Pagi hari mulai menyapa semua makluk di bumi dengan pancaran hangat sinar mentari, semua orang juga sibuk dengan kegiatan mereka masing masing. Termasuk Sean Hill yang pagi ini sudah rapi dengan setelan kemeja putih dan celana hitamnya. Tidak lupa blazer cream dia sampirkan di lengannya. “ Tumben pagi pagi kamu sudah mau berangkat saja Sean” sapa Ambar saat melihat anaknya turun dari lantai dua. “ Lho Mama ada ditempatku, sejak kapan?” ucap Sean terkejut saat melihat ibunya ada di rumahnya dipagi pagi buta seperti ini. “ Mama baru saja datang, tadinya ingin mengajak kamu untuk sarapan bersama dengan kenalan Mama, apakah kamu bisa menemani Mama pagi ini” ucap Ambar penuh harap." Maaf Ma, aku sedang ada kerjaan yang mendesak jadi Mama pergi sendiri saja" Ucap Sean kemudian dia ke ruang makan sambil mengambil beberapa Sandwich yang tadi dia minta dibuatkan oleh asisten rumah tangganya. Kemudian Sean langsung membawanya menuju mobilnya. " Bagaimana kalau siang atau sore, Mama benar b
Hari ini, seperti janjinya kemarin Xaquil datang kerumah Gabriel untuk mencoba menjadi guru penganti. Berkat bantuan ibunya dan juga Daren kemarin, hari ini Xaquil akan mengajar dengan sangat profesional. Jika kemarin Tomy menemaninya kedalam rumah kali ini dia hanya menunggu di halaman bergabung dengan para sopirnya Eliza. “ Selamat sore Tuan muda Xaquil, karena Nyonya Eliza sangat sibuk. Maka saya bertugas untuk langsung mengantarkan Tuan muda ke ruang belajar Tuan muda Gabriel” ucap bibi pelayan rumah Gabriel. “ Panggil aku Xaquil saja Bibi” ucap Xaquil yang risih dengan panggilan Tuan muda. “ Jangan sungkan Bibi saya bukan pangeran yang harus bibi panggil Tuan muda” lanjut Xaquil melihat keraguan di mata Bibi pelayan. “ Oh begitu, baiklah Xaquil mari ikut bibi” ucapnya kemudian langsung mengantarkan Xaquil kesebuah ruangan yang di dalamnya sudah ada Gabriel sedang sibuk bersama lego miliknya. “ Hai, Xaquil kamu sudah datang?” sapa Gabriel sambil tersenyum lebar menyambut temann
Hari sudah semakin sore, Xaquil langsung mengakhiri sesi mengajarnya dengan mememberikan beberapa soal untuk Gabriel kerjakan. “ Apakah kamu mau langsung pulang? Maksud aku apakah kamu jadi mengajariku untuk memasang lego yang aku tidak bisa” ucap Gabriel berharap, sambil membantu mengemasi barang barang milik Xaquil. “ Tentu saja, aku tidak pernah melupakan janji” ucap Xaquil datar, setelah memasukan semua buku bukunya ke dalam tasnya dia langsung mengambil lego milik Gabriel. Kemudian Xaquil segera membongkarnya dan memasang sambil mengajari Gabriel sekaligus memberitahu kesalahannya dalam memasang di bagian Tengah makanya dia tidak bisa mendapatkan hasil yang pas. “ Apakah kamu sudah mulai paham apa yang aku katakan padamu?” ucap Xaquil kepada Gabriel. “ Hum, baiklah aku sekarang mengerti dan nanti aku akan mencobanya” ucap Gabriel sambil tersenyum lebar. Dia merasa senang karena Xaquil mau mengajarinya. “ Baiklah, aku akan pulang dan sampai bertemu besuk di sekolah, tapi sebel
Sean mendekati anak perempuan yang terjatuh karena tersandung oleh kakinya. Dia sedikit merasa bersalah, sekaligus dia takut jika orang tua dari anak itu menyalahkan dirinya. “ Apakah sakit, maafkan kaki Om ya” Ucap Sean dengan lembut. “ Ini terasa sakit Om..... Deg! Sean dan juga anak perempuan itu langsung terkejut saat melihat satu sama lainnya. Sean terlihat senang ketika melihat anak itu yang ternyata Xhaqella anak perempuannya. Kini Sean bisa melihat dari dekat, anaknya yang sangat cantik. Tapi tidak dengan Xhaqella yang tampak ketakutan, sepertinya anak itu masih terbayang bayang dengan ayahnya yang memarahi ibunya saat berada di sebuah mall waktu itu. Hiks...hiks.... Xhaqella langsung menangis dan itu membuat Xavier mempercepat larinya saat mendengar suara tangis adiknya. “ Qella kamu baik baik saja” Ucap Xavier dengan panik ketika melihat adiknya jatuh. “ Kamu sih tidak dengerin kakak, jangan lari lari” Lanjut Xavier dengan lembut sambil mengusap usap kepala adiknya d
Setelah mengucapkan selamat malam pada ibunya akhirnya Xaquil langsung ke kamarnya. Dan di sana sudah ada Xavier yang memang setelah habis makan dia ijin untuk ke kamar terlebih dahulu. “ Xavier kamu kenapa?” Tanya Xaquil saat melihat adiknya tidur telentang dengan mata menatap langit langit ruangan dengan pandangan kosong. Hening! Tidak ada jawaban yang terlontar dari mulut adiknya, dan itu membuat Xaquil penasaran. Tadi dia melihat Xhaqella juga tidak jauh beda dengan Xavier. “ Xavier apakah kamu baik baik saja” Ucap Xaquil sambil menoel pipi adiknya. Saat melihat adiknya masih diam,Xaquil langsung mencubit pipi adiknya yang berdaging. Squeeze.....Squeeze....Squeezee.... “ Kakak jangan di cubit cubit” gerutu Xavie sambil mengusap usap pipinya berkali kali, seolah olah ingin menghilangkan jejak tangan kakaknya. “ Habisnya kamu terlihat seperti orang yang kesambet” ucap Xaquil kini kedua tangannya menangkup pipi adiknya sambil terkikik. “ Memangnya sudah pernah lihat orang kesa
El tersenyum di balik pintu kamar anaknya, tadinya dia ingin melihat kedua anaknya apakah sudah tidur. tapi sebelum masuk ia mendengar percakapan kedua anaknya tentang mereka yang bertemu dengan ayahnya. Ya, tadi kedua anaknya sudah menceritakan apa yang dia alami tadi sore, dan El pun sudah memberikan nasihat pada anaknya untuk tidak membenci ayahnya sedemikian dalam. Dan kini ia mendapati anak keduanya mengadukan hal itu pada kakaknya. Melihat interaksi kedua anaknya itu, El hanya bisa tersenyum senang. Apalagi saat melihat Xaquil yang sedang memijat kaki Xavier mengunakan kedua tangan kecilnya. Dan itu tampak sangat lucu. terkadang El hanya bisa menahan tawanya melihat tingkah laku mereka. Xaquil selalu menempatkan diri sebagai seorang pria dewasa yang akan melindungi ataupun menyelesaikan masalah mereka. Dan kedua adiknya juga selalu melihat Xaquil adalah orang dewasa yang tahu banyak hal dan bisa diandalkan." Ya Tuhan kenapa mereka sangat lucu sekali, ingin rasanya menciumnya
Pagi itu El dan keluarga kecilnya sedang berada di toko baru milik mereka, hari ini adalah hari pembukaan untuk ‘ Happy Yummy Bakery’ milik mereka. Untuk pembukaan toko kali ini dia tidak dilakukan secara besar besaran cukup keluarga inti dan juga teman teman Daren yang pastinya bukan yang berteman juga dengan Sean. Setelah kejadian anaknya yang bertemu dengan Sean bebrapa hari yang lalu, El mulai meminta Daren untuk memperketat penjagaan ketiga anaknya. Mereka tidak lagi di ijinkan untuk pergi ketaman yang tidak jauh dari toko ini, tempat Xhaqella dan Xavier bertemu dengan Sean, Bukan Egois,tapi El melakukan itu untuk melindungi mental ketiga anak anaknya, sepertinya mereka belum terlalu siap untuk bertemu dengan ayahnya. Karena Sean juga masih sangat Emosi, jadi ia tidak ingin menumbuhkan rasa benci di hati anak anaknya begitu dalam " Ibu selamat ya, akhirnya bisa mempunyai toko kue yang lebih besar dan juga sangat nyaman" ucap Xaquil sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling
El berusaha untuk menghindari Lukas, dia mengunakan alasan yang pas supaya Lukas tidak curiga. Bukan karena sombong ataupun ada masalah dengannya, tapi El hanya tidak mau ditanya tanya banyak hal olehnya, apalagi Lukas masih sangat dekat dengan Sean. Beberapa minggu yang lalu El sempat melihat Lukas sedang makan bersama Sean dan juga Joe. Saat sedang menghindari Lukas, El tidak sengaja menabrak seseorang karena dia berjalan dengan mundur. “ Maaf tidak sengaja” ucap El sambil membungkuk kan badannya dan berlalu, tapi sesaat kemudian dia merasakan ada yang menyentuh tangannya. “ El” sebuah suara yang tidak asing terdengar ditelinganya. Deg! Ternyata yang El tadi tabrak adalah Sean, yang sengaja datang setelah kemarin diberikan brosur oleh Joe, kedatangan Sean sebetulnya ingin meminta maaf pada El, karena dia tidak tahu di mana El tinggal. Dan beberapa waktu lalu datang kerumah Daren tapi di usir oleh penjaga di rumah Daren. El hanya mengangguk untuk menghormati Sean kemudian setelah