Seperti yang sudah dipersiapkan oleh Sean, hari ini dia melakukan konferensi pers. Sean memilih gedung baru miliknya untuk melakukan jumpa pers, karena jika mengunakan aula Hill Corporation, pasti akan sangat mengganggu staffnya yang bekerja. Apalagi pasti banyak para wartawan yang datang.Sebenarnya sudah sejak pagi, gedung itu di penuhi oleh banyak wartawan, mereka semua ingin mendapatkan jepretan gambar yang sangat bagus untuk dijadikan berita utama. Yang pastinya ini akan menjadi berita yang exclusive" Kenapa lama sekali mereka datang, kapan akan di mulainya" ucap salah satu wartawan yang mengeluh karena terlalu lama menunggu Sean." Sabar, ini belum ada jam tiga, bukankah kemarin perwakilan dari Tuan Sean mengatakan jika jam tiga barubakan dimulai" sahut orang yang di sampingnya dengan tenang." Betul juga sih, tapi aku rasanya sudah tidak sabar untuk acara ini. Penasaran apa yang akan di sampaikan oleh Tuan Sean. Apakah dia membantah ataukan dia mengakui" ucap mereka.Aula men
" Bos, saya harus ikut saat menemui Marco, pasti dia sudah merencanakan sesuatu yang tidak benar" ucap Joe setelah Sean mematikan panggilannya dari Marco." Baiklah, tapi apa yang akan dia rencanakan, Joe? Apakah dia berani membunuh saya ketika berada di rumah saya sendiri" ucap Sean." Bos!... sepertinya kamu sedang kerasukan setan baik, bagaimana bisa berpikir seperti itu, sedangkan kedua orang tua kamu saja, mereka lenyap tanpa ada yang menyadarinya. Bahkan bertahun tahun dia berkeliaran bebas, dia tidak dihukum" ucap Joe menyadarkan Sean supaya tetap waspada." Iya juga sih, tapi kadang aku merasa aman saat di rumah, dan tidak takut dia mau ngapain" ucap Sean." Justru itu kamu harus waspada, pertama tidak ada saksi lain yang tahu kejadian yang dilakukan oleh Marco dan istrinya itu. Marco itu orang gila,Bos! Pokoknya jangan sampai lengah, kita harus lawan bersama sama" ucap Joe.Ada benarnya juga!" Baiklah, kamu ikut saja ke rumah aku" ucap Sean kemudian memutuskan.Dddrrreett!N
Sean dan Joe berada di balkon lantai tiga untuk bersantai sambil menunggu kedatangan Marco, jika dia mau datang. Sean sengaja mematikan lampu yang ada di balkon supaya jika Marco datang tidak akan melihat keberadaan dirinya." Bos, menurut kamu Marco datang apa tidak?" Tanya Joe memecahkan keheningan malam. Dia penasaran sudah malam seperti ini apakah Marco akan datang? Apakah segitu takutnya dia dengan pernyataan Sean tadi sore di depan wartawan." Tergantung, jika dia punya rencana pasti datang, meskipun tengah malam" ucap Sean sambil menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa.' Bagaimana akhir dari keluarga Hill, apakah aku bisa menyelamatkan diriku dan suatu saat nanti menyematkan nama Hill di belakang nama anak anakku. Membuat keluarga Hill hidup lagi. Aku akan membangkitkan keluarga ku lagi, aku harus mencari tahu fakta lainnya. Dan publik harus tahu mengenai hal itu' ucap Sean dalam hati." Ini akan terasa berat untukmu bos, tapi jika dia melakukan hal yang di luar batas jangan d
Joe masih memperhatikan Allen dari balkon lantai satu. Tadi dia langsung turun ke lantai satu jadi kalau ada sesuatu yang bahaya dia bisa langsung turun. Bagaimanapun juga saat ini mereka sedang berurusan dengan para iblis yang sudah banyak melenyapkan orang lain tapi tetap bisa bebas. “ Aku yakin jika anak itu punya rencana busuk untuk Sean. Bagaimana dia tega melakukan hal itu pada Sean. Padahal Sean selalu baik pada sahabat sahabatnya. Dan juga Allen tahu apa yang terjadi, bukan Sean yang merebut ayahnya. Tapi Marco yang terlalu serakah! Dan aku juga sangat yakin jika semua uang yang Allen gunakan sejak kecil adalah uang milik Sean” gumam Joe tetap berada di pojokan balkon sambil tetus mengawasi Allen. Setelah lama tidak ada pergerakan dari Allen, akhirnya Joe bisa melihat Allen keluar dari mobilnya, dan berjalan ke sisi kiri rumah.“ Apa yang akan dilakukan olehnya? Dan mau ke manakah dia” gumam Joe kemudian dia berjalan ke sisi kiri juga, ingin melihat apa yang Allen lakukan. J
Sean langsung merunduk saat Allen akan menarik pelatuk pistolnya. Demi apapun dia juga tidak ingin mati konyol. Namun, Sean dikejutkan dengan pistol Allen yang tiba tiba meledak, bahkan tangan Allen terluka.Apa yang terjadi? Semua orang terkejut saat melihatnya, Marco langsung mendekati anaknya dan langsung memegang tangannya yang terluka. Tidak ada orang disekitarnya, dan sepertinya ada yang mengunakan pistol yang tidak bersuara untuk menembak senjata Allen." Siapa yang berani melakukan hal ini padaku? Sean kamu kurang ajar"ucap Allen kemudian menghampiri Sean ingin memberikan pukulan, namun dengan cepat Sean langsung menendang Allen hingga terjatuh kebelakang.' Mungkinkah yang melakukan ini adalah Joe? Darimana anak itu mendapatkan pistol, apakah ada hal yang tidak aku ketahui tentang Joe' batin Sean." Kamu kira siapa berani memprovokasi aku? Kamu yang telah menodongkan senjata padaku, jadi jangan merasa jadi korban kamu sekarang" ucap Sean dengan sangat kesal." Sean, apakah ka
“ Lihatlah! Kalian akan terkejut saat melihat kenyataan ini” gumam Joe sambil tersenyum smirk. Kemudian dia meniup pistol yang sejak tadi dia gunakan untuk menghancurkan pistol milik Allen dan juga Marco. Ya, memang Joe yang melakukan semua itu, sejak tadi dia melihat Allen ikut bersama Marco dia sudah merasakan jika akan ada kekacauan. Untuk itu dia mempersiapkan semuanya. Beruntungnya dia membawa senjata ini setiap saat. “ Tidak sia sia waktu itu aku mrngambil senjata ini dari orang itu. Aku juga benci jika dibodohi, apalagi menganggapku remeh” monolog Joe. Apakah ada yang tidak kita ketahui dari Joe? Orang seperti apa Joe yang sebenarnya? Setelah melihat Allen dan Marco kesakitan, Joe memutuskan untuk keluar dari balik dinding yang sangat gelap. “ Bos, apakah kamu baik baik saja, tidak ada yang luka kan?” ucap Joe sambil memeriksa tubuh Sean dengan teliti. ‘ Mungkinkah yang melakukan tembakan tadi adalah Joe? Bagaimana mungkin laki laki lemah dan miskin seperti dia punya nya
Tok!Tok!" Ibu, buka pintunya" ucap Xhaqella sambil terus mengetuk pintu kamar ibunya. Sedangkan El di dalam kamar terkejut saat mendengar suara ketukan pintu yang sedikit keras. Terlebih lagi ada suara Xhaqella yang terdengar begitu ketakutan. Untuk itu El langsung bangun dan melihat jam masih sangat pagi.Ceklek!" Qella kenap...." Ibu!" Seru Xhaqella sambil merengek dan meminta gendong El." Apakah anak ibu habis mimpi buruk?" Ucap El sambil mengelap keringat di dahi anak perempuannya." Hum, Qella mimpiin Ayah, bersama dengan orang jahat Bu, coba ibu telepon ayah" ucap Xhaqella mendesak ibunya, karena dia ingin segera tahu bagaimana kabar dari Ayahnya.El bisa melihat bagaimana takut yang dirasakan oleh anaknya, dan sepertinya Qella masih setengah tidur. Tapi demi membuat putri kecilnya tidak takut lagi, akhirnya El memilih menuruti kemauannya." Baiklah, ibu akan menghubungi ayah kamu, kamu tenang dulu ya" ucap El sambil mengendong Xhaqella sementara tangan kanannya menekan nom
Sean langsung senyum-senyum sendiri saat mengingat tentang mantan istrinya itu. Bahkan Sean sampai berguling guling di atas kasur karena salah tingkah." Gila, mantan istriku baru bangun saja cantik banget bagaimana kalau..... aku harus bisa mendapatkan kembali" ucap Sean sambil memeluk guling dengan gemas. Bahkan hingga sekarang jantungnya masih berdebar, dia benar benar merasakan jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan orang yang sama. Mata yang tadi mengantuk kini sudah tidak lagi. Untuk itu Sean memutuskan untuk ke ruang kerjanya." Iya aku harus meminta Tuan Darius untuk melaporkan Marco, sambil mencari bukti keterlibatan Marco dalam kematian keluargaku, aku bisa mengunakan pasal, persekongkolan dia dengan dokter Vera" ucap Sean bermonolog." Ah... iya satu lagi, rekaman CCTV semalam, jadi sekalian aku laporkan ketiganya dengan dugaan penyerangan" sambung Sean setelah mengingat apa yang terjadi semalam bisa dijadikan barang bukti.Sean langsung mengerjakan satu persatu apa yang ha