Setelah mengucapkan selamat malam pada ibunya akhirnya Xaquil langsung ke kamarnya. Dan di sana sudah ada Xavier yang memang setelah habis makan dia ijin untuk ke kamar terlebih dahulu. “ Xavier kamu kenapa?” Tanya Xaquil saat melihat adiknya tidur telentang dengan mata menatap langit langit ruangan dengan pandangan kosong. Hening! Tidak ada jawaban yang terlontar dari mulut adiknya, dan itu membuat Xaquil penasaran. Tadi dia melihat Xhaqella juga tidak jauh beda dengan Xavier. “ Xavier apakah kamu baik baik saja” Ucap Xaquil sambil menoel pipi adiknya. Saat melihat adiknya masih diam,Xaquil langsung mencubit pipi adiknya yang berdaging. Squeeze.....Squeeze....Squeezee.... “ Kakak jangan di cubit cubit” gerutu Xavie sambil mengusap usap pipinya berkali kali, seolah olah ingin menghilangkan jejak tangan kakaknya. “ Habisnya kamu terlihat seperti orang yang kesambet” ucap Xaquil kini kedua tangannya menangkup pipi adiknya sambil terkikik. “ Memangnya sudah pernah lihat orang kesa
El tersenyum di balik pintu kamar anaknya, tadinya dia ingin melihat kedua anaknya apakah sudah tidur. tapi sebelum masuk ia mendengar percakapan kedua anaknya tentang mereka yang bertemu dengan ayahnya. Ya, tadi kedua anaknya sudah menceritakan apa yang dia alami tadi sore, dan El pun sudah memberikan nasihat pada anaknya untuk tidak membenci ayahnya sedemikian dalam. Dan kini ia mendapati anak keduanya mengadukan hal itu pada kakaknya. Melihat interaksi kedua anaknya itu, El hanya bisa tersenyum senang. Apalagi saat melihat Xaquil yang sedang memijat kaki Xavier mengunakan kedua tangan kecilnya. Dan itu tampak sangat lucu. terkadang El hanya bisa menahan tawanya melihat tingkah laku mereka. Xaquil selalu menempatkan diri sebagai seorang pria dewasa yang akan melindungi ataupun menyelesaikan masalah mereka. Dan kedua adiknya juga selalu melihat Xaquil adalah orang dewasa yang tahu banyak hal dan bisa diandalkan." Ya Tuhan kenapa mereka sangat lucu sekali, ingin rasanya menciumnya
Pagi itu El dan keluarga kecilnya sedang berada di toko baru milik mereka, hari ini adalah hari pembukaan untuk ‘ Happy Yummy Bakery’ milik mereka. Untuk pembukaan toko kali ini dia tidak dilakukan secara besar besaran cukup keluarga inti dan juga teman teman Daren yang pastinya bukan yang berteman juga dengan Sean. Setelah kejadian anaknya yang bertemu dengan Sean bebrapa hari yang lalu, El mulai meminta Daren untuk memperketat penjagaan ketiga anaknya. Mereka tidak lagi di ijinkan untuk pergi ketaman yang tidak jauh dari toko ini, tempat Xhaqella dan Xavier bertemu dengan Sean, Bukan Egois,tapi El melakukan itu untuk melindungi mental ketiga anak anaknya, sepertinya mereka belum terlalu siap untuk bertemu dengan ayahnya. Karena Sean juga masih sangat Emosi, jadi ia tidak ingin menumbuhkan rasa benci di hati anak anaknya begitu dalam " Ibu selamat ya, akhirnya bisa mempunyai toko kue yang lebih besar dan juga sangat nyaman" ucap Xaquil sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling
El berusaha untuk menghindari Lukas, dia mengunakan alasan yang pas supaya Lukas tidak curiga. Bukan karena sombong ataupun ada masalah dengannya, tapi El hanya tidak mau ditanya tanya banyak hal olehnya, apalagi Lukas masih sangat dekat dengan Sean. Beberapa minggu yang lalu El sempat melihat Lukas sedang makan bersama Sean dan juga Joe. Saat sedang menghindari Lukas, El tidak sengaja menabrak seseorang karena dia berjalan dengan mundur. “ Maaf tidak sengaja” ucap El sambil membungkuk kan badannya dan berlalu, tapi sesaat kemudian dia merasakan ada yang menyentuh tangannya. “ El” sebuah suara yang tidak asing terdengar ditelinganya. Deg! Ternyata yang El tadi tabrak adalah Sean, yang sengaja datang setelah kemarin diberikan brosur oleh Joe, kedatangan Sean sebetulnya ingin meminta maaf pada El, karena dia tidak tahu di mana El tinggal. Dan beberapa waktu lalu datang kerumah Daren tapi di usir oleh penjaga di rumah Daren. El hanya mengangguk untuk menghormati Sean kemudian setelah
" Xaquil kamu dipanggil ke ruang guru” ucap ketua kelas sambil mendekati Xaquil yang sedang membaca buku. Anak anak murid yang lain langsung menoleh ke Xaquil dengan khawatir begitu pula dengan Xhaqella dan juga Xavier. Sementara murid yang satu sedang tertunduk di bangkunya dalam diam, sesekali dia menyeka air matanya. “ Kak biarkan aku menemani kakak ya” ucap Xavier sambil memeluk kakaknya. “ Jangan cengeng, semua akan baik baik saja, Kakak adalah pria dewasa yang akan dengan mudahnya menyelesaikan masalah ini” ucap Xaquil sambil menepuk kepala adiknya dengan sayang, setelahnya ia berjalan keluar dari kelas. “ Xaquil semangat! Jika para guru menyalahkan kamu, kita satu kelas siap berdemo untuk membela kamu. Kelas kita harus menjadi kelas yang paling unggul, berprestasi, disiplin dan juga baik terhadap sesama. Kita akan membela teman kita dari ketidakadilan dan pembullyan” seru Gabriel dengan tangan mengepal dan diangkat ke atas. “ Betul! Semangat! Kita tumpas anak anak nakal y
Xaquil berjalan ke ruang guru dengan percaya diri, sorakan semangat teman temannya dan untuk membela keadilan membuatnya berjalan dengan tegap dan mengangkat dagunya. Selama ia berjalan ditempat yang benar dia tidak akan gentar. Ia akan membela keadilan apapun yang terjadi, begitulah pikir Xaquil. Ia tidak mau ada Arza yang lainnya yang diperlakukan tidak pantas selayaknya manusia. Apa salahnya menjadi miskin? Jujur tidak ada satu orang pun yang mau hidup miskin di dunia ini, tapi mereka bisa apa, Ketika Tuhan sudah memberikan takdir itu padanya, tidak ada yang bisa dia lakukan selain menerimanya dengan lapang dada. Tok! Tok! “ Masuk! Sang guru mempersilahkan Xaquil masuk, di dalam ruangan sudah ada beberapa orang termasuk wali kelas Xaquil. “ Oh jadi ini yang menghajar anak saya, masih kecil saja sudah jadi preman mau jadi apa jika nanti besar” ucap seorang pria dengan perut sedikit membuncit sedang menghampiri Xaquil dan memegang kedua lengannya. “ Yang pasti bukan seperti ana
Daren terkejut melihat ponakannya dihukum dengan berdiri menghadap tembok dan mengangkat kedua tangannya, seharusnya wakil kepala sekolah tidak memberikan hukuman sebelum tahu ada masalah apa keduanya bertengkar, bukti luka dari salah satu pihak tidak bisa dijadikan bukti sah! Harus ada bukti lainnya, bisa saja ada fitnah. Mungkin saja anak itu jatuh dan menuduh Xaquil. Dengan perasaan yang geram, Daren langsung mengambil Xaquil kemudian di dudukan di kursi, sebelum akhirnya dia juga ikut duduk disampingnya. Melihat Daren yang tiba tiba berubah menjadi dingin, membuat Jasper selaku wakil kepala sekolah dan Irfan tidak bisa berkutik. Mereka semua tahu siapa Daren, salah satu orang yang harus dihindari dan tidak membuat konflik dengannya. Tapi mereka berdua telah salah memilih lawan. Jasper juga tidak mengetahui jika Daren adalah wali dari Xaquil dan kedua adiknya. “ Maaf Tuan Daren, sepertinya ini hanya salah paham. Kita tidak bertindak berlebihan….. “ Salah paham anda katakan? Dan
Xaquil kembali ke kelas setelah masalahnya sudah jelas, sisanya akan di selesaikan oleh orang dewasa. Selain itu Xaquil percaya dengan pamannya. Semuanya pasti akan baik baik saja, apalagi tadi wakil kepala sekolah dan juga Ayah dari Bara terlihat sangat takut pada pamannya. Itu artinya pamannya adalah orang yang sangat berpengaruh di kota ini. “ Kakak!” “ Xaquil!” Sontak semua teman temannya langsung meneriakkan namanya saat ia membuka pintu ruang kelas yang memang tidak ada guru yang mengajar. Karena masalah tadi para guru kini sedang mengadakan rapat. Mendapat sambutan dari teman temannya, Xaquil hanya melambaikan tangannya dengan wajah datarnya. “ Semua masalah sudah selesai jadi tidak perlu khawatir lagi, anak itu akan dikeluarkan dari sekolah ini jadi kalian tidak perlu takut lagi” ucap Xaquil sambil duduk dibangkunya dan tidak menghiraukan teman temannya lagi. “ Hore! Anak nakal itu akhirnya dikeluarkan juga dari sekolah ini” sorak anak anak dengan senanngnya.Namun tidak
Waktu terus berlalu, kehidupan terus berjalan seperti biasanya. Aktivitas yang sama membuat mereka tidak terlalu menyadari jika waktu sudah berjalan dengan begitu cepat. Tapi itulah kehidupan yang datang dan pergi. Rizky dan Kevin sudah menjalani tes DNA beberapa bulan yang lalu, dan hasilnya 99,9999% mereka berdua adalah sepasang kakak dan adik. Kevin sangat senang. Dia tidak masalah jika adiknya tidak mengingatnya. Toh dia dan Rizky sudah akrab. Dan karena Kevin tidak mau mengecewakan Ibunya Rizky, Kevin menambahkan nama Rizky pada nama Keenan. Dan juga Ibunya Rizky kini menjadi satu keluarga dengan Kevin. Kevin membatalkan adopsi yang dilakukan oleh Gandhi, karena mempertimbangkan ibu angkat Rizky. Dan Gandhi dan juga Erni senang dengan pilihan Kevin. Karena sekarang semuanya keluarga apapun yang terjadi. Meskipun tidak satu kartu keluarga, tapi Gandhi dan Erni tetap menganggap Kevin anaknya. Begitupula dengan Rizky. Meskipun Rizky sudah punya rumah, tapi Kevin meminta Rizky dan
Semua orang juga bingung, ketika ketiga orang mengklaim Rizky adalah Keenan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena Rizky juga menunjukan kebingungan yang jujur. Tidak dibuat buat. " Ky, apakah kamu benar benar bukan Keenan?" Ucap Joe yang memang dekat dengan Rizky. " Ya Tuhan Bos! Bos kan tahu kehidupan saya, dan juga Bos yang menemukan saya saat itu. Data pribadi saya juga Bos yang pegang" ucap Rizky. Sementara ibunya Rizky terharu melihat ketiga orang yang memeluk anaknya. Anak yang selama ini dia rawat dan juga merawatnya, kini menemukan keluarganya. Sedangkan Rizky masih bingung dan mulai menyingkir, apalagi saat Kevin mulai memeluk dan menciumi dirinya. " Maaf Tuan, jangan berlebihan, saya masih lelaki normal" ucap Rizky kemudian bersembunyi dibelakang ibunya, saat Kevin memeluknya dengan erat." Ibu apakah Rizky anak kandung ibu?" Ucap Joe biar semuanya segera kelar. Jika Rizky adalah Keenan. Kenapa anak itu tidak mengingat sama sekali. Reaksi bingung dan takut mem
Malam telah tiba, satu persatu para pengawal masuk ke halaman rumah Sean. Wajah mereka terlihat sangat ceria. Karena baru kali ini mereka berkumpul dengan bebas. Halaman depan samping dan juga belakang terisi semua oleh para anak buah yang berkumpul. Keluarga Hill hanya mengundang keluarga mereka, tidak ada orang lain selain keluarga. Karena memang acara ini adalah acara keluarga. Kevin sedang berada di balkon lantai satu ditemani Xaquil. Dia terus menatap gerbang. Semua orang yang masuk tidak luput dari mata Kevin. Jantungnya bergetar, deg-degan menantikan sosok yang dia tindukan. Namun hingga kini dia belum menemukan sosok yang mungkin tidak asing baginya. Huft! Dia menghela napas saat belum ada yang masuk lagi melewati gerbang utama. " Apakah ada jalan masuk selain gerbang utama, Xaquil" ucap Kevin sambil terus menatap gerbang. " Khusus malam ini hanya gerbang itu, apakah paman belum menemukan kemiripan dengan Paman Keenan sejak tadi" ucap Xaquil sambil melirik Kevin. Kevin
Jerry menghampiri Rizky yang saat ini sedang berada di rumah bersama ibunya. Terkadang Jerry iri melihat kehidupan Sahabat barunya, karena Rizky selalu terlihat bahagia, meskipun dia hidup tidak bergelimang harta. Rizky terlalu menyayangi ibunya yang sudah renta. Padahal Rizky masih tergolong sangat muda, tapi ibunya sudah terlihat sangat tua. " Nak Jerry, masuk dulu, jangan di luar pagar, apakah kalian berdua akan pergi" ucap Ibu Rizky sambil membuka pagar supaya Jerry bisa masuk. " Terima kasih Ibu, tapi malam ini kita semua diundang oleh keluarga Hill, jadi Ibu juga harus datang, Saya ingin menyampaikan pesan ini. Karena ponsel Rizky tidak aktif" ucap Jerry menyalami tangan Mama Rizky. " Oh ada acara apa, Rizky ada di dalam, sejak tadi dia memang membantu ibu untuk membuat kebun di belakang rumah" ucap Ibu Rizky kemudian memanggil anaknya. Setelah masalah ini, Rizky memutuskan untuk membeli rumah di perumahan yang dijaga ketat oleh Satpam. Dia tidak mau ibunya diculik seperti w
Pagi itu Kevin dan Jaden sedang bersama, Jaden menceritakan semua yang terjadi pada Kevin. Bagaimana dia bisa terpisah dari Keenan, dan bersembunyi dimana dia selama ini. " Maafkan aku Kevin, aku tidak bisa menjaga amanah kamu, aku kehilangan Keenan, padahal kamu berkorban untuk Mama" ucap Jaden dengan penuh penyesalan. " Tidak perlu menyalahkan diri, aku tahu pasti sangat sulit, kita terus dikejar oleh penjahat itu jadi hilangnya Keenan adalah bagian takdir dari Tuhan. Yang penting sekarang kita cari Keenan bersama sama" ucap Kevin. Dia tahu Jaden tidak mungkin sengaja meninggalkan adiknya begitu saja. Semuanya pasti sangat berat, harus hidup dalam persembunyian. " Aku sudah meminta bantuan sama si kembar supaya bisa menemukan keberadaan Keenan" ucap Jaden. " Apakah bayi bayi kecil itu bisa menemukan, karena yang menghubungi aku selama ini juga kedua bayi itu. Tapi bukanlah itu tidak masuk akal" ucap Kevin dia sulit percaya, jika kedua bayi itu yang bisa menemukan mereka semua.
Erni masih tidak bisa percaya jika dia bisa berkumpul dengan anak dan juga suaminya. Begitupula dengan yang lainnya. Perjalanan hidup mereka kini semakin berwarna, dengan berkumpulnya keluarga besarnya. Erni masih tidak bisa lepas dari anak anaknya. Dia tidak berhenti untuk mencium Joe, dan itu membuat Joe malu. " Kakak Ipar!" Ucap Gaina mendekati Erni, sejak tadi Erni masih belum terbiasa melihat banyak orang dia masih belum sadar jika Gaina, adik iparnya masih hidup. Erni menoleh dan terkejut saat melihat Gaina, meskipun berpuluh tahun lamanya tidak bertemu dan Gaina mengunakan penutup mata, tapi Erni masih bisa mengenali adik iparnya. " Gaina! Itu kamu? Kenapa bisa..." ucap Erni sambil mengucek matanya berkali kali. " Kakak Ipar, ini aku, maafkan aku, gara gara Kak Gandhi menyelidiki kematianku, kalian jadi hancur..." ucap Gaina kemudian memeluk Erni, mereka berdua menangis sesunggukan. Sebenarnya jika pun Erni marah dia juga berhak. Tapi melihat adik iparnya yang matanya hila
Di atas sana langit sudah sangat merah keemasan, karena matahari sudah hampir menyentuh garis cakrawala.Magic hour!Begitulah kebanyakan orang menyebutnya.Si kembar si paling penikmat matahari terbit dan terbenam, saat ini mereka berada di halaman rumah kediaman Hill. Selalu hening saat menikmati pemandangan. Xhaqella tampak menengadahkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Sementara angin mempermainkan ramput panjangnya.' Tuhan terima kasih sudah mengabulkan doa aku selama ini. Sekarang aku sudah punya keluarga yang banyak, dan saling menyayangi kita dan juga yang lainnya. Tuhan Engkau sangat Maha Kaya. Untuk itu hari ini aku akan berdoa meminta lagi. Jangan anggap aku serakah Ya Tuhan, jika boleh aku ingin meminta Ayah dan Ibu bersatu kembali. Kikislah rasa trauma ibu, dan turunkanlah ego dan gengsi Ayah. Tapi aku tidak mau ada pengorbanan yang besar, seperti kehilangan mereka atau hal yang menyakitkan,..Aamiiin' doa Xhaqella dalam hatinya.' Ya Tuhan, Terima kasih atas berk
Kevin dan Mama Erni sudah sampai di kota tempat tinggal keluarga Hill, mereka semua masih proses lending. Kevin tampak berkaca kaca matanya, dia akhirnya menginjakan kakinya lagi di kota ini, tempat kelahirannya. Hal yang kemarin tidak pernah Kevin bayangkan, bisa kembali lagi ke sini.' Akhirnya aku kembali, sekarang tanpa rasa takut lagi. Papa dan Mama aku kembali, tapi hanya berdua dengan Mama Erni, adik hilang. Tapi Kevin janji akan mencari Keenan' batin Kevin sambil melihat ke luar jendela. Melihat gumpalan awan yang sudah ada semburat merahnya karena kena sorot cahaya matahari. Suasana yang sangat indah, yang selalu Kevin rindukan.Tidak hanya Kevin yang hanyut dalam lamunannya. Erni juga merasakan hal yang sama. Dia merasa seperti terlahir kembali, kesehatan mentalnya sudah membaik, meskipun belum seratus persen pulih. Dan mungkin tidak akan pernah bisa sembuh. Penyakit mental berbeda dengan penyakit biasa, yang bisa disembuhkan dengan meminum obat.' Puluhan tahun aku pergi m
Di tempat lain, keadaan juga tidak jauh beda dengan Ambar dan Vero. Vio juga mendapatkan ganjaran yang sangat mengerikan. Meskipun Vio tidak dipenjara oleh pihak berwajib, namun dia lebih mengenaskan nasibnya. Bagaimana tidak! Saat ini dia sedang di pasang rantai lehernya dan di taruh di sebuah tempat yang sangat sempit. Keadaan Vio juga sudah sangat tidak terlihat seperti manusia, wajahnya penuh dengan luka. Setiap hari dia disiksa. Tap! Tap! Tap!Suara langkah mendekati ke dalam sel milik Vio, dia sudah tidak berdaya. Bahkan sudah ratusan kali dia memohon untuk dibunuh saja, namun tidak ada yang bisa mengabulkan.Vio mengangkat kepalanya dan melihat Robin dan Vinsen datang. " Robin, terakhir kali aku mengatakan jika aku bukan wanita yang kamu maksud. Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak, tapi kamu membuat orang yang seharusnya mendapatkan hukuman, bebas diluar sana. Aku adalah Violetta, aku tidak pernah berbohong" ucap Vio berharap Robin mau mendengarkan apa yang dia k