Share

Bab 110 Takut Kehilangan

Penulis: Miss_Pupu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-22 06:55:13

Seketika bola mata Hasbi membulat sempurna tatkala melihat istrinya tengah bercinta di ruangan kamar pribadinya dengan seorang pria yang tak diketahui Hasbi karena tubuh pria itu membelakangi kamera.

"Brengsek! Siapa pria itu?"

Hasbi mengepalkan tangannya. Isi dadanya seketika terasa panas dan mendidih langsung ke atas ubun-ubun.

Jelas dalam rekaman CCTV, Miranda tengah beradu peluh dengan seroang pria berkulit putih yang membelakangi kamera. Hasbi hanya melihat punggung pria itu tanpa bisa melihat wajahnya. Ia segera mengakhiri rekaman menjijikan itu. Benda pipih dimasukannya kembali ke dalam saku celana. Pandangannya tertuju pada jendela kamar. Ia berusaha tenang sambil mengatur napasnya yang semakin panas dan sesak.

Hasbi masuk lewat pintu belakang. Emosi di dalam dadanya tak bisa dikendalikan. Ia segera mengambil salah satu balok yang ada di taman belakang rumah, kemudian masuk ke dalam rumah dengan langkah yang sangat hati-hati.

Saat ini Hasbi sudah berada di depan pintu kamar p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 111 Sebuah Kata Cinta

    Air mata Sabrina seketika menganak sungai di pipi. Wanita berlesung pipi itu terlihat melangkah dengan perlahan mendekat keatas ranjang yang diatasnya tengah tertidur seseorang yang dianggapnya Jaka. Seseorang itu seluruh tubuhnya tertutup kain selimut yang tebal.Pandangan Sabrina sedikir memudar oleh genangan air mata. Tangannya bergetar. Ia mencoba menyentuhnya tapi terasa berat.Di ruangan kamar itu terlihat hanya Sabrina seorang yang menangisi kepergian Jaka. Sementara Sesil dan Jeni hanya diam sambil menundukan kepala. Tak ada tangisan dari dua wanita itu sebagai mana tangisan Sabrina saat ini."Mengapa Jaka harus pergi. Urusannya belum selesai," lirih Sabrina. Ia meremas selembar kertas yang sudah ia baca tadi. Kemudian ia duduk di samping jenazah. Tangisannya tak bisa dihentikan sampai dadanya terdengar sesegukan."Aku tidak bisa kehilangan kamu, Jak. Kamu belum mengetahui perasaanku yang sebenarnya. Aku mencintaimu, Jak. Jangan tinggalkan aku. Aku mencintai kamu," sambung Sab

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   112 Melenyaplan Nyawa

    Sabrina dan Jaka terkesiap. Pandangan mereka tak beralih ke arah mana pun. Keduanya fokus melihat layar televisi yang tengah menginformasikan berita saat ini.Layar televisi menampilkan seorang pria tersangka berinisial HA terlihat dibekuk polisi. Wajah pria itu tentu dikenal oleh Sabrina dan Jaka. Pria itu adalah Hasbi Adhitama yang wajahnya terlihat memar akibat pukulan warga terdekat yang menangkapnya. Sebelumnya Hasbi sempat melarikan diri, namun hanya dengan waktu dua jam saja polisi berhasil menemukan persembunyiannya.Pria itu tertunduk miris masuk ke dalam mobil tahanan dan dibawa oleh pihak yang berwajib ke kantor polisi.Bagai pertir yang menyambar di siang bolong, berita itu vital seindonesia detik itu juga. Seorang pria mantan ASN membunuh ayah dan istrinya karena ketahuan selingkuh.Sabrina nampak mematung tanpa bisa berkata-kata. Ia sangat terkejut dan tidak pernah menyangka."Sabi, bagaimana mungkin mantan suami kamu jadi kriminal." Jaka yang tak kalah terkejutnya pun t

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 113 Anak Mantan Suami

    Dihiraukannya omongan-omongan yang tidak berpaedah itu. Sabrina tetap masuk ke dalam mobil. Aksa sudah tidur pulas. Jaka telah membaringan anak itu di kursi belakang.Sabrina dan Jaka telah duduk berdampingan di kursi depan. Hingga kendaraan roda empat itu melaju dengan kecepatan sedang. Jaka akan mengantarkan Sabrina ke rumahnya.Sesekali Sabrina menengok Aksa di kursi belakang. Terlihat jelas kelopak mata anak itu tampak sebab walau sudah tertidur. Sabrina kembali meneteskan air mata tatkala mengingat kembali nasib Aksa, tak ada yang mau menerima anak itu."Sabi, kamu masih bersedih?" Jaka melirik Sabrina. Kedua tangannya di atas setir mobil dan pandangan tetap fokus ke jalan raya yang mulai sepi dari lalu lalang kendaraan.Sabrina kemudian meluruskan kembali pandangannya. Mengusap tetesan bulir bening yang lagi-lagi jatuh di pipinya."Aku hanya masih belum percaya dengan situasi saat ini. Mas Hasbi sekejam itu. Aksa adalah berliannya yang menjadi alasan meninggalkanku. Tapi kini be

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 114 Pergi Ke Kantor Polisi

    Pagi ini Sabrina dan Sesil akan mengantarkan Aksa ke makam mamanya. Terlebih dahulu Sabrina mencari informasi lokasi keberadaan makan Miranda pada RT di area perumahan Adhitama. Setelah mendapatkan informasi, Sabrina bergegas melajukan kendaraan roda empatnya ke pemakaman yang masih merah.Mereka bertiga, Aksa, Sabrina dan Sesil sudah sampai lokasi dan tampak berjalan mendekati makan bertuliskan nisan Miranda binti Azhari. Makam itu masih terlihat merah dan basah. Bibir Aksa seketika tertarik ke bawah. Terlihat jelas kalau anak itu tengah menahan sendu. Pasang maniknya turut berkaca-kaca. Kemudian menekuk lutut di atas pusara mamanya."Mama, maafin Aksa ya. Aksa datang diantar Bu Sabi. Mama jangan marah ya. Kata Bu Sabi, Mama sudah mengijinkan Aksa dekat dengan Bu Sabi."Aksa terlihat menjeda kalimatnya guna mengatur napas. Tak lama, ia lanjutkan kembali."Mama pasti kedinginan di bawah sana. Aksa ingin peluk Mama, tapi gak bisa." Akhirnya air mata anak itu merembes lagi.Sabrina seg

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 115 Jangan Menangis Anak Hebat

    Serentak semua orang yang berada di ruang kunjungan membeliak terkejut dengan kedatangan wanita paruh baya yang meneriaki Hasbi seorang pembunuh.Wanita itu adalah mamanya almarhum Miranda. Dia datang langsung berteriak kencang marah-marah, menunjuk-nunjuk wajah Hasbi, mengamuk mendekati Hasbi kemudian memukul-mukul punggung Hasbi."Omah, jangan pukul Papa," sentak Aksa tak terima tatkala papanya dipukuli omahnya."Papa kamu pantas menerimanya. Pembunuh kejam!" Mamanya Miranda masih mengeluarkan kemurkaannya. Kepalan tangannya tak berhenti memukuli hingga akhirnya petugas yang berjaga, memaksa wanita paruh baya itu keluar dari ruang kunjungan."Lepas!" Mamanya Miranda memberontak. Namun petugas tetap menyeret mamanya Miranda keluar karena sudah mengganggu ketenangan orang lain.Selepas mamanya Miranda keluar dari ruang kunjungan, Aksa kembali menatap wajah papanya. Bola matanya terlihat berkaca-kaca. "Papa, mengapa Omah bilang pembunuh? Siapa yang Papa bunuh?" raut wajah Aksa nampak k

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 116 Maukah Kamu Menikah Denganku?

    "Papa, dadah!" Aksa masih saja berteriak. Kedua tangannya menggenggam besi yang berdiri tegap menghalanginya. Padahal Hasbi telah berlalu tak terlihat lagi."Aksa, mungkin papanya mau istirahat dulu. Sekarang kita pulang ya," ajak Sabrina dengan lembut. Lagi-lagi ia hanya bisa mengusap rambut tebal anak di dekatnya. Berusaha menenangkannya.Anak laki-laki itu terlihat seperti terpaksa menyudahi tangisannya. Perlahan genggaman yang kuat pada sel jeruji besi mulai dilepaskannya. Ia mengikuti langkah Sabrina dan Jaka yang menggandeng tangannya.'Papa pasti kedinginan. Wajah Papa juga banyak luka-lukanya. Di dalam penjara pasti banyak orang jahat. Kasihan Papa.' Dalam hatinya Aksa terus bergumam sendu. Hingga akhirnya harus menyudahi kunjungan. Mereka bertiga sudah kembali masuk mobil Jaka. Kendaraan roda empat itu melaju meninggalkan kantor polisi."Aksa jangan sedih lagi ya." Sabrina memutar kepalanya menoleh ke kursi belakang tempat Aksa duduk.Aksa mengangguk berat. "Bu Guru, apakah

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 117 Lamaran Diterima

    Sabrina tercengang. Ia tak bisa mengungkapkan apa-apa bahkan untuk sekedar mengucapkan satu kata saja. Ia menelan saliva terlejut. Menurunkan tatapan. Bersamaan dengan itu jantungnya kembali berdegup lebih kencang."Sabi, maukah kamu menikah denganku?" Jaka mengulangi pertanyaannya sekali lagi.Sabrina terlihat berat untuk menjawab. "A-aku, aku—" Ia terdengar menggantungkan kalimatnya.Jaka masih menunggu jawaban. Tatapannya tak beralih ke arah mana pun. Hanya fokus pada Sabrina."Sabi, lanjutkan jawaban kamu." Jaka mengusap punggung tangan Sabrina dengan lembut. Usapan lembut itu bahkan membuat Sabrina kian merasa gugup. Wanita itu tak bisa menghindari ketegangan dalam dadanya."Aku sudah tahu perasaan kamu. Kamu pun sudah tahu perasaan aku. Bahkan hambatan yang selama ini terasa berat, sudah merestui hubungan kita. Sesil sudah merestui kita. Apa lagi yang harus kita tunggu?" tutur Jaka lagi. Kedua tangannya masih menggenggam tangan Sabrina. Mengusapnya dengan lembut. Bahkan detik i

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 118 Bahagia Usai Dilamar

    Sabrina mengulum senyum, tersipu malu padahal Jaka bukanlah pria yang baru dikenal.Wanita berbulu mata lentik itu tak membalas ucapan Jaka, selain hanya senyuman. Ia segera keluar dari mobil setelah berbalas senyuman dengan Jaka. Sabrina juga segera melambaikan tangan tatkala kendaraan Jaka mulai meninggalkan pekarangan rumahnya.Setelah Jaka pergi, senyuman manis itu masih saja terukir jelas di bibir Sabrina. Sampai masuk ke dalam rumah, Sabrina masih berdiri di balik pintu dengan senyuman yang kian merekah."Hayo! Senyum-senyum sendiri."Suara Sesil dan Aksa mengejutkan Sabrina yang langsung terperanjat."Ya ampun kalian apa-apaan sih. Bikin kaget saja." Sabrina tampak mengusap dada. "Habisnya, aku pikir siapa yang datang. Pas dilihat, eh ternyata ada yang lagi senyum-senyum sendiri. Bahagia banget kayanya." Sesil menaik-naikan kedua alisnya secara bersamaan. Nampaknya ia tengah menggoda kakaknya yang tengah jatuh cinta."Kayaknya ada yang sedang jatuh cinta nih," lanjut Sesil mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26

Bab terbaru

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 219 Akhir Yang Indah

    Suatu hari Jaka memanggil Sabrina dan anak-anaknya di ruang keluarga. Di sana juga ada Jeni yang turut serta hadir. Jaka meminta pada Sabrina untuk bersiap-siap karena mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian baru.Awalnya Sabrina terlihat ragu menerima tawaran suaminya, akan tetapi ia menyanggupi karena Jaka memaksa dan tak mau ditolak ajakannya.Hingga akhirnya dua kendaraan roda empat akan melaju menuju pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa pakaian baru. Dua mobil itu berisi Jaka, Sabrina, Jeni dan empat anak termasuk suster yang turut serta mendampingin. Mereka akan belanja bersama terutama untuk keperluan ulang tahun Aksa yang tinggal menghitung hari.Sabrina nampak berjalan seiringan dengan Jaka setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jaka meminta Sabrina memilih apa pun yang diinginkan. Wanita mana yang tak bahagia dengan perlakuan suami seperti Jaka. Sabrina bagaikan satu-satunya wanita paling beruntung di dunia."Sayang, kamu pilih apa pun yang kamu but

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 218 Sedikit Gangguan

    "Kenapa, Ma?" Sabrina segera bertanya. Tentu ia masih terkajut dengan jawaban mertuanya."Tapi bohong. Mama setuju dong. Masa iya Mama gak setuju," ralat Jeni yang rupanya hanya bercanda saja.Seketika Sabrina dan Aksa menghela napas lega secara bersamaan."Ya ampun, Mama. Sungguh aku sampai kaget. Aku pikir Mama benar-benar gak setuju." Sabrina mengusap dadanya. Tak disangka kalau mertuanya senang bergurau."Omah, Aksa juga kaget," timpal Aksa masih memasang wajah terkejutnya.Gegas Jeni memeluk Aksa. "Maaf, Sayang. Omah bercanda. Omah 'kan sayang sama Aksa, masa iya gak setuju. Kita akan rayakan ulang tahun Aksa dengan meriah ya. Pokonya kita akan happy-happy," sambutnya. Jeni tampak menampilkan wajah bahagianya kali ini."Terima kasih, Omah. Aksa sayang sekali sama Omah," ucap Aksa yang kembali memeluk Jeni."Omah juga sayang sama, Aksa," balas Jeni.Melihat itu, Sabrina semakin melebarkan senyumannya. Ia semakin dibuat bahagia dengan keadaan di rumah mewah itu."Terima kasih ya, M

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 217 Perhatian Yang Sempurna

    Mendengar cerita Sabrina, seketika Jeni tercengang. "Lalu, apa yang Raisa sampaikan sama kamu, Sabi?" tanyanya penasaran."Raisa mengucapkan terima kasih padaku, Ma. Dia berterima kasih karena aku tela merawat dan menjaga Abang Yusuf dengan baik." Sabrina kembali menjelaskan.Isi dada Jeni terasa bergetar mendengar itu. "Pasti Raisa merasa tenang di alam sana. Kamu telah menjaga Yusuf dengan baik. Mama yakin Raisa bangga padamu, Sabi."Sabrina menurunkan tatapan. Ia masih ingat dengan jelas wajah Raisa kala itu. "Semoga saja ya, Ma. Aku tidak menganggap Abang Yusuf anak tiri kok. Meski pun dia tak lahir dari rahimku, aku menyayanginya bagai anak kandung sendiri," tuturnya."Karena kamu memang wanita baik, Sabi. Mama sungguh bangga bisa mendapatkan menantu seperti kamu. Jaka memang tak pernah salah mencintai kamu," balas Jeni. Sabrina hanya bisa menyodorkan senyuman saat sang mertua memujinya.Sampai saat ini dunia Sabrina memang terasa lebih berwarna dari biasanya. Anak-anaknya berpa

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 216 Kebahagiaan Yang Sempurna

    Satu bulan kemudian keluarga Dirgantara nampak disibukan dengan persiapan pernikahan Sesil yang tinggal menghitung hari.Adik Sabrina itu nampak disibukan dengan segala macam persiapan menjelang pernikahannya. Hingga Sabrina pun harus turun tangan dalam membantu adik kandungnya itu.Hingga tiba pada saat ijab kabul pernikahan terucap dengan lantangnya oleh pria yang Sesil cintai. Pernikahan telah sah dilangsungkan dan Sesil telah diperistri kekasihnya. Satu hari usai pernikahan, Sesil dan suaminya langsung terbang ke bali untuk bulan madu selama satu minggu. Tentu suasana saat ini semakin membuat Sabrina lega dan bahagia karena tugasnya menjaga Sesil kini telah berpindah pada suami Sesil.Sabrina kian merasa bahagia dengan keluarga saat ini. Ia juga bahagia dengan kesibukannya saat ini sebagai ibu rumah tangga untuk empat anak-anaknya.Pagi ini bahkan Sabrina nampak sibuk menyiapkan perlengkapan sekolah Aksa. Sabrina juga selalu menemani Aksa sarapan di ruang makan bersama Jaka yang j

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 215 Mimpi

    Sabrina dan Jaka mengukir senyuman yang lebar tatkala melihat Sesil dan Jeni berpelukan. Keluarga yang nyaris sempurna setelah beberapa kali terpa ujian."Permisi, Nyonya. Makan malam sudah siap." Ijah melapor pada majikannya yang tengah bercengkerama."Oh iya. Terima kasih, Jah," ucap Jeni.Ijah tersenyum. "Sama-sama, Nyonya," balasnya kemudian berlalu setelah tugasnya selesai.Sementara Jeni segera mengajak keluarganya untuk segera makan malam, "Ayo kita makan malam bersama dulu yu."Serentak Sabrina, Aksa, Jaka dan Sesil mengangguk secara bersamaan sebagai pertanda mengiyakan ajakan Jeni barusan. Gegas mereka beranjak dari tempat duduk beralih menuju ruang makan.Di atas meja makan sudah tersaji aneka makanan yang lezat hasil dari masakan Ijah. Pembantu rumah tangga itu memang spesial memasak untuk malam ini. Melihat keluarga majikannya yang akur dan bahagia, ia merasa sangat senang.Ijah, Siti dan Iyem yang berada di ruangan sebelah ruang makan nampak tersenyum melihat kebersamaan

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 214 Rencana Pernikahan Sesil

    Sabrina akhirnya membiarkan Aksa tetap ikut bersama Sesil. Ia juga paham sebab tak ada yang menemani Sesil di rumahnya. Sabrina kembali masuk ke mobil suaminya.Sementara Aksa satu mobil bersama Sesil akan kembali ke rumahnya. Suasana hati Aksa sedikit membaik setelah ditenangkan oleh Sabrina tadi. Air matanya sudah surut namun ia memilih tetap diam dalam perjalanan pulang tanpa banyak bicara.Sesekali sebelah tangan Sesil mengusap rambut tebal Aksa. Sulit dijelaskan, tapi dia sudah menyayangi Aksa. Aksa memang terlahir dari orang tua yang tak lain adalah mantan suami Sabrina tapi Sesil tak lagi mempermasalahkan itu. Ia sudah menyayangi Aksa dengan sebenar-benarnya.'Ya Tuhan, anak kecil di dekatku sungguh malang. Dia tak menginginkan kesedihan ini terjadi. Izinkan hamba untuk selalu menjaga dan merawatnya sampai dewasa nanti,' harap Sesil dalam hati.Harapan yang sama yang tengah diucapkan Sabrina saat ini. Dalam perjalanan pulang bersama suaminya, Sabrina masih memikirkan perasaan A

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 213 Mantan Suami Meninggal Dunia

    "Aku dan Aksa akan melayat, Mba. Aku akan mengantar Aksa. Kasihan kan," balas Sesil.Sabrina kembali dibuat dilema. Bagaimana mungkin ia akan tega membiarkan Aksa bersedih sendirian. Anak itu telah kehilangan segalanya. Orang tua satu-satunya Aksa kini turut berpulang ke sisi Tuhan karena penyakit komplikasi yang diidap. Sabrina tak pernah menyangka dengan kehidupan mantan suaminya yang memilukan."Sil, aku juga ingin ikut melayat. Aku kasihan pada Aksa. Tapi aku akan minta izin Mas Jaka terlebih dahulu ya," kata Sabrina. Ia masih menempelkan benda pipih itu pada telinganya."Kita ketemu di rumah tahanan saja ya, Mba. Kasihan Aksa tak bisa menunggu lagi." Sesil kembali bicara."Iya, aku ingin bicara dengan Aksa terlebih dahulu " pinta Sabrina."Boleh, Mba." Dalam detik yang sama, sepertinya Sesil langsung memberikan ponsel pintarnya pada Aksa."Iya, Ibu." Suara Aksa terdengar bergetar berat."Aksa, dengarkan Ibu ya. Tetap tenang. Semuanya akan baik-baik saja. Aksa dan Kak Sesil pergi

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 212 Kabar Buruk Dan Kabar Baik

    Sabrina sudah berdiri di depan rumah. Ia segera bertanya pada security di depan rumahnya."Mas, itu ambulance kemana?" tanya Sabrina pada pria berseragam layaknya security di rumahnya itu. Degup jantungnya masih sama, sebab suara sirine ambulance semakian mendekati arah rumahnya."Itu ada tetangga rumah sebelah yang meninggal, Non," jawab Security Sabrina.Seketika Sabrina menghela napas lega. "Saya pikir siapa. Kaget banget," desisnya. Akhirnya napas yang sempat tersengal kini mulai terasa lancar."Hanya tetangga, Non. Kabarnya meninggal karena kecelakaan," jelas security itu lagi."Ya sudah saya masuk lagi ya. Kabari saya kalau Mas Jaka pulang," pinta Sabrina."Siap, Non." Pria itu dengan tegasnya.Sabrina kemudian segera masuk kembali ke rumahnya. Ia masih belum juga tenang sebab belum mendapatkan kabar dari suaminya. Ia tak bisa menelepon Jaka lagi, sebab anak kembarnya minta ASI. Seperti biasa, Sabrina menyusui anak kembarnya secara bergantian. Ia selalu melakukan kewajibannya se

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 211 Suara Ambulance

    "Klinik yang di dekat toko, Mba. Duh kasihan sekali Aksa. Aku sampai gak tega melihatnya. Sedari tadi Aksa mengigau nama papanya terus," kata Sesil lagi."Ya Tuhan, kasihan sekali Aksa. Memangnya kamu gak pernah bawa Aksa nengokin papanya di penjara?" Sabrina bertanya lagi."Sudah, Mba. Ceritanya dua hari yang lalu Aksa ingin bertemu papanya di penjara, aku mengabulkan keinginan Aksa. Ternyata Mas Hasbi sakit Mba. Semenjak saat itu Aksa terus saja memikirkan papanya." Sesil menjelaskan."Mas Hasbi sakit apa memangnya?" Lagi-lagi Sabrina bertanya. Ia masih menempelkan ponsel pintar pada telinganya."Katanya komplikasi, Mba. Sakit paru-paru dan lambung kronis. Aksa sampai sedih melihat papanya. Saat ini ada di klinik tahanan tengah dirawat oleh perawat di sana," kata Sesil."Ya Tuhan, sungguh aku kasihan pada Aksa. Anak sekecil Aksa sudah memiliki banyak sekali beban. Sebenarnya aku ingin menemui Aksa sekarang, tapi keadaannya tidak memungkinkan, Sil," terang Sabrina pada adiknya."Kena

DMCA.com Protection Status