Tok…. Tok….. “ Masuk” ucap Sean masih tetap fokus pada dokumen yang ada ditangannya yang kini tangah dia perikasa. “ Maaf Tuan, saya ingin menyampaikan berita yang sangat penting” ucap staff sambil menundukkan kepalanya, pasalnya yang ingin dia sampaikan mungkin saja membuat bosnya itu marah. Sean mengangkat kepalanya dan melihat kearah staffnya yang tampak gugup. “ Apa yang ingin kamu sampaikan kali ini? Jangan bilang ada keributan yang terjadi dibawah” ucap Sean karena beberapa jam yang lalu, Azkia sedang mengirimkan puluhan pesan dan juga telephone yang Sean hiraukan. Kini dengan melihat staffnya yang gugup pasti dibawah ada keributan. “ Maaf Tuan, Nona Azkia berada di samping Gedung kita dan membuat keributan mau melakukan percobaan bunuh diri dengan cara loncat dari atap Gedung yang tidak digunakan itu” ucap Staff. “ Mau bunuh diri? Terus hubungannya apa dengan saya, biarkan saja kalau dia mau bunuh diri! Itu lebih bagus dari pada dia hidup dan mengganggu ketenangan hidup sa
Joe hanya bisa mondar mandir dengan pikiran yang bercampur aduk jadi satu. Dia masih memikirkan apa yang dia lihat tadi. Bagaimana bisa anak kecil itu sangat mirip dengan Sean. Dan yang membuatnya terkejut saat kedua anak itu memanggil Daren dengan sebutan paman. Ya, tadi yang sedang mengawasi Daren berada di restauran adalah Joe yang kebetulan dia tadi makan di tempat yang sama saat Daren membeli makan bersama dengan Xhaqella dan juga Xavier. Dan saat ini Joe sedang memikirkan anak El yang menurutnya banyak kejanggalan setelah melihat kedua anak itu dari dekat. ‘ Jadi selama ini aku dan Sean sudah salah menduga, El tidak pernah menikah dengan Daren, betapa bodohnya kami yang membuat spekulasi buruk tentang mereka, bukankah dari dulu mereka keluarga? Tante Sherly dan juga Om Albert mengangkat El anak secara resmi, yang otomatis mereka tidak akan menjadi pasangan apapun yang terjadi. Dan juga Daren sejak dulu melindungi El sebagaimana seorang kakak pada adiknya. Dan bodohnya lagi Sea
Siang itu Xaquil akan pergi kerumah temannya selepas pulang sekolah, tadi saat di sekolah Gabriel mengatakan jika ibunya ingin bertemu dengan Xaquil terlebih dahulu sebelum menyetujui Xaquil untuk menjadi guru penganti. Jadi Xaquil langsung menyetujui jika nanti akan kerumah temannya itu. “ Kamu yakin tidak ingin ibu temani, Nak? Bagaimana nanti jika ibu teman kamu itu tidak percaya padamu?” ucap El yang sangat khawatir dengan anaknya. Ia sangat percaya dengan kemampuan Xaquil, namun ia tidak yakin orang lain akan percaya anaknya bisa menjadi guru penganti. Ia hanya takut jika anaknya di ejek oleh ibu temannya. Karena secara logika tidak masuk akal! “ Ibu percayalah padaku, aku sudah sangat dewasa dalam berpikir, lagi pula aku ingin tahu bagaimana penilaian orang dewasa menilai aku, saat tidak bersama ibu, dan juga ibu sangat sibuk sedang menyiapkan untuk pembukaan toko kita” ucap Xaquil meyakinkan ibunya. “ Meskipun aku sangat khawatir dengan kamu, tapi aku sangat percaya padamu,
Xaquil masih bersikap tenang, meskipun instingnya mengatakan jika Nyonya Eliza sedang menertawakan dalam hatinya, itu terlihat sangat jelas dari sorot matanya. Meski demikian Xaquil tidak merasa tersinggung atau sedih, ia bisa memahami pemikiran orang dewasa yang tidak akan percaya pada bocah yang belum genap enam tahun itu. “ Bagaimana metode pengajaran yang Nyonya Eliza inginkan untuk mengajari anak Tante?” tanya Xaquil dengan percaya diri dan juga serius. Ekspresi serius dari Xaquil yang terlihat lucu di mata Eliza sebenarnya ingin mencubit anak kecil itu dengan gemas, namun ia hanya bisa menahannya. “ Eem, Gabriel memang agak terlambat dalam Pelajaran Matematika, apakah nilai matematika kamu tinggi saat di kelas” tanya Eliza sambil membenarkan duduknya menjadi lebih tegap dan juga serius, ia ingin melihat peran apa yang sedang dimainkan oleh anak ini. “ Saya menguasai dalam segala mata Pelajaran, jadi saya bisa mengajari Gabriel Pelajaran yang dia kesulitan untuk dimengerti. Oh
Saat ini hati Sean sedang bergemuruh karena mendengar penuturan Joe, berkali kali ia menampar dirinya untuk memastikan jika dia tidak bermimpi. Rasa putus asa yang selama ini dia rasakan kini seperti tersiram oleh sebuah harapan. Sean tertawa terbahak bahak dan secara bersamaan air matanya mengalir deras tidak bisa terbendung lagi. Joe langsung memeluk sahabatnya itu, dia sendiri juga Bahagia melihat secercah harapan yang mulai tumbuh pada bos dan juga sahabatnya itu. “ Joe apa yang kamu katakan adalah benar jika Daren tidak menikahi El” ucap Sean masih dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia merasa lega jika mantan istrinya itu benar benar tidak menikah dengan Daren seperti dugaannya selama ini. Itu artinya ia masih punya harapan.“ Benar aku sudah memastikan, bukankah kita terlalu bodoh, sejak dulu kita tahu Daren dan El hanyalah kakak adik yang saling melindungi dan saling bergantung satu sama lain” ucap Joe kemudian melepaskan pelukan pada sahabatnya. Joe juga ikut meneteskan ai
Pagi hari mulai menyapa semua makluk di bumi dengan pancaran hangat sinar mentari, semua orang juga sibuk dengan kegiatan mereka masing masing. Termasuk Sean Hill yang pagi ini sudah rapi dengan setelan kemeja putih dan celana hitamnya. Tidak lupa blazer cream dia sampirkan di lengannya. “ Tumben pagi pagi kamu sudah mau berangkat saja Sean” sapa Ambar saat melihat anaknya turun dari lantai dua. “ Lho Mama ada ditempatku, sejak kapan?” ucap Sean terkejut saat melihat ibunya ada di rumahnya dipagi pagi buta seperti ini. “ Mama baru saja datang, tadinya ingin mengajak kamu untuk sarapan bersama dengan kenalan Mama, apakah kamu bisa menemani Mama pagi ini” ucap Ambar penuh harap." Maaf Ma, aku sedang ada kerjaan yang mendesak jadi Mama pergi sendiri saja" Ucap Sean kemudian dia ke ruang makan sambil mengambil beberapa Sandwich yang tadi dia minta dibuatkan oleh asisten rumah tangganya. Kemudian Sean langsung membawanya menuju mobilnya. " Bagaimana kalau siang atau sore, Mama benar b
Hari ini, seperti janjinya kemarin Xaquil datang kerumah Gabriel untuk mencoba menjadi guru penganti. Berkat bantuan ibunya dan juga Daren kemarin, hari ini Xaquil akan mengajar dengan sangat profesional. Jika kemarin Tomy menemaninya kedalam rumah kali ini dia hanya menunggu di halaman bergabung dengan para sopirnya Eliza. “ Selamat sore Tuan muda Xaquil, karena Nyonya Eliza sangat sibuk. Maka saya bertugas untuk langsung mengantarkan Tuan muda ke ruang belajar Tuan muda Gabriel” ucap bibi pelayan rumah Gabriel. “ Panggil aku Xaquil saja Bibi” ucap Xaquil yang risih dengan panggilan Tuan muda. “ Jangan sungkan Bibi saya bukan pangeran yang harus bibi panggil Tuan muda” lanjut Xaquil melihat keraguan di mata Bibi pelayan. “ Oh begitu, baiklah Xaquil mari ikut bibi” ucapnya kemudian langsung mengantarkan Xaquil kesebuah ruangan yang di dalamnya sudah ada Gabriel sedang sibuk bersama lego miliknya. “ Hai, Xaquil kamu sudah datang?” sapa Gabriel sambil tersenyum lebar menyambut temann
Hari sudah semakin sore, Xaquil langsung mengakhiri sesi mengajarnya dengan mememberikan beberapa soal untuk Gabriel kerjakan. “ Apakah kamu mau langsung pulang? Maksud aku apakah kamu jadi mengajariku untuk memasang lego yang aku tidak bisa” ucap Gabriel berharap, sambil membantu mengemasi barang barang milik Xaquil. “ Tentu saja, aku tidak pernah melupakan janji” ucap Xaquil datar, setelah memasukan semua buku bukunya ke dalam tasnya dia langsung mengambil lego milik Gabriel. Kemudian Xaquil segera membongkarnya dan memasang sambil mengajari Gabriel sekaligus memberitahu kesalahannya dalam memasang di bagian Tengah makanya dia tidak bisa mendapatkan hasil yang pas. “ Apakah kamu sudah mulai paham apa yang aku katakan padamu?” ucap Xaquil kepada Gabriel. “ Hum, baiklah aku sekarang mengerti dan nanti aku akan mencobanya” ucap Gabriel sambil tersenyum lebar. Dia merasa senang karena Xaquil mau mengajarinya. “ Baiklah, aku akan pulang dan sampai bertemu besuk di sekolah, tapi sebel