Share

Bab 188 Meninggal Dunia

Penulis: Miss_Pupu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-09 12:23:41

Namun baru saja beberapa menit Jeni membuka layar benda persegi itu, suara pintu yang diketuk dari luar seketika membuyarkan suasana.

Tok tok tok!

"Nyonya, gawat!"

Suara Ijah di luar kamar terdengar panik.

"Ada apa sih dia, ganggu aja," gerutu Jeni.

"Nyonya, keluarlah. Gawat, Nyonya!" Suara Ijah terus saja memanggil sehingga tak memberi kesempatan pada Jeni untuk meneruskan penyelidikannya.

"Iya, Ijah. Sebentar," sahut Jeni akhirnya. Ia kemudian bangkit dari tempat duduk di kamarnya. Jeni segera membuka pintu karena Ijah tak mau berhenti memanggilnya.

"Ada apa?" Jeni bertanya pada Ijah yang raut wajahnya terlihat panik. "Kenapa sih kamu?" imbuhnya bertanya lagi.

"Itu, Nyonya. Non Sabi memanggil. Gawat katanya, Jupri kecelakaan," lapor Ijah nampak sendu. Bagaimana tidak, Jupri adalah supir pribadi Jeni yang juga merupakan kekasihnya saat ini.

"Apa! Kecelakaan dimana?" Jeni pun tercengang.

"Saya tidak tahu, Nyonya. Non Sabi meminta saya memanggil Nyonya untuk ke depan." Bulir bening nam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
mega silvia
mudah mudahan gk da lagi kesedihan Sabrina kedepannya cukup sampe sini aj penderitaan nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 189 Semakin Curiga

    Jaka masih memeluk Sabrina guna menenangkannya. Dia tak menyangka kalau perjalanan wanita yang sudah memberikan anak kepadanya terasa menyayat hati. Anehnya, tak terdapat luka sedikit pun di bagian tubuh Raisa. Hanya kepala belakang saja yang memar akibat benturan keras. Kecelakaan itu terjadi karena mobil yang ditumpangi Raisa ditabrak oleh truk dari depan. Tubuh Raisa sampai terpental keluar hingga kepala belakang terbentur aspal. Namun ajaibnya tubuh Raisa tak mengalami luka seperti ada yang melindungi.Wanita itu meninggal dalam keadaan masa nifas setelah dua minggu melahirkan. Semua orang yang melayat di rumah Jaka nampak mendoakan semoga Raisa meninggal dalam keadaan syahid.Sabrina menitipkan bayinya pada Sesil yang menjaga di lantai dua. karena Ijah harus pergi melayat Jupri—almarhum kekasihnya. Supir pribadi Jaka itu dipulangkan ke rumah orang tuanya yang masih berada di area Jakarta.Wajah Raisa yang sudah tak bernyawa itu nampak bercahaya. Sabrina melihat bibir Raisa sepert

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 190 Mencari Bukti

    Ijah terdiam dalam beberapa saat. Ia nampak kebingungan. Dadanya terasa bergetar lebih kencang. Ijah merasa panik."Jah, ayo jelaskan," tekan Jeni sudah tidak sabar."Nyonya, maafkan saya. Sebenarnya saya merasa janggal dengan kehadiran almarhum Non Raisa semasa hidupnya. Saat Non Raisa tinggal di sini saya melihat malam hari saat semuanya sudah tertidur pulas, Tuan Jaka malah baru keluar dari kamar Non Raisa kala itu. Tiba-tiba Non Raisa juga hamil berbarengan dengan Non Sabi. Eh tak lama melahirkan juga bareng-bareng. Dan yang lebih mengherankan adalah, wajah Dede Bayi yang sangat mirip dengan almarhum Non Raisa," jeras Ijah terpaksa mengeluarkan uneg-unegnya."Apa! Kamu yakin dengan penjelasan kamu?" Jeni nampak terkejut."Saya bicara apa adanya, Nyonya. Saya bicara sesuai dengan apa yang saya lihat dan saya rasakan selama sembilan bulan Non Raisa tinggal di rumah ini." Ijah membenarkan. "Saya juga sering melihat Non Raisa meminta dibelikan makanan pada Tuan Jaka tanpa sungkan. No

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 191 Tes DNA

    Hari ini hanya ada Sabrina saja di rumah. Dia belum memulai aktivitas mengajarnya. Sabrina keluar dari kamar setelah suaminya pergi ke kantor. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling sudut."Mama kemana ya?" Sabrina bertanya-tanya sendirian.Sabrina kemudian memanggil Ijah. "Ijah," wanita berlesung pipi itu sedikit mengeraskan nada suaranya.Tak ada jawaban dari pemilik nama. Ia kemudian menemui Siti di ruang belakang."Siti, kok rumah sepi ya. Ijah kemana?" tanya Sabrina pada Siti yang tengah sibuk membersihkan kulkas.Siti menoleh dengan sopan kemudian menahan aktivitas kerjanya. "Mba Ijah ikut bersama Nyonya. Katanya mau pergi sebentar," jawabnya.Sabrina mengernyitkan dahi. "Pergi kemana, Siti?" tanyanya lagi.Namun wanita itu nampak mengangkat bahu dan kedua tangannya secara bersamaan. "Saya tidak tahu, Non. Mungkin belanja kebutuhan dapur," jawabnya lagi."Oh iya kali ya. Ya sudah, kamu lanjutkan saja membersihkan kulkasnya."Sabrina kemudian kembali ke kamarnya. Ia terlihat tena

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 192 Berita Mengejutkan

    Jeni menepuk keningnya. Ia baru sadar kalau Jaka bisa saja mencari informasi pada saudaranya yang lain."Iya, Mama lupa. Bukan arisan keluarga, tapi arisan sesama teman-teman Mama. Mama juga sebentar lagi akan sampai rumah kok. Kamu gak usah khawatir," balas Jeni. Ia masih menempelkan benda pipih miliknya pada telinga."Oh ya sudah. Tapi Dede Yusuf baik-baik saja 'kan?" Jaka memastikan sebelum sambungan telepon berakhir."Aman, Jak. Baby Yusuf baik-baik saja kok. Anteng bahkan gak nangis sama sekali," kata Jeni meyakinkan anaknya."Syukurlah." Jaka terdengar menghela napas lega.Sambungan telepon berakhir. Jeni nampak menghela napas lega. 'Maafkan Mama, Jak. Mama tak bermaksud membohongi kamu. Mama hanya ingin meyakinkan kalau kalian tak menyembunyikan apa-apa di belakang Mama,' gumamnya dalam hati. Ia memang merasa bersalah karena melakukan tindakan ini. Tapi mau bagaimana lagi, Jeni tak mau melewati hari penuh dengan rasa penasaran."Santi, sekali lagi saya mohon sama kamu, jangan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 193 Terasa Remuk Tubuhnya

    Perasaan Jaka saat ini tak menentu. Ia berjalan mondar-mandir sambil merkacak pinggang."Bagaimana mungkin Mama kepikiran untuk tes DNA. Aku sampai tak mencurigai apa-apa. Pantas saja kemarin lusa Mama mempertanyakan tentang CCTV di rumah ini." Jaka berbicara sendiri nampak kebingungan. Napasnya masih terasa sesak memikirkan hasil tes DNA antara Baby Yusuf dengan Sabrina. Ia mengacak-acak rambut nampak frustasi. Apalagi saat mengingat mamanya yang hari ini tak ada di rumah."Jangan-jangan hari ini Mama tengah mengambil hasil tes DNA. Bagaimana ini." Jaka tak memiliki jalan keluar. Semakin terlihat frustasi. Sudah bisa dibayangkannya kalau sampai Jeni benar-benar mengetahui semuanya.Selang satu jam kemudian Jaka masih terduduk di atas sofa dengan rambut yang nampak acak-acakan. Ia belum mau mengganti kemejanya. Hingga akhirnya Sabrina datang menyapanya lalu bertanya."Assalamualaikum." Sabrina datang dan duduk di dekat suaminya. Ia mencium punggung tangan Jaka sebagaimana biasanya se

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 194 Diusir

    Jeni nampak menghela napas terlebih dahulu. Ia kemudian mengambil dua amplop berwarna putih dari dalam tasnya. Wanita paruh baya itu meletakan amplop itu di atas meja."Apa itu, Ma?" Degup jantung Jaka seakan berhenti dalam sekejap. Ia menduga kalau amplop itu berisi hasil tes DNA anaknya."Kalian buka amplop itu lalu baca isinya!" titah Jeni dengan ketus.Jaka menelan saliva yang terasa berat. Ia saling melemparkan tatapan dengan Sabrina. Ia berusaha kuat dan mengambil kedua amplop di atas meja. Dibuka kemudian dibaca isinya yang berupa satu lembar surat keterangan hasil tes DNA pada masing-masing amplop.Dua amplop itu dibuka Jaka dan dibaca bersama Sabrina secara bersamaan.Jelas tertulis di dalam surat keterangan itu bahwa DNA Baby Yusuf dengan Jaka 99,99% cocok. Sementara pada surat yang satunya lagi tertulis bahwa DNA Baby Yusuf dengan Sabrina 99,99% tidak cocok.Sabrina dan Jaka menghela napas berat. Meski sudah pasrah, tetap saja mereka terlihat tegang."Teganya kalian telah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 195 Terpaksa Memilih Pergi

    Jaka semakin mempererat genggaman tangannya pada Sabrina. Dengan yakin tanpa harus berpikir lagi."Aku akan tetap bersama Sabrina, Ma," tegas Jaka."Apa kamu bilang!" Jeni mendongak kecewa. "Kamu lebih memilih wanita mandul itu dibanding mama kamu sendiri!" "Tidak, Ma. Aku tidak memilih siapa pun. Mama dan Sabi adalah dua wanita berharga yang ada di dalam hatiku. Aku tidak bisa memilih salah satu dari kalian berdua," bantah Jaka."Halah sudahlah, Jaka," tukas Jeni. Ia menahan kesedihan di ujung tengorokan. "Keluar dari rumah ini tanpa membawa apa pun termasuk Dede Yusuf. Dia adalah cucuku dan kalian tidak berhak membawanya.""Ma, dia anakku." Jaka memelas."Tapi kamu telah memilih Sabrina. Itu artinya kamu memutuskan melepakaskan semuanya. Jika itu mau kamu, pergi saja bersama wanita mandul itu. Jangan pernah kembali sebelum Sabrina benar-benar bisa hamil darah daging kamu!" ancamnya."Ma, tolong mengertilah." Jaka masih berusaha memohon pada mamanya."Kalian tahu 'kan pintu keluar d

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 196 Merasa Ada Yang Hilang

    Malam ini Jaka dan Sabrina nampak resah. Meski tak saling mengungkapkan keduanya resah karena sama-sama memikirkan Baby Yusuf di rumah Jeni."Mas, kamu sedang ngapain?" Sabrina bertanya saat Jaka terlihat memainkan layar ponselnya."Aku sedang kirim pesan pada Ijah. Aku harus memastikan Dede Yusuf baik-baik saja," jawab Jaka tanpa menoleh. Ia tetap fokus pada layar ponel. Dua ibu jarinya pun tengah mengetik pesan."Lalu, apa kata Ijah?" Sabrina menyeringai dan segera bertanya."Kata Ijah, Dede Yusuf baik-baik saja. Setidaknya kita akan merasa tenang kalau anak kita baik-baik saja," jelas Jaka.Sabrina tampak memeluk suaminya dari samping. Ia hanya menyenderkan kesedihannya saat ini. "Maafkan aku, Mas. Ini semua karena salahku. Karena ketidak sempurnaanku sebagai seorang wanita," ucapnya merasa bersalah.Jaka kemudian mengusap pipi Sabrina. "Jangan salahkan diri sendiri. Tidak ada yang bisa menentukan takdir seseorang selain Tuhan," bantahnya."Terima kasih ya. Kamu adalah satu-satunya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13

Bab terbaru

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 219 Akhir Yang Indah

    Suatu hari Jaka memanggil Sabrina dan anak-anaknya di ruang keluarga. Di sana juga ada Jeni yang turut serta hadir. Jaka meminta pada Sabrina untuk bersiap-siap karena mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian baru.Awalnya Sabrina terlihat ragu menerima tawaran suaminya, akan tetapi ia menyanggupi karena Jaka memaksa dan tak mau ditolak ajakannya.Hingga akhirnya dua kendaraan roda empat akan melaju menuju pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa pakaian baru. Dua mobil itu berisi Jaka, Sabrina, Jeni dan empat anak termasuk suster yang turut serta mendampingin. Mereka akan belanja bersama terutama untuk keperluan ulang tahun Aksa yang tinggal menghitung hari.Sabrina nampak berjalan seiringan dengan Jaka setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jaka meminta Sabrina memilih apa pun yang diinginkan. Wanita mana yang tak bahagia dengan perlakuan suami seperti Jaka. Sabrina bagaikan satu-satunya wanita paling beruntung di dunia."Sayang, kamu pilih apa pun yang kamu but

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 218 Sedikit Gangguan

    "Kenapa, Ma?" Sabrina segera bertanya. Tentu ia masih terkajut dengan jawaban mertuanya."Tapi bohong. Mama setuju dong. Masa iya Mama gak setuju," ralat Jeni yang rupanya hanya bercanda saja.Seketika Sabrina dan Aksa menghela napas lega secara bersamaan."Ya ampun, Mama. Sungguh aku sampai kaget. Aku pikir Mama benar-benar gak setuju." Sabrina mengusap dadanya. Tak disangka kalau mertuanya senang bergurau."Omah, Aksa juga kaget," timpal Aksa masih memasang wajah terkejutnya.Gegas Jeni memeluk Aksa. "Maaf, Sayang. Omah bercanda. Omah 'kan sayang sama Aksa, masa iya gak setuju. Kita akan rayakan ulang tahun Aksa dengan meriah ya. Pokonya kita akan happy-happy," sambutnya. Jeni tampak menampilkan wajah bahagianya kali ini."Terima kasih, Omah. Aksa sayang sekali sama Omah," ucap Aksa yang kembali memeluk Jeni."Omah juga sayang sama, Aksa," balas Jeni.Melihat itu, Sabrina semakin melebarkan senyumannya. Ia semakin dibuat bahagia dengan keadaan di rumah mewah itu."Terima kasih ya, M

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 217 Perhatian Yang Sempurna

    Mendengar cerita Sabrina, seketika Jeni tercengang. "Lalu, apa yang Raisa sampaikan sama kamu, Sabi?" tanyanya penasaran."Raisa mengucapkan terima kasih padaku, Ma. Dia berterima kasih karena aku tela merawat dan menjaga Abang Yusuf dengan baik." Sabrina kembali menjelaskan.Isi dada Jeni terasa bergetar mendengar itu. "Pasti Raisa merasa tenang di alam sana. Kamu telah menjaga Yusuf dengan baik. Mama yakin Raisa bangga padamu, Sabi."Sabrina menurunkan tatapan. Ia masih ingat dengan jelas wajah Raisa kala itu. "Semoga saja ya, Ma. Aku tidak menganggap Abang Yusuf anak tiri kok. Meski pun dia tak lahir dari rahimku, aku menyayanginya bagai anak kandung sendiri," tuturnya."Karena kamu memang wanita baik, Sabi. Mama sungguh bangga bisa mendapatkan menantu seperti kamu. Jaka memang tak pernah salah mencintai kamu," balas Jeni. Sabrina hanya bisa menyodorkan senyuman saat sang mertua memujinya.Sampai saat ini dunia Sabrina memang terasa lebih berwarna dari biasanya. Anak-anaknya berpa

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 216 Kebahagiaan Yang Sempurna

    Satu bulan kemudian keluarga Dirgantara nampak disibukan dengan persiapan pernikahan Sesil yang tinggal menghitung hari.Adik Sabrina itu nampak disibukan dengan segala macam persiapan menjelang pernikahannya. Hingga Sabrina pun harus turun tangan dalam membantu adik kandungnya itu.Hingga tiba pada saat ijab kabul pernikahan terucap dengan lantangnya oleh pria yang Sesil cintai. Pernikahan telah sah dilangsungkan dan Sesil telah diperistri kekasihnya. Satu hari usai pernikahan, Sesil dan suaminya langsung terbang ke bali untuk bulan madu selama satu minggu. Tentu suasana saat ini semakin membuat Sabrina lega dan bahagia karena tugasnya menjaga Sesil kini telah berpindah pada suami Sesil.Sabrina kian merasa bahagia dengan keluarga saat ini. Ia juga bahagia dengan kesibukannya saat ini sebagai ibu rumah tangga untuk empat anak-anaknya.Pagi ini bahkan Sabrina nampak sibuk menyiapkan perlengkapan sekolah Aksa. Sabrina juga selalu menemani Aksa sarapan di ruang makan bersama Jaka yang j

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 215 Mimpi

    Sabrina dan Jaka mengukir senyuman yang lebar tatkala melihat Sesil dan Jeni berpelukan. Keluarga yang nyaris sempurna setelah beberapa kali terpa ujian."Permisi, Nyonya. Makan malam sudah siap." Ijah melapor pada majikannya yang tengah bercengkerama."Oh iya. Terima kasih, Jah," ucap Jeni.Ijah tersenyum. "Sama-sama, Nyonya," balasnya kemudian berlalu setelah tugasnya selesai.Sementara Jeni segera mengajak keluarganya untuk segera makan malam, "Ayo kita makan malam bersama dulu yu."Serentak Sabrina, Aksa, Jaka dan Sesil mengangguk secara bersamaan sebagai pertanda mengiyakan ajakan Jeni barusan. Gegas mereka beranjak dari tempat duduk beralih menuju ruang makan.Di atas meja makan sudah tersaji aneka makanan yang lezat hasil dari masakan Ijah. Pembantu rumah tangga itu memang spesial memasak untuk malam ini. Melihat keluarga majikannya yang akur dan bahagia, ia merasa sangat senang.Ijah, Siti dan Iyem yang berada di ruangan sebelah ruang makan nampak tersenyum melihat kebersamaan

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 214 Rencana Pernikahan Sesil

    Sabrina akhirnya membiarkan Aksa tetap ikut bersama Sesil. Ia juga paham sebab tak ada yang menemani Sesil di rumahnya. Sabrina kembali masuk ke mobil suaminya.Sementara Aksa satu mobil bersama Sesil akan kembali ke rumahnya. Suasana hati Aksa sedikit membaik setelah ditenangkan oleh Sabrina tadi. Air matanya sudah surut namun ia memilih tetap diam dalam perjalanan pulang tanpa banyak bicara.Sesekali sebelah tangan Sesil mengusap rambut tebal Aksa. Sulit dijelaskan, tapi dia sudah menyayangi Aksa. Aksa memang terlahir dari orang tua yang tak lain adalah mantan suami Sabrina tapi Sesil tak lagi mempermasalahkan itu. Ia sudah menyayangi Aksa dengan sebenar-benarnya.'Ya Tuhan, anak kecil di dekatku sungguh malang. Dia tak menginginkan kesedihan ini terjadi. Izinkan hamba untuk selalu menjaga dan merawatnya sampai dewasa nanti,' harap Sesil dalam hati.Harapan yang sama yang tengah diucapkan Sabrina saat ini. Dalam perjalanan pulang bersama suaminya, Sabrina masih memikirkan perasaan A

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 213 Mantan Suami Meninggal Dunia

    "Aku dan Aksa akan melayat, Mba. Aku akan mengantar Aksa. Kasihan kan," balas Sesil.Sabrina kembali dibuat dilema. Bagaimana mungkin ia akan tega membiarkan Aksa bersedih sendirian. Anak itu telah kehilangan segalanya. Orang tua satu-satunya Aksa kini turut berpulang ke sisi Tuhan karena penyakit komplikasi yang diidap. Sabrina tak pernah menyangka dengan kehidupan mantan suaminya yang memilukan."Sil, aku juga ingin ikut melayat. Aku kasihan pada Aksa. Tapi aku akan minta izin Mas Jaka terlebih dahulu ya," kata Sabrina. Ia masih menempelkan benda pipih itu pada telinganya."Kita ketemu di rumah tahanan saja ya, Mba. Kasihan Aksa tak bisa menunggu lagi." Sesil kembali bicara."Iya, aku ingin bicara dengan Aksa terlebih dahulu " pinta Sabrina."Boleh, Mba." Dalam detik yang sama, sepertinya Sesil langsung memberikan ponsel pintarnya pada Aksa."Iya, Ibu." Suara Aksa terdengar bergetar berat."Aksa, dengarkan Ibu ya. Tetap tenang. Semuanya akan baik-baik saja. Aksa dan Kak Sesil pergi

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 212 Kabar Buruk Dan Kabar Baik

    Sabrina sudah berdiri di depan rumah. Ia segera bertanya pada security di depan rumahnya."Mas, itu ambulance kemana?" tanya Sabrina pada pria berseragam layaknya security di rumahnya itu. Degup jantungnya masih sama, sebab suara sirine ambulance semakian mendekati arah rumahnya."Itu ada tetangga rumah sebelah yang meninggal, Non," jawab Security Sabrina.Seketika Sabrina menghela napas lega. "Saya pikir siapa. Kaget banget," desisnya. Akhirnya napas yang sempat tersengal kini mulai terasa lancar."Hanya tetangga, Non. Kabarnya meninggal karena kecelakaan," jelas security itu lagi."Ya sudah saya masuk lagi ya. Kabari saya kalau Mas Jaka pulang," pinta Sabrina."Siap, Non." Pria itu dengan tegasnya.Sabrina kemudian segera masuk kembali ke rumahnya. Ia masih belum juga tenang sebab belum mendapatkan kabar dari suaminya. Ia tak bisa menelepon Jaka lagi, sebab anak kembarnya minta ASI. Seperti biasa, Sabrina menyusui anak kembarnya secara bergantian. Ia selalu melakukan kewajibannya se

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 211 Suara Ambulance

    "Klinik yang di dekat toko, Mba. Duh kasihan sekali Aksa. Aku sampai gak tega melihatnya. Sedari tadi Aksa mengigau nama papanya terus," kata Sesil lagi."Ya Tuhan, kasihan sekali Aksa. Memangnya kamu gak pernah bawa Aksa nengokin papanya di penjara?" Sabrina bertanya lagi."Sudah, Mba. Ceritanya dua hari yang lalu Aksa ingin bertemu papanya di penjara, aku mengabulkan keinginan Aksa. Ternyata Mas Hasbi sakit Mba. Semenjak saat itu Aksa terus saja memikirkan papanya." Sesil menjelaskan."Mas Hasbi sakit apa memangnya?" Lagi-lagi Sabrina bertanya. Ia masih menempelkan ponsel pintar pada telinganya."Katanya komplikasi, Mba. Sakit paru-paru dan lambung kronis. Aksa sampai sedih melihat papanya. Saat ini ada di klinik tahanan tengah dirawat oleh perawat di sana," kata Sesil."Ya Tuhan, sungguh aku kasihan pada Aksa. Anak sekecil Aksa sudah memiliki banyak sekali beban. Sebenarnya aku ingin menemui Aksa sekarang, tapi keadaannya tidak memungkinkan, Sil," terang Sabrina pada adiknya."Kena

DMCA.com Protection Status