"Mana kamarku?" Tanya Adrian sembari melirik beberapa ruangan dirumah Almira, rumah yang sangat sederhana bahkan jauh dari kesan mewah.
"Disini hanya ada dua kamar, kamar bapak dan ibu serta kamarku, jadi kamu tidur saja diluar!" Jawab Almira. "Enak saja , bukankah aku sekarang suamimu? Aku juga menantu dirumah ini, jadi perlakukan aku sebaik mungkin." Ujar Adrian. "Kamu sadar gak sih, tuan adrian semua ini terjadi, karena ulahmu, Aku adalah wanita yang dijebak." Jawab Almira dengan mata berbinar. Gadis 21 tahun itu telah menyesal menolong laki-laki yang hampir saja terbunuh padahal andai saja waktu itu dia tidak menolong Adrian mungkin kini kehidupannya akan tetapi baik-baik saja bahkan hubungan dia dengan Sang Bapak akan harmonis seperti biasanya Mama kini semuanya telah terjadi apapun yang almira katakan semuanya akan tetap sia-sia saja. "Ya sudah, aku mau ucapkan terima kasih untuk kamu Almira tapi ini sudah terlalu malam aku mau istirahat dan aku sudah sangat lelah dengan semua drama yang terjadi hari ini. "Tegas Adrian. Almira pun terpaksa membagi kamarnya dengan sang suami, karena apa yang diucapkan oleh Adrian memang benar kini dia dan Adrian sudah resmi menjadi suami dan istri mau bagaimanapun Almira harus bisa menerima Adrian sepenuhnya walau entah apa yang akan terjadi pada kehidupannya setelah hari ini selesai. "Kamu tidur di sofa saja. "perintah Almira. "Ya sudah, aku sudah sangat lelah jadi lebih baik aku istirahat saja. "Jawab Adrian yang langsung membaringkan badannya di atas sofa di samping tempat tidur Almira. Adrian tidak peduli sedikitpun pakaiannya yang kotor dan lusuh dan juga dia yang belum sempat berganti baju karena selama tadi selesai acara akad pernikahan Almira dengannya Gadis itu sama sekali tidak melihat Adrian membawa baju ganti. Almira langsung pergi ke dalam toilet, dia langsung menangis terisak, sembari menutup mulutnya, tangis Almira pecah seketika, dia tidak bisa membayangkan kehidupan selanjutnya setelah pernikahan ini apalagi baginya tetap saja Adrian adalah laki-laki asing yang tiba-tiba saja masuk dalam kehidupannya dan menjadi suami sahnya untuk saat ini. belum lagi Almira harus menghadapi sebuah kenyataan pahit bahwa kini dia sudah dibenci oleh ayah kandungnya sendiri karena sang bapak mengira bahwa Almira telah membohonginya selama ini dan melanggar aturan yang telah dibuat sang bapak. Dan satu kenyataan lagi yang harus Almira hadapi dia pasti akan menjadi bahan guntingan para tetangga dan juga teman-temannya di kampung yang mengira bahwa Almira bukanlah wanita baik-baik dengan kasus yang dihadapi bersama dengan Adrian saat ini pria bertubuh kekar dan berhidung mancung itu sama sekali tidak bisa membantu Almira sama sekali, dia justru malah membuat kebohongan baru di hadapan kedua orang tuanya. Entah apa yang sedang direncanakan Adrian, untuk saat ini Almira pun Hanya bisa pasrah dengan kehidupannya. Tok..tok... "Almira, kamu lama banget sih di kamar mandi." Teriak adrian yang seketika mengejutkan Almira, Karena dia pikir suaminya tersebut sudah tertidur lelap Namun ternyata Adrian justru malah terbangun. Almira pun langsung mengusap air matanya dan mencuci muka agar tidak ketahuan oleh Adrian bahwa dia baru saja menangis, apabila tidak mau terlihat menjadi wanita lemah karena dia juga tidak mau mengemis sesuatu pada Adrian laki-laki yang sudah menghancurkan kehidupannya dalam satu malam ini. "Kenapa tidak bisa pelan-pelan saja sih bicaranya, Bagaimana kalau seisi rumah tahu kamu teriak-teriak seperti itu pada istrimu sendiri apa kamu sudah terbiasa bersikap seperti itu pada wanita lain? "Tayang Mira menatap Adrian seketika membuat pria itu pun hanya terdiam.. "Ya ampun, ini hanya masalah sederhana jangan terlalu besar-besarkanlah lagi pula kamu ngapain sih di kamar mandi lama sekali aku juga mau pakai kamar mandinya. "Jawab Adrian yang langsung meraih tangan Almira keluar dan dia pun langsung masuk ke dalam toilet tanpa mempedulikan Almira. "Ya Allah, entah sampai kapan aku harus bertahan dengan laki-laki seperti Adrian bahkan latar belakangnya pun aku sama sekali tidak tahu bagaimana jika dia bukanlah laki-laki baik-baik karena terakhir kali aku bertemu dengan dia pun iya hampir saja mati di tangan mereka. "Batin Almira yang terus memandang Adrian yang sudah tidak ada dihadapannya. Almira menatap dirinya di cermin kini dia sudah berstatus sebagai seorang istri hal yang tidak mudah untuk dia terima saat ini karena itu terlalu cepat untuknya apalagi, dia dan Adrian menikah karena sebuah kesalahan yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Namun kini Almira merasa bahwa dia yang harus menanggung semuanya sendirian. "Rumahmu sepi sekali ya. "Keluh Adrian mengejutkan Almira. "Keluargaku memang adalah keluarga yang sangat sederhana tapi kita sangat bahagia karena Bapak selalu mengajarkanku untuk menjadi wanita terhormat dan semua hancur seketika karena allahmu! "Jawab tegas Almira."Aku kan hanya bertanya lagi pula kenapa kalian tidak mau beli rumah baru. "Ucap Adrian dengan mudahnya membuat Almira pun merasa kesel dengan pria itu."Kamu pikir membeli rumah sama seperti membeli sebuah kue, bagi kami rumah bukan tentang seberapa mewah namun melainkan seberapa hangat kebersamaan yang terjadi di dalamnya. "Jawab Almira berharap Adrian akan bisa mengerti dan menghargai keluarga barunya."Sudahlah Almira , aku sangat lelah bangunkan aku jika aku sudah mulai lapar. "Ujar Adrian yang langsung kembali ke atas sofanya, dan mulai memejamkan mata.***Adzan subuh berkumandang dengan begitu merdunya, membuat perlahan Almira membuka matanya. Gadis itu memang sudah terbiasa bangun sebelum subuh namun kali ini dia merasa telat karena kejadian semalam membuat dirinya merasa lelah.Almira melirik sofa di samping tempat tidurnya ternyata suaminya Adrian masih tertidur dengan lelap dia sama sekali tidak mendengar kumandang adzan yang sangat jelas padahal rumah almira memang tidak
Setelah selesai melaksanakan salat subuh Almira seperti biasa selalu membantu sang ibu untuk menyiapkan sarapan pagi sebelum Almira berangkat bekerja."Almira, bapakmu itu pasti masih sangat marah jadi Ibu minta sama kamu harus tetap bersabar untuk kembali mengambil hatinya, tapi Ibu yakin di dalam hati Bapak tetap Kamu adalah Putri kesayangannya. "Ucap Fitri memberikan pengertian pada Almira agar gadis itu bisa sedikit bersabar untuk meyakinkan kembali Sang Bapak agar mau percaya padanya."Almira janji Bu, Almira akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa kembali mendapatkan kepercayaan dari bapak. "Jawab Almira dengan senyuman.Sejak kemarin, Almira rasanya sulit sekali untuk bisa tersenyum di hadapan orang tuanya karena dia selalu merasakan rasa sakit yang teramat dalam dengan sebuah pernikahan yang sama sekali tidak dia inginkan.***"Eh, tahu tidak anaknya ustad kafi, si Almira semalam itu ketangkap biasa dengan kekasihnya sehingga dia langsung dinikahkan oleh penghulu dan warga
Adrian hanya terdiam, dia tahu bahwa apa yang dia lakukan terhadap Amira memang salah dia sudah membuat Gadis itu berada dalam kehidupannya dengan cara yang tidak baik Namun ada satu hal yang tidak bisa Adrian katakan pada siapapun tentang siapa dirinya dan apa sebenarnya hal yang akan dia lakukan di keluarga Almira."Astagfirullah, maafkan bapak, tadi selesai salat subuh bapaknya terbawa emosi karena banyak sekali para tetangga yang menghina Almira rasanya kuping Bapak panas sekali jika ada seseorang yang menyakiti hati Putri kandung bapak satu-satunya. "Papar ustadz Kafi dengan menitipkan air mata di hadapan istri serta putrinya tersebut."Maafin Almira ya Pak, semua yang telah Bapak Terima hari ini hinaan yang mereka utarakan untuk bapak semuanya karena kesalahan Almira. "Seru Almira dengan mata berbinar."Sudahlah Almira, semuanya sudah terjadi Bapak tidak bisa memberikan pengertian pada mereka yang terpenting sekarang kamu bisa menerima takdirmu menjadi istri Adrian. ""Dan saya
"Almira tunggu. "Panggil Adrian seketika menghentikan langkah Almira."Aku antarkan kamu ke tempat kerja tapi ini hanya sebagai permintaan maafku karena sudah menuduhmu yang tidak-tidak. "Jawab Adrian pada Almira."Adrian, pakai saja motor bapak lagi pula bapak sudah tidak bekerja lagi setiap harinya bapaknya mengantar jemput Almira. "Seru ustadz Kafi menghampiri Adrian dan juga Almira.Adrian terkejut melihat ustad Kafi yang mulai bersikap baik padanya, padahal dia adalah orang yang sangat membenci Adrian sejak Adrian menikahi Putri semata wayang itu namun kini sikapnya mulai bisa sedikit lembut terhadap Adrian."Ini kunci motornya, sekarang kamu adalah suami dari putriku dan aku minta jaga baik-baik Almira. "Pinta ustadz Kafi pada Adrian."Tapi pak, Almira bisa berangkat sendiri Almira tidak mau banyak orang yang akan menghina Almira jika melihat Mas Adrian." Seru Almira yang tidak ingin diantar bekerja oleh Adrian, karena dia tahu pasti semua orang akan semakin menghinanya atas apa
"ada satu hal yang aku inginkan darimu Almira, aku tahu keluargamu sangatlah baik padaku termasuk juga bapakmu ustadz Kahfi aku tidak mau menyakiti hatinya."ujar Adrian membuat Almira tersentuh, Karena dia pikir Adrian adalah laki-laki yang sombong dan tidak pernah memikirkan perasaan orang lain karena dia sendiri sudah berbohong pada kedua orang tua Almira tentang hubungan mereka yang sebenarnya tidak saling mengenal."Bapak adalah laki-laki yang sangat baik aku sudah menyakiti hati dan perasaannya karena kesalahanku malam itu andai saja mungkin aku tidak menolongmu mas aku tidak akan terjebak dalam pernikahan ini! "jawab tegas Almira dengan mata berbinar."Aku berjanji tidak akan menyakiti kamu dan keluargamu Almira tapi aku minta satu hal aku akan menjadi suamimu selama 3 bulan setelah itu aku minta sama kamu kita pergi dari rumah dan melanjutkan kehidupan baru secara masing-masing tanpa kedua orang kamu tahu. "Papar Adrian yang memberikan sebuah perjanjian pada Almira membuat gadi
"Almiraaaa," teriak naswa setibanya Almira ditoko."Ada apa?" Tanya Almira."Maafkan aku, aku ikut prihatin apa yang terjadi padamu kemarin." Jawab naswa yang langsung meraih tangan Almira dan memintanya untuk duduk di sampingnya."Sudahlah, semua sudah terjadi apa yang terjadi padaku kemarin malam sudah membuatku sadar bahwa kita tidak perlu berbuat baik pada siapapun. "Jawab Almira yang masih merasakan sedih jika mengingat bagaimana kejadian kemarin malam."Lalu, apa yang akan kamu lakukan dengan laki-laki itu apa dia mau menerimamu sebagai istrinya atau jangan-jangan dia berniat jahat kepadamu Almira. "Ujar Naswa mulai merasa cemas ketika tahu akhirnya menikah dengan laki-laki asing yang sama sekali tidak dia kenali."Aku tidak tahu Naswa, tapi aku mau berterima kasih padamu karena kamu masih mau percaya padaku ketimbang keluargaku sendiri termasuk bapak. "Seru Almira."Justru aku sangat percaya sama kamu Almira Karena aku tahu kamu bukanlah wanita seperti itu, kita sudah bersahaba
Rasa sedih masih menyelimuti Almira, dia tidak menyangka bahwa hari ini adalah hari terakhir dia bekerja di toko kue ini dan dia sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan setelah banyak sekali fitnah yang mengarah padanya.Tidak terasa waktu sore telah tiba dia melihat seorang laki-laki duduk di atas motor yang sudah tidak asing lagi yaitu motor sang bapak."Jadi itu, laki-laki yang menikah denganmu dan membuat hidupmu hancur dalam satu malam Almira? "Tanya Naswa melirik Adrian dari kejauhan."Iya, namanya mas Adrian aku sendiri tidak tahu latar belakang keluarganya karena saat itu aku bertemu dengannya tidak sengaja di dekat perkampungan warga. "Jawab Almira pada Naswa."Dia memang tampan bahkan sepertinya dia bukan asli orang sini, tapi kita tidak pernah tahu apa niatnya menikahimu dan aku takut dia memiliki niat yang jahat Almira. "Ujar Naswa yang mencoba untuk menghasut Almira."Apa yang kamu katakan sepertinya benar, karena saat aku bertemu dengannya dia tengah mabuk dan semp
"Assalamualaikum." Almira mengucapkan salam setibanya dirumah, ustadz kafi terkejut putrinya pulang seorang diri, padahal dia tadi meminta Adrian menjemput istrinya."Waalaikumsalam, Adrian mana?" Tanya sang bapak."Aku tidak tahu, aku minta sama bapak jangan pernah meminta laki-laki itu untuk datang lagi ke tempat kerjaku karena aku tidak butuh dia." Jawab Alina yang langsung pergi ke kamarnya.Ternyata Amira memang masih bisa menerima adrian sebagai suaminya walau dia sendiri sudah mengatakan bahwa telah ikhlas menjalani takdirnya sebagai seorang istri pernikahan yang tiba-tiba saja harus dia lakukan dengan baik asing yang sama sekali tidak dia ketahui asal-usulnya."Kenapa bapak, dan juga ibu mulai menyukai laki-laki itu padahal sudah jelas bahwa dia adalah orang yang telah membuat hidupku hancur bahkan kini aku harus selalu menerima hinaan dari para tetangga." Ucap Almira lirih.Almira mengambil sebuah foto, dan ternyata di foto tersebut ada seorang laki-laki yang berdiri dengan s
Adrian pun Kembali ke tempat penginapannya, Ilham ternyata sudah pulang Dia terkejut melihat Adrian yang begitu sangat lemah dan juga tidak bergairah.Dengan jalan yang sempoyongan Adrian pun perlahan duduk di ruang tamu dia menggenggam kepalanya dengan kedua tangan seolah dia telah melakukan hal yang paling tidak dia sukai di dunia ini yaitu menghina Almira, dia selalu saja melakukan itu hingga membuat hati gadis itu pun hancur."Adrian, kamu ini ke mana saja sih Aku cari kamu kemana-mana nelpon juga tidak diangkat aku tuh khawatir jika terjadi sesuatu sama kamu? "Tanya Ilham mencoba untuk menghampiri Adrian dan duduk di sampingnya."Aku tadi habis pergi keluar, Aku hanya ingin menenangkan diri mencoba memahami hatiku yang selama ini hancur karena Almira, Namun ternyata justru aku malah bertemu dengan Almira lagi. "Jawab Adrian membuat Ilham pun tersenyum bahagia, karena dia memang sangat menyukai Adrian bersama dengan Almira hanya saja dia selalu menganggap Adrian itu terlalu egois
"bukan urusanmu! "Jawab tegas Almira yang langsung mengambil barang-barangnya namun Adrian tidak tinggal diam, dia mencoba untuk meraih tangan Almira sehingga barang-barangnya pun terjatuh."Ini menjadi urusanku Almira, karena kamu mengatakan tadi bahwa kamu telah hamil dan sekarang kamu sedang mengandung anak siapa itu? "Tanya Adrian menatap Almira,"Mas Adrian, bukankah kamu sendiri yang mengatakan padaku bahwa kita sudah berpisah dan kita tidak ada lagi urusan apapun, jadi kamu jangan pernah mau tahu lagi tentang kehidupanku! "Jawab tegas Almira mencoba melepaskan genggaman tangan Adrian yang membuat dia tertahan di taman itu."Aku perlu tahu Almira, apa jangan-jangan anak yang ada dalam kandunganmu itu adalah anak Arga karena terakhir kali kalian berselingkuh di belakangku. "Lagi-lagi ucapan Adrian menyayat hati Almira, dia selalu saja menuding Almira berselingkuh dengan Arga laki-laki yang sebenarnya dia sendiri tidak pernah mengenalnya sebelumnya."Cukup! Sudah cukup kamu fitnah
Hari kedua Adrian di kota Bandung, entah kenapa dia selalu memikirkan Almira yang tidak sengaja dia temui di supermarket saat pertama kali menginjakkan kaki di kota Bandung, rasanya ingin sekali dia bertemu kembali dengan mantan istrinya itu, walaupun setiap kali bertemu dengan Almira justru selalu saja membuat hatinya terluka tapi ada yang sadar bahwa dia masih sangat mencintai Almira. walau apa yang Amira torehkan pada pernikahannya begitu sangat menyakitkan."Adrian, Ayo kita bersiap-siap kan Hari ini meeting pertama kita. "Ucap Ilham membuat Adrian pun hanya terdiam, karena justru dia belum bersiap-siap ataupun memakai pakaian rapi dia justru malah melamun di pinggir jendela kamarnya memikirkan tentang pertemuan dia dengan Almira kemarin."Bagaimana meeting hari ini kamu wakilkan saja sepertinya badanku masih kurang sehat. "Jawab Adrian membuat Ilham pun menghampiri rekan kerjanya itu, karena dia tahu pasti ada yang terjadi sesuatu pada Adrian sehingga membuatnya tidak mau pergi m
Mendengar penjelasan dari Lusi, membuat ustadz Ali pun tercengang, karena dia tidak menyangka bahwa Almira hamil anak Adrian, padahal perpisahan mereka memang sudah terjadi Dia tidak bisa membayangkan Bagaimana Almira melanjutkan hidup sebagai seorang janda dan juga seorang ibu tunggal untuk anaknya kelak.Ustadz Ali pun langsung bergegas meninggalkan Lusi dan juga Nila, ia mencoba untuk mencari Almira agar dia tahu kebenaran apa yang sebenarnya terjadi. Ustad Ali sendiri memang tidak terlalu tahu apa yang menyebabkan Almira dan juga Adrian berpisah.Ustad Ali melihat Almira keluar dari kamarnya dia pun langsung menghampiri Almira dan menatap mata wanita yang pernah ada dalam hatinya itu."Kamu mau ke mana Almira, kenapa kamu berhenti mengajar? "Tanya ustad Ali menghentikan langkah Almira yang akan pergi meninggalkan pesantren."Harus kembali ke rumah kedua orang tuaku lagi pula aku sudah diberhentikan oleh ustad Danang aku memang tidak pantas berada di pesantren ini. "Jawab Almira de
Hati Almira semakin terluka, kalau dia harus kembali diasingkan oleh orang lain padahal dia juga adalah wanita biasa yang ingin hidup tenang dan menjalani aktivitasnya seperti wanita lain sepertinya banyak sekali orang yang tidak menyukainya terutama lusi, padahal selama Almira mengajar di sini dia tidak memiliki masalah pada siapapun dan sekarang dia baru tahu bahwa ada orang yang tidak menyukainya selama ini.Almira pun langsung segera masuk ke dalam kamarnya, mengemasi semua barang-barang yang sesuai permintaan dari ustad Danang yang tidak menginginkan dia untuk mengajar lagi di pesantren ini."Almira, kamu jangan memutuskan untuk pergi dari tempat ini lebih baik kita bicara baik-baik sama ustad Danang Mungkin saja dia mau menerima penjelasanmu. "Ucap nila yang langsung menggenggam tangan Almira mencoba untuk menahannya agar tidak mengemasi semua barang-barangnya."Nila, aku memang salah Aku sudah membuat semua orang malu mengenalku termasuk suamiku dulu Mas Adrian, aku tidak panta
Keesokan harinya aku mah nila dan juga Almira memutuskan untuk kembali ke pesantren karena mereka cukup dua hari saja di rumah orang tuanya Almira harus kembali mengajar seperti biasa, walau Tengah hamil dia tidak mau membiarkan tugasnya terbengkalai."Almira, kamu yakin akan tetap mengajar di pesantren atau memang kamu lebih baik tinggal saja sama Ibu di rumah biar Ibu bisa menjaga kamu dan calon cucu Ibu. "Pinta Fitri yang seolah berat melepas Putri semata wayangnya itu, karena dia takut jika terjadi sesuatu pada Almira dia tidak ada di samping putrinya itu."Ibu tenang saja, lagi pula di sana kan ada nila dan juga masih banyak teman-teman yang lain Almira pasti akan baik-baik saja bu yang terpenting adalah ibu jaga diri baik-baik di sini. "Jawab Almira yang langsung memeluk hangat sang Ibu sebuah perpisahan yang harus kembali mereka lakukan ketika Almira kembali pada kehidupannya mengajar di pesantren.Almira hanya tidak mau terus menangisi kehidupan dia yang sekarang, terlebih set
Adrian pun akhirnya memutuskan untuk mencari penginapan bersama dengan Ilham sahabatnya, setelah mereka akhirnya sampai di sebuah penginapan yang memang memiliki suasana yang tenang dan sejuk Ilham pun dan Adrian mulai beristirahat, namun Ilham selalu memperhatikan Adrian sejak pertemuannya dengan almira seketika dia menjadi murung dan tidak banyak bersuara, padahal sebelumnya Dia sangat baik-baik saja apa mungkin memang ucapan Almira menyentuh hatinya karena memang Ilham sendiri sangat tidak menyangka dengan sikap Adrian yang sampai seperti itu terhadap mantan istrinya padahal Ilham pun tahu bahwa hubungan mereka awalnya baik-baik saja."Adrian, ini kamu minum dulu lagi pula tadi kamu bilang kamu lapar kan. "Ucap Ilham sembari membawakan sebotol air putih dan juga sebuah roti untuk pengganjal perut Adrian, yang baru saja mereka beli di supermarket tersebut."Aku tidak berselera makan, entah kenapa aku teringat kata-kata Almira tadi. "Jawab Adrian membuat Ilham pun hanya bisa terdiam,
Ilham pun langsung mencari sahabatnya Adrian, Adrian yang tengah memilih bahan makanan dikejutkan dengan Ilham yang tiba-tiba saja seperti dikejar-kejar oleh hantu."Adrian, Ada kabar gembira. "Ucap Ilham."Tenang dulu Ilham, Kamu ini kenapa sih habis ketemu sama hantu atau memang habis ketemu sama mantan! "Jawab Adrian pada Ilham."Enak saja kamu, memang kamu pikir mantanku ada di Bandung lagi pula aku cuma mau kasih tahu sama kamu tadi aku ketemu sama Almira dan temannya. "Ucap Ilham membuat Adrian pun bergeming, rasanya kenapa sulit melupakan Almira karena kemanapun dia pergi selalu saja ada bayangnya padahal Almira sudah entah pergi ke mana tapi tetap saja mereka melaju seru di pertemukan."Sudahlah, aku tidak peduli lagi padanya lagi pula kita ini sudah bercerai dan aku dan dia bukan lagi suami istri! "Jawab tegas Adrian yang seolah tidak mau lagi bertemu dengan Almira tetapi hatinya justru ingin sekali melihat wajah Mantan istrinya itu.Tanpa disadari, Almira dan nila justru ada
"Bu Almira hari ini pengen sekali masak rasanya menikmati sayur sop buatan Ibu pasti enak. "Ucap Almira Yang sepertinya sudah mulai mengalami masa ngidam namun dia sadar masa-masa seperti ini sangatlah dia rindukan bersama dengan suaminya ada ketakutan dalam diri Almira Bagaimana jika ada yang tidak bisa menerima bahwa anak yang ada dalam kandungannya adalah anak mereka, karena memang Almira mengalami fitnah ketika dia dituduh berselingkuh dengan Arga laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal."Ya sudah, ibu akan belikan tukang sayur ya tapi kamu sabar karena ini kan sudah siang. " Jawab sang ibu."Bagaimana aku temani saja Almira ke supermarket Bu, sekalian bumil harus jalan-jalan karena pasti sangat membosankan selalu berdiam diri di rumah lagi pula nanti kalau kita pulang ke pesantren Almira juga tidak akan bisa kemana-mana bu. "Sahut nila yang memberikan ide sangat bagus karena Almira membutuhkan banyak sekali hal yang menyenangkan dalam hidupnya karena tidak mudah menjalani kehi