Hari ini di Bale International School, sedang mengadakan ujian semester. Jadi banyak anak anak yang terlihat tegang. Mereka berlomba lomba untuk menjadi yang paling unggul jadi pagi ini anak anak tidak ada yang berlari larian ataupun bermain, semuanya sedang diam di dalam kelas masing-masing sambil membaca buku. Termasuk di kelas si kembar, anak anak juga pada tegang." Eh kembar dalam ujian kali ini bisakah kalian mengalah pada kami, apakah kalian bertiga tidak bosan mendapatkan nilai sempurna terus. Sekali kali, bisa kan kalian mendapatkan nilai di bawah delapan" ucap salah satu anak laki laki yang selama ini tidak pernah main bersama geng si kembar.Anak anak langsung melihat ke arah kembar dan juga anak itu yang bernama Zeo. Mereka semua terkejut karena tiba tiba Zeo berbicara dengan ketus pada kembar. Padahal selama ini baik baik saja meskipun jarang berinteraksi." Kenapa kita harus membuat nilai jelek, kalau kita sanggup mengerjakan soal dengan baik. Kita sekolah bukan untuk be
Dengan hati yang dag dig dug, Joe berjalan ke luar gedung menuju sebuah Cafe yang ada diseberang perusahaannya. Jadi Joe hanya jalan kaki melewati jembatan penyeberangan. Joe memang sengaja jalan kaki, supaya agak lama. Jujur Joe sangat takut dengan Allen. Apalagi barusan Sean mengatakan jika Allen sudah mengeluarkan taringnya." Ada apa ya, Allen mau bertemu denganku. Jangan sampai dia mau menyuruhku untuk mencelakai Sean. Apapun yang terjadi aku tidak boleh mengkhianati Sean" monolog Joe sambil berjalan, semakin dekat dengan Cafe mala semakin berat pula langkah kakinya.[ Joe jangan sekali kali mengkhianati orang yang sudah menolong kamu. Ingatlah pesan ibu ya nak]" Ibu aku kangen, terima kasih Ibu. Petuah ibu selalu muncul saat aku sedang dalam kebimbangan. Aku janji akan selalu mengikuti nasihat ibu. Meskipun nyawa menjadi taruhannya" ucap Joe bermonolog. Entah apa yang dilakukan oleh Ibu asuhnya dulu di panti, yang pasti nasihatnya selalu muncul di kepala Joe setiap saat. Namun
" Joe apa yang kamu bicarakan dengan Allen di Cafe tadi, kenapa raut wajah kamu berubah menjadi seperti itu" ucap Sean saat melihat Joe masuk kedalam ruangannya karena ingin memberikan berkas untuk di tanda tangani.Huft!" Entahlah, dia bilang aku di Hill Corporation hanya jadi babu, bukankah jabatan aku ini sudah yang paling tinggi ya, aku jadi asisten Bos yang mana aku tahu semuanya. Bahkan saat orang lain tidak tahu aku orang pertama yang tahu" ucap Joe. " Ngeri juga ternyata Allen, dia benar-benar mengerikan saat jadi diri dia sendiri" lanjut Joe sambil duduk di depan Sean.Sean sudah bisa menduga sebelumnya jika Allen akan meminta Joe untuk bergabung dengan dia." Joe, jika suatu saat nanti kamu berada dalam keadaan terdesak, dan mengharuskan kamu untuk mengkhianati aku, maka lakukanlah. Jangan pertaruhkan nyawa kamu untuk aku. Sampai di sini aku sudah tahu kamu orang yang setia. Yang penting aku tahu kamu seperti apa, dan setelah itu kita juga bisa berteman lagi" ucap Sean pada
Pagi itu, gedung Hill Corporatin, tepatnya di aula sudah banyak dipadati oleh para pemegang saham, guna untuk mengikuti rapat umum. Satu persatu mereka menempati kursi yang sudah disediakan.Bisik bisik mulai terdengar." Apakah benar keputusan kita untuk menurunkan Tuan Sean sebagai Ceonya? Bagaimana jika ini akan merugikan kita? Bukankah Tuan Sean pemegang saham terbesar sekaligus komisaris perusahaan" ucap salah satu dari mereka." Aku juga bingung, sedangkan Tuan Marco sendiri tidak punya saham yang besar. Tapi apakah mungkin ada orang tua ingin mengulingkan anaknya?" Sahutnya." Entahlah aku juga bingung sekaligus takut dengan hal itu, bagaimana kalau Tuan Sean yang menang. Bukankah kita akan mendapatkan masalah besar?" Ucapnya.Hampir semua orang berbisik, merasakan keresahan yang dia alaminya. Semalam Tuan Marco mengumpulkan mereka semua dan memberinya tekanan. Supaya mau untuk menyuarakan keberatan jika Sean menjadi Ceo Hill Corporation. Marco meminta para pemegang saham, khu
Marco berjalan cepat mengejar Sean, hari ini juga dia harus mendapatkan kejelasan dari Sean. Jika keputusannya seperti itu harusnya dia bicarakan dari kemarin.Apakah Sean sengaja untuk membuatnya malu di depan semua orang? Dan juga dengan kejadian ini dia pasti banyak yang curiga jika hubungannya dengan Sean tidak baik baik saja.“ Sean, tunggu! Kita harus berbicara” ucap Marco masih bisa menahan semua emosi yang kini hampir meledak.Sean langsung menoleh ke belakang, dan kini melihat Marco dan Ambar sedang mengejarnya. Hal ini sudah Sean duga sejak tadi.‘ Salut aku dengannya, di saat seperti ini dia masih bisa menahan amarahnya, rumor mengatakan jika dia sering melampiaskan amarahnya di rumah yang dia sembunyikan’ batin Sean sambil menghentikan langkah kakinya.“ Baiklah, kita bicara. Mau di Cafe atau lantai dua” ucap Sean dengan tenang, seolah olah tidak ada masalah hubungan keduanya.“ Di kantor ini saja, tidak perlu di Cafe karena saya juga ada keperluan lain setelah ini” ucap M
Seperti yang sudah dipersiapkan oleh Sean, hari ini dia melakukan konferensi pers. Sean memilih gedung baru miliknya untuk melakukan jumpa pers, karena jika mengunakan aula Hill Corporation, pasti akan sangat mengganggu staffnya yang bekerja. Apalagi pasti banyak para wartawan yang datang.Sebenarnya sudah sejak pagi, gedung itu di penuhi oleh banyak wartawan, mereka semua ingin mendapatkan jepretan gambar yang sangat bagus untuk dijadikan berita utama. Yang pastinya ini akan menjadi berita yang exclusive" Kenapa lama sekali mereka datang, kapan akan di mulainya" ucap salah satu wartawan yang mengeluh karena terlalu lama menunggu Sean." Sabar, ini belum ada jam tiga, bukankah kemarin perwakilan dari Tuan Sean mengatakan jika jam tiga barubakan dimulai" sahut orang yang di sampingnya dengan tenang." Betul juga sih, tapi aku rasanya sudah tidak sabar untuk acara ini. Penasaran apa yang akan di sampaikan oleh Tuan Sean. Apakah dia membantah ataukan dia mengakui" ucap mereka.Aula men
" Bos, saya harus ikut saat menemui Marco, pasti dia sudah merencanakan sesuatu yang tidak benar" ucap Joe setelah Sean mematikan panggilannya dari Marco." Baiklah, tapi apa yang akan dia rencanakan, Joe? Apakah dia berani membunuh saya ketika berada di rumah saya sendiri" ucap Sean." Bos!... sepertinya kamu sedang kerasukan setan baik, bagaimana bisa berpikir seperti itu, sedangkan kedua orang tua kamu saja, mereka lenyap tanpa ada yang menyadarinya. Bahkan bertahun tahun dia berkeliaran bebas, dia tidak dihukum" ucap Joe menyadarkan Sean supaya tetap waspada." Iya juga sih, tapi kadang aku merasa aman saat di rumah, dan tidak takut dia mau ngapain" ucap Sean." Justru itu kamu harus waspada, pertama tidak ada saksi lain yang tahu kejadian yang dilakukan oleh Marco dan istrinya itu. Marco itu orang gila,Bos! Pokoknya jangan sampai lengah, kita harus lawan bersama sama" ucap Joe.Ada benarnya juga!" Baiklah, kamu ikut saja ke rumah aku" ucap Sean kemudian memutuskan.Dddrrreett!N
Sean dan Joe berada di balkon lantai tiga untuk bersantai sambil menunggu kedatangan Marco, jika dia mau datang. Sean sengaja mematikan lampu yang ada di balkon supaya jika Marco datang tidak akan melihat keberadaan dirinya." Bos, menurut kamu Marco datang apa tidak?" Tanya Joe memecahkan keheningan malam. Dia penasaran sudah malam seperti ini apakah Marco akan datang? Apakah segitu takutnya dia dengan pernyataan Sean tadi sore di depan wartawan." Tergantung, jika dia punya rencana pasti datang, meskipun tengah malam" ucap Sean sambil menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa.' Bagaimana akhir dari keluarga Hill, apakah aku bisa menyelamatkan diriku dan suatu saat nanti menyematkan nama Hill di belakang nama anak anakku. Membuat keluarga Hill hidup lagi. Aku akan membangkitkan keluarga ku lagi, aku harus mencari tahu fakta lainnya. Dan publik harus tahu mengenai hal itu' ucap Sean dalam hati." Ini akan terasa berat untukmu bos, tapi jika dia melakukan hal yang di luar batas jangan d