Paul dan Amanda hanya diam saja selama mereka menikmati makan malam. Sebenarnya ada yang mereka inginkan tapi mereka tidak berani menyampaikan keinginan itu pada ibu mereka.Kedua anak itu terlihat gelisah. Mereka ingin menyampaikan sesuatu tapi mereka ragu mengatakannya. Melihat gelagat putra-putrinya yang mencurigakan, membuat Valerie menaruh curiga jika mereka menginginkan sesuatu. Dia tahu Putra dan putrinya akan bersikap seperti itu saat mereka ingin meminta sesuatu. "Katakan saja jika memang ada yang kalian inginkan?""Kalian menginginkan sesuatu?" Logan memandang Putra dan putrinya yang tampak menunduk."Kapan kami akan kembali ke sekolah, Mommy?" Tanya Paul. "Kita baru tiba dan butuh waktu bagi Mommy untuk mencari sekolah yang bagus untuk kalian. Apa Paul sudah tidak sabar?""Kami memang sudah tidak sabar, Mommy," ucap Amanda yang kembali menunduk setelah muncapkan perkataan itu. "Besok aku akan segera mencari sekolah terbaik untuk kalian berdua jadi bersabarlah. Daddy past
Andre berada di luar tanpa ada yang sadar. Dia datang hanya untuk mengintai saja karena dia ingin melihat keberadaan Valerie untuk mengobati kerinduannya pada Valerie.Dia menyamar supaya tak ada yang tahu seandainya ada yang melihat dirinya. Bagaimanapun dia tidak akan menunjukkan dirinya dengan begitu cepat karena dia butuh siasat yang lebih baik daripada sebelumnya.Belajar dari kesalahan awal yang telah dia lakukan agar dia tidak melakukan kesalahan lagi untuk mendapatkan wanita yang begitu dia cintai. Dia berada di luar sudah cukup lama tapi dia tidak melihat keberadaan Valerie. Sepertinya sulit untuk melihat keberadaan Valerie di rumah itu. Sebaiknya dia mencari kesempatan lain tapi ketika dia mau pergi, Valerie justru keluar dari rumah sambil membawa kantong sampah.Valerie berjalan menuju tong sampah yang ada di luar. Andre yang sedang berada di mobil, menegakkan duduknya. Dapat melihat Valerie saja sudah membuat dirinya begitu senang dan lihatlah, wanita yang dia cintai it
Anak-anak telah tidur. Mereka tak sabar menantikan hari esok di mana mereka akan pergi untuk membeli apa yang mereka inginkan. Mereka sudah memberikan sebuah daftar pada ayah mereka sebelum pergi tidur. Paul dan Amanda tidak berani meminta secara langsung jadi mereka menuliskannya di sebuah kertas. Paul dan Amanda meminta ayah mereka untuk membuka kertas itu ketika tidak ada mereka berdua.Logan begitu penasaran dengan isinya. Dia bagaikan mendapatkan sebuah surat kecil dari Putra dan putrinya. Dia membuka surat itu dan rupanya, isinya hanyalah daftar barang-barang yang diinginkan oleh Putra dan putrinya.Meskipun isinya tak sesuai dengan harapan karena dia berpikir mereka akan menuliskan sebuah surat ungkapan terima kasih atau sebagainya tapi rupanya di luar dugaan. Tulisan tangan yang begitu rapi berada di bawah daftar belanja. Dia yakin itu pasti ditulis oleh putrinya.“Kami tidak memaksa Daddy untuk membelikannya. Jika tidak boleh, kami akan menunggu sampai Mommy punya uang,”
Anak-anak telah pergi dengan ayahnya untuk membeli apa yang mereka mau. Valerie berjanji akan menyusul setelah dia selesai. Dia memang sengaja tidak membawa anak-anaknya serta untuk pulang ke rumah ayahnya.Dia ingin tahu bagaimana dengan keadaan ayahnya terlebih dahulu dan apakah ayahnya masih seperti dulu atau tidak. Dia tidak mau begitu melihat Paul dan Amanda, ayahnya justru ingin memanfaatkan keadaan dan meminta dirinya untuk meminta uang pada Logan.Selama dia pergi, dia tidak tahu apakah ayahnya sudah berubah atau belum. Dia sangat berharap ayahnya sudah berubah dan tidak lagi seperti dulu. Dia juga ingin tahu bagaimana dengan keadaan kedua kakak perempuannya. Apakah mereka sudah menikah?Kepulangannya yang secara tiba-tiba tentu saja mengejutkan ayahnya juga Leon. Mereka seperti melihat hantu karena tak ada satu kata pun yang dapat mereka ucapkan.“Kenapa melihat aku seperti itu? Apakah kalian sedang melihat hantu?”“Va-Valerie?” ayahnya melangkah menghampiri. Empat tahun putr
Kekecewaan kepada ayah dan kakaknya membuat Valerie bergegas pergi. Tidak sampai 20 menit dia berada di rumah ayahnya. Rumah itu bukan rumahnya lagi, dia tidak merasa menjadi bagian dari mereka karena pada akhirnya dia selalu dimanfaatkan.Lebih baik dia pergi ke rumah ibu angkatnya yang kebetulan ada di kota itu. Orang lain justru lebih menerima dirinya dibandingkan keluarganya sendiri. Sebenarnya apa yang mereka pikirkan?Dia tahu dia tidak seperti kedua Kakaknya yang memiliki karier cemerlang. Apakah dia tidak diterima karena hal itu? Apakah dia harus seperti kedua kakaknya terlebih dahulu barulah dia dihargai dan diterima oleh keluarganya?Rasanya sangat menyedihkan karena sejak dulu dia memang selalu diabaikan. Dia pikir dengan berkorban dia akan mendapatkan sedikit perhatian tapi rupanya, mereka justru memanfaatkan dirinya seolah-olah dia memiliki hutang budi pada mereka.Dari kejauhan, Valerie tidak menyadari jika dia dipantau oleh Andre. Pria itu sudah mengikuti semenjak dia
Paul dan Amanda tertidur Akibat kelelahan. Mereka masih menunggu ibu mereka datang tapi mereka justru tertidur. Logan sedang sibuk dengan pekerjaannya tapi dia sangat heran karena putra-putrinya tidak lagi terdengar bermain.Penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Putra dan putrinya, Logan meninggalkan pekerjaannya sejenak. Dia mengira mereka masih bermain namun senyuman menghiasi wajahnya ketika melihat mereka tertidur di atas karpet bulu.Logan menggendong mereka dengan perlahan lalu membawa mereka ke dalam kamar pribadi yang biasa digunakan untuk beristirahat ketika dia lelah.Rasanya begitu menyenangkan. Dia sangat menyesal telah melewati begitu banyak waktu berharga dengan mereka. Meskipun dia dapat menebusnya tapi waktu yang telah terlewati tak dapat diulangi lagi.“Mommy,” Amanda memanggil di dalam igauannya karena dia mengira ibunya yang sedang menggendongnya.“Tidurlah kembali, ibumu sebentar lagi akan datang.”“Hm, Daddy. Kenapa kau tidak menyayangi Amanda?”“Daddy menyaya
“Mommy, kami bertemu dengan mantan pacar Daddy,” Amanda mulai mengadu ketika ibunya sedang membantu dirinya menggambar.“Oh yeah, di mana?” Valerie memandangi putrinya sejenak. Apa mantan kekasih Logan masih datang mencari Logan?“Di tempat kerja Daddy,” Amanda masih sibuk dengan gambar yang dia buat.“Apa yang dia lakukan? Apa Daddy memeluknya ataukah mereka melakukan sesuatu yang tak terduga?”“Tidak, Mommy. Dia hanya mencegat langkah kami saja lalu berbicara dengan Daddy. Daddy tidak memeluknya sama sekali. Daddy justru mengusirnya. Apa Mommy tidak bertemu dengannya ketika Mommy datang?”“Tidak,” Dia jadi berpikir seandainya dia bertemu dengan mantan kekasih Logan, apa yang akan dia lakukan? Tapi sampai sekarang, dia belum pernah bertemu dengan Sovia.“Bagaimana menurut Amanda mantan kekasih Daddy?” Pertanyaan bodoh yang tidak seharusnya dia tanyakan apalagi pada anaknya.“Maksud Mommy?” Putrinya memandangi, dia tampak tak mengerti dengan pertanyaan ibunya.“Hm, maksud Mommy, apa
Suasana hening kembali, Paul dan Amanda hanya saling pandang. Mereka tidak berani bersuara karena ibu mereka tampak sedang marah. Ayah mereka juga terlihat tidak berani bicara jadi mereka berdua memilih diam.“Cepat habiskan makanannya!” Valerie beranjak, sejak semalam suasana hatinya sangat buruk tentunya setelah dia berbicara dengan Logan mengenai mantan kekasihnya.Dia marah bukan tanpa alasan. Dia merasa Logan terlalu baik pada mantan kekasihnya sampai membiarkannya selama empat tahun. Apa Logan senang terus dikejar oleh wanita itu?“Ada apa dengan Mommy, kakak?” Tanya Amanda berbisik.“Aku tidak tahu. Mungkin Mommy sedang sakit perut,” jawab kakaknya tapi mereka melihat ke arah ayah mereka.“Hei, kenapa melihat Daddy seperti itu?”“Apa Daddy yang membuat Mommy marah?” “Tidak, Daddy tidak melakukan apa pun yang membuat ibu kalian marah.”“Jangan-jangan Mommy marah gara-gara Amandan memberi tahu Mommy jika kita bertemu dengan mantan kekasih Daddy,” Amanda masih berbicara sepelan m
Karena keadaannya membuat Logan melakukan pekerjaannya di rumah. Anak-anak sudah pergi ke sekolah, sedangkan Valerie membereskan barang-barang Putra dan putrinya yang baru diantarkan.Logan berada di dalam ruangan bersama dengan asistennya. Di dalam sana, dia membicarakan sesuatu yang tidak boleh istrinya tahu dan sebisa mungkin Valerie tidak boleh mendengar percakapan yang dia lakukan bersama dengan asistennya.“Apa kau sudah mencari tahu siapa orang yang telah menabrakku kemarin?” Itulah yang hendak dia cari tahu. Dia tidak mau istrinya mendengar apa yang sebenarnya terjadi karena Valerie pasti akan kembali ketakutan.“Kabarnya mereka adalah sekelompok penjahat, Sir. Mereka adalah buronan yang sedang dicari dan sekarang pihak berwajib sedang berusaha mengejar mereka.”“Buronan? Apa masalah buronan itu denganku sehingga dia ingin mencelakai aku?”“Sepertinya seseorang ingin membunuhmu, Sir!”“Benarkah?” Logan memandangi asisten pribadinya. Jadi ada yang ingin membunuhnya? Biar dia
Anak-anak sangat senang dengan kamar baru mereka. Barang-barang mereka telah dipindahkan, kali ini mereka akan menetap di rumah itu dan tidak akan pindah ke manapun lagi.Paul dan Amanda tentu saja tidak keberatan. Asalkan ada ibu mereka bersama jadi itu tidaklah menjadi soal untuk kedua anak itu. Lagi pula hubungan Paul dan Amanda dengan sang ayah sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya.Semua berjalan begitu saja dan dengan perlahan, hubungan mereka membaik. Semua berjalan dengan lancar meski Amanda masih malu-malu pada ayahnya. Valerie yang tadinya ragu ingin memperbaiki hubungan mereka, sekarang justru memiliki tekad kuat untuk memperbaiki rumah tangga mereka walaupun banyak rintangan yang harus mereka lewati bersama.Malam itu, Ayah Logan memutuskan untuk menginap. Dia ingin menghabiskan waktu dengan sang cucu. Tidak saja menghabiskan waktu bersama dengan kedua cucunya, dia juga ingin Logan menghabiskan waktu lebih banyak bersama dengan istrinya.Mereka sedang makan malam bers
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Logan meminta Valerie untuk tinggal di rumahnya. Kali ini Valerie tidak menolak karena dia juga takut keberadaan mereka telah diketahui oleh Andre. Mungkin saja tinggal di rumah Logan akan lebih aman.Sebisa mungkin dia ingin menjauhi bahaya agar Putra dan putrinya dapat hidup dengan nyaman. Belum genap satu bulan dia kembali, tapi masalah sudah datang dan menghantui mereka.Orang-orang dari masa lalu meneror tiada henti seolah-olah tidak mengizinkan mereka untuk bahagia. Apa yang harus dilakukan untuk menghentikan mereka?Sovia mungkin tidak akan datang mengganggu lagi setelah pukulan yang diberikan oleh Logan tapi yang paling berbahaya adalah Andre.Ambisi gila pria itu yang tak juga berhenti menjadi ancaman paling besar bagi hidup mereka. Apakah dia telah mengambil keputusan yang salah? Seandainya waktu itu dia tidak melarikan diri dari Andre, seandainya waktu itu dia memilih Andre, bukankah hal seperti ini tidak akan pernah terjadi?S
Paul dan Amanda sangat senang kakek mereka datang menjemput tapi kedatangan kakek mereka juga membuat kedua anak itu heran karena yang seharusnya datang adalah ibu mereka.Dua pengawal yang berjaga tampak begitu waspada. Mereka melihat sekitar dan menjaga Paul dan Amanda dengan baik. Melihat kedua pengawal itu membuat Adam cukup puas karena putranya telah mengambil tindakan untuk menjaga Putra dan putrinya.“Kakek, kenapa Kakek yang datang? Bukankah yang seharusnya yang menjemput kami adalah Mommy?” Tanya Paul padanya.“Ibumu tidak bisa datang karena ada urusan jadi Kakek yang datang. Kebetulan Kakek ingin tahu bagaimana sekolah kalian,” Adam melihat sekolah itu, agar Paul dan Amanda percaya dengannya.“Kenapa Mommy tidak bisa datang, kakek?” Amanda memegangi ujung baju kakeknya dan memandangi kakeknya.“Ibumu sibuk.”“Sibuk apa?” Kini Paul juga memandanginya. Adam jadi serba salah, dia tidak bisa menipu anak-anak.“Kakek, jangan berbohong,” mereka berdua seperti tahu jika sang kakek
Adam pergi menjemput kedua cucunya, sedangkan Valerie dan Logan akan kembali tapi mereka menunggu dokter yang baru saja memeriksa keadaan Logan. Dia harus mendapatkan beberapa obat untuk mengobati luka di kepala dan lengannya.Padahal dia diminta untuk beristirahat beberapa hari tapi Logan tidak mau karena dia tidak mau meninggalkan istri dan putra-putrinya di rumah. Dia tidak akan tenang selama berada di rumah sakit jadi dia lebih memilih pulang.Kabar akan kecelakaan yang dia alami olehnya telah didengar oleh Sovia. Dia datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Logan. Ini kesempatan bagi dirinya untuk menunjukkan jika dia peduli dengan Logan. Apa pun yang dialami oleh Logan, dia tidak akan meninggalkannya seperti dulu sekalipun Logan kembali mengalami kelumpuhan.Pintu yang dibuka dengan kasar secara tiba-tiba, mengejutkan Valerie dan Logan. Seolah tidak melihat keberadaan Valerie, Sovia berjalan masuk dan menghampiri Logan.“Apa yang terjadi denganmu, Logan? Apa kau baik-baik saj
Valerie memeluk suaminya dengan erat dan tak berhenti menangis. Adam memutuskan untuk keluar karena dia tidak ingin mengganggu waktu mereka berdua. Seperti yang Logan katakan, Valerie yang paling takut akan masalah itu. Dia dihantui perasaan takut sepanjang malam dan rupanya rasa takutnya terbukti karena keadaan suaminya saat ini. Meski dia belum mendengar bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi, tapi dia takut jika Andre yang melakukannya. “Jangan menangis, aku baik-baik saja,” Logan mengusap punggungnya, untuk menenangkan istrinya. “Apa yang sebenarnya terjadi, Logan? Kenapa kau mengalami kecelakaan? Apa pelakunya adalah orang-orang yang mencurigakan kemarin?” “Tidak, apa yang aku alami murni kecelakaan. Jangan berpikir buruk. Semua yang terjadi karena kelalaian sopir pribadiku.” “Bohong! Jangan berbohong untuk menutupi apa yang terjadi hanya supaya aku bersikap tenang!” “Aku tidak berbohong padamu, Valerie,” Logan mendekapnya erat. Dia bisa merasakan ketakutan yang dirasakan ol
Ponsel berdering tiada henti dan Valeri tak mendengarnya karena dia tertidur dengan pulas. Dia belum tahu apa yang terjadi dengan suaminya dan yang menghubunginya adalah Ayah mertuanya. Telepon di rumah pun tak berhenti berdering. Adam mencoba segala cara untuk memberitahu menantunya jika Logan berada di rumah sakit akibat kecelakaan yang dia alami. Lagi-lagi putranya harus mengalami hal itu dan kali ini sepertinya kecelakaan yang terjadi dilakukan dengan sengaja karena pelaku yang menabraknya langsung melarikan diri dan pelaku itu dikatakan telah mengintai Logan. Adam tak berhenti mencoba sampai Valerie terbangun. Ponsel yang ada di atas meja pun diambil. Valerie mengira itu dari suaminya tapi rupanya bukan meski begitu dia tetap menjawabnya. "Halo.""Valerie, akhirnya kau menjawab panggilan dariku," Ayah mertuanya terdengar cemas. "Ada apa, Dad?" Tiba-tiba firasat buruk kembali dia rasakan. "Logan baru saja mengalami kecelakaan setelah mengantarkan Paul dan Amanda.""Apa?" Val
Anak-anak sudah siap untuk pergi ke sekolah. Logan yang akan mengantar mereka. Dia meminta Valerie untuk beristirahat di rumah karena dia kurang tidur. Pagi ini dilewatkan dengan begitu menyenangkan, rasanya tidak ingin kebersamaan itu berakhir tapi mereka harus menyudahinya karena mereka memiliki kegiatan. Valerie tampak was-was, lagi-lagi rasa takut menghantui dirinya. Tak hentinya dia memandang keluar jendela untuk memastikan apakah ada yang mencurigakan atau tidak. Melihat orang asing saja sudah membuatnya ketakutan. "Valerie," panggilan suaminya membuat Valerie berpaling. Logan menghampiri dirinya yang berdiri tidak jauh dari teras rumah. "Apa yang kau lakukan di luar? Apa kau menunggu seseorang?""Aku hanya memastikan keadaan saja, Logan. Aku takut orang-orang itu mengikuti kita sampai ke rumah!""Kau terlalu takut, Valerie. Kau lihat, tidak ada siapa pun di sekitar rumah kita," memang tidak ada siapa pun dan dia rasa Valeri sedikit berlebihan akan rasa takutnya. "Kau bena
Valerie masih tidur padahal anak-anak sudah akan pergi ke sekolah. Akibat rasa takut yang dia rasakan, membuatnya sulit tidur. Entah jam berapa dia tidur, yang pasti dia terlelap akibat rasa kantuk yang tak dapat dia tahan. Logan menggantikan dirinya membuat sarapan. Dia tidak akan mengganggu Valerie dan akan membiarkannya tidur sedikit lebih lama. Beruntungnya dia belajar memasak untuk mengisi waktu luang dan sekarang, dia sangat bersyukur melakukannya. "Mommy!" Anak-anak berteriak memanggil dan mencari keberadaan ibunya di dapur. "Sstt!" Logan meletakkan jari di bibirnya sebagai tanda agar mereka tidak berteriak sebab teriakan mereka bisa membangunkan Valerie. "Mommy di mana, Daddy?" Tanya Paul padanya. "Ibu kalian masih tidur. Jangan berteriak terlalu keras dan biarkan Ibu kalian tidur lebih lama.""Apa Mommy sakit?" Tanya putrinya pula. "Tidak, Mommy hanya kurang tidur saja.""Kami ingin melihat keadaan mommy!" Putra dan putrinya berlari pergi menuju kamar ibunya. "Hei, pel