Meninggalkan Alex yang masih ada di parkiran restoran pasca berbicara dengannya, Karel masuk ke dalam sini.Dia memang ada janji dengan temannya untuk bertemu di sini.Bonusnya, dia bertemu dengan Lara."Dilihat dari matanya, dia bahagia. Artinya Alex memperlakukannya dengan baik."Karel tersenyum juga. Mendengar Alex bicara, Karel tahu bahwa lelaki itu bukanlah lelaki yang sama yang dulu membuang Lara.Terkadang, memang harus seperti itu dulu. Manusia harus mengalami guncangan yang hebat, merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain lalu mereka akan tahu jika yang mereka lakukan itu adalah sebuah kesalahan.Lara dan Alex sudah menemukan kebahagiaanya.Sekarang tinggal Karel.Dengan Pramita?Tidak kok ....Karel tak lagi melanjutkan hubungan dengan perempuan itu. Dia tidak tahan dengan sikapnya yang sesuka hati itu.Biarkan saja perjodohan gagal. Karel tidak akan mengorbankan dirinya yang berharga hanya untuk perjodohan yang belum tentu berjodoh.***Lara membuang napasnya dengan lela
"Neo, Papa tidak bohong loh! Papa serius pas bilang kalau memang paman Ibra sudah sewa tempat ini buat kita saja."Alex masih mencoba melobinya dan mendapat anggukan dari Neo yang percaya padanya."Baiklah kalau begitu, Neo percaya. Tapi Neo akan percaya kalau Papa betulan bisa ice skating. Deal?"Kafa Galaneo, beranjak menuju lima tahun. Sedang membuat kesepakatan dengan Jest Alexander, CEO, tiga pukuh tahun. Yang tampak gugup saat melihat kepalan tangan anak lelakinya yang mengarah ke depan mengajaknya untuk melakukan tos."Deal."Bagaimanapun itu, Alex akan merebut hatinya sore ini.Kepalan tangan mereka yang ukurannya saling bertolak belakang kini bersentuhan.Kesepakatan antar dua orang lelaki.Mereka duduk di tepi tempat ice skating untuk lebih dulu mengenakan sepatu, dibantu oleh staf yang ada di sana."WIIIII!"Neo selalu senang saat sampai di tempat ini.Lara melihatnya yang sudah meluncur memasuki arena dengan berlari meninggalkan semua orang."Shen juga bisa kok, Papa."Ale
Itu adalah sepasang mata milik Shiera.Dia tidak tahu akan ada kebetulan seperti ini yang terjadi di dalam hidupnya.Dari satu kebetulan yang terjadi, itu akan mengantarnya pada kebetulan yang lainnya.Dan itu adalah kebetulan antar pertemuannya dengan Alex dan keluarga kecilnya yang tampak bahagia.Apa yang sebenarnya Shiera lakukan di Fantasy World?Dia ke sini karena dia pergi dengan kakak perempuannya bersama dengan suami dan anak mereka yang seumuran anak-anaknya Alex.Mereka ingin naik bianglala dan melihat kembang api.Tapi saat baru sampai, Shiera melihat Alex.Lelaki tinggi menjulang itu paling menonjol di antara pengunjung yang lainnya."Alex?" Beberapa saat yang lalu, euphoria terdengar dari suara Shiera karena dia bisa melihat Alex."Apa yang dia lakujan di sini? Dia mau kerjasama dengan Fantasy World?"Shiera hampir mendekat sampai dia melihat ternyata dia tidak sendirian.Saat kerumunan orang menyisihkan jarak pandang, Shiera melihat Alex yang sedang menggandeng tangan s
Kepala Alex pusing. Tubuhnya terasa kebas saat dia berjalan memasuki ruang makan dengan tidak menemukan siapapun."Bu Nina?"Dia memanggil Nina pada akhirnya. Nina muncul tak lama kemudian dengan menundukkan kepalanya.Ekspresinya tak bisa ditebak. Alisnya berkerut saat melihat Alex yang berantakan pagi ni."Ya, Pak Alex?""Di mana Lara? Di mana Neo dan Shenina, di mana anak-anakku, di mana mereka?"Parau, sesak. Tatapan matanya lurus menghadap Nina. Dia berharap jawaban yang memuaskan tapi dia tahu dia benar-benar ditinggalkan sekali lagi.Apa sebenarnya kesalahan yang dia lakukan?Lara pernah bilang dia akan mengemasi hatinya jika Alex mengulangi kesalahan yang dia lakukan lima tahun lalu untuk ke dua kalinya.Dan itu merujuk pada kelakuan amoralnya yang menjalin hubungan dengan Shiera dan—Tunggu!Apa ini ada hubungannya dengan Shiera? Apa Shiera menghasut Lara sehingga dia pergi meninggalkan Alex dengan membawa anak-anaknya?"Nona Lara pergi, Pak Alex."Tengkuk Alex seketika ber
Lara bangun lebih cepat. Dia bergegas keluar dari kamar saat Alex masih tidur dengan lelap di bawah selimut yang menutupi tubuh polosnya. Dia membawa satu dress yang sudah sejak semalam dia pilih untuk merayakan ulang tahun Alex pagi ini."Nona Lara, kuenya sudah datang."Nina menyambutnya saat melihat Lara turun dari lantai atas."Iya, Bu Nina. Sebentar dulu. Nanti kalau Alex turun dan mencariku, bilang saja aku pergi. Aku akan kasih kejutan nanti sama anak-anak dengan bawa kuenya. Bagaimana?""Deal!"Lalu, Lara meminjam kamar mandi Shenina setelah dia membangunkan anak-anak untuk segera mandi.Neo di kamar terpisah sedangkan Shenina di sini. Dia memandangi Lara yang berdandan cantik dengan menata rambutnya."Mama cantik sekali."Pujian dari anak gadis memang tak ada duanya."Bagaimana? Mama cantik?""Iya.""Untuk ulang tahun Papa, Mama harus cantik."Shenina senang melihatnya, dia juga ingin ditata rambutya seperti Lara sampai Neo datang dan menyapa mereka dengan berjalan mendekat.
'Terima kasih untuk menjadi papanya Shen. Shen senang karena papa adalah papa. Selamat ulang tahun, Papa. Semoga Papa panjang umur dan menyayangi kami selamanya.Dari Shen, I love Papa.'Sederhana, tidak banyak yang dia katakan tapi dari kalimat pertamanya yang menyebut Alex adalah super hero baginya, Alex tahu itu dimulai sejak Alex menyelamatkannya pada kecelakaan hari itu.Hari di mana Shenina berlari pergi dari playgroup dan ditabrak oleh seorang pengendara motor.Pertemuan pertama mereka. Yang telah mengantarkan Alex mengakhiri pencarian dan penantianya terhadap Lara sekaligus mengawali semuanya."Apa Papa tidak suka dengan surat dari Shen?"Alex terkesiap mendengar tanya dari anak gadisnya.Dia memandang Shenina, tersenyum seraya menganggukkan kepalanya."Suka, Sayang. Suka sekali. terima kasih untuk surat yang indah ini. Papa harap, doa yang Shen berikan untuk papa juga akan kembali pada Shen."Shenina mengangguk dengan senang hati.Lalu dia menunjuk surat satu lagi. Milik Ne
Resah dan gelisah.Hanya itu saja yang dirasakan oleh Alex seperginya dia dari rumah. Mendengar bisikan dari Lara yang membuat bulu kuduknya merinding sekujur badan."Hah ...."Bahkan dia sampai harus mendesah di dalam ruang meeting. Ada meeting dengan rekannya dari Paradise Group. Tapi bukannya konsentrasi dan bahagia karena ulang tahunnya dirayakan oleh Lara dan anak-anaknya, Alex malah ambyar.Apa yang sebenarnya dibisikkan oleh Lara?'Aku punya pakaian tidur baru yang seksi. Akan aku pakai nanti malam. Kamu pulanglah cepat.'Ouh ....Tengkuk Alex rasanya berat.Karena .... Ini untuk pertama kalinya Lara mengumpankan dirinya lebih dulu. Bukan karena Alex menggodanya. Ini sebaliknya, Lara lah yang menggodanya.Siapa bilang Lara tidak pandai menggoda?Tadi di ruang makan, bisikan itu dia katakan dengan sangat sensualnya. Lalu tangannya mengusap punggung tangan Alex sembari berjalan pergi.Alex sangat suka dengan kerlingan matanya yang sassy dan cantik.Yang membuatnya harus melongga
Daripada panas dingin yang semakin lama semakin meraja lela membuatnya tak karuan, Alex pada akhirnya membujuk anak-anaknya untuk masuk ke dalam kamar.“Tapi, kenapa bukan mama yang mengantar kami pergi ke kamar, Papa?”Shenina si cerdas nan ceriwis sibuk mencari jawaban pada Alex yang memiringkan kepalnya ke kiri untuk mencari alasan.“Ng ... mama sedang tidak enak badan, Sayang. Makanya Papa yang antar kalian pergi ke kamar. Toh, sama saja, ‘kan? Papa juga sesekali ingin mengantar kalian pergi tidur.”“Baiklah ....”Akhirnya menyerah bertanya pada Alex. Dengan telaten, Alex menirukan apa yang selalu dia lihat dilakukan oleh Lara saat anak-anak akan pergi tidur.Yang pertama jelas meminta mereka cucui tangan dan cuci kaki. Lalu gosok gigi. Berganti pakaian tidur dan berdoa saat tiba di atas ranjang.Shenina sudah melakukan urutannya secara benar.Sekarang, Alex perlu mematikan bahwa Neo juga melakukan hal yang sama.Saat Alex pergi menuju ke kamarnya, anak lelakinya itu sudah hampir