Andre mengeluh, "Kalau harus tunggu ambulans, darahku bisa habis duluan. Pak Harvey, kamu mau lihat aku mati, ya!"Situasi Andre gawat, Wanda tidak mau lagi berdebat dengan Nadya."Turun! Jangan banyak omong, nggak usah cerewet!""Kalau sampai kecelakaan ...."Kalimat Nadya belum selesai, tiba-tiba dia merasa ada tekanan tak kasatmata menyelimuti seluruh tubuhnya. Saat tatapannya bertemu dengan Wanda, bulu kuduknya langsung berdiri. Duduk di atas motor, dia nyaris tidak bisa berdiri tegak.Nadya belum pernah merasakan aura semengerikan itu dari Wanda.Hatinya terasa waswas."Kak Wanda, aku sarankan kamu jangan nekat.""Cengeng banget. Itu bukan gaya kamu, Nadya!"Nadya manyun. Kalau Wanda mau cari mati, dia tidak melarang. Semoga sekalian jatuh menelungkup, hidung dan gigi remuk semua!Nadya turun dari motor.Wanda mengulurkan tangan padanya, "Kasih aku kunci motornya."Nadya melempar kunci begitu saja, Wanda menangkapnya dengan mantap.Wanda berkata pada Fabian, "Kak, tolong antar Sas
Jojo ketakutan sampai matanya berkaca-kaca karena aura mengerikan dari Harvey.Nadya buru-buru menenangkan. "Jojo, kamu dan Sasha itu kakak-adik kandung, Sasha pasti akan maafkan kamu!"Nadya menoleh ke arah Harvey, nadanya santai sambil menggoda. "Aku selalu merasa Andre itu mukanya ramah, tapi kepribadiannya lebih dingin dari kamu. Dia sampai rela berkorban demi orang lain, langka banget ya ...."Nadya memperpanjang nada akhirnya, lalu berkata lagi, "Tadi aku lihat Kak Wanda turun dari mobilnya Andre. Sejak kapan mereka sedekat itu?""Eh! Harvey, tunggu aku!"Nadya melihat Harvey berbalik pergi, jelas-jelas tidak mendengarkan omongannya.Dia buru-buru mengejar pria itu.....Di rumah sakit, Andre dibawa masuk ke ruang operasi.Dia menelungkup di atas meja operasi, lalu berkata pada dokter bedah utama, "Tambahkan dua nol di tagihan operasiku, biar nanti aku tagih ke Harvey si kulit kerang!"Dokter bedah itu kenal baik dengannya. Sambil membuka pakaiannya dengan pisau bedah, dia menggo
Sasha terpaku di tempat, seluruh dirinya bingung. Jiwanya yang kecil terguncang hebat.Apakah dia yang salah?Kalau saja dia menurut dan ikut Ayah kembali ke keluarga Ferdian, Om Andre pasti tidak akan terluka.Tetapi, orang yang menembakkan anak panah ke arahnya adalah Jojo, yang memiliki darah yang sama dengannya.Padahal mereka dulu sangat akrab.Lambat laun, karena perbedaan fisik, sikap Jojo padanya makin buruk.Dia menyadari, di keluarga Ferdian, hanya Mama yang memperlakukan dia dan Jojo dengan adil. Papa pun lebih memihak Jojo."Jojo! Meskipun kamu minta maaf, aku tetap nggak akan maafkan kamu!" Sasha berteriak.Dia bertanya pada Harvey, "Papa, boleh nggak ... aku berhenti jadi anak Papa? Gimana caranya supaya aku bisa nggak kembali ke keluarga Ferdian selamanya?"Dia ingin melepaskan diri dari belenggu, tetapi dia tidak tahu harus bagaimana.Wajah Harvey seolah-olah dibekukan oleh es setebal 90 cm."Sasha Ferdian! Nama belakangmu Ferdian! Kamu selamanya tetap anakku! Bagian da
"Andre, kamu!" Nadya yang ada di sana berseru tidak percaya.Matanya berputar, lalu dia tersenyum dan bertanya, "Kamu tertarik pada kakakku sebagai pribadi, atau tertarik karena dia adalah istri Harvey?""Kak Wanda dan Kak Harvey masih dalam proses bercerai. Apa kamu pikir ini kesempatanmu untuk menikmati hubungan gelap tanpa takut banyak disalahkan?"Nadya tampak seolah-olah sudah melihat isi hati Andre.Saat itu, seluruh ruang rawat seperti ruang pendingin. Tekanan dari tubuh Harvey membuat Jojo sampai gemetar.Mata Andre yang seperti lukisan tinta tipis, diselimuti hawa dingin."Kamu habis dari pameran lukisan ya? Soalnya wajahmu penuh warna banget."Nadya, "Aku ....""Luar biasa, masih ada yang berani mengeluarkan isi hatinya dengan jujur."Wajah Nadya memucat. Dia membalas dengan malu, "Kamu bicarakan dirimu sendiri, ya!""Kamu paling paham, ya?" Andre tersenyum memandang Harvey. "Kamu terus bersama perempuan seperti ini, nggak heran kalau Wanda mau cerai sama kamu."Andre berkata
Wanda datang bersama putrinya ke hotel, sementara pesta ulang tahun putranya yang kelima sudah berlangsung.Harvey duduk di sisi putranya, cahaya lilin yang hangat menerangi wajah polos anak itu.Jojo merapatkan kedua tangannya dan membuat permohonan, "Aku harap Tante Nadya bisa jadi mama baruku."Wanda menggigil kedinginan, hujan di luar sangat deras. Agar putrinya dan kue ulang tahun yang dibawanya tidak kehujanan, separuh tubuhnya telah basah oleh air hujan.Pakaiannya terasa seperti lapisan es tipis, melekat di kulitnya dan membuatnya menggigil kedinginan.Nadya tertawa lepas. "Sudah berapa kali aku bilang, jangan panggil aku tante! Panggil saja Kak Nadya! Aku dan papamu bersahabat baik. Aku cuma bisa jadi papa kedua buatmu."Tawa Nadya menggema di seluruh ruangan. Semua yang ada di sana adalah teman dekat Nadya, dan mereka pun tertawa bersamanya. Namun, di antara mereka semua, hanya dia yang berani menggoda Harvey di depan banyak orang.Mata cerah Jojo berkedip sambil memberikan s
Nadya menoleh dan membuat wajah jahil ke arah Harvey. "Wanda salah paham lagi! Aku akan segera menjelaskan semuanya padanya!""Tak perlu dijelaskan, dia terlalu sensitif."Wajah Harvey tetap dingin. Pandangannya jatuh pada setengah potong kue ulang tahun yang ditinggalkan Wanda. Alisnya berkerut sedikit.Dengan keputusan tegas Harvey, orang-orang di sekitar pun merasa lega.Wanda pergi dengan marah. Memangnya itu masalah besar?Yang lain ikut menimpali, "Kak Wanda cuma marah sebentar. Nanti kalau Harvey pulang dan menenangkannya, semua pasti beres.""Iya, mana mungkin dia benar-benar mau cerai? Semua orang tahu Wanda hampir mengorbankan nyawanya demi melahirkan anak untuk Harvey.""Mungkin begitu keluar pintu, dia sudah menyesal!""Ayo, ayo, makan kue! Nanti pas Harvey pulang, pasti Wanda sudah berdiri di depan pintu, menunggu suaminya pulang!"Wajah Harvey agak melunak. Dia bisa membayangkan Wanda berdiri ragu-ragu di depan pintu, menunggu dan berusaha menyenangkannya.Jojo menikmati
Harvey mengusulkan untuk makan telur Skotlandia, tujuannya adalah agar Bu Warti menghubungi Wanda.Dia sudah memberi kesempatan pada Wanda untuk keluar dari masalah ini."Bu Wanda bilang, dia nggak akan pulang.""Uhuk!"Harvey tersedak kopi, dan tak bisa menahan batuknya.Bu Warti merasa ada yang tidak beres. "Apakah Bapak dan Ibu bertengkar?""Jangan banyak tanya!"Suara pria itu serak, suhu di ruang makan langsung turun beberapa derajat.Bu Warti menunduk ketakutan, tidak berani lagi berbicara.Harvey menggenggam erat cangkirnya, bagaimana mungkin Wanda tidak akan pulang?Saat ini, dia pasti sedang sibuk mempersiapkan makan siang untuk dibawa ke kantor.Dulu, jika Wanda sudah membuatnya kesal, wanita itu akan dengan sengaja mengantarkan makan siang ke kantornya, mencoba berdamai.....Sasha duduk di meja makan, matanya berbinar melihat menu sarapan di depannya. "Wah! Bubur ayam telur pitan!"Sasha suka sekali dengan bubur ayam telur pitan, sementara Jojo langsung merasa mual jika mel
Di ujung telepon, pria itu sudah memutuskan sambungan.Wanda kembali masuk ke mobil, menekan pedal gas. Mobilnya keluar dari tempat parkir dan melaju cepat.Dia tidak menyadari ada sebuah mobil sport hitam yang mengikuti dengan sangat dekat di belakangnya.....Pemandangan di kedua sisi jalan berlalu dalam sekejap. Volvo perak itu melesat di atas aspal, bagai kilatan petir.Mata hitam Wanda menatap lurus ke depan. Sudah lama dia tidak mengendarai mobil secepat ini. Adrenalinnya melambung tinggi seiring jarum pada spidometer yang melesat ke puncaknya.Dia menyalip tiga mobil sport yang berwarna mencolok, dan orang-orang di dalam mobil-mobil itu berteriak."Astaga! Siapa itu?"Di dalam mobil sport lainnya, seseorang memberi perintah melalui penyuara telinga nirkabel. "Cek nomor plat mobil itu sekarang."Satu per satu mobil sport modifikasi tertinggal di belakang. Bahkan di tikungan tajam, Wanda tidak mengurangi kecepatannya sedikit pun.Terdengar lagi suara di penyuara telinga beberapa p
"Andre, kamu!" Nadya yang ada di sana berseru tidak percaya.Matanya berputar, lalu dia tersenyum dan bertanya, "Kamu tertarik pada kakakku sebagai pribadi, atau tertarik karena dia adalah istri Harvey?""Kak Wanda dan Kak Harvey masih dalam proses bercerai. Apa kamu pikir ini kesempatanmu untuk menikmati hubungan gelap tanpa takut banyak disalahkan?"Nadya tampak seolah-olah sudah melihat isi hati Andre.Saat itu, seluruh ruang rawat seperti ruang pendingin. Tekanan dari tubuh Harvey membuat Jojo sampai gemetar.Mata Andre yang seperti lukisan tinta tipis, diselimuti hawa dingin."Kamu habis dari pameran lukisan ya? Soalnya wajahmu penuh warna banget."Nadya, "Aku ....""Luar biasa, masih ada yang berani mengeluarkan isi hatinya dengan jujur."Wajah Nadya memucat. Dia membalas dengan malu, "Kamu bicarakan dirimu sendiri, ya!""Kamu paling paham, ya?" Andre tersenyum memandang Harvey. "Kamu terus bersama perempuan seperti ini, nggak heran kalau Wanda mau cerai sama kamu."Andre berkata
Sasha terpaku di tempat, seluruh dirinya bingung. Jiwanya yang kecil terguncang hebat.Apakah dia yang salah?Kalau saja dia menurut dan ikut Ayah kembali ke keluarga Ferdian, Om Andre pasti tidak akan terluka.Tetapi, orang yang menembakkan anak panah ke arahnya adalah Jojo, yang memiliki darah yang sama dengannya.Padahal mereka dulu sangat akrab.Lambat laun, karena perbedaan fisik, sikap Jojo padanya makin buruk.Dia menyadari, di keluarga Ferdian, hanya Mama yang memperlakukan dia dan Jojo dengan adil. Papa pun lebih memihak Jojo."Jojo! Meskipun kamu minta maaf, aku tetap nggak akan maafkan kamu!" Sasha berteriak.Dia bertanya pada Harvey, "Papa, boleh nggak ... aku berhenti jadi anak Papa? Gimana caranya supaya aku bisa nggak kembali ke keluarga Ferdian selamanya?"Dia ingin melepaskan diri dari belenggu, tetapi dia tidak tahu harus bagaimana.Wajah Harvey seolah-olah dibekukan oleh es setebal 90 cm."Sasha Ferdian! Nama belakangmu Ferdian! Kamu selamanya tetap anakku! Bagian da
Jojo ketakutan sampai matanya berkaca-kaca karena aura mengerikan dari Harvey.Nadya buru-buru menenangkan. "Jojo, kamu dan Sasha itu kakak-adik kandung, Sasha pasti akan maafkan kamu!"Nadya menoleh ke arah Harvey, nadanya santai sambil menggoda. "Aku selalu merasa Andre itu mukanya ramah, tapi kepribadiannya lebih dingin dari kamu. Dia sampai rela berkorban demi orang lain, langka banget ya ...."Nadya memperpanjang nada akhirnya, lalu berkata lagi, "Tadi aku lihat Kak Wanda turun dari mobilnya Andre. Sejak kapan mereka sedekat itu?""Eh! Harvey, tunggu aku!"Nadya melihat Harvey berbalik pergi, jelas-jelas tidak mendengarkan omongannya.Dia buru-buru mengejar pria itu.....Di rumah sakit, Andre dibawa masuk ke ruang operasi.Dia menelungkup di atas meja operasi, lalu berkata pada dokter bedah utama, "Tambahkan dua nol di tagihan operasiku, biar nanti aku tagih ke Harvey si kulit kerang!"Dokter bedah itu kenal baik dengannya. Sambil membuka pakaiannya dengan pisau bedah, dia menggo
Andre mengeluh, "Kalau harus tunggu ambulans, darahku bisa habis duluan. Pak Harvey, kamu mau lihat aku mati, ya!"Situasi Andre gawat, Wanda tidak mau lagi berdebat dengan Nadya."Turun! Jangan banyak omong, nggak usah cerewet!""Kalau sampai kecelakaan ...."Kalimat Nadya belum selesai, tiba-tiba dia merasa ada tekanan tak kasatmata menyelimuti seluruh tubuhnya. Saat tatapannya bertemu dengan Wanda, bulu kuduknya langsung berdiri. Duduk di atas motor, dia nyaris tidak bisa berdiri tegak.Nadya belum pernah merasakan aura semengerikan itu dari Wanda.Hatinya terasa waswas."Kak Wanda, aku sarankan kamu jangan nekat.""Cengeng banget. Itu bukan gaya kamu, Nadya!"Nadya manyun. Kalau Wanda mau cari mati, dia tidak melarang. Semoga sekalian jatuh menelungkup, hidung dan gigi remuk semua!Nadya turun dari motor.Wanda mengulurkan tangan padanya, "Kasih aku kunci motornya."Nadya melempar kunci begitu saja, Wanda menangkapnya dengan mantap.Wanda berkata pada Fabian, "Kak, tolong antar Sas
"Andre!!" Wanda berseru kaget.Sasha yang dipeluk Andre belum menyadari apa yang baru saja terjadi.Andre bertanya dengan cemas, "Sasha, kamu terluka nggak?"Sasha menatap Andre dengan mata bulat bening, lalu menggeleng pelan.Dia bangkit dari tanah, dan baru sadar ada anak panah logam di punggung Andre.Mata Sasha membelalak, dia menarik napas dingin.Dia menoleh dan melihat Jojo di kejauhan yang secara refleks menyembunyikan busur mekanik di belakang tubuhnya.Sasha mengenali anak panah itu. Itu yang diberikan Nadya pada Jojo!Harvey juga tidak menyangka Jojo akan melakukan hal seperti itu. Wajahnya seolah-olah membeku oleh hawa dingin.Dibandingkan fakta bahwa putranya melukai orang, dia lebih terguncang oleh tindakan nekat Andre yang melindungi Sasha.Kedua tangan Harvey mengepal kuat."Jojo, ke sini kamu!"Jojo langsung gemetar. Dia ketakutan. "Aku cuma mau bantu Papa. Sasha nggak mau nurut!"Sasha menatap Jojo. Bahunya bergetar. Jojo sekarang terasa begitu asing baginya.Harvey m
Di depan pintu kelas, belasan pengawal mengepung Fabian. Harvey berdiri di bawah tangga, auranya kuat dan menekan. Dia menatap Fabian seakan-akan dewa yang tinggi di langit sedang memandang semut di kakinya."Sasha, ke sini, ikut Papa pulang!"Nada suara Harvey penuh paksaan. Saat Sasha melangkah ke arah Fabian, dia sudah kehilangan kesabaran terhadap putrinya.Sasha menggeleng pada Harvey, "Aku mau pulang sama Om Fabian."Harvey tertawa dingin. "Dia bisa bawa kamu ke mana? Apa dia punya rumah? Sasha, kalau kamu ikut dia, kamu cuma akan tidur di jalan!""Sasha!" suara Wanda terdengar.Sasha melihat Wanda dan melambaikan tangan dengan gembira.Dia dan Fabian masih dikepung pengawal yang dibawa Harvey, jadi dia belum bisa menghampiri Wanda."Mama!"Wanda merasa sedih sekaligus bersalah. "Maaf ya, Mama ada urusan mendesak. Sasha, Mama janji, mulai sekarang Mama nggak akan pernah biarkan kamu menunggu di TK sendirian lagi."Sasha mengerti. "Aku tahu, Mama punya urusan penting. Urusan itu b
Setelah tujuh tahun berlalu, Wanda kembali duduk di kursi pengemudi Corona.Seolah-olah jutaan sel dalam tubuhnya hidup kembali, bangkit seiring deru mesin yang menggelegar.Tubuh Wanda bergetar halus. Dia bisa mendengar detak jantungnya yang mengentak hebat. Dia merasa seperti hidup kembali!Andre duduk di kursi penumpang, menikmati entakan cepat dan kuat saat mobil melaju kencang.Hari ini, Corona berbeda dari biasanya. Di tangan Wanda, mobil itu kembali hidup."Mau ngebut sepuasnya juga nggak apa-apa. Kalau kena tilang, biar aku yang bayar."Wanda menekan gejolak dalam hatinya. "Nggak perlu, kalau ditilang karena ngebut, SIM-ku yang bakal kena poin."Corona melesat di jalan raya, suara raungannya membuat para pejalan kaki menoleh."Barusan itu apa yang lewat?""Burung walet ya? Sekejap saja langsung lewat di depan mukaku.""Musim begini mana ada burung walet! Menurutku, itu setan!"Para pejalan kaki di sisi jalan mulai ramai berdiskusi.Di jalan, Wanda kembali berpapasan dengan seke
Jojo tidak tahan untuk mengeluh."Jojo!"Suara Nadya terdengar, dan Jojo langsung melesat pergi."Kak Nadya! Kok kamu telat!""Karena aku pergi belikan ini buat kamu!"Nadya mengeluarkan sebuah busur panah mekanik dari belakang punggungnya."Wah!" Mata Jojo langsung berbinar melihat busur panah mekanik berwarna hitam pekat itu.Nadya sangat puas. Dia tahu Jojo menyukai benda-benda seperti ini, sementara Wanda bahkan tidak mengizinkan Jojo menyentuh busur panah mekanik."Dengan busur mekanik ini, kamu pasti terlihat gagah, 'kan!"Jojo tidak sabar mengambil busur itu, lalu bergaya memanah dengan keren."Kak Nadya, anak panahnya mana! Kasih aku anak panahnya!"Nadya memberinya satu ember anak panah logam yang runcing dan indah.Jojo begitu menyukai anak panah logam yang dingin itu, tidak bisa melepaskannya dari tangan. "Akhirnya bukan panah plastik lagi! Kak Nadya, aku benar-benar suka banget sama kamu!""Anak laki-laki memang harus bermain dengan busur dan anak panah asli yang punya daya
Wanda duduk di kursi penumpang depan. Tubuhnya terasa canggung dan tidak tahu harus bersikap seperti apa."Mobil ini ....""Tujuh tahun lalu, aku membelinya di lelang Christie's. Demi mendapatkan mobil ini, aku langsung 'menyalakan lentera langit.'"Yang dimaksud 'menyalakan lentera langit' adalah istilah dalam dunia lelang, artinya tidak peduli berapa pun harga yang ditawar orang lain, si penyalanya akan selalu menawar lebih tinggi.Menyalakan lentera langit berarti si pembeli sangat berambisi untuk mendapatkan barang lelang tersebut.Mobil balap "Corona" ini, pada lelang tujuh tahun lalu, mencetak rekor harga yang mengguncang dunia.Wanda tersenyum. "Ternyata kamu orang yang membelinya."Dia mengulurkan tangan, menyentuh bodi mobil itu dengan penuh nostalgia."Kamu tahu mobil ini dulunya adalah ...."Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, Andre langsung menyambung,"Aku tahu, kamu pemilik pertama Corona."Dia bukan hanya tahu, dia juga pernah menyaksikan sendiri Wanda mengendarai