Share

PAMITAN

Penulis: E. K
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-10 15:22:05

Aku mengantar ibuku menemui Bu Wulan. Beliau bilang ingin melihat keadaannya sekaligus berpamitan.

Kubuka pintu kamar dengan pelan. Saat pintu terbuka Bu Wulan menoleh dan tersenyum padaku. Aku masuk terlebih dahulu. Sengaja ku minta pada ibuku untuk menunggu di luar dulu.

"Khansa, ada apa?" tanya Bu Wulan saat aku duduk di ranjang.

"Ada ibuku, beliau ingin bertemu," ujarku.

"Di sini ada ibumu?" Bu Wulan terkejut. ia lalu berusaha bangun dan celingukan tapi aku tahan.

"Jangan bangun, Bu," cegahku.

"Mana ibumu, Sha. Ibu mau minta ampun padanya. Ibu sudah melukai perasaan kamu. Ibu...."

"Jangan salahkan diri sendiri, Bu Wulan," Ibuku masuk berserta Salma.

Aku berdiri, aku memberikan kesempatan untuk Ibuku bicara dengan Bu Wulan. Salma pun aku ambil alih.

Bu Wulan menangis, ia bahkan memaksa untuk bangun dan terduduk lalu meraih tangan ibu. Ibu pun duduk di samping Bu Wulan.

"Maafkan Aku Heni. Maaf atas kegagalanku menjaga putrimu. Aku pantas kamu benci," tutur Bu W
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    APA KITA PERNAH BERTEMU?

    "Apa?" Aku terkejut mendengar niat Ibuku ingin menjodohkan aku dengan pria lain. padahal masa Iddah ku baru saja berakhir. Lagipula, aku sama sek tidak punya niat untuk menikah lagi. Aku bisa mrnesark Salma seorang diri. Ketimbang punya pasangan tapi akhirnya harus disakiti lagi."Kenapa ibu punya niat sampai sana? Apa ibu sama sekali tidak memikirkan perasaan Khansa? Khansa baru saja cerai bahkan masa idahku saja baru selesai. Lantas kenapa sekarang ibu punya pemikiran sampai sana?" Aku sedikit sewot karena tidak suka dengan keputusan ibu. "Ibu hanya ingin kamu bangkit. Ibu ingin membuat luka lamamu sembuh jika bersamanya. Tolong jangan menolak, dulu Ibu mengalah dengan pilihanmu dan sekarang apa? Kamu gagalkan. Kamu tidak pernah diperlakukan baik olehnya." "Dan apakah Ibu akan menjamin jika aku bersamanya, aku akan bahagia? Apa Ibu bisa menjamin!?" Tanyaku dengan nada marah. Aku tidak suka dengan sikap ibu. Harusnya ibu bisa memahami bagaimana perasaan ku saat ini. "ibu ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    AKU SIAP MENUNGGU

    "kamu orang yang menolongku kan? Anak Pak Satria dan Bu Siska?" Tebakku dan aku rasa tebakanku benar, dia terlihat tersenyum malu-malu. "Itu kamu ingat. Maaf ya aku terlambat." Ucapnya namun otakku berpikir keras. Maaf terlambat? Kenapa dia bicara seperti itu? Seperti dialah orang yang memang sedang aku tunggu. Eh, apa dia.... "Aku mau tanya sesuatu boleh?" Tanyaku. "Tentu saja. Mau tanya apa?" Tanyanya begitu antusias. "Omong-omong kamu ke sini mau apa? Mau ketemu siapa?" Tanyaku, ingin memastikan apakah benar dia orang yang sedang aku tunggu. "Aku di sini mau apa?" Tanya ulangnya. "Iya," "Menurutmu aku di sini untuk apa?" Tanya baliknya. Lah, kenapa dia malah balik bertanya? Bukannya menjawab pertanyaanku. "Aku bertanya karena memang tidak tahu. Alasan kamu ada di sini. Tiba-tiba kamu datang, terus bilang maaf datang terlambat dan meminta duduk di sini." "Karena aku memang orang yang sedang kamu tunggu aku butuh waktu 2 tahun untuk bisa benar-benar dekat sama kamu seperti

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    AYAH, AYAH

    "Omong kosong! Menurutku semua pria itu sama. Melihat wanita hanya dari penampilan. Sepertinya mereka tidak peduli jika wanita itu orang jahat. Yang penting cantik nomor satu," ucapku ketus. Aku bicara seperti ini sesuai pengalaman yang aku rasakan. "Aku sudah bilang, tidak semua pria seperti itu. Jika kamu punya pemikiran Sampai sana itu artinya kamu pun menganggap ayahmu sebaj1n9an mantan suamimu," ujar Pria di depanku. Bila di ingat namanya adalah Farhan. "Itu pengecualian, Ayahku dan ayah Frans mereka berbeda." "Maka dari itu izinkan aku untuk membuktikan, jika aku pun berbeda. Tidak seperti mantan suamimu." Aku memilih diam seraya menatap Farhan. Dia benar-benar tangguh dengan pendiriannya. Lalu apa yang harus aku lakukan? Jika dipikir, dia memang berbeda. Buktinya ia berani menungguku sampai detik ini. Tapi, entah kenapa itu saja tidak cukup. Masih ada sesuatu yang mengganjal hingga aku ragu padanya. "Baiklah. Aku akan memberikan kamu kesempatan. Meski Aku tidak yakin kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    SALMA DEMAM

    "Ayah, ayah," Aku tertegun. Antara terharu sekaligus sedih, apakah dia merindukan ayahnya? Tapi...dia tidak pernah mengenal ayahnya. Dia tidak pernah mencium gedongan ayahnya. Hanya waktu itu saja, satu kali di saat ibuku datang dengan marah-marah di rumah Bu Wulan mantan mertuaku. "Ayah," panggil lagi Salma tatapan matanya mengarah pada Farhan. "Sha, apa aku tidak salah dengar, Salma memanggilku Ayah?" Farhan kegirangan saat Salma memanggilnya ayah. Aneh, kenapa dia begitu kegirangan? Padahal sudah jelas-jelas dia hanya orang lain bagi Salma. Saat Farhan kegirangan karena dipanggil ayah oleh Salma, aku hanya diam. Aku terpikir Farhan yang orang lain saja begitu senang dipanggil ayah sedangkan ayahnya sendiri dengan suka rela tidak mengakui Salma anaknya, kok, tiba-tiba hati ini terasa nyesek? Aku merasa ada sesuatu yang menindih dada ini. Kenapa anakku semalang ini? "Sha, sepertinya ini pertanda. Jika Salma menginginkan ayah sepertiku. Dia ingin aku jadi ayahnya. Bukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    KEDATANGAN ADAM

    Setelah Salma selesai diperiksa dokter, kami pun langsung pulang. Entah kenapa Salma anakku belum sembuh jika dia tidak langsung diperiksa dokter. Entah akunya yang terlalu takut, takut seperti dulu saat Salma berusia sepuluh bulan kejang. Dan hampir saja sesuatu buruk terjadi padanya. "Setelah antar aku dan Salma ke rumah. Kamu langsung pulang ya. Ini sudah malam," tuturku dan aku harap Farhan mau mendengarkan ucapanku. "Tidak bisa! Aku akan nginap di rumahmu." Ujar Farhan dan aku langsung protes padanya. "Kamu sudah gila ya, mau cari masalah?" Tuturku padanya. "Siapa yang mau cari masalah? Aku cuma mau merawat Salma. Enggak mungkin kan kamu rawat Salma seorang diri?" "Aku sudah terbiasa, lagian di rumah ada ibuku..." "Tapi ibumu pun sibuk jagain ayahmu." sela Farhan dan itu benar' adanya. Aku langsung diam saja tidak menimpali ucapan Farhan. Meski diam tapi otakku berpikir keras bagaimana cara agar Farhan tidak menginap di rumah. Dia orang asing, dia pula seorang pria mana

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    MAU BAWA SALMA

    Adam pergi meninggalkan rumah ibu, aku menatapnya sekilas lalu kembali memalingkan wajahku, sungguh aku enggan menatap kepergiannya. Aku kira dia tidak akan menemuiku sampai sini. Rupanya ia nekat. Dulu aku benar-benar dibuang olehnya, sekarang? Dia terus menggangguku dan terus mendesakku untuk kembali menikah dengannya. Memang menurut dia aku wanita seperti apa? Aku yakin dalam benaknya ia percaya jika aku pasti' akan menerima dirinya kembali. Saat seperti ini tingkat kepercayaan dirinya keluar. Dia memang selalu menganggap mudah segala hal. Jika aku setuju untuk kembali itu sama saja aku masuk ke lubang yang sama. Menggali kuburan sendiri. Aku yang mengeluh pusing membuat fokus Farhan dan ibu padaku. Aku melupakan Salma yang saat ini masih tertidur di dalam mobil. Hingga saat ibu menanyakan keberadaan Salma fokusku kembali. Aku pun teringat jika Salma masih di dalam mobil.'Mana Salma?" Tanya ibu padaku."Salma di .... " Perkataanku tertahan di udara saat aku hendak menunjuk ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    KARMA

    Aku terdiam beberapa saat sebelum aku kembali melanjutkan bercerita kepada Sinta atas apa yang dilakukan oleh kakaknya kepadaku dan juga sama Salma.["Sha aku benar-benar minta maaf atas nama kakakku, sungguh ini di luar dugaanku dan juga Ibu. Andai kami tahu Ia datang ke sana pasti ...."]"Sudah Sin,:ini bukan salah kamu maupun Ibu. Jangan pernah merasa bersalah atas apa yang terjadi kepadaku. Seperti yang pernah aku bilang apa yang terjadi semata-mata karena ini adalah takdir. Mungkin memang nasib aku seperti ini, hidup selalu disakiti oleh orang lain dan disakiti oleh orang yang sama meskipun status kami sudah bercerai," ujarku dengan begitu lemah.["Aku janji hal seperti ini tidak akan pernah terulang lagi akan Aku pastikan itu."]Aku tahu Sinta pasti merasa bersalah dengan apa yang terjadi padaku. Tapi aku tidak yakin jika mereka bisa menghentikan tindakan Mas Adam kepadaku, dia pasti akan melakukan hal yang lebih gila dari yang ia lakukan tadi. Aku ingin hidup tenang bebas dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    DIKEJAR ADAM

    Aku tertawa terbahak-bahak, kenapa perkataan wanita ini terdengar begitu sangat lucu? Dia bilang dirinya korban? Dan aku perebut? Lantas jika seperti itu maka disebut apa dia yang jelas-jelas sudah merebut suami orang."Kamu marahkan? Kamu enggak terimakan? Dan begitupun aku. Jika kamu menyebut aku wanita penggoda meskipun merasa tidak pernah menggoda kekasihmu itu, lantas aku harus menyebut apa padamu? Seorang wanita yang sudah merebut suami orang hingga bercerai. Padahal tahu pria itu sudah beristri. Kalau aku jadi kamu, aku malu Lo bilang kaya gini. Marah-marah padaku padahal kamu sendiri apa?" Rasanya senang bisa mengatakan hal seperti ini. Biar dia sadar diri seperti itulah rasanya di khianati oleh pasangan. Mungkin rasa sakitnya tidak seberapa dibandingkan rasa sakitku. Lukaku menganga dengan lebar. Menikah sudah dua tahun dan memiliki seorang anak tapi malah dikhianati, yang lebih menyakitkan itu selama pernikahan tidak pernah ada cinta, tidak pernah ada sayang bahkan pada a

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    BERUBAH CANTIK

    Anjel terus saja mendesakku untuk secepatnya menikahi dia. Padahal aku sama sekali belum kepikiran untuk menikah lagi. Belum kepikiran untuk terikat dengan yang namanya pernikahan. Bagiku hidup menduda justru lebih nyaman.Apalagi semenjak menjalin hubungan dengan Anjel, tidak ada terbersit untuk menikahinya. Hubunganku dengan Anjel hanya sebatas partner di atas ranjang. Selain itu kami juga sama-sama memiliki keuntungan. Jika aku keuntungannya mendapatkan sesuatu yang tidak pernah aku dapat dari Khansa, apalagi urusan ranjang. Sedangkan Anjel, ia mendapatkan segala yang ia mau. Mulai dari fasilitas mewah, barang branded dan pekerja layak. Bukankah itu sudah lebih dari cukup? Jadi, untuk apa lagi ia mendesakku untuk menikahinya?Karena sekeras apa dia memintanya, aku akan menolak dengan terang-terangan. Karena tujuan awal dengannya pun bukan untuk menikahinya, tapi hanya untuk mencari kesenangan. Namum, dia tidak boleh tahu. Aku yakin jika dia tahu maka ia akan marah besar padaku. M

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    KEMARAHAN KELUARGA

    Gawai milikku terus saja bergetar, sengaja enggak aku angkat karena saat ini aku berada di ruang meeting. Karena mengganggu terpaksa aku menyerahkan gawai milikku pada asistenku.Setelah selesai meeting, asistenku langsung memberikan gawaiku. Dia terlihat pucat. Apa dia sakit?"Kamu kenapa? Sakit?" Tanyaku pada asisten saat aku meraih gawaiku."Enggak Tuan.""Lalu kenapa kamu begitu terlihat pucat?' tanyaku lagi.Dia tertunduk, ia seperti ragu untuk mengatakannya."Ada apa? Bicara saja," tuturku."Itu, tuan mmm. Nyonya telepon dan marah. Nyonya tahu perihal hubungan dengan wanita tuan," ujar asistenku.Sudah aku duga hal seperti ini akan terjadi. Dan kini aku tahu kenapa asistenku terlihat pucat. Dia habis kena marah ibuku."Ngomong apa aja ibuku?" Tanyaku seraya berjalan ke ruanganku."Nyonya marah karena Tuan bersekingkuh lalu nyonya titip pesan agar Tuan telepon balik saat acara meeting selesai.""Baiklah. Setelah ini apa aku punya jadwal lain?" Tanyaku. Karena aku berniat pulang l

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    MEMILIH BERCERAI

    Masa sekarang.....Selama kurang-lebih dua tahun dari dia mengandung dan kini anaknya sudah berusia satu tahun lebih, sudah berpuluhan cara aku lakukan untuk membuat anak itu lenyap. Hingga Khansa mau berubah kembali. Tapi, Semakin ke sini aku justru semakin ilfiil padanya. .Aku bahkan enggak pernah lagi menyentuhnya. Bagaimana aku mau menyentuhnya, melihat dirinya saja membuat bir4hiku hilang. Sudah tidak ada lagi selera untuk menyentuhnya.Tanpa sepengetahuan Khansa. Aku bermain api dengan sekretarisku. Dia cantik, tubuhnya mmmm tidak bisa diungkapkan saking indahnya. Dia dengan Khansa ibarat langit dan bumi. Hubunganku dengannya sudah berjalan hampir satu tahun.Selama satu tahun itu, Khansa sama sekali tidak curiga dengan hubungan kami. Dia seperti biasa melayaniku. Bukan melayani di atas ranjang melainkan melayaniku dalam urusan perut dan pakaianku. .Meskipun demikian aku tidak luluh, aku menganggap apa yang dilakukan Khansa sebatas pelayanan yang memang harus dilakukan oleh

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    POV ADAM

    Dua tahun lalu Jika ada yang bertanya siapa orang yang paling aku benci? Maka dengan senang hati aku akan mengatakannya. Jika orang yang paling aku benci adalah istriku sendiri--Khansa.Kenapa bisa aku membenci istriku sendiri? Alasan karena dia seorang penjahat wanita. Dia menggunakan koneksi keluarga untuk menikah denganku.Jujur, aku sama sekali tidak menginginkan pernikahan dengan dirinya. Aku tidak menyukainya. Tapi karena desakan keluarga dan dia memang cantik membuat aku dengan sukarela menerima pernikahan ini. Beruntung dia cantik jika tidak maka aku akan menolak dia mentah-mentah.Hubungan pernikahan kami tidak ada yang aneh, berjalan seperti suami istri pada umumnya. Tapi, aku pernah bilang pada istriku--Khansa jika aku ingin childfree. Aku tahu dia kecewa terlihat jelas di wajah cantiknya itu raut sendu.Tapi aku tidak peduli. Ini sudah jadi keputusanku. Sialnya karena malam itu aku terpengaruh alkohol membuat aku tidur dengannya tanpa menggunakan alat pengaman. Aku kira t

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    POV Khansa of

    Setelah pertemuanku dengan Adam selesai dan aku mengunjungi mantan mertuaku. Aku dan mas Farhan memutuskan untuk langsung pulang ke Surabaya. Aku sangat berharap ada kabar baik, jika dilihat dari sikap Adam yang sedikit banyaknya telah berubah. "Mas, menurutmu apa Adam akan bertanggungjawab?" tanyaku mas Farhan disela kegiatan mas Farhan menyetir, ya kami baru sampai di bandara Juanda dan supir mas Farhan mengirim kami mobil. "Mmm, harusnya sih , iya. Mas rasa dia sudah berubah dari terkahir kali kita bertemu," jawaban mas Farhan sama persis denganku. "Aku juga berpikir seperti itu." "Sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Yang penting kita sudah berusaha hasilnya kita pasrah saja," timpal mas Farhan dan itu ada benarnya. Aku tidak boleh terlalu memikirkannya kemungkinan terburuk Adam tidak menerimanya pun masih ada keluarganya yang dengan senang hati menerima Anjel dan bayinya. "Maafin aku ya, Mas. Kamu pasti risi karena aku terlalu ikut campur urusan orang lain?" . "E

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    KALAU AKU TIDAK MAU?

    Adam terdiam, saat aku mengatakan jika Anjel sedang hamil anaknya. Dia seperti menganggap kehamilan Anjel tidak berarti apa-apa. "Kamu dengar tidak? Anjel hamil dan kamu harus bertanggung jawab," tegasku lagi saat tidak ada respons apapun dari Adam. Adam menatapku yang mana aku masih bersembunyi di balik tubuh mas Farhan. "Kenapa aku yang harus bertanggung jawab?" tanya Adam dan sungguh ucapnya itu terdengar menyebalkan. karena geram, aku yang berlindung dibelakang tubuh mas Farhan langsung pasang badan. "kamu bilang kenapa? Jelas saja kamu yang harus bertanggung jawab karena kamu adalah ayah biologisnya!" ujarku dengan membentak. Dia enggak berubah sama sekali. "Apa kamu yakin bayi itu milikku? apa ada buktinya?" Aku menggeleng, sungguh tidak bisa dipercaya. Saat dia menghamili anak orang, dia malah bersikap seolah bukan dialah ayahnya, bukan di yang menyebabkan Anjel hamil. "Dia kekasihmu, sudah pasti' dia sedang hamil anakmu. Apa kamu mau bersikap sama seperti pada

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    BERTEMU ADAM

    Aku dan Mas Farhan ke jakarta. Sebenarnya aku tidak harus bertindak jauh seperti ini. Keluarga Adam sudah menerima Anjel, harusnya itu lebih daripada cukup. Tapi, entah kenapa rasanya kurang, aku ingin Adam pun ikut bertanggungjawab. Karena Anjel hamil dan aku selalu kepikiran Salma, jangan sampai bayi itu bernasib sama seperti Salma. Mas Farhan mengizinkan aku menemui Adam, dengan syarat dia pun harus ikut. Dia akan menemaniku menemui Adam. ini tidak masalah, karena tanpa mas Farhan minta syarat pun, aku sudah berniat akan mengajak mas Farhan. Kini aku dan mas Farhan sudah sampai di Jakarta, sengaja aku tidak menemui mantan ibu dan ayah mertua, aku memilih bertemu langsung dengan Adam. Setelah menemui Adam baru aku akan bertemu dengan mantan mertuaku. Di meja resepsionis aku langsung menanyakan keberadaan Adam. Mereka yang masih mengenaliku menyapaku dan sukses membuat aku senang. Karena mereka tidak melupakan aku. "Bu Khansa, apa kabar?" tanya resepsionis saat tahu orang

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    MEMINTA IZIN

    Beberapa hari setelah menghubungi Sinta dan menceritakan apa yang kakaknya lakukan, belum ada tanda-tanda Adam ada niat baik. Adam, seolah memutuskan kontak dengan keluarganya sendiri. Tapi, meskipun tidak ada kabar dari Adam, mantan ayah dan ibu mertuaku mereka terbuka, bahkan mereka menerima Anjel. Meskipun masih ada perasaan marah pada Anjel, tapi bukan berarti mereka harus tidak pedulikan kehamilan Anjel. Aku selalu merasa heran, keluarga Adam semuanya baik. Tapi kenapa hanya Adam yang berbeda? Kenapa hanya dia yang tidak memiliki hati nurani? entahlah! Sesuai kesepakatan, ibu meminta padaku untuk menghubungi Anjel dan memintanya untuk ketemuan. Mereka ingin meminta maaf dan ingin mengatakan niat baik mereka. Jika mereka menerima Anjel dan bayinya. Mereka berniat membawa Anjel untuk tinggal bersama mereka. (Bu Wulan ingin bertemu sama kamu,) aku kirim teks pesan ke nomor Anjel. Kutunggu beberapa menit akhirnya masuk balasan dari Anjel. (apa keluarga mas Adam ada di

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    DIA HARUS TANGGUNG JAWAB

    ("Apa kamu ngomong kaya gini untuk mengejekku? Menertawakan aku karena bernasib malang, ditinggal setelah ada yang lebih dariku? Apa iya, Khansa?") "Tidak! Aku sama sekali tidak punya pikiran sampai sana. Ini murni dari hatiku, karena Aku pun pernah ada di posisimu, aku tahu bagaimana sakitnya pria yang kita cintai memilih wanita lain. Terlebih sekarang kamu sedang hamil. Ingat! Anak dalam kandunganmu tidak berdosa, dia tidak tahu apa-apa. Jangan sampai anakmu bernasib sama seperti anakku. Jikapun Adam tidak mau tanggung jawab, tapi aku yakin keluarganya akan menerima kamu. Terlebih kamu sedang mengandung keturunan mereka," tuturku menjelaskan sekaligus menyanggah tuduhan jika aku tengah mengejeknya. Lagi-lagi tidak ada jawaban, yang terdengar sekarang hanya suara isakan yang sangat menyayat hati. "Kamu mau yah dengarkan saranku? Dia harus tanggung jawab, aku akan bicara pada keluarganya. Aku titip pesan sama kamu, tolong jangan stres, jangan banyak pikiran. Percayalah setiap ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status