Suasana hening kembali, Paul dan Amanda hanya saling pandang. Mereka tidak berani bersuara karena ibu mereka tampak sedang marah. Ayah mereka juga terlihat tidak berani bicara jadi mereka berdua memilih diam.“Cepat habiskan makanannya!” Valerie beranjak, sejak semalam suasana hatinya sangat buruk tentunya setelah dia berbicara dengan Logan mengenai mantan kekasihnya.Dia marah bukan tanpa alasan. Dia merasa Logan terlalu baik pada mantan kekasihnya sampai membiarkannya selama empat tahun. Apa Logan senang terus dikejar oleh wanita itu?“Ada apa dengan Mommy, kakak?” Tanya Amanda berbisik.“Aku tidak tahu. Mungkin Mommy sedang sakit perut,” jawab kakaknya tapi mereka melihat ke arah ayah mereka.“Hei, kenapa melihat Daddy seperti itu?”“Apa Daddy yang membuat Mommy marah?” “Tidak, Daddy tidak melakukan apa pun yang membuat ibu kalian marah.”“Jangan-jangan Mommy marah gara-gara Amandan memberi tahu Mommy jika kita bertemu dengan mantan kekasih Daddy,” Amanda masih berbicara sepelan m
Beberapa orang mulai mengintai kediaman mereka. Orang-orang itu tentu saja memiliki sebuah misi penting untuk menghancurkan rumah tangga mereka. Sesuai dengan perintah, target mereka adalah Logan tapi dia sudah pergi mengantar anak-anak ke sekolah.Valerie berada di rumah. Dia tidak ikut karena ada yang hendak dia kerjakan. Dia ingin merapikan sedikit rumah itu agar dapat ditinggali dengan nyaman. Dia juga harus membereskan rumah yang berantakan. Meski mereka hanya tinggal sementara tapi menciptakan rumah yang nyaman untuk keluarga itu sangat penting dan dia ingin putra-putrinya seperti berada di rumah mereka yang ada di Amerika.Dia belum memberitahu Paul dan Amanda jika nenek angkat mereka ada di kota itu. Mereka berdua pasti akan sangat senang dan dia pun akan mengajak mereka pergi untuk mengunjungi ibu angkatnya.Terus terang saja, dibandingkan Ayah kandungnya, Ibu angkatnya jauh lebih baik dan lebih peduli pada dirinya. Ibu angkatnya tidak pernah meminta apa pun padanya padahal
Orang-orang itu mengikuti Valerie sampai dia tiba di kantor. Mereka tidak mendapat perintah untuk menyakiti Valerie karena target mereka hanya satu saja tapi mereka harus mempelajari situasi terlebih dahulu barulah mereka akan bertindak.Valerie pun masih tidak menyadari jika dia diikuti. Dia berlari kecil menuju kantor Logan setelah dia keluar dari taksi yang dia tumpangi. Sebelum masuk, Valerie melihat sekitar. Dia sibuk mencari keberadaan Sovia meskipun dia tahu apa yang dia lakukan tentu saja tindakan bodoh sebab dia tidak tahu yang mana Sovia.Sayang sekali, seharusnya dia melihat rupa Sovia terlebih dahulu supaya dia mengetahui, seperti apa mantan kekasih suaminya agar ketika dia bertemu dengan wanita itu saat bersama dengan Logan, dia tidak terkejut sama sekali.Dia disambut dengan baik oleh karyawan Logan dan dia langsung diantar menuju ruangan di mana Logan berada. Pria itu begitu sibuk, saat dia datang tapi ketika melihat Valerie, Logan menyingkirkan pekerjaannya.“Apa aku
Seperti biasa, Sovia selalu datang karena dia tidak mau menyerah. Kali ini dia membawa makanan kecil karena dia berniat mengambil hati putra dan putri Logan. Dia tidak peduli ibunya ada atau tidak, dia yakin setelah mendapatkan hati putra dan putri Logan, dia juga akan mendapatkan hati Logan kembali.Isu jika pernikahan Logan dan istrinya terjadi di atas sebuah perjanjian, tentu saja membuatnya tidak menyerah meskipun empat tahun dia sudah mencoba mengejar Logan.Hubungan mereka pun berakhir bukan karena adanya orang ketiga jadi dia sangat yakin masih ada perasaan di hati Logan untuk dirinya. Dia pun sangat yakin, Logan akan memaafkan dirinya.Dia hanya perlu berusaha sedikit lebih keras untuk mendapatkan hati Logan. Meskipun dia sudah berusaha selama 4 tahun dan selalu ditolak oleh Logan, hal itu tidak menyurutkan semangatnya sama sekali.Sovia sedang menunggu di luar. Dia tidak keberatan sama sekali walau dia tidak pernah diizinkan untuk masuk. Memang dia yang salah oleh karena dia
Mereka berdua diam selama di perjalanan menuju ke sekolah. Valerie tidak tahu harus berkata apa, dia tidak mungkin memuji untuk apa yang baru saja Logan lakukan karena menurutnya, Logan memang harus melakukan hal seperti itu.Setelah apa yang dia alami, tidak ada lagi rasa iba di hatinya untuk orang yang menghalangi kebahagiaannya. Sudah cukup apa yang dia alami. Dia tidak mau lagi menjadi wanita yang lemah lalu membiarkan orang-orang menghancurkan kebahagiaannya.Dulu mungkin dia akan mencegah Logan untuk tidak memukul wanita itu tapi sekarang, dia justru merasa satu pukulan tidak cukup untuk Sovia. Seandainya Logan tidak memukul Sovia, mungkin dia yang akan memukulnya dan jika sampai hal itu terjadi, dia berani bertaruh, pukulan yang didapatkan oleh Sovia tidak hanya satu karena dia akan memukulnya sampai babak belur.Logan memang tak mengatakan apa pun tapi tangan Valerie tak dia lepaskan. Dia menggenggam tangan istrinya dengan begitu erat. Rasanya ingin menarik Valerie mendekat
"Mommy, Daddy!" Paul dan Amanda berteriak memanggil ketika melihat ayah dan ibunya yang datang menjemput. Sejak dulu mereka sangat ingin merasakan dijemput oleh ayah dan ibunya. Mereka selalu merasa iri pada teman-teman. Meski mereka memiliki ibu, tapi ibu mereka sibuk bekerja dan keinginan sederhana mereka tidak dapat terwujud tapi sekarang, kedua anak itu sangat senang karena keinginan sederhana mereka telah terpenuhi. Amanda menghampiri ibunya begitu juga dengan Paul. Yang mereka peluk pertama kali tentu saja ibu mereka."Bagaimana dengan hari pertama kalian, apa menyenangkan?""Tentu saja menyenangkan, Mommy. Kami sangat senang Mommy dan Daddy datang bersama untuk menjemput kami," ucap putranya. "Benarkah?""Sudah lama kami ingin seperti teman-teman, Mommy," ucap putrinya pula. "Baiklah, mulai sekarang sebisa mungkin kami akan menjemput kalian tapi tidak bisa setiap hari karena kalian tahu Daddy memiliki kesibukan.""Apa Mommy akan kembali bekerja?""Entahlah. Mommy belum memi
Gara-gara melihat orang-orang yang mencurigakan itu membuat Valerie tidak tenang. Dia sangat takut akan terjadi hal buruk pada keluarganya. Setiap kali dia memejamkan mata, hanya ada rasa takut saja yang dia rasakan.Valerie pergi ke kamar putra dan putrinya berkali-kali untuk memastikan keadaan mereka. Dia juga memastikan pintu serta jendela untuk melihat apakah sudah dia kunci dengan rapat atau tidak.Pikiran buruk menghantui. Dia takut tiba-tiba saja orang-orang itu menerobos masuk ke dalam rumah lalu menculik Paul dan Amanda. Dia telah meminta Putra dan putrinya untuk berteriak jika ada yang mencurigakan tapi apa yang dia lakukan justru membuat kedua anaknya takut.Valerie berusaha menyingkirkan rasa takut itu tapi dia tak dapat melakukannya. Meski malam sudah semakin larut tapi dia belum bisa memejamkan kedua matanya karena setiap kali dia melakukan hal itu, bayang-bayang masa lalu bagaikan sebuah teror yang tak berkesudahan.Inilah yang dia takutkan sejak dulu. Dia takut kebahag
Valerie masih tidur padahal anak-anak sudah akan pergi ke sekolah. Akibat rasa takut yang dia rasakan, membuatnya sulit tidur. Entah jam berapa dia tidur, yang pasti dia terlelap akibat rasa kantuk yang tak dapat dia tahan. Logan menggantikan dirinya membuat sarapan. Dia tidak akan mengganggu Valerie dan akan membiarkannya tidur sedikit lebih lama. Beruntungnya dia belajar memasak untuk mengisi waktu luang dan sekarang, dia sangat bersyukur melakukannya. "Mommy!" Anak-anak berteriak memanggil dan mencari keberadaan ibunya di dapur. "Sstt!" Logan meletakkan jari di bibirnya sebagai tanda agar mereka tidak berteriak sebab teriakan mereka bisa membangunkan Valerie. "Mommy di mana, Daddy?" Tanya Paul padanya. "Ibu kalian masih tidur. Jangan berteriak terlalu keras dan biarkan Ibu kalian tidur lebih lama.""Apa Mommy sakit?" Tanya putrinya pula. "Tidak, Mommy hanya kurang tidur saja.""Kami ingin melihat keadaan mommy!" Putra dan putrinya berlari pergi menuju kamar ibunya. "Hei, pel
Keluarga yang tidak tahu malu, itulah yang pantas disematkan pada keluarga Valerie karena mereka masih begitu berani mencari Valerie untuk memanfaatkan dirinya supaya mereka mendapatkan uang. Valerie yang patuh dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya tentu saja membuat ayah dan kakaknya berpikir jika mereka dapat memanfaatkan Valerie lagi untuk meminta bantuan pada Logan supaya pria itu menyuntikkan dana ke perusahaan mereka. Karena tak ada yang tahu di mana Valerie berada jadi cara satu-satunya yang bisa dilakukan yaitu mendatangi perusahaan Logan. Leon tentu begitu percaya diri. Dia yakin dapat bertemu dengan Logan dan dia pun yakin, Logan akan menyambut kedatangannya mengingat dia adalah kakak ipar dari pria itu tapi sayangnya, dia tidak bertemu dengan Logan. Dia kembali dengan tangan kosong tentunya sambil menahan amarah karena kedatangannya yang sia-sia. Ayahnya pun telah menanti dengan harapan, Leon memberikan kabar baik untuk mereka. “Bagaimana, apa kau bertemu dengan adikmu
Karena keadaannya membuat Logan melakukan pekerjaannya di rumah. Anak-anak sudah pergi ke sekolah, sedangkan Valerie membereskan barang-barang Putra dan putrinya yang baru diantarkan.Logan berada di dalam ruangan bersama dengan asistennya. Di dalam sana, dia membicarakan sesuatu yang tidak boleh istrinya tahu dan sebisa mungkin Valerie tidak boleh mendengar percakapan yang dia lakukan bersama dengan asistennya.“Apa kau sudah mencari tahu siapa orang yang telah menabrakku kemarin?” Itulah yang hendak dia cari tahu. Dia tidak mau istrinya mendengar apa yang sebenarnya terjadi karena Valerie pasti akan kembali ketakutan.“Kabarnya mereka adalah sekelompok penjahat, Sir. Mereka adalah buronan yang sedang dicari dan sekarang pihak berwajib sedang berusaha mengejar mereka.”“Buronan? Apa masalah buronan itu denganku sehingga dia ingin mencelakai aku?”“Sepertinya seseorang ingin membunuhmu, Sir!”“Benarkah?” Logan memandangi asisten pribadinya. Jadi ada yang ingin membunuhnya? Biar dia
Anak-anak sangat senang dengan kamar baru mereka. Barang-barang mereka telah dipindahkan, kali ini mereka akan menetap di rumah itu dan tidak akan pindah ke manapun lagi.Paul dan Amanda tentu saja tidak keberatan. Asalkan ada ibu mereka bersama jadi itu tidaklah menjadi soal untuk kedua anak itu. Lagi pula hubungan Paul dan Amanda dengan sang ayah sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya.Semua berjalan begitu saja dan dengan perlahan, hubungan mereka membaik. Semua berjalan dengan lancar meski Amanda masih malu-malu pada ayahnya. Valerie yang tadinya ragu ingin memperbaiki hubungan mereka, sekarang justru memiliki tekad kuat untuk memperbaiki rumah tangga mereka walaupun banyak rintangan yang harus mereka lewati bersama.Malam itu, Ayah Logan memutuskan untuk menginap. Dia ingin menghabiskan waktu dengan sang cucu. Tidak saja menghabiskan waktu bersama dengan kedua cucunya, dia juga ingin Logan menghabiskan waktu lebih banyak bersama dengan istrinya.Mereka sedang makan malam bers
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Logan meminta Valerie untuk tinggal di rumahnya. Kali ini Valerie tidak menolak karena dia juga takut keberadaan mereka telah diketahui oleh Andre. Mungkin saja tinggal di rumah Logan akan lebih aman.Sebisa mungkin dia ingin menjauhi bahaya agar Putra dan putrinya dapat hidup dengan nyaman. Belum genap satu bulan dia kembali, tapi masalah sudah datang dan menghantui mereka.Orang-orang dari masa lalu meneror tiada henti seolah-olah tidak mengizinkan mereka untuk bahagia. Apa yang harus dilakukan untuk menghentikan mereka?Sovia mungkin tidak akan datang mengganggu lagi setelah pukulan yang diberikan oleh Logan tapi yang paling berbahaya adalah Andre.Ambisi gila pria itu yang tak juga berhenti menjadi ancaman paling besar bagi hidup mereka. Apakah dia telah mengambil keputusan yang salah? Seandainya waktu itu dia tidak melarikan diri dari Andre, seandainya waktu itu dia memilih Andre, bukankah hal seperti ini tidak akan pernah terjadi?S
Paul dan Amanda sangat senang kakek mereka datang menjemput tapi kedatangan kakek mereka juga membuat kedua anak itu heran karena yang seharusnya datang adalah ibu mereka.Dua pengawal yang berjaga tampak begitu waspada. Mereka melihat sekitar dan menjaga Paul dan Amanda dengan baik. Melihat kedua pengawal itu membuat Adam cukup puas karena putranya telah mengambil tindakan untuk menjaga Putra dan putrinya.“Kakek, kenapa Kakek yang datang? Bukankah yang seharusnya yang menjemput kami adalah Mommy?” Tanya Paul padanya.“Ibumu tidak bisa datang karena ada urusan jadi Kakek yang datang. Kebetulan Kakek ingin tahu bagaimana sekolah kalian,” Adam melihat sekolah itu, agar Paul dan Amanda percaya dengannya.“Kenapa Mommy tidak bisa datang, kakek?” Amanda memegangi ujung baju kakeknya dan memandangi kakeknya.“Ibumu sibuk.”“Sibuk apa?” Kini Paul juga memandanginya. Adam jadi serba salah, dia tidak bisa menipu anak-anak.“Kakek, jangan berbohong,” mereka berdua seperti tahu jika sang kakek
Adam pergi menjemput kedua cucunya, sedangkan Valerie dan Logan akan kembali tapi mereka menunggu dokter yang baru saja memeriksa keadaan Logan. Dia harus mendapatkan beberapa obat untuk mengobati luka di kepala dan lengannya.Padahal dia diminta untuk beristirahat beberapa hari tapi Logan tidak mau karena dia tidak mau meninggalkan istri dan putra-putrinya di rumah. Dia tidak akan tenang selama berada di rumah sakit jadi dia lebih memilih pulang.Kabar akan kecelakaan yang dia alami olehnya telah didengar oleh Sovia. Dia datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Logan. Ini kesempatan bagi dirinya untuk menunjukkan jika dia peduli dengan Logan. Apa pun yang dialami oleh Logan, dia tidak akan meninggalkannya seperti dulu sekalipun Logan kembali mengalami kelumpuhan.Pintu yang dibuka dengan kasar secara tiba-tiba, mengejutkan Valerie dan Logan. Seolah tidak melihat keberadaan Valerie, Sovia berjalan masuk dan menghampiri Logan.“Apa yang terjadi denganmu, Logan? Apa kau baik-baik saj
Valerie memeluk suaminya dengan erat dan tak berhenti menangis. Adam memutuskan untuk keluar karena dia tidak ingin mengganggu waktu mereka berdua. Seperti yang Logan katakan, Valerie yang paling takut akan masalah itu. Dia dihantui perasaan takut sepanjang malam dan rupanya rasa takutnya terbukti karena keadaan suaminya saat ini. Meski dia belum mendengar bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi, tapi dia takut jika Andre yang melakukannya. “Jangan menangis, aku baik-baik saja,” Logan mengusap punggungnya, untuk menenangkan istrinya. “Apa yang sebenarnya terjadi, Logan? Kenapa kau mengalami kecelakaan? Apa pelakunya adalah orang-orang yang mencurigakan kemarin?” “Tidak, apa yang aku alami murni kecelakaan. Jangan berpikir buruk. Semua yang terjadi karena kelalaian sopir pribadiku.” “Bohong! Jangan berbohong untuk menutupi apa yang terjadi hanya supaya aku bersikap tenang!” “Aku tidak berbohong padamu, Valerie,” Logan mendekapnya erat. Dia bisa merasakan ketakutan yang dirasakan ol
Ponsel berdering tiada henti dan Valeri tak mendengarnya karena dia tertidur dengan pulas. Dia belum tahu apa yang terjadi dengan suaminya dan yang menghubunginya adalah Ayah mertuanya. Telepon di rumah pun tak berhenti berdering. Adam mencoba segala cara untuk memberitahu menantunya jika Logan berada di rumah sakit akibat kecelakaan yang dia alami. Lagi-lagi putranya harus mengalami hal itu dan kali ini sepertinya kecelakaan yang terjadi dilakukan dengan sengaja karena pelaku yang menabraknya langsung melarikan diri dan pelaku itu dikatakan telah mengintai Logan. Adam tak berhenti mencoba sampai Valerie terbangun. Ponsel yang ada di atas meja pun diambil. Valerie mengira itu dari suaminya tapi rupanya bukan meski begitu dia tetap menjawabnya. "Halo.""Valerie, akhirnya kau menjawab panggilan dariku," Ayah mertuanya terdengar cemas. "Ada apa, Dad?" Tiba-tiba firasat buruk kembali dia rasakan. "Logan baru saja mengalami kecelakaan setelah mengantarkan Paul dan Amanda.""Apa?" Val
Anak-anak sudah siap untuk pergi ke sekolah. Logan yang akan mengantar mereka. Dia meminta Valerie untuk beristirahat di rumah karena dia kurang tidur. Pagi ini dilewatkan dengan begitu menyenangkan, rasanya tidak ingin kebersamaan itu berakhir tapi mereka harus menyudahinya karena mereka memiliki kegiatan. Valerie tampak was-was, lagi-lagi rasa takut menghantui dirinya. Tak hentinya dia memandang keluar jendela untuk memastikan apakah ada yang mencurigakan atau tidak. Melihat orang asing saja sudah membuatnya ketakutan. "Valerie," panggilan suaminya membuat Valerie berpaling. Logan menghampiri dirinya yang berdiri tidak jauh dari teras rumah. "Apa yang kau lakukan di luar? Apa kau menunggu seseorang?""Aku hanya memastikan keadaan saja, Logan. Aku takut orang-orang itu mengikuti kita sampai ke rumah!""Kau terlalu takut, Valerie. Kau lihat, tidak ada siapa pun di sekitar rumah kita," memang tidak ada siapa pun dan dia rasa Valeri sedikit berlebihan akan rasa takutnya. "Kau bena