Siang itu Xaquil akan pergi kerumah temannya selepas pulang sekolah, tadi saat di sekolah Gabriel mengatakan jika ibunya ingin bertemu dengan Xaquil terlebih dahulu sebelum menyetujui Xaquil untuk menjadi guru penganti. Jadi Xaquil langsung menyetujui jika nanti akan kerumah temannya itu. “ Kamu yakin tidak ingin ibu temani, Nak? Bagaimana nanti jika ibu teman kamu itu tidak percaya padamu?” ucap El yang sangat khawatir dengan anaknya. Ia sangat percaya dengan kemampuan Xaquil, namun ia tidak yakin orang lain akan percaya anaknya bisa menjadi guru penganti. Ia hanya takut jika anaknya di ejek oleh ibu temannya. Karena secara logika tidak masuk akal! “ Ibu percayalah padaku, aku sudah sangat dewasa dalam berpikir, lagi pula aku ingin tahu bagaimana penilaian orang dewasa menilai aku, saat tidak bersama ibu, dan juga ibu sangat sibuk sedang menyiapkan untuk pembukaan toko kita” ucap Xaquil meyakinkan ibunya. “ Meskipun aku sangat khawatir dengan kamu, tapi aku sangat percaya padamu,
Xaquil masih bersikap tenang, meskipun instingnya mengatakan jika Nyonya Eliza sedang menertawakan dalam hatinya, itu terlihat sangat jelas dari sorot matanya. Meski demikian Xaquil tidak merasa tersinggung atau sedih, ia bisa memahami pemikiran orang dewasa yang tidak akan percaya pada bocah yang belum genap enam tahun itu. “ Bagaimana metode pengajaran yang Nyonya Eliza inginkan untuk mengajari anak Tante?” tanya Xaquil dengan percaya diri dan juga serius. Ekspresi serius dari Xaquil yang terlihat lucu di mata Eliza sebenarnya ingin mencubit anak kecil itu dengan gemas, namun ia hanya bisa menahannya. “ Eem, Gabriel memang agak terlambat dalam Pelajaran Matematika, apakah nilai matematika kamu tinggi saat di kelas” tanya Eliza sambil membenarkan duduknya menjadi lebih tegap dan juga serius, ia ingin melihat peran apa yang sedang dimainkan oleh anak ini. “ Saya menguasai dalam segala mata Pelajaran, jadi saya bisa mengajari Gabriel Pelajaran yang dia kesulitan untuk dimengerti. Oh
Saat ini hati Sean sedang bergemuruh karena mendengar penuturan Joe, berkali kali ia menampar dirinya untuk memastikan jika dia tidak bermimpi. Rasa putus asa yang selama ini dia rasakan kini seperti tersiram oleh sebuah harapan. Sean tertawa terbahak bahak dan secara bersamaan air matanya mengalir deras tidak bisa terbendung lagi. Joe langsung memeluk sahabatnya itu, dia sendiri juga Bahagia melihat secercah harapan yang mulai tumbuh pada bos dan juga sahabatnya itu. “ Joe apa yang kamu katakan adalah benar jika Daren tidak menikahi El” ucap Sean masih dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia merasa lega jika mantan istrinya itu benar benar tidak menikah dengan Daren seperti dugaannya selama ini. Itu artinya ia masih punya harapan.“ Benar aku sudah memastikan, bukankah kita terlalu bodoh, sejak dulu kita tahu Daren dan El hanyalah kakak adik yang saling melindungi dan saling bergantung satu sama lain” ucap Joe kemudian melepaskan pelukan pada sahabatnya. Joe juga ikut meneteskan ai
Pagi hari mulai menyapa semua makluk di bumi dengan pancaran hangat sinar mentari, semua orang juga sibuk dengan kegiatan mereka masing masing. Termasuk Sean Hill yang pagi ini sudah rapi dengan setelan kemeja putih dan celana hitamnya. Tidak lupa blazer cream dia sampirkan di lengannya. “ Tumben pagi pagi kamu sudah mau berangkat saja Sean” sapa Ambar saat melihat anaknya turun dari lantai dua. “ Lho Mama ada ditempatku, sejak kapan?” ucap Sean terkejut saat melihat ibunya ada di rumahnya dipagi pagi buta seperti ini. “ Mama baru saja datang, tadinya ingin mengajak kamu untuk sarapan bersama dengan kenalan Mama, apakah kamu bisa menemani Mama pagi ini” ucap Ambar penuh harap." Maaf Ma, aku sedang ada kerjaan yang mendesak jadi Mama pergi sendiri saja" Ucap Sean kemudian dia ke ruang makan sambil mengambil beberapa Sandwich yang tadi dia minta dibuatkan oleh asisten rumah tangganya. Kemudian Sean langsung membawanya menuju mobilnya. " Bagaimana kalau siang atau sore, Mama benar b
Hari ini, seperti janjinya kemarin Xaquil datang kerumah Gabriel untuk mencoba menjadi guru penganti. Berkat bantuan ibunya dan juga Daren kemarin, hari ini Xaquil akan mengajar dengan sangat profesional. Jika kemarin Tomy menemaninya kedalam rumah kali ini dia hanya menunggu di halaman bergabung dengan para sopirnya Eliza. “ Selamat sore Tuan muda Xaquil, karena Nyonya Eliza sangat sibuk. Maka saya bertugas untuk langsung mengantarkan Tuan muda ke ruang belajar Tuan muda Gabriel” ucap bibi pelayan rumah Gabriel. “ Panggil aku Xaquil saja Bibi” ucap Xaquil yang risih dengan panggilan Tuan muda. “ Jangan sungkan Bibi saya bukan pangeran yang harus bibi panggil Tuan muda” lanjut Xaquil melihat keraguan di mata Bibi pelayan. “ Oh begitu, baiklah Xaquil mari ikut bibi” ucapnya kemudian langsung mengantarkan Xaquil kesebuah ruangan yang di dalamnya sudah ada Gabriel sedang sibuk bersama lego miliknya. “ Hai, Xaquil kamu sudah datang?” sapa Gabriel sambil tersenyum lebar menyambut temann
Hari sudah semakin sore, Xaquil langsung mengakhiri sesi mengajarnya dengan mememberikan beberapa soal untuk Gabriel kerjakan. “ Apakah kamu mau langsung pulang? Maksud aku apakah kamu jadi mengajariku untuk memasang lego yang aku tidak bisa” ucap Gabriel berharap, sambil membantu mengemasi barang barang milik Xaquil. “ Tentu saja, aku tidak pernah melupakan janji” ucap Xaquil datar, setelah memasukan semua buku bukunya ke dalam tasnya dia langsung mengambil lego milik Gabriel. Kemudian Xaquil segera membongkarnya dan memasang sambil mengajari Gabriel sekaligus memberitahu kesalahannya dalam memasang di bagian Tengah makanya dia tidak bisa mendapatkan hasil yang pas. “ Apakah kamu sudah mulai paham apa yang aku katakan padamu?” ucap Xaquil kepada Gabriel. “ Hum, baiklah aku sekarang mengerti dan nanti aku akan mencobanya” ucap Gabriel sambil tersenyum lebar. Dia merasa senang karena Xaquil mau mengajarinya. “ Baiklah, aku akan pulang dan sampai bertemu besuk di sekolah, tapi sebel
Sean mendekati anak perempuan yang terjatuh karena tersandung oleh kakinya. Dia sedikit merasa bersalah, sekaligus dia takut jika orang tua dari anak itu menyalahkan dirinya. “ Apakah sakit, maafkan kaki Om ya” Ucap Sean dengan lembut. “ Ini terasa sakit Om..... Deg! Sean dan juga anak perempuan itu langsung terkejut saat melihat satu sama lainnya. Sean terlihat senang ketika melihat anak itu yang ternyata Xhaqella anak perempuannya. Kini Sean bisa melihat dari dekat, anaknya yang sangat cantik. Tapi tidak dengan Xhaqella yang tampak ketakutan, sepertinya anak itu masih terbayang bayang dengan ayahnya yang memarahi ibunya saat berada di sebuah mall waktu itu. Hiks...hiks.... Xhaqella langsung menangis dan itu membuat Xavier mempercepat larinya saat mendengar suara tangis adiknya. “ Qella kamu baik baik saja” Ucap Xavier dengan panik ketika melihat adiknya jatuh. “ Kamu sih tidak dengerin kakak, jangan lari lari” Lanjut Xavier dengan lembut sambil mengusap usap kepala adiknya d
Setelah mengucapkan selamat malam pada ibunya akhirnya Xaquil langsung ke kamarnya. Dan di sana sudah ada Xavier yang memang setelah habis makan dia ijin untuk ke kamar terlebih dahulu. “ Xavier kamu kenapa?” Tanya Xaquil saat melihat adiknya tidur telentang dengan mata menatap langit langit ruangan dengan pandangan kosong. Hening! Tidak ada jawaban yang terlontar dari mulut adiknya, dan itu membuat Xaquil penasaran. Tadi dia melihat Xhaqella juga tidak jauh beda dengan Xavier. “ Xavier apakah kamu baik baik saja” Ucap Xaquil sambil menoel pipi adiknya. Saat melihat adiknya masih diam,Xaquil langsung mencubit pipi adiknya yang berdaging. Squeeze.....Squeeze....Squeezee.... “ Kakak jangan di cubit cubit” gerutu Xavie sambil mengusap usap pipinya berkali kali, seolah olah ingin menghilangkan jejak tangan kakaknya. “ Habisnya kamu terlihat seperti orang yang kesambet” ucap Xaquil kini kedua tangannya menangkup pipi adiknya sambil terkikik. “ Memangnya sudah pernah lihat orang kesa
Waktu terus berlalu, kehidupan terus berjalan seperti biasanya. Aktivitas yang sama membuat mereka tidak terlalu menyadari jika waktu sudah berjalan dengan begitu cepat. Tapi itulah kehidupan yang datang dan pergi. Rizky dan Kevin sudah menjalani tes DNA beberapa bulan yang lalu, dan hasilnya 99,9999% mereka berdua adalah sepasang kakak dan adik. Kevin sangat senang. Dia tidak masalah jika adiknya tidak mengingatnya. Toh dia dan Rizky sudah akrab. Dan karena Kevin tidak mau mengecewakan Ibunya Rizky, Kevin menambahkan nama Rizky pada nama Keenan. Dan juga Ibunya Rizky kini menjadi satu keluarga dengan Kevin. Kevin membatalkan adopsi yang dilakukan oleh Gandhi, karena mempertimbangkan ibu angkat Rizky. Dan Gandhi dan juga Erni senang dengan pilihan Kevin. Karena sekarang semuanya keluarga apapun yang terjadi. Meskipun tidak satu kartu keluarga, tapi Gandhi dan Erni tetap menganggap Kevin anaknya. Begitupula dengan Rizky. Meskipun Rizky sudah punya rumah, tapi Kevin meminta Rizky dan
Semua orang juga bingung, ketika ketiga orang mengklaim Rizky adalah Keenan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena Rizky juga menunjukan kebingungan yang jujur. Tidak dibuat buat. " Ky, apakah kamu benar benar bukan Keenan?" Ucap Joe yang memang dekat dengan Rizky. " Ya Tuhan Bos! Bos kan tahu kehidupan saya, dan juga Bos yang menemukan saya saat itu. Data pribadi saya juga Bos yang pegang" ucap Rizky. Sementara ibunya Rizky terharu melihat ketiga orang yang memeluk anaknya. Anak yang selama ini dia rawat dan juga merawatnya, kini menemukan keluarganya. Sedangkan Rizky masih bingung dan mulai menyingkir, apalagi saat Kevin mulai memeluk dan menciumi dirinya. " Maaf Tuan, jangan berlebihan, saya masih lelaki normal" ucap Rizky kemudian bersembunyi dibelakang ibunya, saat Kevin memeluknya dengan erat." Ibu apakah Rizky anak kandung ibu?" Ucap Joe biar semuanya segera kelar. Jika Rizky adalah Keenan. Kenapa anak itu tidak mengingat sama sekali. Reaksi bingung dan takut mem
Malam telah tiba, satu persatu para pengawal masuk ke halaman rumah Sean. Wajah mereka terlihat sangat ceria. Karena baru kali ini mereka berkumpul dengan bebas. Halaman depan samping dan juga belakang terisi semua oleh para anak buah yang berkumpul. Keluarga Hill hanya mengundang keluarga mereka, tidak ada orang lain selain keluarga. Karena memang acara ini adalah acara keluarga. Kevin sedang berada di balkon lantai satu ditemani Xaquil. Dia terus menatap gerbang. Semua orang yang masuk tidak luput dari mata Kevin. Jantungnya bergetar, deg-degan menantikan sosok yang dia tindukan. Namun hingga kini dia belum menemukan sosok yang mungkin tidak asing baginya. Huft! Dia menghela napas saat belum ada yang masuk lagi melewati gerbang utama. " Apakah ada jalan masuk selain gerbang utama, Xaquil" ucap Kevin sambil terus menatap gerbang. " Khusus malam ini hanya gerbang itu, apakah paman belum menemukan kemiripan dengan Paman Keenan sejak tadi" ucap Xaquil sambil melirik Kevin. Kevin
Jerry menghampiri Rizky yang saat ini sedang berada di rumah bersama ibunya. Terkadang Jerry iri melihat kehidupan Sahabat barunya, karena Rizky selalu terlihat bahagia, meskipun dia hidup tidak bergelimang harta. Rizky terlalu menyayangi ibunya yang sudah renta. Padahal Rizky masih tergolong sangat muda, tapi ibunya sudah terlihat sangat tua. " Nak Jerry, masuk dulu, jangan di luar pagar, apakah kalian berdua akan pergi" ucap Ibu Rizky sambil membuka pagar supaya Jerry bisa masuk. " Terima kasih Ibu, tapi malam ini kita semua diundang oleh keluarga Hill, jadi Ibu juga harus datang, Saya ingin menyampaikan pesan ini. Karena ponsel Rizky tidak aktif" ucap Jerry menyalami tangan Mama Rizky. " Oh ada acara apa, Rizky ada di dalam, sejak tadi dia memang membantu ibu untuk membuat kebun di belakang rumah" ucap Ibu Rizky kemudian memanggil anaknya. Setelah masalah ini, Rizky memutuskan untuk membeli rumah di perumahan yang dijaga ketat oleh Satpam. Dia tidak mau ibunya diculik seperti w
Pagi itu Kevin dan Jaden sedang bersama, Jaden menceritakan semua yang terjadi pada Kevin. Bagaimana dia bisa terpisah dari Keenan, dan bersembunyi dimana dia selama ini. " Maafkan aku Kevin, aku tidak bisa menjaga amanah kamu, aku kehilangan Keenan, padahal kamu berkorban untuk Mama" ucap Jaden dengan penuh penyesalan. " Tidak perlu menyalahkan diri, aku tahu pasti sangat sulit, kita terus dikejar oleh penjahat itu jadi hilangnya Keenan adalah bagian takdir dari Tuhan. Yang penting sekarang kita cari Keenan bersama sama" ucap Kevin. Dia tahu Jaden tidak mungkin sengaja meninggalkan adiknya begitu saja. Semuanya pasti sangat berat, harus hidup dalam persembunyian. " Aku sudah meminta bantuan sama si kembar supaya bisa menemukan keberadaan Keenan" ucap Jaden. " Apakah bayi bayi kecil itu bisa menemukan, karena yang menghubungi aku selama ini juga kedua bayi itu. Tapi bukanlah itu tidak masuk akal" ucap Kevin dia sulit percaya, jika kedua bayi itu yang bisa menemukan mereka semua.
Erni masih tidak bisa percaya jika dia bisa berkumpul dengan anak dan juga suaminya. Begitupula dengan yang lainnya. Perjalanan hidup mereka kini semakin berwarna, dengan berkumpulnya keluarga besarnya. Erni masih tidak bisa lepas dari anak anaknya. Dia tidak berhenti untuk mencium Joe, dan itu membuat Joe malu. " Kakak Ipar!" Ucap Gaina mendekati Erni, sejak tadi Erni masih belum terbiasa melihat banyak orang dia masih belum sadar jika Gaina, adik iparnya masih hidup. Erni menoleh dan terkejut saat melihat Gaina, meskipun berpuluh tahun lamanya tidak bertemu dan Gaina mengunakan penutup mata, tapi Erni masih bisa mengenali adik iparnya. " Gaina! Itu kamu? Kenapa bisa..." ucap Erni sambil mengucek matanya berkali kali. " Kakak Ipar, ini aku, maafkan aku, gara gara Kak Gandhi menyelidiki kematianku, kalian jadi hancur..." ucap Gaina kemudian memeluk Erni, mereka berdua menangis sesunggukan. Sebenarnya jika pun Erni marah dia juga berhak. Tapi melihat adik iparnya yang matanya hila
Di atas sana langit sudah sangat merah keemasan, karena matahari sudah hampir menyentuh garis cakrawala.Magic hour!Begitulah kebanyakan orang menyebutnya.Si kembar si paling penikmat matahari terbit dan terbenam, saat ini mereka berada di halaman rumah kediaman Hill. Selalu hening saat menikmati pemandangan. Xhaqella tampak menengadahkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Sementara angin mempermainkan ramput panjangnya.' Tuhan terima kasih sudah mengabulkan doa aku selama ini. Sekarang aku sudah punya keluarga yang banyak, dan saling menyayangi kita dan juga yang lainnya. Tuhan Engkau sangat Maha Kaya. Untuk itu hari ini aku akan berdoa meminta lagi. Jangan anggap aku serakah Ya Tuhan, jika boleh aku ingin meminta Ayah dan Ibu bersatu kembali. Kikislah rasa trauma ibu, dan turunkanlah ego dan gengsi Ayah. Tapi aku tidak mau ada pengorbanan yang besar, seperti kehilangan mereka atau hal yang menyakitkan,..Aamiiin' doa Xhaqella dalam hatinya.' Ya Tuhan, Terima kasih atas berk
Kevin dan Mama Erni sudah sampai di kota tempat tinggal keluarga Hill, mereka semua masih proses lending. Kevin tampak berkaca kaca matanya, dia akhirnya menginjakan kakinya lagi di kota ini, tempat kelahirannya. Hal yang kemarin tidak pernah Kevin bayangkan, bisa kembali lagi ke sini.' Akhirnya aku kembali, sekarang tanpa rasa takut lagi. Papa dan Mama aku kembali, tapi hanya berdua dengan Mama Erni, adik hilang. Tapi Kevin janji akan mencari Keenan' batin Kevin sambil melihat ke luar jendela. Melihat gumpalan awan yang sudah ada semburat merahnya karena kena sorot cahaya matahari. Suasana yang sangat indah, yang selalu Kevin rindukan.Tidak hanya Kevin yang hanyut dalam lamunannya. Erni juga merasakan hal yang sama. Dia merasa seperti terlahir kembali, kesehatan mentalnya sudah membaik, meskipun belum seratus persen pulih. Dan mungkin tidak akan pernah bisa sembuh. Penyakit mental berbeda dengan penyakit biasa, yang bisa disembuhkan dengan meminum obat.' Puluhan tahun aku pergi m
Di tempat lain, keadaan juga tidak jauh beda dengan Ambar dan Vero. Vio juga mendapatkan ganjaran yang sangat mengerikan. Meskipun Vio tidak dipenjara oleh pihak berwajib, namun dia lebih mengenaskan nasibnya. Bagaimana tidak! Saat ini dia sedang di pasang rantai lehernya dan di taruh di sebuah tempat yang sangat sempit. Keadaan Vio juga sudah sangat tidak terlihat seperti manusia, wajahnya penuh dengan luka. Setiap hari dia disiksa. Tap! Tap! Tap!Suara langkah mendekati ke dalam sel milik Vio, dia sudah tidak berdaya. Bahkan sudah ratusan kali dia memohon untuk dibunuh saja, namun tidak ada yang bisa mengabulkan.Vio mengangkat kepalanya dan melihat Robin dan Vinsen datang. " Robin, terakhir kali aku mengatakan jika aku bukan wanita yang kamu maksud. Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak, tapi kamu membuat orang yang seharusnya mendapatkan hukuman, bebas diluar sana. Aku adalah Violetta, aku tidak pernah berbohong" ucap Vio berharap Robin mau mendengarkan apa yang dia k