Share

Bab 59

Author: Amrita
Nadya terkejut oleh hawa dingin yang terpancar dari tubuh Harvey.

Dia melihat ekspresi Harvey tampak seperti ingin membunuh seseorang.

"Kenapa? Kak Wanda bilang sesuatu yang bikin kamu kesal lagi ya?"

Harvey menggertakkan gigi gerahamnya sambil berkata, "Andre!"

Nadya pun ikut terpaku di tempat.

"Ya." Di tengah malam, suara tawa Andre yang penuh ejekan nyaris menembus gendang telinga Harvey.

"Kamu ada di kamar Wanda?!"

Nada suara Harvey langsung turun delapan oktaf.

Nadya menatap Harvey dengan kaget. Untuk sesaat, dia membuka mulut lebar-lebar tanpa bisa mengucapkan sepatah kata.

"Baru pagi ini kami bercerai, malamnya kamu langsung menginap bersamanya di hotel?!"

Saat ini, Harvey seperti seekor singa jantan yang sedang mengamuk.

Namun, suara Andre terdengar tenang dan santai. "Wanda menginap di hotel milikku. Tengah malam begini, masa aku biarkan tamuku diganggu? Lagi pula ...."

Andre berhenti sejenak. "Hanya karena bercerai, apa dia harus berkabung tiga tahun demi kamu?"

Senyum di waj
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 60

    Harvey tersenyum mengejek, lalu turun dari tempat tidur dengan tubuh terasa jauh lebih ringan.Setelah mandi, pria itu keluar dari kamar mandi dengan mengenakan jubah mandi.Saat mengangkat kepala, dia melihat Nadya berdiri di sisi pintu geser, mengucek mata yang masih mengantuk.Nadya meregangkan badan seperti kucing, memperlihatkan garis otot ramping di pinggangnya yang putih mulus."Harvey, kamu bangunnya pagi banget."Harvey terpaku, handuk di tangannya jatuh ke lantai.Bahkan sandal yang masih basah pun tak sempat dia ganti.Dia langsung berlari dengan langkah besar menuju kamar Wanda.Tanpa ragu, dia mengangkat selimut di atas ranjang, lalu menoleh ke sekeliling, seakan yakin bahwa Wanda sedang bersembunyi di dalam kamar itu."Sraak!" Lemari pakaian dibuka, memperlihatkan deretan busana rancangan eksklusif yang tergantung rapi di dalamnya.Saat Wanda meninggalkan rumah keluarga Ferdian bersama Sasha, dia hanya membawa satu koper berisi pakaian anak.Seluruh keluarga Ferdian meras

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 61

    Anak-anak di kelas semua iri padanya.....Kedai Bakpao Serba Ada.Sasha lahap menyantap satu keranjang dimsum, lalu mengangkat gelas dan menghabiskan susu kedelainya sampai tetes terakhir.Cara makannya begitu lahap, sampai-sampai murid SD yang duduk di meja depan dan mengenakan dasi merah pun ikut menyumpalkan sepotong roti kukus gula merah ke mulutnya.Setelah Sasha selesai sarapan, Wanda menyodorkan tisu basah untuk membersihkan tangan putrinya."Ayo, kita pergi ke sekolah."Mendengar kata "sekolah", mata Sasha yang tadinya bersinar cerah mendadak redup.Wanda langsung menangkap perubahan suasana hati anaknya."Ada apa, Sayang?""Mama, aku nggak terlalu suka sekolah lagi."Wanda bertanya, "Apa ada sesuatu yang terjadi di sekolah?"Sasha menggeleng pelan. Beberapa waktu ini, dia merasa anak-anak lain tak lagi mau bermain dengannya.Namun, dia menahan diri untuk tidak membuat ibunya khawatir."Nggak apa-apa kok! Walaupun aku nggak terlalu suka sekolah, di sana aku punya sahabat. Bisa

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 62

    Dengan wajah kecil yang dingin, Jojo memperingatkan teman-temannya, "Kalian semua dilarang main sama Sasha!"Anak-anak berdiri berjajar, memberi hormat dengan serempak pada Jojo."Siap, Tuan!"Wanda menyadari bahwa wajah Sasha berubah serius saat melihat ke arah gerbang sekolah."Sasha?"Dia memanggil lembut putrinya.Sasha menggenggam tali ranselnya erat-erat, berusaha membuat suaranya terdengar ringan."Mama, aku pergi sekolah dulu ya! Dadah!"Sasha melihat teman-temannya yang biasa bermain bersamanya, lalu berlari kecil dengan gembira."Susan!"Susan melirik ke arahnya, lalu menunduk dan mempercepat langkah.Sasha mengejarnya, lalu bercerita dengan penuh semangat. "Susan, kamu tahu nggak? Aku ganti nama, lho! Sekarang aku bukan Sasha Ferdian lagi, namaku Sasha Jinata, aku pakai nama Mama.""Jangan ajak aku ngomong." Susan menjauh, menjaga jarak dari Sasha.Sasha terdiam di tempat, seluruh tubuhnya seperti tersambar petir."Susan, kamu kenapa, sih?"Susan berhenti, terlihat sedikit t

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 63

    "Dasar nggak tahu balas budi! Turunkan aku sekarang juga!"Sasha sangat marah. "Kamu! Kamu barusan panggil aku apa?!"Jojo berteriak, "Nenek bilang, kamu itu cuma numpang hidup di keluarga kami! Aku dan kamu bukan saudara lagi! Kamu dan perempuan munafik itu, sama-sama tikus got! Kami nggak sudi satu kelas sama tikus!"Anak-anak yang mengikuti Jojo langsung menutup hidung mereka."Sasha! Cepat turunkan Tuan Jojo!""Sasha bau banget! Jijik!""Mamaku bilang aku nggak boleh ngobrol sama Sasha, dia sudah nggak pantas lagi sekolah bareng kita!"Sasha menggertakkan gigi sambil mengangkat tangan satu lagi. Jojo menyadari Sasha akan menamparnya, lalu buru-buru teriak pada teman-temannya."Tolong aku, cepat!"Namun, tak ada satu pun yang berani maju membantu Jojo.Nadya bersandar pada motornya, mengangkat ponsel dan merekam saat Sasha mengangkat Jojo dengan satu tangan.Dia melihat Sasha mengangkat tangan satunya, hendak menampar wajah Jojo. Senyum lebar merekah di wajah Nadya.Pukul! Ayo pukul

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 64

    Pelan-pelan, kepala Sasha tertunduk, sepuluh jarinya meremas ujung bajunya. Dia tak merasa dirinya salah, tapi karena tindakannya, Mama jadi kena imbas.Dengan satu tangan di bahu Sasha, Wanda berdiri kokoh menjadi penopang yang tak terlihat. "Putriku nggak memukul siapa pun.""Ada, kok!" Jojo berteriak, melambaikan tangan dan menunjuk ke arah Sasha."Sasha memukulku! Perempuan jahat! Kamu berat sebelah! Kamu buta ya, sampai nggak lihat aku dipukul?!"Wanda bersikeras, "Aku minta rekaman kamera pengawas di gerbang sekolah diperiksa! Justru murid yang memfitnah dan menjebak orang lain, itu yang patut dihukum!"Tatapan Wanda pada Jojo seperti melihat orang asing.Kepala Sekolah mengangkat tangan. "Kameranya rusak. Dan anak bernama Jojo itu, sudah tiga tahun berturut-turut jadi bintang sekolah. Dia murid terbaik di Sekolah Genta Raya. Aku percaya pada ucapannya."Kepala Sekolah lalu bertanya pada para orang tua yang hadir, "Apakah kalian tadi melihat Sasha memukul Jojo?"Banyak orang tua

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 65

    Sekretaris berlari kecil sambil memeluk map arsip."Ini arsip sekolah milik Sasha."Sang kepala sekolah menerima arsip itu, lalu langsung melemparkannya ke lantai.Kedua tangannya disilangkan di belakang punggung, wajahnya dingin tanpa belas kasihan.Menyingkirkan gadis ini dari Sekolah Genta Raya, juga merupakan keinginan Bu Mitha.Tadi malam, Bu Mitha bahkan meneleponnya secara khusus.Karena Sasha sudah memakai nama keluarga Jinata, Bu Mitha tak mau lagi membiayai anak dari keluarga lain.Dia ingin segera memindahkan Sasha dari sekolah ini, takut cucu kesayangannya ikut terpengaruh dan menjadi nakal.Wanda berjongkok, memungut arsip sekolah milik putrinya.Melihat ibunya membungkukkan badan, air mata mengalir deras dari mata Sasha.Wanda mengusap debu di map arsip itu, lalu menoleh ke arah putrinya sambil tersenyum lembut dan penuh keteguhan."Sasha, jangan takut. Kamu nggak ada hubungannya lagi dengan arsip bernama Raisha Ferdian ini. Yang terjatuh di lantai memang Raisha Ferdian,

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 66

    Kepala Sekolah benar-benar kebingungan. Kenapa tiba-tiba ada begitu banyak wartawan di gerbang sekolah?Mereka semua mengerubungi Wanda. Apakah Wanda yang memanggil para wartawan?Akan tetapi, dia kan cuma seorang perempuan yang diusir dari keluarga Ferdian. Mana mungkin dia punya kuasa sebesar itu untuk memanggil wartawan?Kepala Sekolah bingung. "Aku nggak menerima pemberitahuan wawancara, loh! Astaga! Semua itu tadi ... cuma akting! Apa yang kalian rekam tadi, nggak sungguh-sungguh terjadi!"Kepala Sekolah pun tersenyum ramah ke arah wartawan wanita bertubuh mungil itu."Nona, silakan masuk! Aku sendiri yang akan mengajakmu berkeliling sekolah dan menjelaskan sejarah Sekolah Genta Raya!"Wartawan wanita itu sama sekali tak menanggapi Kepala Sekolah. "Kami bukan datang untuk mewawancaraimu. Kami hanya nggak tahan melihat kelakuanmu!"Kepala Sekolah makin bingung. "Lalu kalian ke sini, sebenarnya mau apa?"Begitu dia selesai berbicara, wartawan wanita bertubuh mungil itu bergegas lari

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 67

    "Maaf, apakah ini putri Anda?""Ya, dia putri saya. Namanya Sasha, Marisha Jinata."Sang reporter tampak terkejut. "Oh, dia mengikuti nama keluarga Anda?"Wanda mengangguk. "Betul.""Kalau begitu, suami Anda ...."Wanda tersenyum cerah. "Saya sudah bercerai. Mantan suami saya nggak layak untuk disebut lagi."Seorang reporter bertanya pada Sasha, "Dik Sasha, kamu mau kami wawancarai?"Sasha mengangguk, "Mau, dong."Reporter perempuan bertubuh mungil bertanya, "Tadi kenapa kamu menarik kerah baju anak laki-laki itu?""Soalnya dia melarang teman-teman main sama aku! Bahkan teman yang paling dekat pun dilarang bicara sama aku! Aku kesal banget!"Sasha menatap telapak tangannya. "Aku juga nggak menyangka, bisa angkat Jojo dengan mudah, dia ringan banget!"Barusan, kamerawan dari HCTV melihat Sasha mengangkat Jojo begitu saja, dan dia sangat terkejut."Dik Sasha, boleh nggak aku taruh kamera di lantai? Coba kamu angkat ya."Kamera profesional itu beratnya paling tidak dua puluh kilogram.Kam

Latest chapter

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 96

    Bocah lelaki kecil yang dibesarkan dengan sepenuh hati oleh keluarga Ferdian ini sudah sering melihat tokoh penting dan acara besar. Namun, saat dia berdiri di samping pintu mobil Corona dan menyapa Luna, jantung Jojo berdebar kencang karena gugup.Namun, orang yang duduk di dalam mobil itu tidak memberi respons."Luna?"Jojo berjinjit, mendongakkan kepala, dan penasaran mengintip ke dalam mobil.Nadya turun dari mobil dan melihat ayah dan anak keluarga Ferdian berdiri di depan pintu Corona, dia langsung merasa terancam.Nadya berjalan dengan langkah lebar. "Kamu Luna, ya? Namamu sudah sering kudengar. Katanya, kamu juga bisa naik motor besar? Aku juga pembalap motor. Gimana kalau kita adu satu lawan satu?"Karena Harvey kalah dari Luna, Nadya ingin membantunya membalas kekalahan itu.Luna adalah pembalap profesional, tetapi Nadya tahu Luna juga bisa mengendarai motor.Tetapi sepertinya, kemampuan Luna di motor tidak sekelas profesional.Apalagi setelah balapan off-road tadi, stamina L

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 95

    Saat Corona mencapai garis finish, Wanda masih agak linglung.Kedua tangannya menggenggam setir, seluruh tubuhnya belum sepenuhnya bereaksi."Luna! Kamu menang!!"Wanda menoleh dengan terpana. Dia melihat Andre yang telah melepas helmnya, mata indahnya yang mencolok itu berkilau dengan senyum secerah bintang.Dia mengulurkan tangan, melepaskan helm Wanda, dan rambut hitam wanita itu terurai seperti sutra.Wanda berusaha menstabilkan napasnya yang masih memburu setelah olahraga ekstrem itu.Dia menengadah, dan di mata Andre yang jernih seperti kaca, hanya tercermin dirinya seorang."Luna, selamat datang kembali!" Bagi Andre, dia adalah harta berharga."Kamu selalu jadi juara di hatiku!" Nada Andre terdengar sangat yakin. Dia masih belum sepenuhnya pulih dari euforia kecepatan yang begitu menggairahkan. Dadanya naik turun, dan suhu di dalam kabin mulai meningkat.Wanda menatapnya dan bertanya dengan serius, "Sejak aku melihat Corona, aku sudah penasaran, dari mana kamu tahu kalau aku ada

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 94

    Andre menelusuri seluruh jalur off-road di dalam benaknya. Dia tersenyum tipis, pancaran semangat berkilau di matanya."Jalur di depan cukup stabil, Luna, terus melaju sekuatnya!"Corona yang tidak menyalakan lampu, melaju kencang dalam kegelapan. Dia sepenuhnya mempercayai Andre, dan akhirnya menerobos gelap itu, menyambut cahaya.Suara gemuruh mobil balap makin mendekat, orang-orang yang menunggu di garis finish pun menegakkan leher mereka.Setelah mobil-mobil memasuki zona hitam, layar besar di belakang tribun penonton juga menjadi gelap gulita.Hal ini menciptakan rasa penasaran bagi semua orang.Tidak ada yang tahu, mobil mana yang akan pertama kali menerobos keluar dari zona hitam dan masuk ke jalur normal.Jojo berdiri menginjak pagar, matanya menatap tajam ke kejauhan di tengah angin dingin.Tiba-tiba, sebuah mobil balap hitam pekat muncul di hadapan semua orang, layar besar pun ikut menyala, dan sorak-sorai serta teriakan penonton menggema di tribun.Itu Corona!Corona yang pe

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 93

    "Tangki penuh, belok kiri.""Kanan tiga, jalan menurun, kurangi gas!"Meskipun Wanda sudah berusaha menghafal lintasan off-road lewat peta rute, sebagai pembalap, tidak mungkin punya waktu untuk berpikir dalam kecepatan tinggi.Di saat seperti inilah, Andre menjadi otaknya.Andre memberikan instruksi dengan singkat dan tegas. Lintasan off-road yang rumit di Gunung Elok tergambar sebagai model 3D dalam pikirannya.Dia seperti duduk di depan papan catur, memantau seluruh medan sebagai sang pengendali, menunjukkan arah bagi Wanda."Harvey! Tancap gas!"Nadya melihat Harvey mempercepat laju mobil, dia pun berseru penuh semangat.Peta rute yang digunakan oleh navigator sudah lama dia lupakan, entah sudah dibuang ke mana.Dia hanya duduk di kursi penumpang, sekadar menemani Harvey.Harvey juga tidak butuh Nadya sebagai navigator. Dia selalu hanya percaya pada penilaiannya sendiri.Dia juga pernah ikut merancang dan mendesain lintasan balap di Gunung Elok. Dia paling tahu betapa rumitnya kond

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 92

    Nadya duduk di dalam mobil Harvey dengan tenang dan percaya diri. Dia tersenyum tipis sambil menatap dua mobil balap yang makin mendekati Corona.Para anak muda dari keluarga kaya yang ikut lomba ini juga mengandalkan taktik.Dengan begitu banyak peserta, untuk meraih kemenangan, beberapa mobil harus rela jadi tumbal.Di balik helm yang berat, mata Wanda yang jernih sama sekali tidak menunjukkan ketegangan atau rasa takut.Dia dengan sigap memindahkan gigi, roda kanan mobil terangkat ke udara!Andre merasakan pandangannya tiba-tiba naik tinggi!Matanya membelalak, jantungnya menghentak kuat dalam dada.Ini ... berkendara dengan satu sisi!Roda depan dan belakang di sisi kanan mobil benar-benar terangkat, seluruh mobil balap itu melaju cepat dalam posisi miring 45 derajat.Pengemudi salah satu mobil yang ingin menjepit Corona, merasakan bayangan hitam menutupi tubuhnya.Anak orang kaya yang duduk di kursi penumpang menoleh, dan melihat sisi jendela mereka. Yang tampak hanyalah kolong mo

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 91

    Harvey tidak terlalu terpaku pada menang atau kalah dalam pertandingan ini. Dia bukan pembalap profesional, dia mengendarai Black Hole di lintasan sebagai bentuk penghormatan pada mendiang Nancy di alam baka.Andre duduk di kursi penumpang mobil Corona, dan melihat Wanda menatap "Black Hole" tanpa berkedip."Kenapa?"Wanda mengedipkan mata. Dia mengenakan helm, jadi Andre tidak bisa melihat ekspresinya saat itu."Aku nggak suka mobil itu."Suara Andre terdengar santai dan sembarangan. "Kalau kamu juara satu, kamu bisa pilih tiga mobil dari garasi Harvey. Nanti, kamu pilih Black Hole dan kirim ke tempat rongsokan."Wanda tertawa karena ucapannya, awan mendung yang menyelimutinya pun sirna.Dulu, di garasi keluarga Ferdian, dia tertarik pada "Black Hole". Dia mendapati pintunya tidak terkunci, lalu membuka pintu dan duduk di kursi pengemudi.Saat dia menyentuh interior mobil, Harvey langsung menariknya keluar.Saat itu, dia sedang mengandung dua anak, perutnya membuncit, dan dia jatuh te

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 90

    Setelah Andre mengatakan bahwa dia mengajak Luna, Nadya terus-menerus tersenyum palsu."Pantas saja dulu dijuluki pembalap wanita nomor satu di Harindaya, gayanya selangit!"Nadya berkata dengan nada bercanda, tetapi di dalam hati memaki.Luna sudah pensiun lima enam tahun, tetapi masih merasa dirinya ratu dunia balap."Dia nggak akan kalah." Tatapan Andre menyapu semua orang yang hadir, berhenti sejenak pada Harvey, lalu senyumnya makin dalam. "Di antara kalian, tidak satu pun yang bisa mengalahkannya!"Andre berbalik dan berjalan menuju mobil Corona.Nadya menyilangkan tangan di dada, berteriak ke arah punggung Andre, "Kalau Luna nggak bisa juara satu, pinjamkan Corona ke aku buat main-main ya!"Melihat Andre berhenti melangkah, Nadya tampak puas.Andre berbalik, wajahnya yang tampan dan memesona langsung berubah dingin, angin gunung berembus dan membuat bulu kuduk Nadya meremang."Kodok jelek menguap."Dia bahkan malas melirik Nadya."Apa maksudmu?" Nadya tidak mengerti. Orang-orang

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 89

    Andre berkata, "Aku sedang terluka, jadi khusus menyewa seorang pembalap profesional."Begitu melihat Andre, Jojo seperti tikus melihat kucing, langsung bersembunyi di belakang Harvey.Balapan di Gunung Elok ini memang balapan amatir, tetapi karena diorganisir oleh kalangan elite tertinggi Jinggara, dari segi lokasi, hadiah, hingga staf, semuanya kelas atas.Anak-anak konglomerat yang ikut balapan ini menghabiskan ratusan miliar dalam setahun untuk memodifikasi mobil balap berperforma tinggi, jadi wajar kalau mereka juga menyewa pembalap profesional.Hanya dengan begitu, mereka punya peluang masuk tiga besar.Bagi anak-anak orang kaya ini, menang dan mendapat peringkat itu soal harga diri.Tentu saja, supaya merasa lebih terlibat, mereka biasanya duduk di kursi penumpang depan sebagai navigator pembalap.Orang-orang yang hadir di Gunung Elok ini semua dikenal oleh Wanda.Namun, selama tujuh tahun menikah dengan Harvey, dia tidak pernah tahu kalau pria itu juga ikut balap off-road.Semu

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 88

    Begitu kencang, begitu putih ....Empat kata itu tiba-tiba muncul di benak Wanda.Andre menoleh dan menatapnya.Tatapan matanya seolah-olah bisa menembus isi hati Wanda.Wanda langsung merasa seperti ketahuan sedang berbuat curang!Wajahnya memerah. Dia buru-buru melangkah mendekat dan berkata, "Biar aku bantu."Di dalam hati, Andre tertawa puas.Tidak sia-sia sejak Wanda masuk ke kamar mandi, dia berulang kali berpura-pura menuangkan obat ke punggung sendiri, lalu saat Wanda melirik, dia sengaja menjatuhkan obat ke celananya.Wanda mengambil botol obat dari tangannya, mencelupkan kapas dan mengoleskan perlahan ke luka di punggung pria itu.Dokter yang menjahit luka di punggungnya sangat terampil. Kalau bukan karena bekas luka yang masih tampak kemerahan, tidak akan ada yang tahu kalau dia pernah terluka."Maaf."Wanda berkata dengan tulus, "Kamu sudah menyelamatkan Sasha, aku belum sempat mengucapkan terima kasih yang layak."Setelah berkata begitu, dia tersenyum dan bertanya pada And

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status