" Joe apa yang kamu bicarakan dengan Allen di Cafe tadi, kenapa raut wajah kamu berubah menjadi seperti itu" ucap Sean saat melihat Joe masuk kedalam ruangannya karena ingin memberikan berkas untuk di tanda tangani.Huft!" Entahlah, dia bilang aku di Hill Corporation hanya jadi babu, bukankah jabatan aku ini sudah yang paling tinggi ya, aku jadi asisten Bos yang mana aku tahu semuanya. Bahkan saat orang lain tidak tahu aku orang pertama yang tahu" ucap Joe. " Ngeri juga ternyata Allen, dia benar-benar mengerikan saat jadi diri dia sendiri" lanjut Joe sambil duduk di depan Sean.Sean sudah bisa menduga sebelumnya jika Allen akan meminta Joe untuk bergabung dengan dia." Joe, jika suatu saat nanti kamu berada dalam keadaan terdesak, dan mengharuskan kamu untuk mengkhianati aku, maka lakukanlah. Jangan pertaruhkan nyawa kamu untuk aku. Sampai di sini aku sudah tahu kamu orang yang setia. Yang penting aku tahu kamu seperti apa, dan setelah itu kita juga bisa berteman lagi" ucap Sean pada
Pagi itu, gedung Hill Corporatin, tepatnya di aula sudah banyak dipadati oleh para pemegang saham, guna untuk mengikuti rapat umum. Satu persatu mereka menempati kursi yang sudah disediakan.Bisik bisik mulai terdengar." Apakah benar keputusan kita untuk menurunkan Tuan Sean sebagai Ceonya? Bagaimana jika ini akan merugikan kita? Bukankah Tuan Sean pemegang saham terbesar sekaligus komisaris perusahaan" ucap salah satu dari mereka." Aku juga bingung, sedangkan Tuan Marco sendiri tidak punya saham yang besar. Tapi apakah mungkin ada orang tua ingin mengulingkan anaknya?" Sahutnya." Entahlah aku juga bingung sekaligus takut dengan hal itu, bagaimana kalau Tuan Sean yang menang. Bukankah kita akan mendapatkan masalah besar?" Ucapnya.Hampir semua orang berbisik, merasakan keresahan yang dia alaminya. Semalam Tuan Marco mengumpulkan mereka semua dan memberinya tekanan. Supaya mau untuk menyuarakan keberatan jika Sean menjadi Ceo Hill Corporation. Marco meminta para pemegang saham, khu
Marco berjalan cepat mengejar Sean, hari ini juga dia harus mendapatkan kejelasan dari Sean. Jika keputusannya seperti itu harusnya dia bicarakan dari kemarin.Apakah Sean sengaja untuk membuatnya malu di depan semua orang? Dan juga dengan kejadian ini dia pasti banyak yang curiga jika hubungannya dengan Sean tidak baik baik saja.“ Sean, tunggu! Kita harus berbicara” ucap Marco masih bisa menahan semua emosi yang kini hampir meledak.Sean langsung menoleh ke belakang, dan kini melihat Marco dan Ambar sedang mengejarnya. Hal ini sudah Sean duga sejak tadi.‘ Salut aku dengannya, di saat seperti ini dia masih bisa menahan amarahnya, rumor mengatakan jika dia sering melampiaskan amarahnya di rumah yang dia sembunyikan’ batin Sean sambil menghentikan langkah kakinya.“ Baiklah, kita bicara. Mau di Cafe atau lantai dua” ucap Sean dengan tenang, seolah olah tidak ada masalah hubungan keduanya.“ Di kantor ini saja, tidak perlu di Cafe karena saya juga ada keperluan lain setelah ini” ucap M
Seperti yang sudah dipersiapkan oleh Sean, hari ini dia melakukan konferensi pers. Sean memilih gedung baru miliknya untuk melakukan jumpa pers, karena jika mengunakan aula Hill Corporation, pasti akan sangat mengganggu staffnya yang bekerja. Apalagi pasti banyak para wartawan yang datang.Sebenarnya sudah sejak pagi, gedung itu di penuhi oleh banyak wartawan, mereka semua ingin mendapatkan jepretan gambar yang sangat bagus untuk dijadikan berita utama. Yang pastinya ini akan menjadi berita yang exclusive" Kenapa lama sekali mereka datang, kapan akan di mulainya" ucap salah satu wartawan yang mengeluh karena terlalu lama menunggu Sean." Sabar, ini belum ada jam tiga, bukankah kemarin perwakilan dari Tuan Sean mengatakan jika jam tiga barubakan dimulai" sahut orang yang di sampingnya dengan tenang." Betul juga sih, tapi aku rasanya sudah tidak sabar untuk acara ini. Penasaran apa yang akan di sampaikan oleh Tuan Sean. Apakah dia membantah ataukan dia mengakui" ucap mereka.Aula men
" Bos, saya harus ikut saat menemui Marco, pasti dia sudah merencanakan sesuatu yang tidak benar" ucap Joe setelah Sean mematikan panggilannya dari Marco." Baiklah, tapi apa yang akan dia rencanakan, Joe? Apakah dia berani membunuh saya ketika berada di rumah saya sendiri" ucap Sean." Bos!... sepertinya kamu sedang kerasukan setan baik, bagaimana bisa berpikir seperti itu, sedangkan kedua orang tua kamu saja, mereka lenyap tanpa ada yang menyadarinya. Bahkan bertahun tahun dia berkeliaran bebas, dia tidak dihukum" ucap Joe menyadarkan Sean supaya tetap waspada." Iya juga sih, tapi kadang aku merasa aman saat di rumah, dan tidak takut dia mau ngapain" ucap Sean." Justru itu kamu harus waspada, pertama tidak ada saksi lain yang tahu kejadian yang dilakukan oleh Marco dan istrinya itu. Marco itu orang gila,Bos! Pokoknya jangan sampai lengah, kita harus lawan bersama sama" ucap Joe.Ada benarnya juga!" Baiklah, kamu ikut saja ke rumah aku" ucap Sean kemudian memutuskan.Dddrrreett!N
Sean dan Joe berada di balkon lantai tiga untuk bersantai sambil menunggu kedatangan Marco, jika dia mau datang. Sean sengaja mematikan lampu yang ada di balkon supaya jika Marco datang tidak akan melihat keberadaan dirinya." Bos, menurut kamu Marco datang apa tidak?" Tanya Joe memecahkan keheningan malam. Dia penasaran sudah malam seperti ini apakah Marco akan datang? Apakah segitu takutnya dia dengan pernyataan Sean tadi sore di depan wartawan." Tergantung, jika dia punya rencana pasti datang, meskipun tengah malam" ucap Sean sambil menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa.' Bagaimana akhir dari keluarga Hill, apakah aku bisa menyelamatkan diriku dan suatu saat nanti menyematkan nama Hill di belakang nama anak anakku. Membuat keluarga Hill hidup lagi. Aku akan membangkitkan keluarga ku lagi, aku harus mencari tahu fakta lainnya. Dan publik harus tahu mengenai hal itu' ucap Sean dalam hati." Ini akan terasa berat untukmu bos, tapi jika dia melakukan hal yang di luar batas jangan d
Joe masih memperhatikan Allen dari balkon lantai satu. Tadi dia langsung turun ke lantai satu jadi kalau ada sesuatu yang bahaya dia bisa langsung turun. Bagaimanapun juga saat ini mereka sedang berurusan dengan para iblis yang sudah banyak melenyapkan orang lain tapi tetap bisa bebas. “ Aku yakin jika anak itu punya rencana busuk untuk Sean. Bagaimana dia tega melakukan hal itu pada Sean. Padahal Sean selalu baik pada sahabat sahabatnya. Dan juga Allen tahu apa yang terjadi, bukan Sean yang merebut ayahnya. Tapi Marco yang terlalu serakah! Dan aku juga sangat yakin jika semua uang yang Allen gunakan sejak kecil adalah uang milik Sean” gumam Joe tetap berada di pojokan balkon sambil tetus mengawasi Allen. Setelah lama tidak ada pergerakan dari Allen, akhirnya Joe bisa melihat Allen keluar dari mobilnya, dan berjalan ke sisi kiri rumah.“ Apa yang akan dilakukan olehnya? Dan mau ke manakah dia” gumam Joe kemudian dia berjalan ke sisi kiri juga, ingin melihat apa yang Allen lakukan. J
Sean langsung merunduk saat Allen akan menarik pelatuk pistolnya. Demi apapun dia juga tidak ingin mati konyol. Namun, Sean dikejutkan dengan pistol Allen yang tiba tiba meledak, bahkan tangan Allen terluka.Apa yang terjadi? Semua orang terkejut saat melihatnya, Marco langsung mendekati anaknya dan langsung memegang tangannya yang terluka. Tidak ada orang disekitarnya, dan sepertinya ada yang mengunakan pistol yang tidak bersuara untuk menembak senjata Allen." Siapa yang berani melakukan hal ini padaku? Sean kamu kurang ajar"ucap Allen kemudian menghampiri Sean ingin memberikan pukulan, namun dengan cepat Sean langsung menendang Allen hingga terjatuh kebelakang.' Mungkinkah yang melakukan ini adalah Joe? Darimana anak itu mendapatkan pistol, apakah ada hal yang tidak aku ketahui tentang Joe' batin Sean." Kamu kira siapa berani memprovokasi aku? Kamu yang telah menodongkan senjata padaku, jadi jangan merasa jadi korban kamu sekarang" ucap Sean dengan sangat kesal." Sean, apakah ka