Sean baru saja menghabiskan sarapannya sebelum dia mendengar ponselnya yang bergetar dari tadi terus menerus, sepertinya ada panggilan yang masuk kedalam ponselnya. Sean segera mengambil ponselnya, dan tersenyum saat melihat siapa yang menelponnya. ‘ Baru saja aku akan menghubunginya tapi dia sudah menelpon aku terlebih dahulu’ batin Sean kemudian dia mengeser tombol hijau. “ Halo, baru….“ Pagi ini kita bertemu di toko, setelah mengantar kembar saya langsung ke sana” Daren langsung mengutarakan apa yang ingin dia sampaikan dan setelahnya langsung mematikan panggilannya secara sepihak. Sean langsung mengerutu di perlakukan seperti itu oleh Daren. “ Bagaimana bisa ada orang yang seperti ini, sepertinya dulu tidak begitu deh. Meskipun dulu sering berdebat tentang hal yang tidak jelas juga, tapi Daren tidak pernah sejutek dan sedingin ini. Harusya aku yang dingin padanya bukan malah sebaliknya. Apakah dia sedang kerasukan?” gerutu Sean tidak terima. “ Ngeselin banget sih” gumam Sean.
Sean merasakan debar debar dalam hatinya, saat dia tinggal berdua bersama dengan El di toko, setelah Daren membawa anak anak ke sekolah. Tadinya dia merasa sedih dan kesal saat tidak dibolehkan ikut untuk mengantar Kembar ke sekolah. Tapi sekarang Sean sangat senang dan bersyukur tadi di tolak oleh Daren dan juga Xaquil. Karena dia bisa berduaan dengan El, apalagi staf toko belum banyak yang datang. ‘ Tidak menyangka jika bisa berduaan dengan El dan sedekat ini, aku harus membuat momen yang menyenangkan dan juga kesan baik untuk mantan istriku. Aku sangat yakin jika dia masih mencintai aku, terbukti dia tida dekat dengan laki laki lain selain Daren’ batin Sean kini berbunga bunga.EEhhem! Sean berdehem dan berjalan mendekati El yang sedang asik membereskan semua yang berserakan, namun El hanya terdiam tidak menanggapi Sean sama sekali, karena El berpikir jika Sean hanya batuk biasa, mungkin saja mantan suaminya itu sedang tersedak oleh salivanya sendiri. Eeeehheem! Eeehhem! Setela
El membeku saat mendengar Sean meminta kesempatan dengan tulus. Jujur dari hati El yang paling dalam memang dia tidak bisa melupakan laki laki yang merupakan cinta pertama dan terakhirnya. Faktanya setelah bercerai dan berpisah selama lima tahunan, El masih tidak bisa menghapus bayang bayang Sean, Cintanya begitu dalam pada laki laki itu, begitu pula dengan Sean yang juga masih sangat mencintai El.Apa lagi mereka tidak pernah ada kekerasan dalam rumah tangga, selingkuh pun juga tidak. Masalah kemarin pun hanyalah hasil rekayasa para musuh yang menginginkan Sean hancur. Dan saat itu Sean juga berada dalam pengaruh obat yang diberikan oleh Marco. Jika tidak pengaruh obat pasti hubungan keduanya tidak akan pernah goyah. Tapi meskipun mereka berdua saling mencintai, El masih sangat takut jika harus kembali pada Sean saat seperti ini. Apalagi kini mereka belum tahu siapa orang tua kandung Sean. Dan ada masalah apa dengan musuh musuh Sean. Kenapa mereka membenci Sean sejak orang itu masih
Sean langsung kembali ke kantornya dengan bergesa gesa saat Joe memintanya untuk secepatnya kembali. Pikiran Sean sudah tidak baik baik saja, apalagi saat Joe mengatakan ada sesuatu yang urgent. “ Apa yang terjadi di kantor? Apakah Marco atau Allen sudah bisa menguasai perusahaan?” Ucap Sean sambil terus fokus dengan jalanan. “ Apapun yang terjadi aku akan menghadapinya dengan baik” ucap Sean dengan tegas. Beberapa saat kemudian dia sampai di perusahaan, dengan cepat Sean langsung masuk dan menyerahkan kunci mobil pada satpam supaya di parkirkan di tempat yang aman. Sean langsung masuk kedalam ruangan asistennya. “ Bos akhirnya kamu datang juga, semakin lama saya semakin pusing” ucap Joe, sedangkan Sean hanya bisa mengerutkan keningnya dengan bingung karena melihat banyaknya dokumen yang ada di hadapan Joe. “ Apakah ada sesuatu yang terjadi? Kenapa kamu membuat saya merasa deg degan karena khawatir. Saya takut jika sudah kecolongan dengan sangat banyak” ucap Sean sambil duduk di
Sean kembali mendudukan tubuhnya di sofa ruangan Joe setelah melihat layar ponselnya ada nama Allen sedang memanggilnya. Hal aneh yang Sean rasakan. Karena baru saja dia membicarakan Allen, tiba tiba orang itu langsung menelpon Sean.Apakah di ruangan ini ada kamera tersembunyi yang dipasang oleh anak buah Allen, atau mungkin ponsel miliknya yang disadap olehnya? Sean terus berpikir dengan banyak kemungkinan. “ Bos, kenapa tidak diangkat?” Ucap Joe lirih, karena dia juga takut jika ponsel Sean di sadap. Huft! Sean menghela napas dengan berat sebelum dia mengangkat dan mengaktifkan Laudspeaker. Sebenarnya dia malas meladeni Allen, karena apapun yang Allen katakan adalah suatu kebohongan. Semuanya palsu! “ Halo” ucap Sean datar dan tanpa semangat tidak seperti dulu jika mendapatkan telepon dari sahabatnya. Dulu mereka akan gila gilaan saat Allen datang, karena memang dia sering tinggal di luar. Itupun katanya, kenyataannya tidak tahu seperti apa? Apalagi setelah melihat Allen yang m
Seperti yang Marco katakan jika Damien akan mendatangi El, siang ini Damien berada di toko milik El, dia datang dengan sebuah senyuman yang mengembang. Dia sangat percaya jika El akan menyetujui permintaannya. “ Selamat datang di Happy Yummy Bakery Tuan, silahkan ke counter jika ingin membeli kue, kami juga menyediakan testernya. Jika berkenan Tuan bisa mencicipinya sebelum memutuskan untuk membelinya” sapa sang staf toko dengan sangat ramah. “ Em… sebenarnya saya bukan ingin membeli kue tapi saya ingin bertemu dengan Nyonya Elvaretta Grane, bisakah di panggilkan Beliau” ucap Damien. “ Apakah sudah ada janji sebelumnya Tuan, jika belum kemungkinan Nyonya agak susah di temuinya” ucap sang staf karena tahu jika tidak ada janji El suka kesal saat ada yang mengganggu ketenangannya. Wajah Damien langsung terlihat hijau dan merah secara bersamaan saat mendengar ucapan staff. “Bagaimana bisa dia tidak mau menemui, sedangkan kamu saja belum menanyakan pada bos kamu, dan juga saya belum m
Beberapa hari kemudian dipagi pagi buta semua orang sudah dikejutkan dengan berita penangkapan Dokter Vero yang diduga telah memberikan racikan obat yang mengandung zat terlarang dalam dosis yang tinggi dan obat itu diberikan pada salah satu pasien yang pernah mengalami gangguan halusinasi. Alih alih ingin menyembuhkan diri tapi yang terjadi pasien sering tidak terkontrol dan membuatnya kecanduan. Bahkan saat ini tempat prakterk dokter Vero juga sedang digeledah dan beberapa obat obatan dibawa untuk dijadikan bukti sekaligus dilakukan tes. Sementara dokter Vero sendiri tampak terkejut saat mendapati banyak polisi yang sudah mengepung rumahnya. Dia tidak tahu apa apa saat dia akan dibawa ke kantor polisi. “ Pak salah saya apa? kenapa bapak menangkap saya, dan juga kenapa ini banyak sekali kamera! Singkirkan kamera itu! Singkirkan” ucap Dokter Vero histeris saat tangannya akan diborgol oleh polisi. Awalnya Dokter Vero mengira ini hanyalah prank, tapi setelah melihat surat penang
Setelah kepergian Marco dari kediaman Hill, Ambar terlihat merenungkan apa yang diucapkan oleh Marco, entahlah meskipun Ambar tidak percaya dengan yang Namanya karma ataupun kutukan tapi tiba tiba saja benaknya tidak nyaman saat mengingat sahabatnya dulu Shaun Hill dan juga bagaimana mereka berdua memperlakukan keluarga Shaun. “ Apa yang aku lakukan tidak salah, mereka sudah lama mendapatkan kenyamanan dan juga kebahagiaan, seharusnya Aland Hill dan Lilibeth adil dan memberikan kita berdua harta yang sama seperti yang di terima oleh Shaun Hill. Dan juga Gaina harusnya tidak mendapatkan apa apa, meskipun dia sudah melahirkan Sean. Aku yang mengenalnya lebih dulu tapi kenapa Aland memberikan semua hartanya hanya untuk keturunannya, padahal dia sudah menganggap kita anak” gumam Ambar tanpa merasa bersalah sama sekali. Kebencian Ambar terlihat sangat nyata meskipun sebenarnya Ambar dan juga Marco tidak punya hubungan darah dengan keluarga Shaun, yang artinya mereka berdua tidak berh