Di rumah keluarga Matteo, istrinya sedang bersiap-siap, dia memasukan beberapa keperluannya ke dalam koper. " Nak apakah kalian sudah selesai semuanya" ucap Rebecca pada anak yang paling besar. " Sudah Ibu, saya sudah siap, tinggal membantu adik untuk mengemas barang barangnya" ucap Gryceline anak sulung Matteo dan juga Rebbeca. " Bawa seperlunya saja Nak! Kita tidak punya banyak waktu. Nanti kita bisa beli saat sampai di tempat Nenek" Ucap Rebecca pada anak bungsunya. " Baik Ibu, kita sudah hampir selesai" ucap Arsean anak bungsunya. Ting....tong..... Rebecca terkejut ketika mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Rebecca hanya takut jika yang datang adalah orang yang salah. " Siapa yang datang? Apakah ini orang yang dikirim suamiku? Atau yang lain. Bukankah dia mengatakan jika dia meminta bantuan pada Tuan Daren" ucap Rebbeca bermonolog. Kemudian dia berjalan ke sisi rumah dan melihat melalui monitor dan dia melihat orang yang berbadan tinggi besar ada di depan pagar rum
Dunia kriminal tidak ada henti-hentinya, kali ini dunia maya dikejutkan dengan berita yang menyeret nama pejabat negara. Dan itu membuat semua orang langsung mengecamnya. Kemarahan semua orang sudah tidak bisa dibendung lagi, saat semua media, memberitakan pengeroyokan yang berujung kematin pada salah satu anak remaja. Dan saat ini banyak beredar bukti jika dalang dari kejadian itu adalah anak dari Benyamin Albani. Tentu saja hal itu membuat semua orang langsung murka, bagaimana bisa pengayom masyarakat membuat kecurangan, apalagi tidak ada hukuman untuk anaknya. Dari kasus ini masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan Ben. Ha....ha....ha...ha...Daren tertawa puas setelah melihat respon dari masyarakat mengenai video dan beberapa bukti yang dia sebar. " Tenyata sangat menyenangkan, rasa-rasanya aku ingin melihat wajah Ben saat ini. Beberapa hari ini pasti dia sedang menyusun rencana untuk membebaskan Marco dan ingin mengunakan Matteo sebagai kambing hitam. Tapi hari ini, dia akan
Di kediaman Ben Albani malam itu sedang dalam kekacauan, berita yang beredar telah membuatnya hancur. Bahkan bisa dipastikan, dia tidak akan bisa mengelak lagi. Braaak! Prang! Suara benda benda yang dilempar terdengar nyaring. Tidak ada satupun orang yang berani mendekati Ben, bahkan istrinya juga tidak berani. Saat ini dia lebih memilih untuk menemani putranya yang sedang ketakutan didalam kamarnya. Aaaarrrrrggghhh!" Sialan! Siapa yang berani mengacaukan aku, dan dari mana mereka mendapatkan semua bukti itu, aku telah menghapusnya" ucap Ben dengan sangat kesal. Sedangkan di sampingnya ada anak buahnya sedang menunduk. " Apakah kalian tidak mengetahui masalah ini, siapa yang telah menjatuhkan aku? Apakah ini ada hubungannya dengan Matteo" ucap Ben, entah kenapa dia tidak pernah percaya dengan Matteo, apalagi dia sering kali protes ini dan itu. Dan saat kasus itu sedang ramai, Matteo lah yang bersikeras untuk menyelidiki. Tapi saat itu Ben bisa mengendalikan Matteo, dan kasus ana
Pagi ini Daren dan El mengiring ke tiga kembar menuju ruang VVIP Healthy Care. Sebelum berangkat kerja dan sekolah, mereka menemui Sen dan Joe yang masih betah untuk tidur. " Kira kira hari ini Ayah dan paman Joe sudah bangun apa belum ya" ucap Xhaqella yang saat ini berada digendongan Daren. Sementara kedua kakaknya berjalan di depan Daren. Mereka berdua sudah seperti pasukan cilik saja. " Semoga, Ayah kamu bisa cepat bangun, dan dia bisa membayar hutang hutangnya pada Paman" ucap Daren sambil mengulum senyumnya. " Apakah Ayah punya utang sama Paman? Apa tidak bisa diikhlaskan saja, kan kasihan dia baru sembuh sudah harus ditagih hutang" ucap Xhaqella dengan serius. Sedangkan dua kembar hanya bisa terkikik mendengar ucapan adiknya. " Jadi ponakan paman yang cantik ini sudah tidak mendukung paman lagi, setelah punya Ayah, Hum" ucap Daren sambil mencium pipi Xhaqella. " Paman sudah ada Kak Xaquil yang akan mendukung paman, sedang kan Kak Xavier akan mendukung ibu. Kasihan kalau A
Gaina memandang anaknya yang tertidur tanpa bergerak sedikitpun, hanya napas lemah dan alat alat medis yang dipasang di tubuh Sean. " Ibu masih ingat, terakhir kali meninggalkan kamu ketika kamu masih bayi. Kamu anak yang hebat dan kuat, terima kasih sudah hidup dengan sangat baik. Dan maafkan ibu yang tidak mampu membesarkan kamu menggunakan tangan ibu sendiri" ucap Gaina sambil menggengam tangan Sean. " Bangunlah Nak, ibu sudah kembali, kamu tidak akan sendirian lagi. Semua orang menyayangi kamu. Maafkan Ibu, yang tidak berani menemui kamu selama ini. Namun, ibu lakukan semua itu demi keselamatan kamu" ucap Gaina sesunggukan sambil menelungkupkan kepalanya di samping Sean yang tidak bergerak sedikit pun. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika dia bisa sedekat ini dengan anaknya. Gaina mengira jika dia sudah tidak punya kesempatan lagi. Semua orang dalam keluarga Hill selama ini telah hidup penuh penderitaan. Hidup dalam kekhawatiran dan persembunyian. Tapi sekarang setelah semu
Hamparan bunga bunga terbentang luas, semerbak wangi dari kuncup yang sudah bermekaran, menari kesana kemari karena tertiup oleh angin. Sementara itu, di atas sana terbentang langit biru yang terasa begitu dekat, dihiasi oleh gumpalan awan seputih salju. Tidak ada hawa panas atau apa, udara terasa sangat menyejukan. Pohon seperti Jacaranda juga ikut memperindah suasana. Belum lagi buah apel merah mengantung seperti balon yang bergoyang goyang karena angin." Sungguh sangat cantik sekali, kenapa aku baru melihatnya sekarang. Kemarin kemana saja?" Ucap Sean menikmati suasana yang sangat indah, sesuatu yang tidak pernah dia lihat sebelumnya jika ada tempat yang begitu indah. " Rasanya semua beban yang selama ini aku pikul hilang sudah, aku sudah tidak merasakan sakit ataupun sedih lagi. Di sini benar benar sangatlah tenang, damai. Aku yakin jika Joe ada di sini dia tidak mau balik lagi" ucap Sean sambil terkekeh. Sean berjalan menyusuri hamparan luas, sambil sesekali dia memetik buah d
Sean berjalang berkeliling tempat itu, tidak jauh dari sana dia melihat sebuah istana kecil yang sangat indah sekali. Dan Sean yakin itu tempat tinggal Ayahnya. Untuk itu Sean langsung berlari masuk ke dalam bangunan yang indah. " Ayah, apakah ini negeri diatas awan? Kenapa sangat indah sekali, di sini semuanya serba ada, sehingga keperluan Ayah bisa terpenuhi" seru Sean saat masuk dan mengelilingi taman. Di depan ada air mancur, di sisi kiri ada air jernih yang mengalir sementara di sisi kanan airnya putih seperti susu. Sean mendekat ke Air yang berwarna, dia menjulurkan jarinya dan menyentuh air itu, lalu menjilatnya. " Wow ini benar susu, rasanya sangat manis dan juga beda dari susu biasanya aku temui. Pantas saja Ayah betah berada di sini, semuanya ada, Ayah tidak memerlukan uang lagi" ucap Sean dengan kagum. " Meskipun di sini lebih segalanya dibanding tempat tinggal kamu, tapi jika disuruh pilih, maka Ayah akan hidup bersama dengan kamu dan juga ibu kamu. Tapi, Ayah tidak bis
Genap satu bulan Sean dan Joe Koma, namun tidak ada perubahan sedikitpun. Sementara anggota keluarga masih berharap ada keajaiban yang terjadi pada Sean dan juga Joe.Namun, pagi ini semua orang dikejutkan dengan kondisi Sean yang kejang kejang, dan beruntungnya saat Daren dan El menjenguk sebelum mengantar anak anak ke sekolah. Semua orang dibuat khawatir dengan kondisi Sean. " Ibu apa yang terjadi pada Ayah, apakah Ayah baik baik saja. Qella takut jika Ayah akan mati, hiks....hiks..." ucap Xhaqella sambil menangis memeluk ibunya. El langsung memeluk anaknya dengan lembut, dia sendiri juga sebenarnya takut. Dia belum siap jika harus berpisah dengan Sean selamanya. " Kita doa ya sayang, semoga Ayah kamu baik baik saja" ucap El dengan suara parau.Xaquil memeluk Xavier, dia juga takut jika terjadi sesuatu dengan Ayahnya. ' Apakah aku harus kegilangan sosok Ayah sekali lagi? Kasihan adik adik pasti dia juga akan sedih sekali. Apakah gara gara aku mengancam Ayah makanya dia menjadi s
Waktu terus berlalu, kehidupan terus berjalan seperti biasanya. Aktivitas yang sama membuat mereka tidak terlalu menyadari jika waktu sudah berjalan dengan begitu cepat. Tapi itulah kehidupan yang datang dan pergi. Rizky dan Kevin sudah menjalani tes DNA beberapa bulan yang lalu, dan hasilnya 99,9999% mereka berdua adalah sepasang kakak dan adik. Kevin sangat senang. Dia tidak masalah jika adiknya tidak mengingatnya. Toh dia dan Rizky sudah akrab. Dan karena Kevin tidak mau mengecewakan Ibunya Rizky, Kevin menambahkan nama Rizky pada nama Keenan. Dan juga Ibunya Rizky kini menjadi satu keluarga dengan Kevin. Kevin membatalkan adopsi yang dilakukan oleh Gandhi, karena mempertimbangkan ibu angkat Rizky. Dan Gandhi dan juga Erni senang dengan pilihan Kevin. Karena sekarang semuanya keluarga apapun yang terjadi. Meskipun tidak satu kartu keluarga, tapi Gandhi dan Erni tetap menganggap Kevin anaknya. Begitupula dengan Rizky. Meskipun Rizky sudah punya rumah, tapi Kevin meminta Rizky dan
Semua orang juga bingung, ketika ketiga orang mengklaim Rizky adalah Keenan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena Rizky juga menunjukan kebingungan yang jujur. Tidak dibuat buat. " Ky, apakah kamu benar benar bukan Keenan?" Ucap Joe yang memang dekat dengan Rizky. " Ya Tuhan Bos! Bos kan tahu kehidupan saya, dan juga Bos yang menemukan saya saat itu. Data pribadi saya juga Bos yang pegang" ucap Rizky. Sementara ibunya Rizky terharu melihat ketiga orang yang memeluk anaknya. Anak yang selama ini dia rawat dan juga merawatnya, kini menemukan keluarganya. Sedangkan Rizky masih bingung dan mulai menyingkir, apalagi saat Kevin mulai memeluk dan menciumi dirinya. " Maaf Tuan, jangan berlebihan, saya masih lelaki normal" ucap Rizky kemudian bersembunyi dibelakang ibunya, saat Kevin memeluknya dengan erat." Ibu apakah Rizky anak kandung ibu?" Ucap Joe biar semuanya segera kelar. Jika Rizky adalah Keenan. Kenapa anak itu tidak mengingat sama sekali. Reaksi bingung dan takut mem
Malam telah tiba, satu persatu para pengawal masuk ke halaman rumah Sean. Wajah mereka terlihat sangat ceria. Karena baru kali ini mereka berkumpul dengan bebas. Halaman depan samping dan juga belakang terisi semua oleh para anak buah yang berkumpul. Keluarga Hill hanya mengundang keluarga mereka, tidak ada orang lain selain keluarga. Karena memang acara ini adalah acara keluarga. Kevin sedang berada di balkon lantai satu ditemani Xaquil. Dia terus menatap gerbang. Semua orang yang masuk tidak luput dari mata Kevin. Jantungnya bergetar, deg-degan menantikan sosok yang dia tindukan. Namun hingga kini dia belum menemukan sosok yang mungkin tidak asing baginya. Huft! Dia menghela napas saat belum ada yang masuk lagi melewati gerbang utama. " Apakah ada jalan masuk selain gerbang utama, Xaquil" ucap Kevin sambil terus menatap gerbang. " Khusus malam ini hanya gerbang itu, apakah paman belum menemukan kemiripan dengan Paman Keenan sejak tadi" ucap Xaquil sambil melirik Kevin. Kevin
Jerry menghampiri Rizky yang saat ini sedang berada di rumah bersama ibunya. Terkadang Jerry iri melihat kehidupan Sahabat barunya, karena Rizky selalu terlihat bahagia, meskipun dia hidup tidak bergelimang harta. Rizky terlalu menyayangi ibunya yang sudah renta. Padahal Rizky masih tergolong sangat muda, tapi ibunya sudah terlihat sangat tua. " Nak Jerry, masuk dulu, jangan di luar pagar, apakah kalian berdua akan pergi" ucap Ibu Rizky sambil membuka pagar supaya Jerry bisa masuk. " Terima kasih Ibu, tapi malam ini kita semua diundang oleh keluarga Hill, jadi Ibu juga harus datang, Saya ingin menyampaikan pesan ini. Karena ponsel Rizky tidak aktif" ucap Jerry menyalami tangan Mama Rizky. " Oh ada acara apa, Rizky ada di dalam, sejak tadi dia memang membantu ibu untuk membuat kebun di belakang rumah" ucap Ibu Rizky kemudian memanggil anaknya. Setelah masalah ini, Rizky memutuskan untuk membeli rumah di perumahan yang dijaga ketat oleh Satpam. Dia tidak mau ibunya diculik seperti w
Pagi itu Kevin dan Jaden sedang bersama, Jaden menceritakan semua yang terjadi pada Kevin. Bagaimana dia bisa terpisah dari Keenan, dan bersembunyi dimana dia selama ini. " Maafkan aku Kevin, aku tidak bisa menjaga amanah kamu, aku kehilangan Keenan, padahal kamu berkorban untuk Mama" ucap Jaden dengan penuh penyesalan. " Tidak perlu menyalahkan diri, aku tahu pasti sangat sulit, kita terus dikejar oleh penjahat itu jadi hilangnya Keenan adalah bagian takdir dari Tuhan. Yang penting sekarang kita cari Keenan bersama sama" ucap Kevin. Dia tahu Jaden tidak mungkin sengaja meninggalkan adiknya begitu saja. Semuanya pasti sangat berat, harus hidup dalam persembunyian. " Aku sudah meminta bantuan sama si kembar supaya bisa menemukan keberadaan Keenan" ucap Jaden. " Apakah bayi bayi kecil itu bisa menemukan, karena yang menghubungi aku selama ini juga kedua bayi itu. Tapi bukanlah itu tidak masuk akal" ucap Kevin dia sulit percaya, jika kedua bayi itu yang bisa menemukan mereka semua.
Erni masih tidak bisa percaya jika dia bisa berkumpul dengan anak dan juga suaminya. Begitupula dengan yang lainnya. Perjalanan hidup mereka kini semakin berwarna, dengan berkumpulnya keluarga besarnya. Erni masih tidak bisa lepas dari anak anaknya. Dia tidak berhenti untuk mencium Joe, dan itu membuat Joe malu. " Kakak Ipar!" Ucap Gaina mendekati Erni, sejak tadi Erni masih belum terbiasa melihat banyak orang dia masih belum sadar jika Gaina, adik iparnya masih hidup. Erni menoleh dan terkejut saat melihat Gaina, meskipun berpuluh tahun lamanya tidak bertemu dan Gaina mengunakan penutup mata, tapi Erni masih bisa mengenali adik iparnya. " Gaina! Itu kamu? Kenapa bisa..." ucap Erni sambil mengucek matanya berkali kali. " Kakak Ipar, ini aku, maafkan aku, gara gara Kak Gandhi menyelidiki kematianku, kalian jadi hancur..." ucap Gaina kemudian memeluk Erni, mereka berdua menangis sesunggukan. Sebenarnya jika pun Erni marah dia juga berhak. Tapi melihat adik iparnya yang matanya hila
Di atas sana langit sudah sangat merah keemasan, karena matahari sudah hampir menyentuh garis cakrawala.Magic hour!Begitulah kebanyakan orang menyebutnya.Si kembar si paling penikmat matahari terbit dan terbenam, saat ini mereka berada di halaman rumah kediaman Hill. Selalu hening saat menikmati pemandangan. Xhaqella tampak menengadahkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Sementara angin mempermainkan ramput panjangnya.' Tuhan terima kasih sudah mengabulkan doa aku selama ini. Sekarang aku sudah punya keluarga yang banyak, dan saling menyayangi kita dan juga yang lainnya. Tuhan Engkau sangat Maha Kaya. Untuk itu hari ini aku akan berdoa meminta lagi. Jangan anggap aku serakah Ya Tuhan, jika boleh aku ingin meminta Ayah dan Ibu bersatu kembali. Kikislah rasa trauma ibu, dan turunkanlah ego dan gengsi Ayah. Tapi aku tidak mau ada pengorbanan yang besar, seperti kehilangan mereka atau hal yang menyakitkan,..Aamiiin' doa Xhaqella dalam hatinya.' Ya Tuhan, Terima kasih atas berk
Kevin dan Mama Erni sudah sampai di kota tempat tinggal keluarga Hill, mereka semua masih proses lending. Kevin tampak berkaca kaca matanya, dia akhirnya menginjakan kakinya lagi di kota ini, tempat kelahirannya. Hal yang kemarin tidak pernah Kevin bayangkan, bisa kembali lagi ke sini.' Akhirnya aku kembali, sekarang tanpa rasa takut lagi. Papa dan Mama aku kembali, tapi hanya berdua dengan Mama Erni, adik hilang. Tapi Kevin janji akan mencari Keenan' batin Kevin sambil melihat ke luar jendela. Melihat gumpalan awan yang sudah ada semburat merahnya karena kena sorot cahaya matahari. Suasana yang sangat indah, yang selalu Kevin rindukan.Tidak hanya Kevin yang hanyut dalam lamunannya. Erni juga merasakan hal yang sama. Dia merasa seperti terlahir kembali, kesehatan mentalnya sudah membaik, meskipun belum seratus persen pulih. Dan mungkin tidak akan pernah bisa sembuh. Penyakit mental berbeda dengan penyakit biasa, yang bisa disembuhkan dengan meminum obat.' Puluhan tahun aku pergi m
Di tempat lain, keadaan juga tidak jauh beda dengan Ambar dan Vero. Vio juga mendapatkan ganjaran yang sangat mengerikan. Meskipun Vio tidak dipenjara oleh pihak berwajib, namun dia lebih mengenaskan nasibnya. Bagaimana tidak! Saat ini dia sedang di pasang rantai lehernya dan di taruh di sebuah tempat yang sangat sempit. Keadaan Vio juga sudah sangat tidak terlihat seperti manusia, wajahnya penuh dengan luka. Setiap hari dia disiksa. Tap! Tap! Tap!Suara langkah mendekati ke dalam sel milik Vio, dia sudah tidak berdaya. Bahkan sudah ratusan kali dia memohon untuk dibunuh saja, namun tidak ada yang bisa mengabulkan.Vio mengangkat kepalanya dan melihat Robin dan Vinsen datang. " Robin, terakhir kali aku mengatakan jika aku bukan wanita yang kamu maksud. Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak, tapi kamu membuat orang yang seharusnya mendapatkan hukuman, bebas diluar sana. Aku adalah Violetta, aku tidak pernah berbohong" ucap Vio berharap Robin mau mendengarkan apa yang dia k