Share

Bab 4

Penulis: Mangata
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-11 09:01:04

Di luar tidak sedang turun hujan tapi tubuh Obelia seakan tersambar petir yang tenang tapi menggelegar. Disadarinya sumber petir itu berasal dari suara Dokter yang mengaduk-aduk perasaannya dan membuatnya seketika bergemuruh. Dokter telah memvonisnya dengan penyakit paralysis of the left cord. Obelia menepuk keningnya seakan tak percaya, "Ta-Tapi bisa sembuh 'kan, Dok?"

Dokter mengangguk sambil menjelaskan kemungkinan untuk kesembuhannya.

"Lakukan operasi terbaik, Dok, aku tidak akan mempermasalahkan berapapun biayanya."

Dokter mengatakan tidak masalah dengan hal itu karena operasi terbaik dapat diusahakannya. Namun, masalahnya ia akan benar-benar beristirahat total dalam bernyanyi untuk kurun waktu yang lama. Kemungkinan terburuknya ia akan pensiun dini menjadi penyanyi. Bahkan, jika tetap ingin dipaksakan, ia harus memulai semuanya dari dasar alias dari nol lagi.

Mata Obelia membola.

Setelah berdiskusi dan mempertimbangkan dengan singkat, Obelia memutuskan untuk menunda jadwal operasi pita suaranya. Ia melangkah keluar ruangan dengan gontai.

Di parkiran rumah sakit, mobil porsche lengkap dengan sopir pribadi sudah menunggunya. Ditelan hiruk pikuk lalu lintas, tubuh mungil Obelia dilanda kegelisahan karena masih terngiang ucapan dokter.

Dengan gerakan cepat Obelia mengambil ponsel miliknya, bergegas menghubungi seseorang yang seringkali menjadi tempat curhatan pribadinya, Eleanor.

"Ini gilaaa… Gimana bisa aku menderita penyakit seperti ini???!!!" pekik Obelia dengan nada amarah.

Di ujung telepon, Eleanor mencoba menenangkannya.

"Pantas aja ya tiap tampil manggung tenggorokanku terasa perih, kayak dirobek-robek gitu." gerutunya.

"Sabar dulu nanti kau juga akan sembuh." tukas Eleanor.

"Aku benci dengan kondisiku saat ini, Elea… Enggak sudi juga kalau harus ngulang dari awal lagi!!!" geramnya sambil menggigit-gigit kukunya.

"Kau beneran ga mau memulai dari nol lagi? Ya, udah vakum saja selamanya dari dunia nyanyi?" celetuk Eleanor.

"Apa, katamu??!!"

"Yah, menurutku cuma itu jalan keluarnya, kalau kau ga mau bersusah payah mengulang semuanya dari awal lagi."

Obelia mengepalkan tangannya  sambil membayangkan jika tepat perayaan tahun ke-10-nya debutnya menjadi penyanyi solo di dunia entertainment sekaligus menjadi ajang perpisahan dengan para fans dan haters-nya.

Semua pencapaiannya bermula dari keikutsertaannya di ajang pencarian bakat junior, Obelia seakan telah bertransformasi menjadi seorang penyanyi Diva.

Setiap kali merilis single, lagunya selalu menjadi trending. Piala dari acara penghargaan bergengsi acapkali berada dalam genggamannya.

"Ah, sudahlah, tiap kali curhat padamu tak pernah ada jalan keluar terbaik. Kututup teleponnya, aku hampir sampai ke apartemen." 

Jemarinya mulai sibuk mencari kontak Jarvis, bodyguardnya.

"Temui aku di lobby, tunggu sampai aku datang kesana." pungkas Obelia.

Waktu tepat menunjukkan pukul 10 malam saat mobil Obelia berhenti di depan gedung If House Hongdae.

If House Hongdae yang letaknya di jantung ibu kota merupakan apartemen yang cukup mewah dimana hanya orang-orang dari kalangan tertentu yang menjadi penghuninya. Setiap sudut ruangan apartemen dibuat dengan sentuhan eksklusif dan hanya menggunakan material terbaik di kelasnya. Sungguh sangat memanjakan mata bagi siapapun yang melihatnya.

Saat Obelia melangkah menuju lobby, tampaklah Jarvis yang telah berdiri tepat di tengah-tengah lobby nan luas berlapis karpet merah, bersiap menantikan kedatangan majikannya. 

Ia pun melangkah mendekati Jarvis. 

Jarvis hanya menundukkan kepala saat berdiri berhadapan dengan majikannya.

Sambil membetulkan topi bowler retronya, Obelia mulai membuka percakapan, "Tugas baru telah menantimu, Jarvis."

Jarvis masih tertunduk sambil menganggukkan kepalanya perlahan.

Dirogohnya ponsel dari dalam tas mewahnya dan dibukanya pesan w******p yang dikirim oleh Eleanor berupa pesan video.

Jarvis menatap layar ponsel yang sedang memutar video dengan mimik setengah terkejut.

Video menuju detik-detik terakhir pemutaran tapi Jarvis masih memutar otak berusaha memahami maksud yang ingin disampaikan majikannya melalui video itu.

"Oke, cukup." ucap Obelia.

Perhatian Jarvis beralih tertuju pada bibir tipis Obelia yang sedang melontarkan barisan-barisan perintah untuknya.

"Kau sudah paham 'kan? Ingat ya, jangan membuat kekeliruan yang fatal." ujar Obelia mengakhiri.

Saat Obelia berbalik, tangan Jarvis dengan gesit meraih pergelangan tangan majikannya. Obelia dan Jarvis berdiri begitu rapat seakan tak ada sekat lagi bagi tubuh mereka.  

Lidah Obelia terasa kelu saat tatapan seronok Jarvis menelisik lekuk tubuhnya. Telapak tangannya menyentuh pipi mulus nan merona Obelia dengan lancang. Tanpa aba-aba, Jarvis mengecup bibir majikannya.

"Hentikan, Jarvis! Apa kau tidak sadar dengan apa yang telah kau lakukan?!" tegur Obelia saat Jarvis mencoba melumat bibirnya lebih dalam.

Jarvis tak mengindahkannya.

Dengan satu hentakan, Obelia mendorong mundur paksa tubuh Jarvis.

"Kau memang sudah tak waras."

"Ayolah, kenapa kau canggung, kita  sudah pernah melakukannya 'kan saat di bar?"

"Hey, saat itu aku mabuk! Aku sungguh tak sadar saat melakukan perbuatan itu denganmu!"

"Tapi sungguh kau menikmatinya 'kan?!"

"Kurasa saat ini kau yang sedang mabuk, Jarvis."

Enggan kepergok Maverick maupun penghuni apartemen lain, Obelia melangkahkan kaki dengan cepat menuju lift, meninggalkan Jarvis di lobby.

Jarvis tersenyum kecut, tanpa penyesalan.

Pintu lift otomatis terbuka lebar saat Obelia menekan tombol. 'Ting' lift terbuka di lantai 25. Ia berjalan cepat menuju kamar nomor 19. 

Kenop pintu diputar 'Klik".

Obelia menggerutu saat menyadari pintu kamar apartemennya belum dikunci. 

"Ckckck… kalian harus siap menerima omelan dariku ya? Sudah kubilang 'kan jam sembilan ke atas pintu kamar sudah harus dikunci bukan malah ditinggalkan terbuka seperti ini." ucapnya geram yang ditunjukkan pada Nadya, asisten rumah tangganya dan Sophie.

Dari luar kamar samar-samar terdengar suara seperti desahan dan erangan mesum. Obelia seketika menduga suara desahan itu berasal dari Sophie dan kekasihnya yang sedang bermesraan di sofa ruang tamu. Ya, sejak Obelia mengizinkan Sophie untuk tinggal seatap dengannya, ia kerap memergoki sahabatnya itu berbuat seronok di apartemennya. Meskipun sudah berulang kali menegurnya, Sophie masih saja melalukan tindakan yang sama. 

Pintu pun terbuka lebar diiringi suara 'Kriettt' saat Obelia membuka pintu. Baru tiga langkah lantai kamar diinjak, dilihatnya seorang pria dan wanita yang hanya dibalut pakaian dalam tampak bercumbu mesra.

Di ambang pintu dicermatinya potongan rambut, bentuk tubuh sampai warna kulit pria itu. Ia merasa tidak asing dengan perawakan pria itu, postur dan potongan rambutnya seakan cukup dikenalnya dengan baik.

Merasa sedang diperhatikan, pria itu seketika menghentikan aktivitas mesumnya dan berbalik badan.

Wajah tampan sang pria dipenuhi keterkejutan.

"Sayang, ada apa?" tanya lawan main pria itu keheranan.

Bibir pria itu membisu dengan tubuh yang membeku.

Obelia kesulitan menelan salivanya.

Sekejap, ia tersadar telah melakukan kesalahan dengan menyelinap masuk ke unit apartemen orang lain yang berada di lantai yang sama dengan apartemennya. Namun, naasnya ia sangat mengenal pria asing itu.

Pria itu mendekati Obelia, seketika tamparan keras mendarat di pipi si pria 'Plak!'

"Teganya kau berbuat hal kotor seperti ini di depan mataku!!!"

Mundur beberapa langkah dari lantai kamar, pintu dibanting tak kalah keras 'Braaakkk'

Obelia hanya bisa berlari sekencang mungkin.

Sayup-sayup terdengar suara Maverick, tunangannya memanggil-manggil namanya.

Dengan mata berkaca-kaca Obelia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari kamar no. 16 yang benar, tak menghiraukan lagi panggilan Maverick.

Ya, rupanya, Angka 6 dalam kamar nomor 16 itu telah berubah bentuk menjadi angka 9 akibat gerakan pintu yang terlalu keras dan perekat yang tak lagi menempel sempurna. Obelia tidak terlalu memperhatikannya saat itu.

Dengan tangan bergetar, Obelia bergegas mengarahkan cardlock-nya ke depan pintu.

Duduk di atas ranjang, Obelia tak mampu lagi membendung air matanya.

Bab terkait

  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 5

    Obelia memicingkan mata saat Sophie, sahabatnya sibuk membuka jendela kamar apartemen. Desiran angin menyelinap masuk, tak pelak membuat sekujur tubuhnya agak menggigil. Refleks, Obelia menaikkan kembali selimut bulunya."Kau sudah bangun, ya?""Jam berapa sekarang?" tanya Obelia."Jam sembilan, bangunlah. Di meja makan Iseul sudah menyiapkan segelas teh herbal dicampur akar licorice, madu dan mint demi kesembuhan pita suaramu."Sophie sering mendengar keluhan Obelia mengenai tenggorokannya yang  nyeri dan suara yang tiba-tiba serak atau hilang. Sophie mempunyai inisiatif untuk menyuruh Iseul rutin membuatkan minuman herbal untuk Obelia tiap pagi.Sophie melangkah mendekati ranjang, menelisik wajah Obelia."Matamu tampak sembab. Apa kau menangis semalam?!""Ah, tidak kok tidak, mana mungkin aku menangis?""Sudahlah, jangan coba berbohong padaku. Apa Maverick penyebabnya?"Tak mampu lagi mengelak, Obelia

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 6

    "Apaaa?!! Cepat bawa Ayah ke rumah sakit terdekat, Bel, aku akan menyusul kesana." pekik Louise yang terjangkit kepanikan seketika.Setelah mendapat kabar kurang mengenakkan mengenai kondisi kesehatan sang Ayah yang sedang memburuk dan perlu segera mendapat penanganan khusus dari rumah sakit, tak pelak membuat Louise terpaksa membubarkan kelas ajarnya kemudian meluncur ke rumah sakit Hanguk.Louise tidak bisa duduk dengan tenang, ia terus bergerak gelisah saat menunggu hasil diagnosis sang dokter. Tak berselang lama dokter Liam keluar dari dalam ruang perawatan."Bagaimana, dok?""Ayah Anda secepatnya memerlukan donor ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan baik lagi.""Ta-tapi dimana aku bisa mendapatkan pendonor itu, dok?""Rumah sakit ini bisa membantumu untuk mendapatkan pendonor ginjal yang sesuai, Nona tapi tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit. Saran yang bisa kuberikan untuk saat ini berusahalah dul

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 7

    "Wah, rupanya aku tak salah memilih orang, kau memang sangat mirip diriku, Hanna." ucap Obelia terkesiap menatap rambut baru Hanna usai keduanya melangkah keluar dari salon. Saat ini rambut dan style penampilan mereka tampak sangat mirip.Hanna menunduk dengan pipi memerah.Diletakkannya kunci apartemen dan mobil di atas telapak tangan Hanna. "Kita bertukar peran, mulai detik ini kau telah resmi menjadi diriku, Hanna. Kau harus siap meninggalkan kehidupan lamamu untuk menjalani kehidupan barumu. Ingat, namamu sekarang berganti menjadi Obelia, Hanna sudah lenyap dari kehidupan fana ini.""Ta-Tapi nona, apa kau yakin ingin aku menggantikan dirimu?"Obelia menganggukkan keras kepalanya, "Aku telah melangkah sejauh ini. Tak akan kulakukan jika tidak seyakin ini, Hanna."Hanna hanya diam membisu."Usai keluar dari mall ini, bersiaplah, kita akan melakukan sesuai rencanaku.""Ba-Baik, nona."Sudut bibir Obel

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 8

    "Kak, biarkan aku saja yang mendonorkan ginjal untuk Ayah." ucap sang adik, Bellona pada Louise."Tidak akan pernah kubiarkan kau melakukannya, Bel.""Kenapa kau melarang, kak, Ayah sedang sekarat ia membutuhkan bantuan kita secepatnya.""Karena kau masih terlalu muda, Bel, masa depanmu masih panjang. Biarkan aku yang mengurusi kondisi Ayah, kau cukup mengurusi sekolahmu saja, mengerti? Aku harus pergi mengajar sekarang.""Ta-tapi kak…"Diayunkan kakinya mendekati Hanna sambil menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku jaket."Dengan kondisi amnesia yang kau alami tentu akan memudahkanmu untuk masuk ke kehidupanku yang sebenarnya dan bertemu dengan orang-orang di sekitarku. Kau pun akan punya cukup waktu untuk mengenal kepribadian mereka tapi bersiaplah menghadapi semua kenyataan yang akan terjadi." ujar Obelia sambil menunduk menatap lurus pada kedua mata Hanna yang seakan terpojok ketakutan."Aku rasa tidak akan sanggup melewatinya, aku ingin menarik kembali ucapanku untuk bertukar pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 9

    Hanna telah menginjakkan kakinya di apartemen Obelia. Sebuah surat beramplop yang Iseul berikan mengejutkan dirinya. Dengan tangan bergetar, dibuka dan dibacanya isi dalam amplop itu perlahan."Tidak mungkin!" teriak Hanna usai membaca isi keseluruhan surat lalu menjatuhkannya. Wajahnya memutih sekejap."Kenapa dia tega berbuat itu padaku?! Dia berkata aku akan mendapatkan kenyamanan hidup tapi nyatanya tidak. Ia malah meninggalkan hutang akibat kalah bermain judi lalu membebaniku? Ia sungguh tak waras, aku merasa dijebak olehnya!" Hanna menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal. Ia merasa harus bertemu dengan Obelia untuk membahas masalah ini tapi tak tahu kemana harus menemukan keberadaannya.Ketukan pintu kamar sekali lagi mengejutkannya. Disisirnya rambut dengan jari-jemarinya agar tampak tak terlalu berantakan. Sophie sudah lebih dulu membuka pintu sebelum Obelia sempat membukanya."Apa ingatanmu sudah mulai membaik setel

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 10

    Di tengah perjalanan, kedua mata Hanna tertuju pada sebuah plakat yang bertuliskan "Toko Roti Almond 'Sam Dong'." Teringat Sophie pernah membuatkan roti untuknya saat sarapan maka ia pun ingin membalas kebaikannya.Langkah kakinya seketika terhenti saat ia merasakan pergelangan tangannya digenggam dari arah belakang.Belum sempat memalingkan wajahnya, seorang perempuan berparas cantik dengan tinggi melebihi dirinya dan berambut pirang telah berdiri tepat dihadapannya.Hanna menaikkan salah satu alisnya."Kau masih ingat aku, Obelia?" tanya perempuan asing itu sambil memamerkan seulas senyum manisnya.Alis Hanna saling bertautan dengan dahi berkerut. Kepalanya menggeleng perlahan."Aku Freya, teman seperjuanganmu saat audisi menyanyi. Kau ingat 'kan sekarang?!""Aku belum mengingatmu, maafkan aku."Freya seakan tak juga menyerah untuk membuat Obelia palsu itu kembali mengingat sosoknya.Berada di dalam t

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 11

    Dengan ketakutan yang menjalar di sekujur tubuh dan berjibaku dengan pikiran kalutnya, Hanna bergegas merogoh ponsel dari dalam saku dan melakukan panggilan darurat ke ambulans.Setelah hampir satu jam waktu berlalu, Hanna dan Maverick dikejutkan oleh suara sirine ambulans yang melintas. Dapat disaksikan langsung oleh pasangan itu kala para petugas medis berlarian untuk menyelamatkan gadis asing yang sudah terkapar tak sadarkan diri di tanah lalu mengangkutnya di atas brankar.Hanna ikut masuk saat brankar sudah masuk ke dalam ambulans. Ban ambulans mulai bergerak untuk menuju rumah sakit, sementara Maverick membuntuti dari arah belakang dengan mobilnya sendiri.Ketegangan semakin membucah dalam diri Hanna ketika menyadari gadis yang tak sengaja ditabrak oleh tunangan Obelia adalah gadis yang pernah ditemuinya beberapa saat lalu, Freya. "Ya Tuhan, bagaimana ini bisa terjadiii…" pekik Hanna tak percaya.'Obelia andai saja kau disini untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 12

    Netra Louise menghadap lurus menuju danau surga yang airnya berwarna biru jernih bak lazuardi."Jadi, apa alasan yang menyebabkan adikku melakukan bunuh diri di danau ini, Louise?""Kau tahu 'kan danau surga ini berada di bawah kaki puncak gunung Baekdu. Ada masyarakat tertentu yang menganggap gunung itu suci.""Lalu apa kaitannya dengan kematian adikku?""Mereka yang sengaja melakukan bunuh diri di danau surga ini ingin dekat dengan tempat yang suci yang tak lain gunung suci Baekdu itu, mungkin menjadi alasan adikmu melakukan bunuh diri.""Apa mungkin? Sejauh yang kutahu dia tak sereligius itu.""Sebelumnya aku telah melakukan sedikit riset, kebanyakan wisatawan yang datang kesini mereka membawa masalah pribadi atau mempunyai masa lalu yang buruk. Jadi, danau surga ini merupakan tempat tujuan bagi mereka yang memang mempunyai masalah. Mereka mengira danau surga ini merupakan tempat yang sempurna untuk mengakhiri masalah mereka.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20

Bab terbaru

  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 35

    Merasa harga dirinya sebagai pria runtuh akibat perkataan Louise, emosi kembali bergelayut dalam relung hati Maverick. Kali ini yang menjadi sasarannya adalah vas bunga kaca. Dalam jarak jangkauan tangannya seketika diraihnya vas bunga kaca yang menghiasi meja sudut samping sofa. Tanpa aba-aba ia menjatuhkan vas bunga kaca itu ke lantai.Kembali terdengar bunyi pecahan benda jatuh. Serpihan vas bunga kaca itu mengenai jari kaki Louise. Darah menetes pelan dari sana hingga membuat Louise merintih kesakitan. Maverick menunduk dan menatapnya dengan tatapan datar, seolah pemandangan tersebut bukan sesuatu yang mengerikan. Dirinya menganggap hal itu sesuatu yang biasa saja.Maverick melihat luka pada jari Louise dengan santai, baginya luka itu bukanlah luka besar yang harus membuatnya turun tangan untuk melakukan pertolongan pertama.Tangan Maverick menjangkau kotak tisu dari atas meja dan melemparkannya ke tubuh Louise. Dengan sabar Louise menyeka lu

  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 34

    Kendrick bersama dengan beberapa pelayan kembali melangkahkan kaki menuju kamar Tuannya yang telah dibentengi oleh dua anggota penjaga. Masuk ke dalam kamar netranya menatap nanar kondisi istri Tuannya yang tengah dalam keadaan cukup memprihatinkan, meringkuk di atas ranjang dengan kondisi terikat di kedua tangan dan kakinya. Rambutnya terlihat kusut dan berantakan. Pakaian yang melekat di tubuhnya juga sebanding lurus dengan keadaan tubuhnya saat ini, terlihat kumal dan terdapat robekan di beberapa sisi akibat perlakuan paksa Maverick pada dirinya saat berusaha menyentuhnya. Luka memar dan lebam di beberapa bagian tubuh Louise pun tak luput dari sorotan mata Kendrick.Dengan perlahan asisten pribadi Maverick itu melepaskan ikatan tali yang dengan kuat membelit paksa kedua tangan dan kaki Louise. Ikatan tali yang membelit dengan kencang itu tak pelak meninggalkan bekas luka di pergelangan tangan dan kakinya. “Mari kubantu untuk bangun, Nona.”De

  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 33

    Maverick berjalan cepat ke arah paviliun di belakang mansion diiringi Kendrick yang membuntutinya dari arah belakang. Masuk ke dalam paviliun, selaput matanya berpendar ke segala penjuru ruangan yang terdapat disana. Dihembuskan napasnya panjang setelah menyadari paviliun miliknya kurang terurus dengan baik.“Ck, bersihkan paviliun ini, Rick, mulai besok wanita itu akan tinggal disini. Siapkan pelayan yang khusus untuk membersihkan paviliun ini setiap harinya. Aku tidak ingin wanita itu berada di kamarku lagi.”“Apa Anda yakin Tuan? Bagaimana kalau Mr. Boylee mengetahuinya? Kuyakin ia akan marah besar pada Tuan.”“Itu akan menjadi urusanku dengan Papaku, Rick.”“Baiklah, Tuan. Apakah Tuan sudah mendengar berita terbaru mengenai Nona Obelia yang sedang ramai di media?”“Berita apa memangnya? Apa ia membuat ulah lagi?”“Lebih dari itu, Tuan. Ia membuat kehebohan dengan kebohongan publiknya selama ini.”“Apa maksu

  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 32

    Mentari terbit dari balik cela-cela jendela, Maverick meneguk ludah kasar melihat Louise terlelap disampingnya. Ia duduk seraya memperhatikan kamar yang luas itu. Perhatiannya tertuju pada beragam foto yang terpampang di dinding dan meja. Salah satu foto memperlihatkan sosok Ecclesie yang tampak sangat cantik dengan senyum sumringah, sangat kontras dengan kondisi Louise yang terlihat saat ini, sungguh sangat berantakan. Ia pun tak berselera melihatnya.Tanpa berpikir panjang, dengan langkah cepat, ia meraih handuk di atas nakas. Maverick melangkah tanpa suara menuju kamar mandi.Seraya membersihkan diri Maverick memikirkan ulang mengenai ucapan seorang wanita yang baru dikenalnya namun cukup menarik perhatiannya. Ajakan untuk bergabung dalam kelompok persaudaraan? Akankah aku menuruti ucapannya? Sepertinya akan menjadi warna baru dalam hidupku jika aku mengikuti perkataan wanita itu, pikirnya.Di bawah kucuran air, pikirannya beralih ke diri Loui

  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 31

    Hiruk pikuk terdengar di bawah ruang bawah tanah. Dua kubu pendukung meneriakkan kata-kata kasar menghujani semangat pada dua pria berbadan besar yang tengah bergelut di atas arena pertarungan. “Bunuh… bunuh… bunuh…”Tanpa menggunakan pelindung tangan maupun kepala dua petarung saling memukul keras satu sama lain dengan menggebu-gebu. Kepalan tangan menghantam wajah petarung lain tanpa ampun. Setiap petarung akan mengincar bagian kepala maupun ulu hati untuk menjatuhkan bahkan mematikan musuhnya dengan mudah.Mereka menyebut arena ini Arena Bayangan Kematian karena menyuguhkan pertarungan antara hidup dan mati. Bonyok, lebam bahkan hidung bengkok berdarah yang menghiasi wajah petarung seolah pemandangan yang lumrah. Arena petarung mempunyai aturan khusus dimana para petarung harus saling membunuh untuk mendapatkan sejumlah uang dalam jumlah yang fantastis dan tumpukan batangan emas berkilauan. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak nyawa melayan

  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 30

    Malam cepat berlalu, malam yang gelap berganti menjadi pagi yang cerah.Ketika matanya terbuka, yang pertama kali dilihatnya plafon putih bersih berbeda dari ruangan yang sebelumnya terlihat.Sesaat ia memperhatikan ruangan yang luas itu, tampak tidak terlalu asing. Kemudian dirasakannya bawah hidungnya berair, berniat untuk menyekanya tapi ia kesulitan karena tangannya masih terikat begitupun dengan mulutnya.Lorong pendengarannya menangkap suara pintu yang terbuka. Louise mengenali sosok yang masuk ke dalam kamar.Kendrick, iya benar itu Kendrick, benaknya. Berusaha berteriak tapi mulutnya sudah dibuat terkunci, hanya raungan aneh yang keluar dari mulutnya. Didapatinya Kendrick tidak datang seorang diri, ia membawa serta seorang pelayan wanita. Tak lama kerongkongannya terasa dialiri sesuatu, menduga pelayan itu sengaja memberikan minuman padanya.“Obati luka berdarah di kakinya.” perintah Kendrick.Pelayan itu menund

  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 29

    Professor Brooks terperanjat saat mendapat kejutan tiba-tiba dengan kemunculan Louise di ruang kerjanya.Duduk di seberang meja Professor Brooks, iris perak sang Professor menangkap gelagat gelisah yang Louise tampakkan. “Sepertinya penelitian tidak dapat dilanjutkan, Louise.”“Tidak, Prof. Aku masih sangat berambisi untuk melanjutkan penelitian itu sampai tuntas.”“Statusmu sudah berubah menjadi istri seseorang sekarang. Mustahil penelitian dapat terus dilanjutkan sementara kau sulit untuk dihubungi.”“Maafkan, Professor, aku janji tidak akan terulang lagi.”“Kemana saja kau selama ini, Louise?”Aku terkungkung di mansion milik Maverick, Prof, tapi tidak… Tidak perlu kau mengetahuinya, Prof., benak Louise mengembara.“Bulan madu ke suatu tempat, Professor. Kami sengaja mematikan semua alat komunikasi selama masa itu.” dalihnya.“Baiklah. Rencana lanjutan seperti apa yang sudah kau persiapkan untuk pen

  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 28

    “Malam ini aku tak ingin menyentuhmu sama sekali, kau tidur di sofa. Ah, ya, kudengar dari Kendrick janinmu itu telah mati di usia kandunganmu yang sudah mencapai 21 minggu.”Louise membuang muka.“Well, aku turut prihatin, tapi lahirkan anak untukku atau kubiarkan tubuh indahmu dicabik-cabik binatang di dalam hutan. Kau dengar itu?!” tegasnya sambil meremas kencang dagu Louise memaksanya untuk menatap dalam-dalam selaput matanya.Maverick lantas beranjak dari dalam kamar menuju balkon dengan membakar cerutunya, menyesapnya dalam-dalam hingga menyembulkan asap putih menembus udara malam.Menghela napas panjang sambil memejamkan mata dengan wajah mendongak ke langit-langit, bayangan akan sosok Ecclasie mendadak hadir. Ia merindukannya. Dibiarkannya terpaan angin malam membelai wajahnya dengan lembut.Kematian Ecclasie yang tidak wajar seakan menaburkan garam di atas luka yang menganga, begitu perih. Prosedur autopsi terpaksa dilakukan

  • Melahirkan Pewaris untuk Sang Bangsawan Bengis   Bab 27

    Suara jerit keras terdengar dari balik pintu ruang persalinan rumah sakit tua. Dua penjaga pria bersenjata yang berjaga di depan pintu menahan ngilu mendengar pekikan itu kembali terdengar.Kendrick yang berdiri tak jauh dari kamar persalinan tampak mengawasi dokter yang dibantu perawat melakukan proses tindak induksi untuk mengeluarkan janin mati dalam kandungan Louise.Membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dokter dan para perawat yang telah menyelesaikan proses operasi pengangkatan janin melangkah keluar melewati pintu ruang persalinan. Kendrick mengangguk saat para petugas medis itu melangkah melewatinya. Ia mengayunkan langkah kaki mendekati ranjang yang ditempati Louise. Dengan tangan gemetar Kendrick mencoba menyentuh bahu Louise yang merintih menahan pilu, ikut merasa terpukul atas musibah yang menimpa istri Tuannya itu. Bahu Louise terguncang hebat. Air matanya jatuh tak terbendung mengingat kegagalannya menjadi orang tua."Beatrix

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status