Share

Bab 34

Author: empat2887
last update Last Updated: 2022-12-31 09:07:00

"Eh, ada Mbak Romlah. Maaf ya, kami sedang ada sedikit insiden." Aku berkata sambil tersipu, sebab malu sama Bu Romlah.

"Nggak apa, Mira. Mbak kesini cuma mau ngasih ini, ada sedikit oleh-oleh buat kamu, sebab suami Mbak baru datang habis dinas dari luar kota. Ini terima." Mbak Romlah, menyerahkan bungkusan paper bag dari tangannya kepadaku.

Aku pun segera menerima, pemberian dari Mbak Romlah. Rupanya Mbak Romlah, walaupun wajahnya jutek dan nada bicaranya selalu sinis, terapi dia ternyata orangnya baik. Sedangkan mertuaku yang wajahnya ramah, nada bicaranya lembut kalau sama orang lain, tetapi aslinya jahat kepadaku. Memang benar kata pepatah, jangan suka menilai sesuatu dari cangkangnya. Sebab apa yang kita lihat, belum tentu seperti apa yang kita rasa.

"Terima kasih ya, Mbak," ucapku.

"Iya, sama-sama. Ya sudah Mira, Mbak permisi dulu. Silahkan kamu lanjutkan kembali perang baratayudanya, Mira. Lawan orang jahat yang sekiranya suka menindas. Mbak suka sama orang yang tegas dan tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 35

    "Alhamdulillah, Mbak. Insyaallah aku sanggup, tapi aku butuh modal sama orang buat bantuin aku, Mbak." Lusi menyanggupinya, ia juga menceritakan, kalau ia butuh modal dan juga orang buat membantu pekerjaannya. Semoga dari jualan kue ini, aku juga bisa menambah pundi-pundi rupiah, biar aku bisa membangun sebuah butik dan juga toko kue. Jadi selain menulis dan juga jualan online, aku juga ingin mengembangkan usahaku tersebut, supaya dapat menampung orang-orang yang susah mencari kerja dan membutuhkan kerjaan sampingan untuk membantu keluarganya. "Kamu tenang saja, Lusi, kalau untuk masalah modal, Mbak akan membantumu. Tapi kalau untuk orang yang akan membantumu, biar nanti Mbak minta bantuan sama Mbak Romlah saja, supaya dia membantu untuk mencarikannya." Aku pun bersedia membantu Lusi untuk memberikan modal, buat belanja bahan kue, aku juga akan meminta bantuan kepada Mbak Romlah untuk mencari orang buat membantunya."Ya ampun, terima kasih ya, Mbak. Aku senang banget bisa bekerja sa

    Last Updated : 2022-12-31
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 36

    "Iya, Bu. Ibu tenang saja, Mira akan menjadi orang sukses kok. Sekarang Mira juga kan bekerja kepada Rani, Mira sudah menuruti mau Ibu supaya Mira bisa bekerja. Nah uang gaji dari Rani itulah, yang akan Mira kumpulkan, supaya menjadi orang sukses." Aku menanggapi ucapan Bu Ratmi."Hah, itu sih kelamaan, Mbak Mira. Mau sampai kapan Mbak Mira, ngumpulin uang dari hasil gaji Mbak itu? Menurutku, lebih baik, Mbak Mira izinkan saja Mas Romi untuk menikah lagi denganku, gampang 'kan? Nanti kalau kami sudah menikah, Mbak Mira juga nggak perlu cape-cape kerja. Mbak nggak perlu juga pontang-panting untuk mengumpulkan uang, supaya bisa membuktikan sama Ibu, kalau Mbak mampu menjadi orang sukses. Sudahlah Mbak, kalau memang nasibnya harus menjadi orang susah, ya susah aja. Mbak itu tinggal terima nasib, nggak usah ribet-ribet deh," timbrung Delisa. Ia panjang lebar berbicara, ia juga mengomentari semua ucapanku. Andai saja aku tidak sedang berpura-pura miskin, mungkin aku akan mengungkapkan se

    Last Updated : 2022-12-31
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 37

    "Apa yang mau dilaporkan tentang Mira, Bu? Kepada siapa kalian akan melapor?" Mas Romi, yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu bertanya kepada Ibunya.Bu Ratmi dan Delisa yang tadinya terlihat begitu angkuh, kini terdiam dan wajah mereka menjadi pucat pasi. Mungkin mereka merasa kaget, dengan kedatangan Mas Romi yang begitu tiba-tiba. Jangankan mereka yang sedang berkata kasar kepadaku, aku pun merasa kaget, dengan kedatangan suamiku yang begitu tiba-tiba seperti ini."Romi, kok masih siang begini kamu sudah pulang, Nak? Kenapa juga Ibu tidak mendengar suara mobilnya?" tanya Bu Ratmi, ia langsung bertanya dengan nada lemah lembut terhadap anaknya itu."Mobil Romi rusak, Bu. Sekarang mobilnya ada di bengkel, makanya jam segini Romi sudah pulang." Mas Romi menyahut pertanyaan Ibunya."Ya ampun, jadi mobil kamu rusak, Nak," tanya Bu Ratmi menegaskan.Ia terlihat begitu prihatin mendengar penuturan anaknya tersebut. Pantas saja jam segini Mas Romi sudah pulang, padahal baru juga jam sepu

    Last Updated : 2023-01-01
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 38

    Memang pada dasarnya mertuaku itu matre, jadi dia tidak percaya begitu saja, dengan apa yang aku ucapankan. Bahkan pada saat aku mengakui, kalau aku adalah pemilik rumah, serta toko kue ini juga dia tidak percaya. Ditambah lagi sekarang, aku mengatakan akan membeli angkot ya tambah tidak percaya."Baiklah, Bu, kalau memang itu maunya Ibu. Lusa Ibu datang saja ke sini karena aku akan pergi ke rumahnya Pak Hasan untuk membeli mobil angkotnya. Tapi Mira ingin Ibu berjanji, jika Mira bisa membuktikan, kalau Mira ini telah berhasil menjadi menantu yang Ibu harapkan. Apa Ibu mau membatalkan, acara perjodohan Mas Romi dengan Mbak Delisa?" Aku bertanya kepada Bu Ratmi, tentang timbal balik setelah nanti aku mampu membuktikannya kepada Beliau."Ok, Ibu akan berhenti menjodohkan Delisa dengan Romi. Tapi itu Ibu lakukan, jika kamu mampu membuktikan, kalau kamu bisa menjadi orang yang sukses, Mira. Tapi jika kamu tidak mampu membuktikan ucapanmu, kamu harus melepaskan Romi sepenuhnya untuk Delisa

    Last Updated : 2023-01-01
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 39

    Delisa meminta penjelasan kepada suamiku, kenapa ia tidak mau menikahinya. "Maaf, Delisa, tapi Mas Romi dari dulu juga tidak pernah memberikan harapan apapun kepadamu. Mas, tidak pernah menyuruh kamu untuk menunggu, sampai kamu tidak menikah dengan pria lain. Mas dari dulu bilang sama kamu, kalau Mas hanya mencintai Mira. Dia yang kini menjadi istriku, Ibu dari kedua anakku. Dia istri yang sholeha dan juga setia, walaupun Mas belum bisa memberikan kehidupan yang layak untuknya. Justru Mira lah, yang mengangkat derajat kehidupan Mas Romi seperti sekarang ini. Asal kalian berdua tau, kalau rumah ini beserta toko kue yang ada di depan adalah miliknya Mira. Ia yang telah bersusah payah membangun semuanya, bukan temannya yang bernama Rani, seperti yang diucapkan Mira selama ini," ungkap Mas Romi."Mas, darimana kamu tau tentang semua ini? Padahal kan aku belum pernah membicarakannya kepadamu," tanyaku heran."Aku mengetahuinya, sebab aku telah membaca sertifikat rumah serta toko yang t

    Last Updated : 2023-01-01
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 40

    "Ya sudah, Bu, kalau begitu Delisa pergi saja. Percuma juga Delisa berada di sini, kalau sudah tidak dibutuhkan lagi," pamit Delisa, kemudian ia berdiri dan pergi tanpa menoleh lagi kepada kami.Delisa bahkan tidak menyalami Bu Ratmi, ia put tidak mengajak Bu Ratmi untuk pergi bareng dengannya. Delisa sepertinya sakit hati sekali, setelah tahu kalau dirinya tidak akan bisa mendapatkan Mas Romi."Bu, Ibu mau pulang apa mau menginap disini?" Mas Romi bertanya kepada Ibunya."Ibu mau pulang, tapi Ibu mau dianterin sana kamu, Romi. Mau ya, Rom. Kamu nganterin Ibu," pinta Bu Ratmi."Iya, Mas, mending kamu anterin Ibu dulu. Kasihan juga, kalau Ibu mesti pulang sendirian." Aku menyuruh Mas Romi untuk mengantarkan Ibunya.Biar seburuk apapun Bu Ratmi memperlakukan aku, tetapi ia tetap Ibu dari suamiku yang harus aku hormati dan aku jaga perasaannya. Justru, aku menginginkan Bu Ratmi menyayangiku dengan sepenuh hatinya. Aku ingin merasakan kasih sayang dari seorang mertua, yang tidak pernah

    Last Updated : 2023-01-02
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 41

    "Apa, Bu Ami? Ibu jatuh dan sekarang berada di rumah sakit? Terus bagaimana keadaannya sekarang," tanyaku.Aku merasa kaget, sebab mendapat kabar yang begitu mendadak. Aku juga merasa tidak percaya, dengan apa yang aku dengar. Baru saja kemarin aku bermaaf-maafan dengan mertuaku itu, kini malah harus mendengar berita, jika beliau masuk rumah sakit, bahkan katanya ia sudah tidak sadarkan diri. Aku merasa takut, jika sesuatu yang buruk akan menimpa mertuaku itu"Iya, Mira. Kamu segera datang ya, Mira. Assalamualaikum," ucap Bu Ami mengakhiri percakapan kami."Iya, Bu. Waalaikumsalam," sahutku.Aku pun langsung memberitahu Mas Romi, keadaan Ibunya saat ini. Setelah itu aku pun segera berganti pakaian dan mengambil tas serta segera berangkat menuju Rumah Sakit menggunakan motor maticku untuk melihat keadaan Bu Ratmi. Aku memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang, sebab jalanan sedang begitu ramainya.Sesampainya di halaman Rumah Sakit, aku segera memarkirkan motorku . Kemudian aku berja

    Last Updated : 2023-01-02
  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 42

    Iya, Bu. Mira memaafkan kalian kok, tapi Marni kemana Bu-Ibu? Apa dia tidak ikut mengantarkan Ibu? Padahal, dia yang sudah membuat Ibu sampai jatuh, hingga akhirnya mengalami stroke." Aku memaafkan mereka, serta menanyakan keberadaan Marni."Marni tidak ikut ke sini, Mira. Tadi setelah tau Bu Ratmi jatuh, ia pergi entah kemana. Mungkin ia takut, jika harus dimintai pertanggung jawaban atas kecelakaan itu. Terutama dia takut, jika kejadian itu dirinya akan berurusan dengan polisi." Bu Ami memberitahuku kemana Marni."Ternyata, Marni itu mulutnya aja ya yang gede, tapi nyalinya ciut. Memang dasar Marni itu seorang pecundang," sahutku. Aku mengatai Mirna seorang pecundang, sebab memang kenyataannya seperti itu. Dia hanya beraninya keroyokan, tetapi jika seorang diri jiwanya melempem. Seperti yang selama ini dia lakukan padaku, dia akan koar-koar saat di depan orang banyak. Tetapi saat sendirian dia akan ciut, seperti kertas yang terkena air."Baiklah Bu-Ibu, saya akan menemui Marni dul

    Last Updated : 2023-01-02

Latest chapter

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 137. Tamat

    "Lho, kok ada foto Mas sama Meri sedang berpelukan begini sih? Kamu dapat dari mana, Dek?" Mas Romi bertanya dengan sorot mata yang menatap tajam ke arahku."Aku dikirim Susi, Mas. Katanya kalian berdua ada hubungan spesial, bener nggak sih Mas apa yang dia bilang? Karena aku melihat foto kalian juga terlihat begitu mesra," tanyaku mau minta penjelasan.'Dek ... Dek, kamu itu lebih percaya Mas suami kamu, sama Merry Adik kamu, atau sama Susi temen kamu? Temen yang sudah merebut mantan pacar kamu, sewaktu kamu masih sekolah dulu. Kalau memang kamu lebih percaya sama Susi, Berarti kamu salah besar, Dek. Karena Mas sama Merry itu tidak ada hubungan spesial, terkecuali hubungan antara kakak ipar dan adik ipar. Kamu jangan mau di bodohi sama Susi dong, Dek. Dia itu hanya menginginkan, supaya hubungan kamu dan Mas berantakan. Kamu tahu nggak, Dek, kalau Susi dan suaminya sekarang hubungannya sedang goyang. Karena suaminya Susi ketahuan selingkuh, makanya dia memanas-manasi kamu. Mungkin t

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 136

    "Alhamdulillah, akhirnya Meri mau menggantikan Lusi. Kalau sampai Meri tidak mau, pasti toko kueku terbengkalai. Semoga dengan kedatangan Meri nanti, toko kueku akan semakin berkembang, aamiin," harapku.Kemudian aku mengangkat tubuh Nadyra dan segera memberikan asi kepadanya. Tidak berapa lama anak keduaku yang bernama Azka pulang dari sekolah dan langsung masuk ke kamarku untuk menyalamiku. Alhamdulillah, aku mempunyai anak-anak yang shaleh, semoga gadis kecilku juga menjadi anak yang shaleha, aamiin."Assalamualaikum, Bu, Kakak pulang," ucapnya sambil meraih tanganku dan menciumnya."Waalaikumsalam, Kak Azka, alhamdulillah Kakak udah pulang tuh, Dek. Bagaimana belajarnya hari ini, Kak, lancar?" Aku bertanya keadaan Azka di sekolah, setelah aku menjawab salam dari anakku yang nomer dua ini."Lancar dong, Bu, Kakak bisa menjawab semua soal ulangan hari ini," sahut Azka.Ia menjawabnya dengan begitu bersemangat, kebetulan hari ini memang ada ulangan harian di sekolah Azka."Alhamdul

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 135

    "Mbak Mira, terima kasih ya. Karena Mbak Mira telah paham dengan keadaanku," ucap Lusi."Iya, Lusi, sama-sama. Aku harus paham, sebab yang namanya manusia pasti punya problem. Kehidupan yang kita jalani tidak akan selamanya bisa sesuai harapan kita," sahutku."Ya sudah, Mbak, aku pamit ke toko dulu ya. Assalamualaikum," pamit Lusi.Aku pun mengiyakan, saat Lusi pamit untuk pergi ke toko. Kemudian ia pergi meninggalkanku sendirian, yang sedang bingung memikirkan jalan keluar untuk masalah ini. Setelah Lusi kembali ke toko, setelah ia selesai membicarakan apa yang ingin diungkapkannya. Aku melamun seorang diri, membayangkan bagaimana nasib toko kueku, ketika Lusi sudah tidak ada lagi nanti? Sedangkan aku baru saja melahirkan dan tidak bisa membuat kue seperti dulu. Menurut Lusi, ia akan pergi sekitar satu minggu lagi. Jadi aku harus segera mencari orang untuk menggantikan Lusi membuat kue, mumpung masih ada waktu untuk mencari orang yang tepat pengganti Lusi tersebut. Setelah setelah

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 134

    "Itu, Dek, Meri barusan menyuruh Mas memasangkan lampu yang ada di kamarnya. Kata dia mumpung ada Mas karena ternyata lampu kamarnya putus," sahut Mas Romi."Oh begitu, ya Mas, ya sudah kalau memang seperti itu. Mas, sudah dulu ya, meneleponnya soalnya Nadyra-nya mau nyusu dulu. Nanti kita sambung lagi," pungkasku.Setelah itu aku pun mengakhiri sambungan telepon, kemudian menyimpan telepon tersebut di atas nakas, sebab Nadyra memang sudah terbangun dari tidurnya. Aku menyusui Nadyra, sambil tiduran, supaya Nadyra kembali terlelap. Soalnya baru juga berapa menit dia tidur kini sudah terbangun karena kehausan. Setelah Nadyra kembali tertidur, aku pun merapikan selimutnya, lalu bangkit dari kasur. Aku berniat akan pergi ke toko untuk mengeceknya. Sudah lebih satu bulan semenjak aku melahirkan, aku tidak pernah lagi mengecek toko kueku. Biasanya aku menyerahkan semuanya kepada Lusi. Pas aku baru membuka pintu kamar, ternyata Lusi sudah ada di depan pintu kamarku. "Eh, Mbak Mira, baru

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 133

    Rasanya nggak mungkin juga, jika suami serta adik kandungku tega menghianati aku. Makanya aku tidak akan percaya seratus persen, dengan perkataan Susi, yang belum jelas kebenarannya. Bisa saja Mereka berpelukan begitu karena Mas Romi mau menolong Meri, bukan karena sengaja berpelukan karena mempunyai perasan lain. Aku percaya, kalau mereka berdua tidak akan seperti itu.[Ya sudah, terserah kamu saja kalau memang kamu tidak percaya. Aku hanya ingin memberitahu kanu saja, apa yang terjadi di sini tanpa sepengetahuan kamu.] Susi mengirimi chat lagi kepadaku.[Terima kasih, Susi, sebab kamu telah mau memberitahu aku. Tapi aku lebih percaya kepada mereka berdua,] terangku lagi.Setelah membalas chat terakhir dari Susi, Susi pun tidak lagi mengirim chat kepadaku. Sepertinya ia kecewa karena aku tidak percaya dengan aduannya tersebut. Biar saja, sebab jika aku menuruti semua aduan Susi, sudah pasti rumah tanggaku, yang aku bina sekitar lima belas tahun ini akan sia-sia.Setelah tidak ada c

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 132

    "Makanya, Mbak Widi, jangan menuruti emosi dulu. Cari tau dulu kebenarannya, kalau sudah seperti ini siapa yang rugi," tanyaku merasa geram dengan apa yang terjadi."Iya, Mbak Mira, aku menyesal sudah gegabah. Sekarang aku menyesal, Mbak, sebab telah mendengar kata orang dan menuruti emosi." ujar Mbak Widi."Ya sudah nggak apa-apa, Mbak. Aku mau kok memaafkan Mbak Widi," ungkap Meri.Adikku ini memang orang baik, ia tidak pernah mau ribet dan mempermasalahkan apa pun. Sifat dia sama persis dengan sikap Bapak kami, yang lebih memaafkan ketimbang memperpanjang masalah. Aku pun memiliki sifat yang sama, tidak pernah mau ribet, atau berpikir untuk membalas perlakuan jahat orang lain. Karena bagiku memiliki sifat seperti itu capek, sebab permasalahan akan tetap ada dan tidak ada habisnya. Aku ingin hidup tentram dan damai, makanya kami tidak terlalu mempermasalahkan semua itu. Toh lama kemanan orang yang membenci kita akan bosan sendiri, sebab kita tidak meladeni mereka."Terimakasih, M

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 131

    "Asal Mas tau, kalau adik ipar Mas Romi ini seorang pelakor. Ia itu berusaha menggoda suamiku, saat kemarin ia belanja di warungku, Mas" Mbak Widi memberitahu kami semua itu."Maaf, Mbak, maksud, Mbak apa? Kok Mbak mengatakan aku seorang pelakor? Memangnya kapan aku menggoda suami Mbak," tanya Meri yang datang menghampiri kami.Melihat Meri keluar, Mbak Widi juga mendekatinya. Kemudian ia mengangkat tangan kanannya, akan menampar Meri. Tapi keburu ditangkis oleh Mas Romi. Mba" Wish hampir saja berbuat anarkis terhadap adikku, jika saja Mas Romi tidak sigap menangkis tangan Mbak Widi."Mbak Widi, tolong Mbak jangan kasar begitu. Tolong beritahu kami dulu, seperti apa sih permasalahan yang sebenarnya? Kok bisa seperti ini," tanyaku meminta penjelasan."Mbak Mira ngapain bertanya kepadaku? Mbak kan bisa tinggal tanya saja sama adik Mbak, ngapain mesti nanya sama aku," tanya balik Widi dengan begitu ketus."Maaf ya, Mbak, bukan aku mau ngeles. Tapi aku memang tidak merasa menjadi seorang p

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 130

    "Ya sudah, Lus, suruh masuk saja ya," pintaku."Iya, Mbak siap," sahutnya.Setelah itu Lusi pun segera pergi untuk menyuruh orang, yang mencariku tersebut supaya masuk. Tidak berapa lama, Lusi bersama orang yang ingin bertemu aku itu pun masuk dan ternyata itu adalah Rani temanku."Rani, katanya kamu sedang di luar kota, tapi kok kamu sudah ada di sini?" Aku to the poin bertanya kepada Rani.Aku kaget bercampur heran, kenapa ia bisa berada di rumahku saat ini. Padahal tadi pagi saat aku telepon dia untuk mengundang dia, supaya datang keacaraku. Rani bilang, kalau ia sedang ada di luar kota. Makanya aku tidak percaya jika sekarang ia ada di hadapanku. Apa mungkin, pada saat pagi di telepon itu dia sedang mengerjai aku? Makanya sekarang ia sudah ada di hadapanku."Mira, kamu sudah kena prank yang aku buat. Aku memang sudah dari luar kota, tetapi sudah pulang dua hari yang lalu. Aku sengaja, bilang sedang diluar kota, sebab ingin memberi kejutan sama kamu. Dan ternyata kejutan aku berhas

  • Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan   Bab 129

    "Mas pasti setuju dong, Dek, toh semuanya juga demi kebaikan keluarga kira juga," sahut Mas Romi."Ya sudah, masalah ini nanti kita obrolin lagi saja. Sekarang lebih baik kita makan sore dulu, pasti sudah pada laper kan," tanyaku.Kemudian kami pun pergi menuju ruang makan dan makan bersama. Empat minggu setelah kejadian perampokan di rumahku, Mas Rayhan pun dikabarkan sudah diperboleh dibawa pulang. Berhubung yang nabrak bertanggung jawab, jadi tidak perlu mengurusi administrasi lagi. Bahkan Mas Rayhan diantar pulang oleh orang yang menabrak tersebut. "Mas, alhamdulillah ya, Mas Rayhan sudah bisa pulang. Kebetulan kita mau syukuran kelahiran anak kita," ucapku."Iya, Dek, alhamdulillah. Ibu, Bapak dan Meri juga bisa hadir. Mereka sekarang sedang dalam perjalanan," sahut Mas Romi."Apa benar, Mas? Kapan Ibu memberitahu Mas," tanyaku.Aku merasa kaget, saat mendengar orang tua dan saudaraku mau datang. Ternyata mereka menyempatkan diri, supaya bisa hadir, di acara cukur akikah serta

DMCA.com Protection Status