pembuat Onar

    Dengan beralasan ada perlu di luar. Arga menitipkan anak-anaknya kepada ibunya setelah Sholat isya untuk mengantarkan Airin ke dokter kandungan."Aira ikut," rengek Aira."Aira dan Aura sama Nenek dulu sebentar yah. Ayah dan Bunda gak lama kok perginya.""Nenek kenapa Aira gak boleh ikut Ayah?" protes Aira."Ayah dan Bunda mau ada urusan orang dewasa sayang. Anak kecil gak boleh ikut." Bujuk Bu Lastri."Ayah pelit." Aira mencebik, kemudian dengan langkah dihentak-hentakkan masuk ke dalam kamarnya. Ngambek.Airin menatap iba kepada putri sambungnya. "Sudah, kalian berangkat saja. Nanti juga Aira lupa.""Airin nitip anak-anak yah Bu. Assalamualaikum," ucap Airin."Waalaikumsalam."Arga menggegam erat tangan Airin begitu mobilnya berhenti di depan klinik dokter kandungan."Bismillah, tidak perlu tegang.""Iya, Mas. Bismillah."Arga memasuki klinik tersebut dengan menggandeng tangan istri nya.Airin berbaring di atas brakar ketika Dokter Ratih mengoleskan gel di perut nya guna pemeriksaa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Bertemu Rival

    Pukul sebelas malam, Arga baru sampai di rumahnya. Saat memasuki kamarnya, Airin sudah tertidur di sofa kamar sembari memeluk sebuah buku. "Maaf sayang, Kamu pasti ketiduran saat menunggu ku," ucap Arga lirih tangannya membelai lembut rambut istri nya.Tidak ingin membangun istrinya, Argapun berjalan perlahan ke arah kamar mandi. Sengaja dia bergegas mandi karena tidak ingin menggendong istrinya dengan pakaian yang masih kotor.Selesai mandi dan berganti pakaian, Arga pun berjalan perlahan mendekati istri nya. Dilihatnya wajah istrinya yang terlihat tenang saat sedang tidur. Diapun segera mengangkat tubuh istrinya untuk dipindahkan ke atas ranjang. Namun baru beberapa langkah dia berjalan, Airin terbangun."Kamu sudah pulang, Mas?" Airin menggeliat dalam dekapan suaminya, tangannya bergelayut mesra di leher suaminya."Kenapa bangun, tidur aja lagi kalau masih mengantuk," bisik Arga mesra, dengan perlahan dan hati-hati diletakkannya tubuh istrinya di atas ranjang."Tadi aku tertidur a

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Rumah Sakit

    "Anda tidak apa-apa Mas Bayu?" tanya Pak Rudi.Bayu menepis tangan Dewi di pundaknya. "Maaf saya permisi sebentar," ucapnya sembari berjalan menuju toilet.Dewi berdecak kesal melihat reaksi wajah Bayu yang memerah begitu mendengar berita mantan istrinya tengah mengandung, padahal dia sendiri sudah mempunyai anak darinya.Di depan wastafel, Bayu membasuh kasar wajahnya. Setelah mengelapnya dengan saputangan, dia menatap wajahnya di depan cermin, senyum sinis terulas di bibirnya. Bayu berpikir Arga pasti hanya sedang memanas-manasinya. Mana mungkin Airin benar-benar hamil. Bahkan usia pernikahan mereka baru berjalan setengah tahun, sedangkan dulu Airin menikah dengannya selama enam tahun, mantan istrinya itu tidak kunjung juga hamil.Gawai Bayu bergetar, ada panggilan masuk dari Ibunya."Ada apa Ma?""Kamu cepetan ke rumah sakit Bay, Nenekmu sedang kritis," Ucap Bu Fatma."Astaga, iya Mah. Bayu langsung kesana sekarang." Bayu bergegas keluar dari kamar mandi dan berjalan tergesa-gesa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Rumah Mantan

    Bayu yang sedang duduk disamping Papahnya sembari memainkan gawai nya sontak menoleh. Dipandanginya lekat-lekat mantan istrinya itu yang berdiri beberapa meter dari nya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Matanya seketika membulat melihat badan mungil Airin dengan perut yang terlihat membesar. Hampir saja gawai nya terlepas dari genggamannya karena terkejut."Tidak mungkin Airin hamil. Tidak mungkin," gumam Bayu, menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya dengan apa yang baru dia lihat. Kedua tangan mengepal kuat sembari menatap jengah kepada Arga.Mendengar nama Airin, Pak Guntur segera berdiri dan menyambut nya."Airin." Pak Guntur mendekati Airin sembari tergugu. Bahunya berguncang menahan tangisnya."Yang sabar yah, Pah." Airin menyapa Pak Guntur didampingi oleh Arga."Iya, Rin. Terimakasih sudah mau datang. Tolong temui Ibuku, Rin. Dia sangat merindukanmu," pinta Pak Guntur sembari terisak. Dia bahagia sekaligus sedih dengan kedatangan Airin. Airin menatap wajah suaminya memi

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22

Bab terbaru

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   2. Tugas Pertama

    Aura merasa senang dan sedikit gugup saat menerima tugas pertamanya sebagai sekretaris setelah satu bulan pelatihan . Meski terasa menantang, Aura siap untuk memulai dan memberikan yang terbaik dalam tugasnya. Dia mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyelesaikan tugas tersebut, termasuk menyusun jadwal, membuat catatan, dan mengatur dokumen. Hari ini, Aura menyiapkan jadwal rapat untuk Bos Alan, CEO perusahaan tempatnya bekerja untuk pertama kalinya. Jadwal rapat tersebut sangat penting karena akan membahas strategi perusahaan untuk tahun depan.Aura mengecek jadwal yang sudah ia siapkan, memastikan bahwa semua detailnya telah diatur dengan baik. Setelah ia merasa yakin, Aura pun membawa jadwal rapat tersebut ke ruang kerja Bos Alan.Suasana ruangan itu hening. Di depannya, Bos Alan sibuk mengetik di laptopnya, menunjukkan betapa ia memang sangat sibuk. Aura menyerahkan jadwal tersebut namun Bos Alan meminta Aura membacakan jadwal rapat t

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Dipecat

    Aura berdiri di depan meja kerjanya yang telah dikosongkan sembari membawa barang-barangnya dengan perasaan kecewa. Hari ini dia dipecat dari kantornya. Dia terlihat sangat sedih dan kecewa karena dia baru saja kehilangan pekerjaan yang sudah lima tahun lebih ditekuninya hanya karena dia terlambat dua menit saat rapat presentasi proyek yang ditanganinya.Aura berusaha menenangkan dirinya dengan mengatakan bahwa dia akan menemukan pekerjaan yang lebih baik dan melanjutkan cinta-cintaannya menjadi desainer interior yang handal dengan kemampuannya sendiri, tapi rasa sakit dan kekecewaan masih membekas dalam hatinya.Aura berjalan keluar dari gedung kantor dengan perasaan yang sangat hampa, berharap bahwa dia akan menemukan jalan keluar dari kesulitan yang akan dia alami nanti jika ayahnya Arga Wicaksono mengetahui keadaannya sekarang.Dia berpikir kembali pada pagi tadi, saat dia terlambat dua menit saat rapat presentasi proyek yang sangat penting. Aura tidak bisa membantah bahwa dia sala

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Tentang Aura

    "Kok sendirian mba momongannya? Suaminya kemana?""Wah lucunya. Berapa tahun Mba anaknya?""Mirip banget yah sama Mamahnya.""Seneng yah masih muda sudah punya momongan. Jadi nanti gedenya kayak kakak adek."Aura hanya menanggapinya dengan senyuman masam. Berkali-kali gadis berusia dua puluh lima tahun itu harus menjelaskan kepada pengunjung taman jika bocah berumur lima tahun yang kini sedang dimomongnya adalah adiknya. Sedikit yang percaya, namun tidak sedikit pula yang menyangkalnya."Bunda....!" Aura cemberut sembari menghentak-hentakankan kakinya begitu gadis itu tiba di rumahnya."Kakak. Ada apa, kok teriak-teriak begitu?" tanya Airin yang sedang sibuk memotong kue brownies yang baru selesai dibuatnya. "Besok-besok pokoknya Aura gak mau jagain Inara lagi.""Memangnya kenapa?" Airin menanggapi santai. Dia tahu, Aura tidak benar-benar serius dengan perkataannya."Orang-orang di taman itu loh, Bunda. Masa mereka anggap Inara itu anaknya Aura. Aura gak rela. Aura kan belum menikah.

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Akhirnya

    "Kamu kenapa, Ga? Ada masalah?" tanya Mas Danu ketika rapat sudah selesai. Mereka berdua masih duduk di ruang rapat, sementara pegawai yang lainnya sudah keluar."Eh...Gak. Gak ada apa-apa kok." "Tapi dari tadi kamu terlihat melamun. Di rapat bahkan kamu tidak memperhatikan presentasi mereka. Sebenarnya ada apa? Apa kamu sedang ada masalah dengan istrimu?""Gak ada. Hanya saja...." Arga terlihat ragu-ragu untuk melanjutkan. Seharusnya hubungannya dengan Airin tidak ada masalah mengingat tadi malam dia dan istrinya justru sedang dalam fase keintiman yang sangat dalam. Tadi malam Arga benar-benar merasa senang karena akhirnya Airin sudah mulai terbuka dan berani dalam hal urusan ranjang. Tapi rasa itu berubah menjadi kebingungan ketika pagi ini Airin seolah-olah sengaja menghindarinya. Telepon dan SMS nya bahkan tidak di balas."Ayolah cerita. Siapa tahu Mamasmu ini bisa bantu.""Emm... Pernah gak, Mba Irma tiba-tiba diemin Mas Danu.""Bukan pernah lagi. Hampir setiap bulan. Apalagi k

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Petak Umpet

    Hingga pukul tujuh pagi, Arga belum juga menjumpai Airin. Bahkan ketika dia dan anak-anak menikmati sarapan pagi, Istrinya tidak juga muncul."Airin kemana, Bu?" tanya Arga sembari melihat ke kanan dan ke kiri."Tadi ada kok di dapur.""Gak ada, Bu. Dari tadi Arga cari-cari gak ada tuh di dapur ataupun di kamar anak-anak.""Masa!""Beneran, Bu. Dari pulang ke masjid Arga belum melihatnya.""Tadi dia di dapur kok, pas kamu ngajak anak-anak jalan pagi. Ini nasi goreng kan istrimu yang masak.""Terus sekarang Airin dimana?""Mana Ibu tau. Kamu kan suaminya.""Paling Bunda lagi marah yah sama Ayah," ledek Aura."Marah kenapa? Ayah gak buat salah.""Yah biasanya kalau Perempuan lagi marah kan suka ngediemin, gak pengen ketemu. Kayak yang di TV-TV itu loh, Yah," balas Aura."Kamu ini kebanyakan nonton sinetron. Bunda kalian kan gak pernah marah.""Tapi Bunda juga kan Perempuan, Yah. Wajar juga kalau marah.""Bundamu tidak seperti itu." Arga mulai kesal karena tidak menemukan titik terang ke

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Hadiah Kejutan

    Siang ini Airin memutuskan pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencarikan hadiah untuk suaminya. Airin meminta Nirma yang kebetulan sedang berada di Jakarta untuk menemaninya. Merekapun pergi bersama dengan anak-anak mereka. Airin juga membawa kedua pengasuhnya untuk membantunya menjaga si kembar. Sementara Nirma ditemani suaminya."Kasih ide dong, Nir. Kira-kira hadiah apa yah?""Bagaimana kalau jam tangan mewah.""Itu hadiah tahun kemaren, Nir.""Kalau baju?""Itu terlalu biasa.""Parfum?""Sudah pernah.""Dompet?""Sudah juga.""Apalagi yah?"Airin dan Nirma terlihat berpikir sejenak."Ahaa. Aku ada ide." Raut wajah Nirma terlihat berbinar-binar."Apa, Nir?" "Sini Aku bisikin." Nirma mendekatkan mulutnya di telinga Airin."Ah kamu ini." Wajah Airin seketika merona mendengarkan perkataan yang Nirma bisikkan."Percaya, deh. Tidak ada yang lebih cowok sukai daripada yang ITU." Nirma sengaja menekankan kata terakhir dengan intonasi yang lebih kuat."Dasar kamu, yah. Tidak berubah meskip

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Anniversary

    Tiga tahun kemudian"Bunda....!" teriak Aira dari depan kamarnya. Gadis kecil berusia delapan tahunan itu bersungut-sungut sambil menghentak-hentakankan kakinya begitu melihat kamarnya berantakan saat pulang sekolah."Ada apa sayang? Kenapa teriak-teriak?" Airin langsung mendekat."Liatin kamar Aira, tuh."Airin mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar putrinya. Di atas ranjang, Arfan dan Arkan sedang melompat-lompat kegirangan. Bantal dan guling mereka lempar sembarangan, sedangkan buku-buku ditumpuk menyerupai bangunan."Subhanallah, Arfan, Arkan. Ayo turun sayang! Kamar Kakak Aira jadi berantakan nih," bujuk Airin lembut kepada bocah kembar berumur empat tahun itu."Gak, mau. Alkan kan mau main sama Kakak Aila," ucap Arkan polos."Iya tapi mainnya yang baik yah. Sini-sini turun, Bunda gendong." Airin berdiri di pinggir ranjang. Arkan dan Arfan langsung mendekat ke pelukan Bundanya."Kakak Aira kan baru pulang sekolah, masih capek. Kalian main sama Bunda dulu yah.""Iya, deh.""Pin

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Damai

    Setelah beberapa kali sidang perkara, sampai juga pada sidang pembacaan keputusan. Arga ditemani Airin dan Mas Danu ikut serta menyaksikan pembacaan vonis tersebut."Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta Pusat Memutuskan! Satu, Bayu Suseno bin Guntur Suseno telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Penculikan dan Penganiayaan, Dua Menjatuhkan pidana kepada terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama tujuh tahun penjara . . . ."Arga dan Airin merasa lega mendengar putusan yang dibacakan oleh Hakim. Meskipun tuduhan rencana pembunuhan itu tidak terbukti di pengadilan, namun Arga merasa senang karena Bayu mendapatkan hukuman yang maksimal dari Pasal Penculikan dan Penganiayaan. Arga berharap Bayu akan jera dan segera menyesali perbuatannya.Sedangkan dari Pihak keluarga Pak Guntur, Mereka merasa kecewa dan tidak puas dengan putusan yang diberikan kepada anaknya. Pak Guntur beranggapan, Pihak Pengadilan tidak mempertimbangkan hal-hal yang meringankan vonis a

  • Memilih Bercerai Daripada Dimadu   Kembalinya Arga

    Setelah kedatangan Airin ke rumah sakit, Arga langsung mengajaknya pulang kerumah. Sebenarnya Airin menginginkan agar Arga tetap di rawat sampai keadaannya benar-benar pulih. Tetapi Arga malah beralasan jika dia akan lebih cepat sembuh jika Airin yang merawatnya."Mas Arga harus banyak istirahat biar cepat pulih. Jangan ke kantor dulu kalau belum benar-benar sembuh.""Aku sudah sehat kok, Sayang.""Sehat apanya! Masih lebam-lebam begini."Airin memegang dagu dan mengamati lebam-lebam di wajah suaminya lalu mengoleskan obat lebam yang dibawa dari rumah sakit."Laki-laki berantem itu sudah biasa, Sayang. Lebam-lebam ini menandakan kalau suamimu ini beneran laki.""Laki-laki itu tidak harus adu otot untuk menunjukkan kejantanannya, Mas.""Nah yang itu Mas juga setuju."Arga mengambil obat dari tangan istrinya kemudian memeluknya."Jadi sekarang apa Mas juga bisa menunjukkan sisi kejantanan Mas yang lain," bisik Arga menggoda."Aw.. Aw.. Aw.."Airin menjewer kuat telinga suaminya."Aduh s

DMCA.com Protection Status