Home / Pernikahan / Membalas Perselingkuhan Suami ASN / Bab 7 Pertemuan Yang Menegangkan

Share

Bab 7 Pertemuan Yang Menegangkan

Author: Miss_Pupu
last update Last Updated: 2023-09-21 08:43:21

"Pinjaman PNS tak perlu menggunakan surat-surat itu, Sabi. Kamu pikir aku bodoh!" Hasbi tetap berkilah. Membuat Sabi kian penasaran saja.

"Memang iya. Tapi aku hanya butuh surat-surat penting itu untuk pemberkasan, Mas. Apa salahnya sih," gerutu Sabi. Wanita itu dibuat geram dengan sikap Hasbi.

"Aku hanya pinjam, Mas. Lagi pula itu surat-surat yang seharusnya disimpan seorang istri," sambungnya menekan.

Namun, Hasbi masih saja diam mematung. Ia nampak kesulitan untuk menjawab.

"Mana, Mas? Aku akan ajukan pinjaman seratus juta untuk Mama kamu. Itu pun kalau surat yang aku minta sudah ada di depan mata." Sabrina kembali menekan.

Hasbi masih saja membeku. Dia kebingungan karena surat itu tak ada padanya. Akhirnya Sabrina memilih meninggalkan.

"Tunggu, Sabi!" Hasbi menahan langkah Sabrina.

"Akhirnya kamu bersuara juga." Sabrina kembali duduk di dekat Hasbi.

"Maaf, Sabi. Surat-surat itu tak ada padaku." Hasbi menundukan kepala.

"Apa maksudnya?" Dahi Sabi mengkerut tak paham.

"Surat rumah telah kugadaikan." Tanpa rasa bersalah Hasbi akhirnya mengaku.

"Apa!" Sabrina menggelengkan kepala sangat terkejut.

"Bagaimana dengan surat mobil?" Wanita itu kembali bertanya. Ruang tamu tiba-tiba terasa panas.

"Sama. Telah kugadaikan," jawab Hasbi lagi.

Sabrina menutup mulutnya yang menganga karena terkejut. Hatinya kembali tersayat. Lukanya kian bertambah parah. Ia segera bangkit dari tempat duduk memilih meninggalkan Hasbi yang berusaha menjelaskan. Dilemparnya pintu kamar lalu segera dikuncinya. Ia tak mau lagi bicara dengan sang suami yang semakin jelas mendusta.

"Sabi, dengarkan penjelasaku." Hasbi berusaha mengetuk pintu.

Tangisan Sabrina pecah di dalam kamar. "Tega kamu, Mas." Ia berdesis dalam tangisannya.

"Sabi, bukalah pintunya. Aku bisa jelaskan alasannya." Hasbi masih berusaha membujuk. Namun pintu kamar itu tetap terkunci rapat.

Sampai malam, sampai suara Hasbi tak terdengar, Sabrina tetap mengurung diri di dalam kamar. Ini bukan tentang surat-surat rumah yang digadaikan suaminya. Kebohongan Hasbi tak bisa ditoleransi lagi. Ia bahkan sudah berbulan-bulan tak menerima nafkah pinansial dari sang suami.

***

"Surat-surat berharga milikku telah digadaikan oleh Mas Hasbi. Aku tak merasa menerima sepeser pun uangnya." Sabrina kembali mengadu pada Jaka lewat sambungan telepon. Hanya pada Jaka, ia bisa bercerita.

"Tenang, Sabi." Hanya satu kata balasan dari Jaka di sebrang sana.

"Mana bisa tenang, Jak. Selain berbohong, Mas Hasbi juga telah menipuku." Suara isak tangis Sabrina terdengar jelas oleh Jaka.

"Aku tak mau menunda waktu lagi. Aku akan segera urus perceraianku dengan Mas Hasbi," imbuh Sabi dengan yakin.

"Lakukanlah apa yang terbaik menurutmu. Aku akan mendukung," balas Jaka di sebrang sana.

Dalam sambungan telepon itu, Sabrina meminta bantuan Jaka. Ia akan melakukan pertemuan dengan Miranda. "Tolong temui Miranda, lalu buat pertemuan dengannya lusa malam. Jika dia bertanya, katakan padanya kalau aku akan membawa istrinya Mas Hasbi."

"Baiklah, Sabi. Aku akan membantumu." Jaka mengiyakan hingga sambungan telepon itu berakhir.

Esok harinya setelah pulang sekolah, Sabrina sudah memberikan bukti-bukti kesalahan Hasbi pada atasannya dan segera diproses. Dia juga akan melayangkan gugatan cerai dengan bukti yang sudah berada dalam genggaman. Keputusannya sudah bulat, ia akan mengakhiri semuanya. Tak ada yang bisa dipertahankan dari sebuah kebohongan.

Dia akan membuat perhitungan dengan, Hasbi. Memberinya pelajaran tentang konsekuensi ASN yang berkhianat.

***

Di sebuah caffe bernuansa jepang. Nampak wanita cantik yang usianya sekitar 25 tahun sudah duduk santai di kursi yang telah dipesan seseorang. Dia adalah Miranda Lestari yang datang sendirian atas permintaan Sabrina Mecca. Dia memenuhi undangan Sabrina karena penasaran dengan istri pertama suaminya sebagai mana dijanjikan Sabrina. Wajahnya tegang. Ia memainkan ke dua tangannya di atas meja seraya melirik ke kana dan ke kiri.

Tak lama, Hasbi pun datang. Betapa terkejutnya ia melihat istri mudanya sudah duduk di kursi tempat tujuannya malam ini.

"Sedang apa kamu di sini?" Hasbi segera melontarkan pertanyaan pada Miranda begitu sampai di kursi tujuan. Bagaimana mungkin Miranda bisa berada di caffe yang sama malam ini, padahal sebelumnya izin hendak ke rumah sang mertua.

"Mas, aku yang harusnya bertanya. Kamu kok bisa ada di sini?" Miranda pun tak kalah terkejutnya. Ia langsung berdiri menatap suaminya yang tegang. Sementara sebelumnya Hasbi telah pamit dengan alasan bertugas.

"Kok kamu malah balik tanya sih? Kamu jawab saja, ngapain kamu ada di sini?" Wajah Hasbi semakin terlihat tegang. Bagaimana tidak, kedatangannya ke caffe itu atas undangan Sabrina yang berkata akan memberikan uang setarus juta setelah makan malam dipenuhi.

Pasangan suami istri itu berdiri sambil memasang wajah tegang. Tanpa pikir panjang, Hasbi segera meminta Miranda untuk pulang.

"Aku ada kepentingan bertemu seseorang. Miranda, pulanglah sekarang. Kasihan, Aksa. Kamu titipkan dimana dia?" perintah Hasbi yang sepertinya ditolak Miranda. Padahal dia tak mau kalau sampai Miranda bertemu dengan Sabrina.

Istri muda Hasbi langsung menggelengkan kepala. "Tidak, Mas. Aku juga ada keperluan penting. Aku harus bertemu temanku malam ini. Mas saja yang pulang dan temani, Aksa," bantahnya untuk pertama kali.

Hasbi berdecak kesal lalu meraih tangan Miranda. "Pulang sekarang dan kamu harus nurut!" pintanya lagi dan tak bisa dibantah. Namun, Miranda tetap menggelengkan kepala.

"Cukup, Mas! Tak usah dipaksa." Suara sopran menimpali dan membuat pasangan suami istri itu serentak mengalihkan pandangan ke sumber suara.

"Sabi!"

Kedatangan Sabrina seketika membuat Hasbi melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Miranda. Ia terkesiap dengan kedatangan sang istri pertama yang terlalu cepat.

Sabrina memasang senyuman manis pada keduanya. "Maaf jika terlambat. Silahkan duduk kembali." Ia mempersilahkan. Sikapnya membuat Hasbi kian resah.

'Apa maksud dia dengan semua ini?' batin Hasbi bertanya-tanya. Isi dadanya bergemuruh resah.

"Loh! Kok kalian berdua malah bengong? Relaks saja. Silahkan duduk karena saya memang sengaja mengundang kalian berdua. Ada hal yang ingin saya bicarakan." Sabrina dengan ramah. Ia duduk terlebih dahulu di kursi yang berhadapan dengan pasangan suami istri yang wajahnya kian tegang malam ini. Senyuman yang menggaris di bibirnya membuat Hasbi kian resah.

Sementara Miranda, akhirnya ia berusaha mengatur emosi. Wanita itu duduk dengan tenang memenuhi perintah Sabrina.

"Duduk saja, Mas," kata Miranda. Kebetulan ada Hasbi. Dia juga ingin tahu seperti apa tanggapan suaminya nanti.

Hasbi yang bergeming, ia kemudian duduk. Sesekali dilihatnya wajah Sabrina yang nampak tenang kemudian beralih ke arah Miranda yang juga terlihat tenang.

"Mas Hasbi, tidak usah gugup. Tenang saja," sindir Sabrina seraya mengulum senyum misteri bagi Hasbi.

"Apa maksud kamu mengundang aku dan Miranda ke sini? Sejak kapan kamu mengenal Miranda?" Dua pertanyaan langsung keluar dari mulut Hasbi.

"Karena ada masalah yang penting dan harus diluruskan, Mas." Dengan santainya Sabrina menjawab.

"Miranda, apa kamu sudah mengenal dia?" Hasbi bertanya pada Miranda kemudian tatapannya beralih pada Sabrina.

"Tentu saja Miranda mengenal aku, Mas. Dia kan sempat menyekolahkan anaknya di sekolah dasar tempatku mengajar. Dan kalian sungguh beruntung memiliki anak yang sangat ganteng dan lucu seperti, Aksa." Sabrina menembak Hasbi dengan sindiran yang langsung menusuk jantung.

"Oh yah, Miranda." Sabrina menyodorkan telapak tangan kanannya pada Miranda, mengajak wanita idaman suaminya untuk berjabat tangan.

"Perkenalkan, saya adalah Sabrina Mecca—istri sah dari Hasbi Adhitama."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nang Wahyu Awan
menegangkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 8 Pilih Dia Atau Aku

    "Perkenalkan, saya adalah Sabrina Mecca—istri sah dari Hasbi Adhitama."Bola mata Miranda membulat sempurna seakan hendak loncat dari sarangnya. Sama halnya dengan Hasbi."Apa-apaan ini, Bu Sabi? Saya tidak suka dengan lelucon macam ini." Miranda menggelengkan kepala.Sementara Hasbi menundukan kepala. Ada emosi yang tengah ditahannya."Loh, ini bukan lelucon kok. Saya memang istri sah Mas Hasbi. Kami sudah sepuluh tahun menikah. Namun sepertinya Mas Hasbi tak terlalu kuat dengan ujian yang menerpa pernikahan kami," tekan Sabrina mengulum senyum miring. Ia terlihat kuat, tapi sebenarnya tidak."Mas Hasbi, apa benar?" Miranda menatap nanar suaminya."Mungkin suami anda malu mengakuinya, Miranda. Ops, sory. Maksud saya suami saya, karena anda hanya istri simpanan yang tak dianggap," cibir Sabrina."Cukup, Sabi! Apa-apaan kamu ini. Kamu sudah merencanakan semuanya? Kamu menjebakku! Kamu berani melawanku?!" sergah Hasbi seraya menghentakan kepalan tangannya di atas meja.Sabrina menggeleng

    Last Updated : 2023-09-22
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 9 Hinaan Dari Mertua

    Nampaknya Hasbi tak akan terima kalau sampai Miranda pergi dari kehidupannya. Dia segera meraih tangan sang istri muda, saat wanita itu hendak pergi."Jangan, Mira. Aku mohon. Kita kembali ke tempat duduk. Kita harus bicara," bujuknya dengan sungguh-sungguh.Miranda yang tengah dibakar api kecewa, nyatanya tetap menuruti perintah Hasbi. Dia mengangguk memberi kesempatan pada sang suami untuk bicara. Akhirnya mereka berdua kembali duduk di tempat semula."Jelaskan sekarang, Mas. Mengapa kamu tega membohongiku," tekan Miranda. Dia menyilangkan kedua tangan di depan dada sementara wajahnya begitu nanar kepada sang suami."Oke, aku akan bicara jujur dan kamu harus percaya sebab aku melakukan ini hanya demi, Aksa," jawab Hasbi."Apa hubungannya dengan anak kita?" Miranda mengernyitkan dahi."Mira, aku sudah lama ingin meninggalkan Sabrina. Wanita itu tidak mampu memberikan aku keturunan. Sebagai laki-laki, aku pun ingin memiliki anak dari darah dagingku. Tapi Sabrina tidak bisa. Aku sudah t

    Last Updated : 2023-09-23
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 10 Bujuk Rayunya

    "Tega sekali Mama bicara seperti itu," lirih Sabrina. Bulir bening tak bisa lagi dibendung sampai akhirnya harus menetes di pipi mulus Sabrina. Bibirnya bergetar, menahan rasa sakit di dalam dadanya.Sementara Hasbi, dia tampak membatu saat mamanya menghina Sabrina."Mama bicara apa adanya, Sabi. Wajar kan kalau Hasbi ingin memiliki anak di saat kamu tak mampu memberikannya. Jangan egois, Sabi." Wanita paruh baya itu seperti tak memikirkan perasaan Sabrina. Air mata yang tumpah di pipi cantiknya, tak membuat Hasbi membuka mulut untuk sekedar membela sang istri."Miranda bahkan rela menjual perhiasannya demi membantu Mama, lalu bagaimana dengan kamu, Sabi? Kamu terlihat tak sudi direpotkan."Bak petir menyambar tubuh, ucapan mertua Sabrina terasa meremukan tubuh Sabrina sampai ke tulang-tulang."Cukup, Ma! Jangan pernah banding-bandingkan aku dengan wanita yang baru saja Mama kenal!" tukas Sabrina. Dihapusnya air mata yang seharusnya tak boleh keluar."Kalau Mama lebih menerima pelako

    Last Updated : 2023-09-23
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 11 Calon Mantu?

    Sambungan telepon itu langsung diakhiri Jaka begitu suara bariton milik Hasbi terdengar."Mengapa jadi Hasbi yang menjawab telepon?" Jaka bertanya-tanya. Dia kini tengah berada di ruang kantornya. Memijat pelipis karena khawatir suami Sabrina jadi salah paham.Semalam, Jaka mengantarkan Sabrina ke rumahnya tanpa ada Hasbi. Dia tak tahu kalau panggilan teleponnya akan dijawab oleh Hasbi. Padahal saat ini Jaka sudah selesai mengumpulkan semua berkas yang dipinta Sabrina. Termasuk berkas penting milik Hasbi yang juga diamankan padanya.Satu jam kemudian pintu ruangan Jaka terdengar diketuk seseorang dari luar."Permisi, Pak. Ada tamu yang ingin bertemu." Sekestaris melapor pada Jaka usai membuka pintu."Siapa?" tanya Jaka biasa saja."Atas nama, Hasbi Adhitama," jawab wanita berambut pendek itu.Sedikit terkejut. Dia langsung mengamankan berkas milik Sabrina. "Bawa ke ruangan saya," titahnya pada sekertaris."Baik, Pak." Wanita itu keluar lagi. Sementara Jaka langsung sibuk memastikan ka

    Last Updated : 2023-09-24
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 12 Keputusan Yang Pahit

    "Sudah, Ma. Sudah. Mama ke sini sama siapa?" Jaka mengalihkan perhatian."Diantar supir," jawab mamanya Jaka masih dengan senyuman yang terukir di bibirnya."Oh baguslah. Aku pamit, Ma. Aku mau antar Sabrina pulang ya." Jaka menarik pelan tangan Sabrina."Tante, saya pamit.""Iya, Sabi. Hati-hati di jalan. Tante tunggu di rumah nanti." Wanita paruh baya itu masih saja melebarkan senyuman. Terlihat bahagia. Pasalnya, Jaka sering sekali bercerita tentang Sabrina padanya.Kini Sabrina dan Jaka telah berada di lobi. Wajah Jaka memerah karena tak enak dengan sikap mamanya yang so akrab, padahal baru pertama bertemu dengan Sabrina."Jak, sepertinya aku akan pesan taksi online saja ya," ucap Sabrina."Oke. Maaf ya kalau tak bisa antar sampai ke rumah kamu," balas Jaka. "Mm-aku mau minta maaf atas sikap mamaku yang so akrab sama kamu," imbuhnya seraya menggaruk pundak yang tak gatal."Tidak apa-apa, Jak. Aku malah senang sama Mama kamu yang ramah. Mengingatkan pada ibuku di rumah." Sabrina ke

    Last Updated : 2023-09-24
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 13 Meragukan

    Hasbi nampak mematung dengan penekanan yang diberikan Sabrina. Ia sempat menunduk kemudian mengangkat kembali wajahnya."Putuskan sekarang, Mas. Saya tidak punya banyak waktu." Sabrina kembali menekan. Wajahnya memang terlihat kuat di hadapan semua orang, tapi di dalam hatinya berbeda jauh. "Aku putuskan, aku akan memilih Sabrina." Keputusan pria bergelar ASN itu pada akhirnya.Tapi, tak ada wajah sendu yang ditampilkan oleh Miranda. Apalagi dengan orang tua Hasbi. Mereka terlihat biasa saja. Mereka tak nampak terkejut sedikit pun.Usai melemparkan tatapan pada orang-orang di ruangan itu, Sabrina kembali melayangkan tatapan nanar pada Hasbi. Ia merasa tak yakin dengan jawaban suaminya."Aku tidak yakin kalau kamu akan rela kehilangan istri muda dan anakmu, Mas," tukasnya. Setelah Sabrina memastikan wajah Hasbi yang biasa-biasa saja. Apalagi dengan Miranda yang harusnya bersedih atau marah."Karena aku lebih tak rela kehilangan kamu, Sabi. Perasana ini teramat yakin kalau aku tak rel

    Last Updated : 2023-09-25
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 14 Menyadap Ponsel Suami

    Detik itu juga Jaka menerangkan pada Sabrina langkah-langkah menyadap aplikasi pesan di ponsel Hasbi nanti.Pandangan Sabrina tak beralih ke yang lain. Dia fokus pada penjelasan Jaka siang ini. Setelah itu, dia segera pulang untuk menjalankan aksinya.Wanita itu hanya ingin memastikan kalau Hasbi memang benar-benar telah berubah. Sampai tiba di depan rumah. Awalnya terlihat tak ada yang aneh. Namun begitu Sabrina memutar handle pintu, ternyata pintu rumahnya dikunci dari dalam."Apa Mas Hasbi ada di dalam?" Sabrina tampak berpikir. Ia segera menekan bell yang menempel di dinding."Mas! Kamu ada di dalam?" Sabrina sedikit berteriak memanggil sang suami yang diperkirakan ada di dalam rumah. Padahal tadi pagi Hasbi sudah berangkat untuk dinas."Sebentar, Sabi." Benar saja Hasbi memang ada di dalam rumah saat balasan suara bariton dengan jelas terdengar kalau itu adalah suara Hasbi.Sabrina nampaknya harus menunggu dalam beberapa menit saat Hasbi masih saja belum membuka pintu. Hingga ak

    Last Updated : 2023-09-25
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 15 Dua Ratus Juta

    Setelah keberangkatan Hasbi, kini Sabrina hanya sendirian di rumahnya. Dia tak ke sekolah karena kebetulan hari ini adalah tanggal merah.Penasaran dengan hasil penyadapan kemarin Sabrina segera membuka salah satu aplikasi penyadap pada layar ponselnya. Satu-persatu bukti chatingan Hasbi dengan seseorang mulai bermunculan. Sabrina membuka chat suaminya dengan kontak bernama Muhidin.Muhidin: [Mas, besok aku ada arisan dengan teman-temanku. Uang sepuluh juta buat bayar arisan sudah ada belum? Aku kan malu kalau sampai telat bayar.]Hasbi: [Tenang saja, Sayang. Hari ini kebetulan aku menerima insentif.]Muhidin: [Baguslah, Mas. Jangan pernah berikan uang jatahku pada istri tuamu yang egois itu.]Hasbi: [Tak akan pernah, Sayang. Kamu jangan khawatir, setelah aku berhasil merampas bukti-bukti pernikahan kita, Sabrina akan segera aku ceraikan.]Muhidin: [Jangan lama-lama, Mas. Aku sudah tidak nyaman tinggal di kontrakan hanya untuk bersembunyi dari wanita tuamu.]Hasbi: [Sabar, Sayang. Tak

    Last Updated : 2023-09-26

Latest chapter

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 219 Akhir Yang Indah

    Suatu hari Jaka memanggil Sabrina dan anak-anaknya di ruang keluarga. Di sana juga ada Jeni yang turut serta hadir. Jaka meminta pada Sabrina untuk bersiap-siap karena mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian baru.Awalnya Sabrina terlihat ragu menerima tawaran suaminya, akan tetapi ia menyanggupi karena Jaka memaksa dan tak mau ditolak ajakannya.Hingga akhirnya dua kendaraan roda empat akan melaju menuju pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa pakaian baru. Dua mobil itu berisi Jaka, Sabrina, Jeni dan empat anak termasuk suster yang turut serta mendampingin. Mereka akan belanja bersama terutama untuk keperluan ulang tahun Aksa yang tinggal menghitung hari.Sabrina nampak berjalan seiringan dengan Jaka setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jaka meminta Sabrina memilih apa pun yang diinginkan. Wanita mana yang tak bahagia dengan perlakuan suami seperti Jaka. Sabrina bagaikan satu-satunya wanita paling beruntung di dunia."Sayang, kamu pilih apa pun yang kamu but

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 218 Sedikit Gangguan

    "Kenapa, Ma?" Sabrina segera bertanya. Tentu ia masih terkajut dengan jawaban mertuanya."Tapi bohong. Mama setuju dong. Masa iya Mama gak setuju," ralat Jeni yang rupanya hanya bercanda saja.Seketika Sabrina dan Aksa menghela napas lega secara bersamaan."Ya ampun, Mama. Sungguh aku sampai kaget. Aku pikir Mama benar-benar gak setuju." Sabrina mengusap dadanya. Tak disangka kalau mertuanya senang bergurau."Omah, Aksa juga kaget," timpal Aksa masih memasang wajah terkejutnya.Gegas Jeni memeluk Aksa. "Maaf, Sayang. Omah bercanda. Omah 'kan sayang sama Aksa, masa iya gak setuju. Kita akan rayakan ulang tahun Aksa dengan meriah ya. Pokonya kita akan happy-happy," sambutnya. Jeni tampak menampilkan wajah bahagianya kali ini."Terima kasih, Omah. Aksa sayang sekali sama Omah," ucap Aksa yang kembali memeluk Jeni."Omah juga sayang sama, Aksa," balas Jeni.Melihat itu, Sabrina semakin melebarkan senyumannya. Ia semakin dibuat bahagia dengan keadaan di rumah mewah itu."Terima kasih ya, M

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 217 Perhatian Yang Sempurna

    Mendengar cerita Sabrina, seketika Jeni tercengang. "Lalu, apa yang Raisa sampaikan sama kamu, Sabi?" tanyanya penasaran."Raisa mengucapkan terima kasih padaku, Ma. Dia berterima kasih karena aku tela merawat dan menjaga Abang Yusuf dengan baik." Sabrina kembali menjelaskan.Isi dada Jeni terasa bergetar mendengar itu. "Pasti Raisa merasa tenang di alam sana. Kamu telah menjaga Yusuf dengan baik. Mama yakin Raisa bangga padamu, Sabi."Sabrina menurunkan tatapan. Ia masih ingat dengan jelas wajah Raisa kala itu. "Semoga saja ya, Ma. Aku tidak menganggap Abang Yusuf anak tiri kok. Meski pun dia tak lahir dari rahimku, aku menyayanginya bagai anak kandung sendiri," tuturnya."Karena kamu memang wanita baik, Sabi. Mama sungguh bangga bisa mendapatkan menantu seperti kamu. Jaka memang tak pernah salah mencintai kamu," balas Jeni. Sabrina hanya bisa menyodorkan senyuman saat sang mertua memujinya.Sampai saat ini dunia Sabrina memang terasa lebih berwarna dari biasanya. Anak-anaknya berpa

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 216 Kebahagiaan Yang Sempurna

    Satu bulan kemudian keluarga Dirgantara nampak disibukan dengan persiapan pernikahan Sesil yang tinggal menghitung hari.Adik Sabrina itu nampak disibukan dengan segala macam persiapan menjelang pernikahannya. Hingga Sabrina pun harus turun tangan dalam membantu adik kandungnya itu.Hingga tiba pada saat ijab kabul pernikahan terucap dengan lantangnya oleh pria yang Sesil cintai. Pernikahan telah sah dilangsungkan dan Sesil telah diperistri kekasihnya. Satu hari usai pernikahan, Sesil dan suaminya langsung terbang ke bali untuk bulan madu selama satu minggu. Tentu suasana saat ini semakin membuat Sabrina lega dan bahagia karena tugasnya menjaga Sesil kini telah berpindah pada suami Sesil.Sabrina kian merasa bahagia dengan keluarga saat ini. Ia juga bahagia dengan kesibukannya saat ini sebagai ibu rumah tangga untuk empat anak-anaknya.Pagi ini bahkan Sabrina nampak sibuk menyiapkan perlengkapan sekolah Aksa. Sabrina juga selalu menemani Aksa sarapan di ruang makan bersama Jaka yang j

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 215 Mimpi

    Sabrina dan Jaka mengukir senyuman yang lebar tatkala melihat Sesil dan Jeni berpelukan. Keluarga yang nyaris sempurna setelah beberapa kali terpa ujian."Permisi, Nyonya. Makan malam sudah siap." Ijah melapor pada majikannya yang tengah bercengkerama."Oh iya. Terima kasih, Jah," ucap Jeni.Ijah tersenyum. "Sama-sama, Nyonya," balasnya kemudian berlalu setelah tugasnya selesai.Sementara Jeni segera mengajak keluarganya untuk segera makan malam, "Ayo kita makan malam bersama dulu yu."Serentak Sabrina, Aksa, Jaka dan Sesil mengangguk secara bersamaan sebagai pertanda mengiyakan ajakan Jeni barusan. Gegas mereka beranjak dari tempat duduk beralih menuju ruang makan.Di atas meja makan sudah tersaji aneka makanan yang lezat hasil dari masakan Ijah. Pembantu rumah tangga itu memang spesial memasak untuk malam ini. Melihat keluarga majikannya yang akur dan bahagia, ia merasa sangat senang.Ijah, Siti dan Iyem yang berada di ruangan sebelah ruang makan nampak tersenyum melihat kebersamaan

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 214 Rencana Pernikahan Sesil

    Sabrina akhirnya membiarkan Aksa tetap ikut bersama Sesil. Ia juga paham sebab tak ada yang menemani Sesil di rumahnya. Sabrina kembali masuk ke mobil suaminya.Sementara Aksa satu mobil bersama Sesil akan kembali ke rumahnya. Suasana hati Aksa sedikit membaik setelah ditenangkan oleh Sabrina tadi. Air matanya sudah surut namun ia memilih tetap diam dalam perjalanan pulang tanpa banyak bicara.Sesekali sebelah tangan Sesil mengusap rambut tebal Aksa. Sulit dijelaskan, tapi dia sudah menyayangi Aksa. Aksa memang terlahir dari orang tua yang tak lain adalah mantan suami Sabrina tapi Sesil tak lagi mempermasalahkan itu. Ia sudah menyayangi Aksa dengan sebenar-benarnya.'Ya Tuhan, anak kecil di dekatku sungguh malang. Dia tak menginginkan kesedihan ini terjadi. Izinkan hamba untuk selalu menjaga dan merawatnya sampai dewasa nanti,' harap Sesil dalam hati.Harapan yang sama yang tengah diucapkan Sabrina saat ini. Dalam perjalanan pulang bersama suaminya, Sabrina masih memikirkan perasaan A

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 213 Mantan Suami Meninggal Dunia

    "Aku dan Aksa akan melayat, Mba. Aku akan mengantar Aksa. Kasihan kan," balas Sesil.Sabrina kembali dibuat dilema. Bagaimana mungkin ia akan tega membiarkan Aksa bersedih sendirian. Anak itu telah kehilangan segalanya. Orang tua satu-satunya Aksa kini turut berpulang ke sisi Tuhan karena penyakit komplikasi yang diidap. Sabrina tak pernah menyangka dengan kehidupan mantan suaminya yang memilukan."Sil, aku juga ingin ikut melayat. Aku kasihan pada Aksa. Tapi aku akan minta izin Mas Jaka terlebih dahulu ya," kata Sabrina. Ia masih menempelkan benda pipih itu pada telinganya."Kita ketemu di rumah tahanan saja ya, Mba. Kasihan Aksa tak bisa menunggu lagi." Sesil kembali bicara."Iya, aku ingin bicara dengan Aksa terlebih dahulu " pinta Sabrina."Boleh, Mba." Dalam detik yang sama, sepertinya Sesil langsung memberikan ponsel pintarnya pada Aksa."Iya, Ibu." Suara Aksa terdengar bergetar berat."Aksa, dengarkan Ibu ya. Tetap tenang. Semuanya akan baik-baik saja. Aksa dan Kak Sesil pergi

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 212 Kabar Buruk Dan Kabar Baik

    Sabrina sudah berdiri di depan rumah. Ia segera bertanya pada security di depan rumahnya."Mas, itu ambulance kemana?" tanya Sabrina pada pria berseragam layaknya security di rumahnya itu. Degup jantungnya masih sama, sebab suara sirine ambulance semakian mendekati arah rumahnya."Itu ada tetangga rumah sebelah yang meninggal, Non," jawab Security Sabrina.Seketika Sabrina menghela napas lega. "Saya pikir siapa. Kaget banget," desisnya. Akhirnya napas yang sempat tersengal kini mulai terasa lancar."Hanya tetangga, Non. Kabarnya meninggal karena kecelakaan," jelas security itu lagi."Ya sudah saya masuk lagi ya. Kabari saya kalau Mas Jaka pulang," pinta Sabrina."Siap, Non." Pria itu dengan tegasnya.Sabrina kemudian segera masuk kembali ke rumahnya. Ia masih belum juga tenang sebab belum mendapatkan kabar dari suaminya. Ia tak bisa menelepon Jaka lagi, sebab anak kembarnya minta ASI. Seperti biasa, Sabrina menyusui anak kembarnya secara bergantian. Ia selalu melakukan kewajibannya se

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 211 Suara Ambulance

    "Klinik yang di dekat toko, Mba. Duh kasihan sekali Aksa. Aku sampai gak tega melihatnya. Sedari tadi Aksa mengigau nama papanya terus," kata Sesil lagi."Ya Tuhan, kasihan sekali Aksa. Memangnya kamu gak pernah bawa Aksa nengokin papanya di penjara?" Sabrina bertanya lagi."Sudah, Mba. Ceritanya dua hari yang lalu Aksa ingin bertemu papanya di penjara, aku mengabulkan keinginan Aksa. Ternyata Mas Hasbi sakit Mba. Semenjak saat itu Aksa terus saja memikirkan papanya." Sesil menjelaskan."Mas Hasbi sakit apa memangnya?" Lagi-lagi Sabrina bertanya. Ia masih menempelkan ponsel pintar pada telinganya."Katanya komplikasi, Mba. Sakit paru-paru dan lambung kronis. Aksa sampai sedih melihat papanya. Saat ini ada di klinik tahanan tengah dirawat oleh perawat di sana," kata Sesil."Ya Tuhan, sungguh aku kasihan pada Aksa. Anak sekecil Aksa sudah memiliki banyak sekali beban. Sebenarnya aku ingin menemui Aksa sekarang, tapi keadaannya tidak memungkinkan, Sil," terang Sabrina pada adiknya."Kena

DMCA.com Protection Status