Beranda / Romansa / Memikat Hati Pangeran Kelas / Bab 17 : Budaknya Vindreya

Share

Bab 17 : Budaknya Vindreya

Penulis: Widhi Wagiswari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di sepanjang koridor, Kenzo yang sedang menggendong Vindreya menjadi pusat perhatian. Beberapa siswa tersenyum menahan tawa, beberapa lagi melihat tak menyangka. 

Salah satu siswa yang berada di luar kelas berlari ke kelasnya. “Woy-woy! Coba sini liat. Kenzo gendong Vindreya!” 

Seketika para siswa yang berada di dalam keluar karena penasaran. Suasana pagi di sekolah yang tadinya tenang, kini mendadak heboh setelah melihat laki-laki dingin seperti Kenzo bisa-bisanya membawa gadis si cacing kepanasan di atas punggungnya. 

Merasa tidak nyaman dengan posisinya saat ini, Kenzo mempercepat langkah kakinya hingga akhirnya dia tiba di depan pintu kelasnya. 

“Turun!” suruh Kenzo yang entah sudah setipis apa kesabarannya menghadapi Vindreya. 

“Nggak mau turun di sini. Gendong gue sampe di tempat duduk gue.” 

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 18 : Makan Malam Bersama Elvano

    Vindreya mengangguk semangat. “Nggak nyangka. Ternyata rekan bisnis yang bokap gue maksud itu adalah bokap lo.”Wanita yang adalah ibu dari Elvano tertawa kecil. “Wah. Kalian udah saling kenal rupanya. Ini bagus. Jadinya kami nggak perlu repot-repot kenalin dan buat kalian jadi akrab.”Ayah Elvano ikut tertawa kecil lalu mengangguk. “Yuk, duduk. Aku udah pesen makanan dan minuman untuk kita semua.”Kedua keluarga itu duduk melingkar mengelilingi sebuah meja lalu kembali bercerita ringan sembari menunggu datangnya pesanan mereka.“Wah. Vindreya cantik banget, ya,” puji ibu Elvano.Vindreya tersipu malu. “Ehehe. Makasih, Tante. Udah cocok ‘kan sama anaknya Tante? ‘Kan pas tuh yang satunya cantik, satunya lagi ganteng. Hehe.”Freya tersenyum menahan malu.

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 19 : Sama-Sama Suka

    Setelah kemarin membuat seisi sekolah heboh karena digendong oleh Kenzo sampai di dalam kelas, pagi ini lagi-lagi Vindreya menghebohkan sekolah karena untuk pertama kalinya Elvano menggenggam tangan seorang gadis, yaitu Vindreya. Laki-laki yang diidolakan oleh hampir seluruh siswi di sekolah itu setiap hari didekati oleh para siswi, tetapi tak ada satu siswi pun yang mampu mencuri hatinya. Dengan menggandeng tangan Vindreya seperti ini, apakah itu artinya Vindreya adalah gadis pertama yang mampu menaklukkan hati pangeran putih itu?“Lho, itu ….” Seorang siswi tak sanggup melanjutkan perkataannya ketika melihat Elvano dan Vindreya masuk bersama ke kelas mereka sambil bergandengan tangan.“Morning, all,” sapa Vindreya dengan melambai-lambaikan tangan kanannya sambil berlenggak-lenggok layaknya model yang sedang berjalan di red carpet.“I—itu maksudnya apa? Kok ta

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 20 : Maaf

    Hansa duduk sendirian di dalam kelas. Dia melihat pada bangku Kenzo yang berada cukup jauh di depannya. Bangku yang biasanya selalu terisi itu, kini kosong. Kenzo biasanya selalu berada di sana dan tidur. Namun kali ini, entah ke mana perginya laki-laki itu.“Hahaha. Masa, sih?”Hansa spontan melihat ke arah pintu kelas setelah mendengar suara yang tidak asing itu. Di sana, tampak Elvano dan Vindreya baru saja kembali dari kantin dan sekarang sedang membicarakan sesuatu yang sepertinya cukup mengasyikkan.“El, ke ruang kesenian, yuk,” ajak salah satu siswa yang juga baru saja masuk ke kelas.Elvano tampak senang dan langsung mengangguk semangat. Laki-laki itu kemudian melihat pada Vindreya.“Vin, gue ke ruang kesenian dulu, ya. Em, entar pulang sekolah, mami gue jemput gue dan katanya mau mampir ke rumah lo. Gimana kalo

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 21 : Di Bawah Hujan

    Kenzo melepas tasnya lalu meletakkannya di atas kepala Vindreya. “Pake.”Laki-laki itu kemudian berjongkok di depan Vindreya dan membiarkan gadis itu naik lagi ke punggungnya. Setelah Vindreya sudah naik, Kenzo mulai berjalan cepat hingga akhirnya berlari menerobos hujan.“Kali ini jangan minta gue pelan-pelan!” teriak Kenzo agar suaranya tetap bisa didengar oleh Vindreya di tengah-tengah kerasnya suara hujan karena menimpa pepohonan dan atap-atap bangunan itu.Vindreya terus tersenyum kecil di sepanjang perjalan pulang, entahlah karena apa. Dia melirik tas Kenzo yang berada di atas kepalanya lalu meninggikan posisinya agar tas itu juga bisa melindungi kepala Kenzo dari hujan.Byur!“Aaa! Tuh, ‘kan kotor! Ih, mobil ngeselin!” umpat Vindreya setelah baru-baru saja sebuah mobil melintas dengan kecepatan tinggi

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 22 : Kencan

    Setelah belasan menit berada di dalam mobil, akhirnya Elvano dan Vindreya keluar dari kendaraan mewah itu dan sekarang sedang berdiri di depan sebuah gedung bioskop yang cukup terkenal di kota itu.Elvano membuka payung yang sebelumnya sudah dia ambil dari dalam mobilnya dan membiarkan tubuhnya dan tubuh Vindreya berada di bawah payung itu.“Ayo, Vin! Terobos hujannya!” sorak Elvano.“Ayo!” balas Vindreya, kemudian mereka berdua berlari bersama menuju gedung bioskop itu.Sesampainya tepat di teras bioskop, Elvano menurunkan payungnya lalu menutupnya dan menitipkannya di loket penitipan barang yang sudah tersedia di sana.“Jadi, malam ini kita mau nonton apa?” tanya Elvano.“Em ….” Bola mata Vindreya berputar ke atas.“Lo sukanya film ber

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 23 : Rasa yang Berbeda

    “Pejabat yang meninggal di rumah saudaranya itu, itu ulah lo, ya?” tanya Vindreya.“Liat aja sendiri dari mata gue.”“Mana? Coba sini!”Vindreya langsung memegang kedua pipi Kenzo lalu menatap tajamnya sorot mata laki-laki itu. Belum sempat melihat apa yang ingin dia lihat, dia malah lebih dulu memalingkan wajahnya dengan cepat ke sisi kirinya.Entahlah. Akhir-akhir ini jantung Vindreya selalu berdetak cepat dan kuat tiap kali menatap mata Kenzo. Dia yang awalnya begitu senang tiap kali ditatap Kenzo, kali ini justru selalu salah tingkah dan memilih untuk memalingkan wajahnya.“Jangan tatap gue setajam itu,” kata Vindreya yang masih memalingkan wajahnya.“Nggak bisa. Tatapan gue emang kayak gini.”Vindreya menghela napas panjang. “K

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 24 : Belajar Bersama

    Dengan wajah ketusnya, Kenzo mencoret beberapa angka yang sebelumnya Hansa tulis di bukunya. “150-nya dapat dari mana? Dari istana tuan putri? Harusnya di sini 175. Gara-gara di awal aja udah salah hitung, di bawahnya juga jadi ikut-ikutan salah padahal langkah-langkahnya udah bener. Nih!”Setelah mengubah beberapa jawaban Hansa, Kenzo melempar buku dan pulpen yang tadi dia rebut ke tengah-tengah meja. Vindreya, Hansa dan Elvano kompak memajukan tubuh mereka untuk melihat jawaban Kenzo lebih dekat.Vindreya melihat pada Hansa. “Gimana, Han?”Hansa yang tidak mau kalah dengan Kenzo, memperhatikan dengan detail jawaban Kenzo. Namun, pada akhirnya secara tidak langsung dia mengakui kekalahannya.“Iya, Vin. Gue salah hitung di sini. Jawaban yang dibuat Kenzo bener.” Hansa tampak berat sekali mengakui itu.Elvano mengan

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 25 : Aku Mencintainya

    Minggu pagi itu sekitar pukul enam, Vindreya berdiri di pinggir jembatan jalan raya sambil melihat sungai panjang yang airnya mengalir deras karena hujan lebat tadi malam. Sambil beberapa kali kedua telapak tangannya saling digesekkan untuk mendapatkan rasa hangat, Vindreya melirik jam di ponselnya.‘Dia bakal dateng nggak, ya? Gimana kalo dia marah apalagi sampe nggak mau temuin gue lagi setelah denger ucapan Mama kemarin?’ batin Vindreya. Dia gelisah dan khawatir sekali.Syus.“Aduh.” Seketika pandangan Vindreya gelap.Sebuah jaket tiba-tiba dilayangkan seseorang sampai menutupi kepala hingga wajah Vindreya. Vindreya menarik jaket itu dari kepalanya lalu melihat bingung ke sekelilingnya sampai akhirnya dia mendepati Kenzo sedang berdiri di belakangnya.Dengan tampang cueknya, Kenzo berjalan mendekati Vindreya lalu kembali me

Bab terbaru

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 139: END

    Sekitar lima menit kemudian akhirnya pengucapan janji suci pernikahan selesai. Kini tiba saatnya pemasangan cincin. Kenzo sedikit mengarahkan badannya ke kiri untuk mengambil cincin yang sejak tadi berada di atas meja di dekatnya dengan peti kecil nan indah sebagai bantalannya.Begitu cincin telah dia pegang, Kenzo kemudian kembali meluruskan posisi badannya menghadap Vindreya lalu memakaikan cincin itu di jari manis Vindreya. Sekarang giliran Vindreya yang mengambil cincin kemudian memakaikannya di jari manis Kenzo.“Sekarang, masing-masing mempelai silakan ucapkan sesuatu yang selama ini begitu ingin diungkapkan pada pasangannya,” ucap penghulu.“Vindreya Sanjaya,” ucap Kenzo sambil menatap dalam pada Vindreya. “Terima kasih karena sudah sangat membantuku untuk berada di jalan yang benar dan meninggalkan dunia kelam dan kejam itu. Terima kasih karena sudah mengajarkanku m

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 138: Pernikahan

    “Heh!” Freya dan Vindreya kompak sambil menatap tajam pada Gavin.“Eh, maaf. Salah ngomong saking bahagianya.”Vindreya mendengus kesal lalu mererat rangkulan tangannya di lengan Kenzo. Entah kenapa semakin banyak orang yang mengagumi Kenzo sekarang dan ini membuat Vindreya merasa posisinya sebagai calon istri Kenzo terancam.“Selamat datang, Kenzo. Tante seneng banget akhirnya bisa liat kamu lagi,” kata Freya dengan mata berkaca-kaca.Kenzo tersenyum hangat lalu mengangguk. “Iya, Om, Tante. Aku juga seneng banget bisa kembali ke sini. Makasih karena udah bersabar nunggu aku dan percaya bahwa aku akan kembali.”“Aaa, Kak Kenzo!” Rega tiba-tiba keluar dari barisan, berlari menuju teras dan memeluk Kenzo. “Astaga. Betapa kangennya aku sama salah satu makcomblang aku yang udah bantu aku n

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 137: Kabar Bahagia dan Penyambutan

    Mata Freya seketika membulat. “Ke—Kenzo bakal datang? Vindreya bener-bener nemuin dia?” Freya diam sejenak dengan pikiran kosong sebelum akhirnya berteriak seperti orang gila. “Yuhuuu! Hei-hei! Calon menantu aku udah mau datang!”Butik seketika heboh karena teriakan Freya, juga para karyawannya yang langsung meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari kecil menghampiri Freya. Wajar saja. Selama ini Freya memang selalu menceritakan tentang Kenzo kepada karyawannya, termasuk mengenai hilangnya Kenzo selama empat tahun ini.“Calon menantu yang Ibu maksud itu Kenzo, ‘kan?” tanya salah satu karyawan.Freya mengangguk dengan bersemangat dan senyum lebar.“Wah!” Para karyawannya ikut semringah.“Ssstt. Diem dulu. Aku mau telepon suami aku,” ucap Freya dan membuat seluruh karyawannya langs

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 136: Pulang

    Kenzo dan Vindreya berjalan beriringan masuk ke gedung kantor dan langsung menuju ke ruangan ayahnya Medika. Di sepanjang perjalanan, Vindreya begitu risau, takut jika ini semua tidak akan berjalan lancar.Tiba-tiba langkah kaki Vindreya terhenti sembari tangannya menarik lengan kanan Kenzo. Kenzo ikut berhenti dan menatap kekasihnya itu.“Kenapa?” tanya Kenzo.“Aku takut kalo ayahnya Medika nggak izinin kamu pergi. Aku takut kalo dia justru berpikir bahwa aku yang hasut kamu untuk ninggalin Bandung dan kembali ke Jakarta.”Kenzo tersenyum kecil dan paham ketakutan yang tengah dirasakan oleh Vindreya. “Kamu bilang, sekarang aku udah jadi lebih hangat dan lembut, ‘kan? Kemarin kamu juga udah ketemu dan ngobrol banyak sama Medika, ‘kan? Nah, sifat ayahnya Medika juga kurang lebih kayak gitu.”“Kamu

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 135: Mengingat Semuanya

    Kenzo menghela napas panjang. “Pantasan waktu itu kamu keliatan kaget dan bingung sama aku yang sekarang.”“Iya, karena kamu udah berubah jauh lebih baik, Ken. Kamu udah ada di titik terbaik dalam hidup kamu sekarang. Lupain aja masa lalu kamu. Kamu udah terlalu menderita selama ini dan ini waktunya kamu menikmati semua hasil perbuatan baik dan pengorbanan yang kamu lakuin di waktu itu.”Kenzo agak lama tak menjawab hingga akhirnya dia mengangguk pasrah dan tersenyum tipis. Tampak jelas dia sedang sangat berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya.“Ayo.” Kenzo meraih tangan Vindreya lalu mereka kembali berjalan menuju restoran.…Di restoran, di atas meja Kenzo dan Vindreya sudah tersaji makanan dan minuman yang mereka pesan hampir 10 menit yang lalu. Vindreya tampak sangat menikmati makanannya. Beberapa kali dia

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 134: Bersedia Membebaskannya

    Medika menggeleng pelan. “Aku dan ayah aku udah sama-sama nyaman dengan hadirnya Leo di dalam keluarga kami. Leo adalah orang yang mampu buat aku nggak frustasi lagi sama hidup aku. Dia sembuhin hati aku dan buat aku ngerasa bahwa cinta pada orang yang tepat itu benar-benar indah. Dia juga berjasa banget dalam membangun dan memajukan perusahaan ayah aku. Dia cepat belajar dan memahami semuanya dengan baik.”Setelah mendengar penjelasan dari Medika, mendadak Vindreya menjadi takut dan khawatir soal kelanjutan hubungannya dengan Kenzo. Jika Medika dan ayahnya sudah sesayang dan senyaman itu dengan Kenzo, lalu bagaimana caranya Vindreya untuk membawa Kenzo kembali ke Jakarta?Medika kembali menegakkan arah pandang wajahnya lalu melihat pada Vindreya yang tampak sedang memikirkan sesuatu dengan tatapan kosong. Medika paham. Sebagai sesama perempuan, Medika tahu apa yang akan menjadi ketakutan Vindreya setelah mendengar semua pe

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 133: Pembicaraan Vindreya dan Medika

    Vindreya mengambil tasnya yang tergeletak di atas tempat tidurnya lalu berlari kecil keluar rumahnya. Di luar sana, dia melihat Kenzo berdiri di depan mobil sambil tersenyum menatapnya. Vindreya ikut tersenyum lalu mengunci pintu rumahnya kemudian bergegas menghampiri Kenzo.“Pagi, Vin,” salam Kenzo.“Pagi, Ken,” balas Vindreya. Perhatiannya lalu teralihkan pada kursi depan di bagian penumpang. Ada seseorang di sana --- Medika.Kenzo ikut menoleh ke belakang, ke arah Medika. Laki-laki itu tersenyum setelah paham apa yang sedang dipikirkan oleh Vindreya.“Aku tinggal serumah bareng Medika. Itu sebabnya kami pulang-pergi kantor bareng,” kata Kenzo.“Eh?” Vindreya kaget. “Terus beberapa hari ini kamu selalu ke rumah aku tiap kali kamu selesai kerja. Itu ….”“Ak

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   132: Foto Masa Lalu

    “Dia cantik,” ucap Medika pelan.Vindreya yang bisa tahu bahwa Medika sedang merasa cemburu dengan melihat matanya hanya tersenyum kecil dengan sedikit perasaan tidak enak. “Makasih.”“Kalian mau ngobrol dulu biar lebih mengenal satu sama lain dan jadi akrab?” tanya Kenzo.“Em, mungkin nanti, Leo. Ini aku bawa beberapa berkas yang harus kamu periksa.” Medika menyerahkan beberapa berkas bermap kuning pada Kenzo.Kenzo menerima berkas itu. “Kapan deadlinenya?”“Jam 2 siang ini.”“Eh? Secepat itu?”“Iya. Berkasnya harus dipakai untuk rapat bersama pemimpin dari perusahaan lain hari ini.”Vindreya memegang lengan Kenzo lalu mereka saling bertatapan.“Nggak apa-apa, Ken. Kamu selesaiin aja dulu itu. Jalan-jalannya bisa nanti,” kata Vindreya yang tahu bahwa Kenzo ragu

  • Memikat Hati Pangeran Kelas   Bab 131: Cerita Setelah Kecelakaan

    “Salah satu orang yang nyelamatin aku itu adalah orang yang nabrak aku, Vin. Namanya Medika. Katanya, waktu itu dia lagi ada urusan di Jakarta. Dia bawa mobil dalam kondisi frustasi dan nggak sengaja nabrak aku. Sebagai permintaan maafnya, dia dan ayahnya yang ngerawat aku.”“Mereka ngerawat kamu di Bandung?”“Iya karena mereka emang asal Bandung.”“Ini masih aneh, Ken. Kalo Medika nabrak kamu di Jakarta, kenapa dia malah ngerawat kamu di Bandung? Kenapa dia nggak berusaha untuk nyari kenalan kamu di Jakarta dulu?”Kenzo mengangkat lalu menurunkan bahunya sebagai isyarat jawaban ‘tidak tahu’. “Kamu teliti banget sampe nanya sedalam itu. Intinya waktu itu karena aku juga nggak ingat banyak tentang identitas lengkap aku, jadinya aku ngikut aja pas mereka mutusin untuk bawa aku ke Bandung. Kalo kamu masih pingin banget t

DMCA.com Protection Status