Adrian hanya terdiam, dia tahu bahwa apa yang dia lakukan terhadap Amira memang salah dia sudah membuat Gadis itu berada dalam kehidupannya dengan cara yang tidak baik Namun ada satu hal yang tidak bisa Adrian katakan pada siapapun tentang siapa dirinya dan apa sebenarnya hal yang akan dia lakukan di keluarga Almira."Astagfirullah, maafkan bapak, tadi selesai salat subuh bapaknya terbawa emosi karena banyak sekali para tetangga yang menghina Almira rasanya kuping Bapak panas sekali jika ada seseorang yang menyakiti hati Putri kandung bapak satu-satunya. "Papar ustadz Kafi dengan menitipkan air mata di hadapan istri serta putrinya tersebut."Maafin Almira ya Pak, semua yang telah Bapak Terima hari ini hinaan yang mereka utarakan untuk bapak semuanya karena kesalahan Almira. "Seru Almira dengan mata berbinar."Sudahlah Almira, semuanya sudah terjadi Bapak tidak bisa memberikan pengertian pada mereka yang terpenting sekarang kamu bisa menerima takdirmu menjadi istri Adrian. ""Dan saya
"Almira tunggu. "Panggil Adrian seketika menghentikan langkah Almira."Aku antarkan kamu ke tempat kerja tapi ini hanya sebagai permintaan maafku karena sudah menuduhmu yang tidak-tidak. "Jawab Adrian pada Almira."Adrian, pakai saja motor bapak lagi pula bapak sudah tidak bekerja lagi setiap harinya bapaknya mengantar jemput Almira. "Seru ustadz Kafi menghampiri Adrian dan juga Almira.Adrian terkejut melihat ustad Kafi yang mulai bersikap baik padanya, padahal dia adalah orang yang sangat membenci Adrian sejak Adrian menikahi Putri semata wayang itu namun kini sikapnya mulai bisa sedikit lembut terhadap Adrian."Ini kunci motornya, sekarang kamu adalah suami dari putriku dan aku minta jaga baik-baik Almira. "Pinta ustadz Kafi pada Adrian."Tapi pak, Almira bisa berangkat sendiri Almira tidak mau banyak orang yang akan menghina Almira jika melihat Mas Adrian." Seru Almira yang tidak ingin diantar bekerja oleh Adrian, karena dia tahu pasti semua orang akan semakin menghinanya atas apa
"ada satu hal yang aku inginkan darimu Almira, aku tahu keluargamu sangatlah baik padaku termasuk juga bapakmu ustadz Kahfi aku tidak mau menyakiti hatinya."ujar Adrian membuat Almira tersentuh, Karena dia pikir Adrian adalah laki-laki yang sombong dan tidak pernah memikirkan perasaan orang lain karena dia sendiri sudah berbohong pada kedua orang tua Almira tentang hubungan mereka yang sebenarnya tidak saling mengenal."Bapak adalah laki-laki yang sangat baik aku sudah menyakiti hati dan perasaannya karena kesalahanku malam itu andai saja mungkin aku tidak menolongmu mas aku tidak akan terjebak dalam pernikahan ini! "jawab tegas Almira dengan mata berbinar."Aku berjanji tidak akan menyakiti kamu dan keluargamu Almira tapi aku minta satu hal aku akan menjadi suamimu selama 3 bulan setelah itu aku minta sama kamu kita pergi dari rumah dan melanjutkan kehidupan baru secara masing-masing tanpa kedua orang kamu tahu. "Papar Adrian yang memberikan sebuah perjanjian pada Almira membuat gadi
"Almiraaaa," teriak naswa setibanya Almira ditoko."Ada apa?" Tanya Almira."Maafkan aku, aku ikut prihatin apa yang terjadi padamu kemarin." Jawab naswa yang langsung meraih tangan Almira dan memintanya untuk duduk di sampingnya."Sudahlah, semua sudah terjadi apa yang terjadi padaku kemarin malam sudah membuatku sadar bahwa kita tidak perlu berbuat baik pada siapapun. "Jawab Almira yang masih merasakan sedih jika mengingat bagaimana kejadian kemarin malam."Lalu, apa yang akan kamu lakukan dengan laki-laki itu apa dia mau menerimamu sebagai istrinya atau jangan-jangan dia berniat jahat kepadamu Almira. "Ujar Naswa mulai merasa cemas ketika tahu akhirnya menikah dengan laki-laki asing yang sama sekali tidak dia kenali."Aku tidak tahu Naswa, tapi aku mau berterima kasih padamu karena kamu masih mau percaya padaku ketimbang keluargaku sendiri termasuk bapak. "Seru Almira."Justru aku sangat percaya sama kamu Almira Karena aku tahu kamu bukanlah wanita seperti itu, kita sudah bersahaba
Rasa sedih masih menyelimuti Almira, dia tidak menyangka bahwa hari ini adalah hari terakhir dia bekerja di toko kue ini dan dia sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan setelah banyak sekali fitnah yang mengarah padanya.Tidak terasa waktu sore telah tiba dia melihat seorang laki-laki duduk di atas motor yang sudah tidak asing lagi yaitu motor sang bapak."Jadi itu, laki-laki yang menikah denganmu dan membuat hidupmu hancur dalam satu malam Almira? "Tanya Naswa melirik Adrian dari kejauhan."Iya, namanya mas Adrian aku sendiri tidak tahu latar belakang keluarganya karena saat itu aku bertemu dengannya tidak sengaja di dekat perkampungan warga. "Jawab Almira pada Naswa."Dia memang tampan bahkan sepertinya dia bukan asli orang sini, tapi kita tidak pernah tahu apa niatnya menikahimu dan aku takut dia memiliki niat yang jahat Almira. "Ujar Naswa yang mencoba untuk menghasut Almira."Apa yang kamu katakan sepertinya benar, karena saat aku bertemu dengannya dia tengah mabuk dan semp
"Assalamualaikum." Almira mengucapkan salam setibanya dirumah, ustadz kafi terkejut putrinya pulang seorang diri, padahal dia tadi meminta Adrian menjemput istrinya."Waalaikumsalam, Adrian mana?" Tanya sang bapak."Aku tidak tahu, aku minta sama bapak jangan pernah meminta laki-laki itu untuk datang lagi ke tempat kerjaku karena aku tidak butuh dia." Jawab Alina yang langsung pergi ke kamarnya.Ternyata Amira memang masih bisa menerima adrian sebagai suaminya walau dia sendiri sudah mengatakan bahwa telah ikhlas menjalani takdirnya sebagai seorang istri pernikahan yang tiba-tiba saja harus dia lakukan dengan baik asing yang sama sekali tidak dia ketahui asal-usulnya."Kenapa bapak, dan juga ibu mulai menyukai laki-laki itu padahal sudah jelas bahwa dia adalah orang yang telah membuat hidupku hancur bahkan kini aku harus selalu menerima hinaan dari para tetangga." Ucap Almira lirih.Almira mengambil sebuah foto, dan ternyata di foto tersebut ada seorang laki-laki yang berdiri dengan s
"lepaskan aku!" jawab tegas Almira yang melepaskan genggaman tangan Adrian."Kenapa kamu menatap laki-laki itu seperti menyukainya?" Tanya Adrian penasaran."Bukan urusanmu!" "Jelas urusanku Almira, kamu istriku." Adrian menatap tajam Almira. "Aku bukan istrimu, kamu yang berbohong pada kedua orang tuaku dan seluruh warga, kamu menghancurkan semuanya!" Sentak Almira melupakan segala emosinya pada Adrian.Air mata membasahi pipi Almira, gadis dengan paras cantik dan berhidung mancung itu, sangat marah dan kecewa pada Adrian karena dia merasa bahwa kehadiran Adrian justru membuat dia tidak bisa dekat dengan ustadz Ali, padahal selama ini Almira berharap bahwa jodoh dan suami dia kelak di masa depan adalah ustad Ali."Jadi kamu menyukai laki-laki itu? "Selidik Adrian menatap Almira."Sebelum bertemu denganmu, dan hidupku hancur seketika aku sudah sangat mengagumi ustadz Ali bahkan berharap ustadz Ali akan menjadi jodohku kelak, namun sekarang mimpi itu hancur aku malah harus berjodoh
Sebulan berlalu sejak pernikahan Almira dan Adrian mereka berdua tetap tinggal dirumah orang tua Almira, tidak ada yang tahu siapa Adrian sebenarnya, karena Adrian hanya mengatakan kedua orang tuanya sedang diluar kota. Selama itu pula Almira selalu berbohong tentang dirinya yang tidak lagi bekerja. "Sudah hampir sebulan mas Adrian disini , kenapa sampai detik ini kamu tidak menceraikan ku?" Tanya Almira kala Adrian baru saja selesai mandi."Bukankah aku memberikanku penawaran, bahwa aku berjanji untuk mewujudkan mimpimu asal kamu mau ikut denganku ke Jakarta," jawab Adrian "Kamu pikir aku percaya, bagaimana kalau ternyata kamu pria jahat yang berniat menjualku." Ujar Almira menatap tajam Adrian."Berhenti berpikir jahat padaku! Aku pria baik-baik bukan seperti yang kau pikirkan Almira!" Jawab Adrian."Mana ada pria baik, mabuk, bahkan sampai sekarang pun aku tidak pernah tahu pekerjaanmu apa , namun diam-diam mas Adrian memberi uang sama ibu." Papar Almira."Uang yang aku berikan a
Tidak terasa waktu cepat berlalu Almira pun kondisinya semakin membaik dia sudah diizinkan untuk pulang bersama dengan baiknya. Raut senyum bahagia tentu saja masih terpancar pada wajah Almira, Karena kini dia menjadi seorang ibu yang akan merawat putranya ditambah lagi dia akan menjadi seorang istri dari ustadz Ali laki-laki yang sudah melamar ya dan menunggu serta mencintainya secara diam-diam sejak lama.Tiga bulan berlalu, segala persiapan pernikahan ustad Ali dan Almira sudah dipersiapkan dengan baik tentu saja hal itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh ustad Ali karena sebentar lagi dia akan memperistri wanita yang selama ini dia cintai."Masya Allah kamu cantik sekali Almira sebentar lagi kamu akan menjadi istri dari ustad Ali hal yang paling membuatmu bahagia. "Ucap nila yang terus memuji sahabatnya di ruang pengantin.Seketika Amira pun langsung memeluk wanita berjilbab panjang itu karena nila adalah satu-satunya orang yang selalu ada dalam hidupnya dikala sedih maupun sen
Adrian. "Ucap Fitri yang tentu saja terkejut dengan kehadiran dari mantan besannya yaitu tuan mahrez."Ibu, maafkan papaku baru saja tiba dari Bandung. "Jawab Adrian dengan sedikit gugup tentu saja dia takut jika Fitri berprasangka tidak baik padanya apalagi memang sang papa yang terus bersikeras untuk merebut cucunya dari Almira."Apa kabar Tuan Mahrez?"tanya Fitri."Saya tidak mau basa-basi dengan anda, saya datang ke sini hanya ingin menemui cucuku." Jawab Tuan mahrez dengan ketus."Maaf ya Tuan tapi sepertinya Anda tidak pantas untuk menyebut cucu saya sebagai cucu Anda, jika ada masih menyombongkan diri anda di depan saya dan juga Putri semalam yang saya Almira apa aja tidak sadar apa yang sudah anda lakukan pada Putri saya?" Tanya Fitri dengan mata berbinar, tentu saja hal itu membuat Adrian pun semakin terluka karena baru saja dia mendapatkan maaf dari mantan Ibu mertuanya itu seketika kehadiran sang papah membuat suasana semakin tidak nyaman."Kamu pikir kamu itu siapa? Saya a
"Adrian." Panggil seorang pria dengan jas berwarna hitamnya yang tidak lain adalah tuan mahrez ayah Adrian."Papa, ngapain papa ada di sini dan kenapa papa bisa tahu bahwa Adrian sedang berada di rumah sakit? "Tanya Adrian menatap tajam ke arah sang papaku karena selama dia di Bandung dia memang tidak pernah sedikit mencerita pada Tuan mahrez tentang apa yang terjadi pada hidupnya termasuk kehamilan Almira."Aku yang beritahu semua pada Tuan Mahrez." Sahut Lusi yang tiba-tiba saja ada di belakang papanya."Kamu kenapa sih? Selalu saja ikut campur urusanku dengan Almira apalagi kamu sampai beritahu papaku tentang apa yang terjadi pada Almira. "Jawab Adrian menatap tajam ke arah Lusi wanita dengan hijab berwarna putih yaitu tentu saja selalu membuat Adrian merasa kesal."Cukup Adrian! Kenapa kamu tidak pernah berbicara sedikitpun pada papa bahwa selama ini Almira hamil anakmu Dan ternyata kamu memiliki keturunan darinya. "Ucap sang papa dengan raut wajah yang memerah menandakan kekesala
Waktu terus berlalu, kehamilan Almira semakin membesar dan kini kehamilannya menginjak 9 bulan, tinggal menghitung hari Almira dan Adrian akan menjadi orang tua dari seorang anak yang akan lahir dari rahim perempuan berhidung mancung dan berparas cantik itu.Adrian dan ustaz Ali pun sudah siap siaga untunglah Adrian mendapat kesempatan untuk bisa mendampingi Almira namun dibantu juga oleh Fitri sang Ibu, karena memang sudah tidak ada lagi ikatan di antara Almira dan juga Adrian sehingga wanita berjilbab panjang itu tidak mau jika membuat calon suaminya ustadz Ali merasa cemburu.Sudah sejak pagi, Almira memang sudah dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena dia selalu mengalami kontraksi palsu sehingga langkah tepat diambil oleh Fitri sang Ibu agar putrinya bisa melahirkan dengan tenang di rumah sakit. tentu saja itu juga dibantu oleh Andrian dan juga ustad Ali."Almira, aku akan selalu ada di samping kamu dan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu dan juga jangan baikmu Aku har
Mendengar ucapan Almira, nila pun hanya terdiam dia tidak mungkin mencintai laki-laki yang pernah ada dalam hidup sahabatnya apalagi, dia dan Adrian juga baru saja saling mengenal."Almira, bagaimana rencana pernikahanmu dengan ustadz Ali? "Tanya nila penasaran."Alhamdulillah nila, hari ini aku bertemu dengan kedua orang tua dari mas Ali ternyata mereka setuju dengan pernikahan kami nanti, dan yang paling membahagiakan untukku adalah bahwa ternyata orang tua mas Ali adalah orang yang pernah aku tolong dulu. "Jawab Almira dengan senyuman."Masya Allah, ternyata memang Allah selalu melindungi kamu ya Almira dan selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik aku yakin ustaz Ali adalah laki-laki yang tepat untuk kamu nanti. "Ucap nila yang tentu saja merasakan kebahagiaan yang sama seperti apa yang Almira rasakan, karena akhirnya sahabatnya itu akan menjalani kehidupan baru bersama dengan laki-laki yang pernah dia cintai."Tapi ada satu hal, yang membuat perasaanku tidak enak. "Ucap Al
Adrian danila pun akhirnya sampai di rumah Almira, Namun ternyata justru mereka juga berpapasan dengan mobil ustad Ali yang baru saja pulang dari rumah sakit."Kenapa harus bertemu dia lagi sih, padahal aku pikir tidak akan pernah lagi bertemu dengannya. "Keluh Adrian."Ingat ya Mas, Ustadz Ali itu adalah calon suami Almira wajah saja jika dia sering datang ke rumah mungkin dia khawatir dengan kondisi Almira. "Ucap Nila membuat Adrian hanya diam saja."Aku tahu nih lah, tapi mereka kan hanya baru calon belum bisa menjadi suami istri seharusnya ustad Ali tidak datang ke rumah Almira. "Jawab Adrian yang seperti menahan kesal di hatinya.Nila pun langsung bergegas keluar dari mobil Adrian, tentu saja hal itu mengejutkan Almira dan juga Ustadz ali Bagaimana bisa mereka satu mobil berdua padahal Almira tahu bahwa nila tidak menyukai Adrian."Mas Adrian, Nila kalian kenapa bisa berdua datang ke sini? "Tanya Almira yang tentu saja penasaran, karena Nila pun belum berbicara banyak tentang Adr
"Nila, kamu bawa barang sebanyak ini mau pergi ke mana?" Tanya Adrian menghentikan langkah wanita berjilbab panjang itu."Mau ke rumah Almira, karena besok hari libur jadi aku mau menginap suatu hari di rumahnya. "Jawab nila dengan senyuman.Dia sudah bisa berteman baik dengan Adrian, walaupun masih ada kekesalan dalam dirinya atas sikap yang telah Adrian lakukan pada sahabatnya itu, namun nila memang tidak berhak ikut campur mengenai urusan rumah tangga antara Almira dan juga Adrian, dia menghargai Adrian kini sebagai temannya di pesantren."Aku boleh ikut tidak? "Tanya Adrian membuat Nila pun terdiam, karena itu artinya dia harus minta izin dulu pada Almira jika tiba-tiba saja nilai datang langsung membawa Adrian pasti Almira akan marah."Mas Adrian, lebih baik Mas Adrian pergi sendiri saja ya jangan sampai pergi di sama aku." Jawab nila yang menolak halus permintaan Adrian."Apa kamu lupa? Aku itu ayah dari anak yang dikandung oleh Almira, apa aku tidak berhak untuk menemui anakku
"maafkan aku Mas, kalau memang kehadiranku mengganggu acara Mas Ali dan juga Almira, lebih baik sekarang aku pamit saja pulang. "Sahut lusi yang memutuskan untuk keluar dari ruang rawat ibunya Ali.Almira pun perlahan menghampiri calon mertuanya itu, dia mencium punggung tangan wanita yang sedang terbaring lemah tersebut."Jadi kamu, wanita yang bernama Almira yang dicintai mati-matian oleh putraku Ali? "Tanya sang Ibu menatap sinis ke arah Almira."Iya Bu, namaku Almira Putri semata wayang dari Ustadz Kafi guru agama dari ustad Ali. "Jawab Almira dengan nada yang sangat lembut, walaupun awal pertemuan dia dengan ibunda Ali Almira sama sekali tidak mendapat perlakuan baik."Assalamualaikum. "Ucap sang ayah yang baru saja tiba di rumah sakit, membuat Ustadz Ali pun bernafas lega karena pasti kehadiran ayahnya bisa mencairkan suasana yang sangat dingin di antara calon istrinya dan juga ibunya itu."Almira, ternyata kamu wanita yang dicintai oleh putraku? "Tanya sang ayah mengejutkan Ali
Almira berdiri di depan cermin kamarnya. memandang perut buncitnya yang mulai terlihat usia kandungan yang sudah hampir masuk 6 bulan membuat dia pun sangat bahagia kini Almira sudah bisa menerima dengan ikhlas kehamilannya walaupun saat awal dia mengetahui bahwa dia tengah mengandung iya masih belum bisa terima semua ini tetapi untuk saat ini ia bisa menjalani hari-harinya sebagai calon ibu yang bahagia."Almira, Ayo makan kasihan anakmu. "Panggil Fitri dengan senyuman, kalau melihat putri semata wayang yaitu mulai tersenyum bahagia."Katanya Mas Ali mau jemput aku bu, Soalnya hari ini kan kita mau bertemu dengan ibunya di rumah sakit. "Jawab Almira yang mencoba merapikan gamis berwarna merah yang dia kenakan.Apapun yang Amira pakai memang selalu terlihat cantik, wanita berkulit putih dan berhidung mancung itu selalu tampil mempesona walau sedang hamil dia tidak terlihat lusuh, mungkin aura kecantikannya saat dia hamil semakin terlihat sehingga membuat siapapun pasti sangat menyukai