Gara-gara melihat orang-orang yang mencurigakan itu membuat Valerie tidak tenang. Dia sangat takut akan terjadi hal buruk pada keluarganya. Setiap kali dia memejamkan mata, hanya ada rasa takut saja yang dia rasakan.Valerie pergi ke kamar putra dan putrinya berkali-kali untuk memastikan keadaan mereka. Dia juga memastikan pintu serta jendela untuk melihat apakah sudah dia kunci dengan rapat atau tidak.Pikiran buruk menghantui. Dia takut tiba-tiba saja orang-orang itu menerobos masuk ke dalam rumah lalu menculik Paul dan Amanda. Dia telah meminta Putra dan putrinya untuk berteriak jika ada yang mencurigakan tapi apa yang dia lakukan justru membuat kedua anaknya takut.Valerie berusaha menyingkirkan rasa takut itu tapi dia tak dapat melakukannya. Meski malam sudah semakin larut tapi dia belum bisa memejamkan kedua matanya karena setiap kali dia melakukan hal itu, bayang-bayang masa lalu bagaikan sebuah teror yang tak berkesudahan.Inilah yang dia takutkan sejak dulu. Dia takut kebahag
Valerie masih tidur padahal anak-anak sudah akan pergi ke sekolah. Akibat rasa takut yang dia rasakan, membuatnya sulit tidur. Entah jam berapa dia tidur, yang pasti dia terlelap akibat rasa kantuk yang tak dapat dia tahan. Logan menggantikan dirinya membuat sarapan. Dia tidak akan mengganggu Valerie dan akan membiarkannya tidur sedikit lebih lama. Beruntungnya dia belajar memasak untuk mengisi waktu luang dan sekarang, dia sangat bersyukur melakukannya. "Mommy!" Anak-anak berteriak memanggil dan mencari keberadaan ibunya di dapur. "Sstt!" Logan meletakkan jari di bibirnya sebagai tanda agar mereka tidak berteriak sebab teriakan mereka bisa membangunkan Valerie. "Mommy di mana, Daddy?" Tanya Paul padanya. "Ibu kalian masih tidur. Jangan berteriak terlalu keras dan biarkan Ibu kalian tidur lebih lama.""Apa Mommy sakit?" Tanya putrinya pula. "Tidak, Mommy hanya kurang tidur saja.""Kami ingin melihat keadaan mommy!" Putra dan putrinya berlari pergi menuju kamar ibunya. "Hei, pel
Anak-anak sudah siap untuk pergi ke sekolah. Logan yang akan mengantar mereka. Dia meminta Valerie untuk beristirahat di rumah karena dia kurang tidur. Pagi ini dilewatkan dengan begitu menyenangkan, rasanya tidak ingin kebersamaan itu berakhir tapi mereka harus menyudahinya karena mereka memiliki kegiatan. Valerie tampak was-was, lagi-lagi rasa takut menghantui dirinya. Tak hentinya dia memandang keluar jendela untuk memastikan apakah ada yang mencurigakan atau tidak. Melihat orang asing saja sudah membuatnya ketakutan. "Valerie," panggilan suaminya membuat Valerie berpaling. Logan menghampiri dirinya yang berdiri tidak jauh dari teras rumah. "Apa yang kau lakukan di luar? Apa kau menunggu seseorang?""Aku hanya memastikan keadaan saja, Logan. Aku takut orang-orang itu mengikuti kita sampai ke rumah!""Kau terlalu takut, Valerie. Kau lihat, tidak ada siapa pun di sekitar rumah kita," memang tidak ada siapa pun dan dia rasa Valeri sedikit berlebihan akan rasa takutnya. "Kau bena
Ponsel berdering tiada henti dan Valeri tak mendengarnya karena dia tertidur dengan pulas. Dia belum tahu apa yang terjadi dengan suaminya dan yang menghubunginya adalah Ayah mertuanya. Telepon di rumah pun tak berhenti berdering. Adam mencoba segala cara untuk memberitahu menantunya jika Logan berada di rumah sakit akibat kecelakaan yang dia alami. Lagi-lagi putranya harus mengalami hal itu dan kali ini sepertinya kecelakaan yang terjadi dilakukan dengan sengaja karena pelaku yang menabraknya langsung melarikan diri dan pelaku itu dikatakan telah mengintai Logan. Adam tak berhenti mencoba sampai Valerie terbangun. Ponsel yang ada di atas meja pun diambil. Valerie mengira itu dari suaminya tapi rupanya bukan meski begitu dia tetap menjawabnya. "Halo.""Valerie, akhirnya kau menjawab panggilan dariku," Ayah mertuanya terdengar cemas. "Ada apa, Dad?" Tiba-tiba firasat buruk kembali dia rasakan. "Logan baru saja mengalami kecelakaan setelah mengantarkan Paul dan Amanda.""Apa?" Val
Valerie memeluk suaminya dengan erat dan tak berhenti menangis. Adam memutuskan untuk keluar karena dia tidak ingin mengganggu waktu mereka berdua. Seperti yang Logan katakan, Valerie yang paling takut akan masalah itu. Dia dihantui perasaan takut sepanjang malam dan rupanya rasa takutnya terbukti karena keadaan suaminya saat ini. Meski dia belum mendengar bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi, tapi dia takut jika Andre yang melakukannya. “Jangan menangis, aku baik-baik saja,” Logan mengusap punggungnya, untuk menenangkan istrinya. “Apa yang sebenarnya terjadi, Logan? Kenapa kau mengalami kecelakaan? Apa pelakunya adalah orang-orang yang mencurigakan kemarin?” “Tidak, apa yang aku alami murni kecelakaan. Jangan berpikir buruk. Semua yang terjadi karena kelalaian sopir pribadiku.” “Bohong! Jangan berbohong untuk menutupi apa yang terjadi hanya supaya aku bersikap tenang!” “Aku tidak berbohong padamu, Valerie,” Logan mendekapnya erat. Dia bisa merasakan ketakutan yang dirasakan ol
Adam pergi menjemput kedua cucunya, sedangkan Valerie dan Logan akan kembali tapi mereka menunggu dokter yang baru saja memeriksa keadaan Logan. Dia harus mendapatkan beberapa obat untuk mengobati luka di kepala dan lengannya.Padahal dia diminta untuk beristirahat beberapa hari tapi Logan tidak mau karena dia tidak mau meninggalkan istri dan putra-putrinya di rumah. Dia tidak akan tenang selama berada di rumah sakit jadi dia lebih memilih pulang.Kabar akan kecelakaan yang dia alami olehnya telah didengar oleh Sovia. Dia datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Logan. Ini kesempatan bagi dirinya untuk menunjukkan jika dia peduli dengan Logan. Apa pun yang dialami oleh Logan, dia tidak akan meninggalkannya seperti dulu sekalipun Logan kembali mengalami kelumpuhan.Pintu yang dibuka dengan kasar secara tiba-tiba, mengejutkan Valerie dan Logan. Seolah tidak melihat keberadaan Valerie, Sovia berjalan masuk dan menghampiri Logan.“Apa yang terjadi denganmu, Logan? Apa kau baik-baik saj
Paul dan Amanda sangat senang kakek mereka datang menjemput tapi kedatangan kakek mereka juga membuat kedua anak itu heran karena yang seharusnya datang adalah ibu mereka.Dua pengawal yang berjaga tampak begitu waspada. Mereka melihat sekitar dan menjaga Paul dan Amanda dengan baik. Melihat kedua pengawal itu membuat Adam cukup puas karena putranya telah mengambil tindakan untuk menjaga Putra dan putrinya.“Kakek, kenapa Kakek yang datang? Bukankah yang seharusnya yang menjemput kami adalah Mommy?” Tanya Paul padanya.“Ibumu tidak bisa datang karena ada urusan jadi Kakek yang datang. Kebetulan Kakek ingin tahu bagaimana sekolah kalian,” Adam melihat sekolah itu, agar Paul dan Amanda percaya dengannya.“Kenapa Mommy tidak bisa datang, kakek?” Amanda memegangi ujung baju kakeknya dan memandangi kakeknya.“Ibumu sibuk.”“Sibuk apa?” Kini Paul juga memandanginya. Adam jadi serba salah, dia tidak bisa menipu anak-anak.“Kakek, jangan berbohong,” mereka berdua seperti tahu jika sang kakek
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Logan meminta Valerie untuk tinggal di rumahnya. Kali ini Valerie tidak menolak karena dia juga takut keberadaan mereka telah diketahui oleh Andre. Mungkin saja tinggal di rumah Logan akan lebih aman.Sebisa mungkin dia ingin menjauhi bahaya agar Putra dan putrinya dapat hidup dengan nyaman. Belum genap satu bulan dia kembali, tapi masalah sudah datang dan menghantui mereka.Orang-orang dari masa lalu meneror tiada henti seolah-olah tidak mengizinkan mereka untuk bahagia. Apa yang harus dilakukan untuk menghentikan mereka?Sovia mungkin tidak akan datang mengganggu lagi setelah pukulan yang diberikan oleh Logan tapi yang paling berbahaya adalah Andre.Ambisi gila pria itu yang tak juga berhenti menjadi ancaman paling besar bagi hidup mereka. Apakah dia telah mengambil keputusan yang salah? Seandainya waktu itu dia tidak melarikan diri dari Andre, seandainya waktu itu dia memilih Andre, bukankah hal seperti ini tidak akan pernah terjadi?S
Valerie telah kembali ke rumah karena dia akan menjalani perawatan di rumah. Selama 1 bulan mereka akan memakai baby sitter untuk mengurus bayi mereka karena keadaan Valerie yang belum pulih total.Awalnya Valerie menolak tapi Logan tidak akan membiarkan istrinya terlalu lelah karena dia ingin istrinya segera pulih. Dia juga tidak memiliki pengalaman dalam mengurus bayi jadi dia tidak mau mengambil resiko apalagi putra dan putri mereka masih memerlukan perhatian darinya.Suara tangisan Evan terdengar yang menandakan jika dia sedang lapar. Sang pengasuh segera membawanya dan memberikannya pada Valerie. Logan meminta pengasuh itu untuk keluar karena dia ingin bersama dengan istri dan putranya.Paul dan Amanda tentu saja pergi ke sekolah. Mereka sempat menolak karena mereka tidak ingin meninggalkan adik mereka tapi setelah dibujuk, akhirnya kedua anak itu bersedia pergi.Valerie sedang menyusui putranya sedangkan Logan duduk di sisinya sambil melakukan pekerjaan. Dia jarang pergi ke ka
Adam telah mendengar kabar itu dari putranya. Dia segera pergi ke rumah sakit untuk menjenguk menantu dan cucu ketiganya. Dia menyempatkan diri membuatkan makanan sehat untuk menantunya agar keadaanya cepat pulih.karena Logan adalah putra satu-satunya yang dia miliki jadi dia begitu menyayangi Valerie. Dia juga begitu menyayangi cucu-cucunya dan sekarang dia sudah mendapatkan masa tua yang bahagia walaupun hubungan Logan dan Valerie sempat bermasalah.Beruntungnya Logan dapat memperbaiki hubungan dengan istrinya walau dia tidak tahu bagaimana caranya dia mengusir Sovia pergi. Tapi memang harus seperti itu. Bertahun-tahun Logan tidak pernah bersikap tegas pada Sovia tapi pada akhirnya dia dapat menyingkirkan mantan tak tahu dirinya itu.Kehadiran cucu ketiga benar-benar membuat kebahagiaan mereka semakin terasa sempurna. Hubungan baik yang mulai terjalin membuat semuanya jadi berubah. Ketika dia datang, rupanya ayah Valerie berada di sana. Sangat kebetulan, mereka dapat berbincang un
“Bagaimana dengan keadaan Mommy, Nenek? Apa adik bayi baik-baik saja?” Amanda bertanya pada sang nenek. Dia terlihat begitu takut dan mencemaskan ibu dan adik bayinya.Tadinya mereka ingin masuk ke dalam uang bersalin karena mereka ingin menemani Ibu mereka tapi sayangnya mereka tidak diizinkan. Amanda dan Paul tentu saja sedih padahal mereka ingin menyaksikan kelahiran adik bayi mereka.Ayah mereka menenangkan begitu juga nenek mereka. Logan jadi tidak bisa menyapa Ibu angkat Valerie karena keadaan yang tidak memungkinkan tapi beruntungnya Ibu angkat Valerie datang hari ini karena dia bisa menjaga anak-anak sebab dia harus menemani Valerie di ruang bersalin.“Apa Mommy akan lama berada di dalam sana?” Tanya Paul pula.“Tidak perlu khawatir, Ibu kalian akan baik-baik saja. Berdoalah supaya adik bayi kalian segera dilahirkan. Dengan begitu kalian bisa bertemu dengannya secepat mungkin dan berdoa pula supaya keadaan ibu kalian baik-baik saja.”“Nenek, apakah melahirkan itu sakit?” Amand
Perut Valerie sudah membesar karena kehamilannya telah menginjak usia sembilan bulan. Sebentar lagi dia akan melahirkan dan dia tidak sabar menantikan anak ketiganya.Tidak saja dia yang tidak sabar, putra dan putrinya adalah orang yang paling tidak sabar. Setiap saat, mereka selalu bertanya kapan adik mereka akan lahir. Mereka berdua telah mempersiapkan nama untuk adik mereka meski melalui perdebatan panjang.Adik mereka berjenis kelamin laki-laki, tentu saja mereka sangat senang walau ayah mereka sedikit kecewa karena yang dia inginkan adalah anak perempuan lagi. Dulu dia memang tidak menginginkannya tapi setelah ada Amanda, dia jadi ingin memiliki anak perempuan lagi.Anak-anak sedang pergi ke sekolah, sedangkan Logan ada urusan penting di kantor. Dia harus meninggalkan Valerie sebentar tapi dia telah meminta pelayannya untuk menjaga Valerie baik-baik dan segera mengambil tindakan jika terjadi sesuatu.Lagi pula dokter memprediksikan Valerie akan melahirkan dua minggu lagi jadi men
Kabar akan kehamilan Valerie tentu saja menjadi kabar paling membahagiakan bagi mereka. Kedua Kakak Valerie justru jadi iri dengannya karena mereka berdua belum juga dikaruniai anak sampai sekarang.Kabar bahagia itu pun telah disampaikan oleh Valerie pada ibu angkatnya. Sayangnya Ibu angkatnya tak bisa berkunjung karena dia sedang pulang ke Amerika tapi dia berjanji akan mengunjungi Valerie saat ada waktu.Paul dan Amanda menjaga Ibu mereka dengan begitu baik, begitu juga dengan Logan. Dia tidak tahu bagaimana ketika Valerie mengandung putra dan putrinya oleh karena itu dia tidak mau melewatkan perannya kali ini.Derap langkah kaki Putra dan putrinya terdengar yang menandakan jika mereka telah pulang dari sekolah. Valerie berada di dalam kamar untuk beristirahat. Kehamilan yang dialami terasa berbeda dan tidak seperti dulu karena kali ini dia enggan banyak bergerak.Dia lebih suka berbaring saja dan setiap kali melakukan sesuatu, dia justru merasa begitu lelah dan mudah terbawa emo
Valerie buru-buru kembali setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia pergi untuk membeli sesuatu karena dia ingin memastikan keadaannya sebab sudah beberapa hari belakangan dia mengalami sakit kepala luar biasa.Keadaannya semakin memburuk saja dan dia pun semakin merasa tidak nyaman. Makanan yang dia makan pasti akan berakhir di kamar mandi. Dia menghabiskan waktunya begitu banyak dengan berbaring karena dia enggan melakukan sesuatu.Setiap kali dia hendak beranjak dari tempat tidur, dia pasti akan kembali berbaring karena sakit kepala yang tak dapat dia tahan. Pagi ini dia tak dapat melakukan apa pun sehingga Logan yang harus mengurus Paul dan Amanda.Rasanya jadi tak enak hati karena dia merepotkan suaminya tapi beruntungnya, Logan tidak keberatan dan bersedia mengurus Putra dan putri mereka terlebih dahulu walaupun dia juga harus pergi ke kantor.Valerie beristirahat cukup lama sambil memikirkan keadaannya. Dia pernah mengalami hal itu dan entah kenapa dia jadi curiga dengan
Sudah lama tidak berkumpul membuat Valerie menghabiskan waktu di rumah ayahnya cukup lama. Lagi pula dia tidak pernah melewatkan waktu seperti itu bersama dengan keluarganyaMeskipun sedikit terlambat tapi keluarganya benar-benar telah berubah dan yang pasti tidak ada yang mengungkit masalah uang. Itulah yang dia inginkan, dia ingin bersama dengan mereka tanpa membicarakan masalah seperti itu.Amanda yang tadinya takut sudah tidak terlihat takut lagi. Dia dan kakaknya bermain bersama dengan kedua bibinya yang begitu menyukai dirinya. Sayangnya mereka tidak tahu jika Valerie telah memiliki anak, jika mereka tahu maka mereka akan membelikan hadiah untuk Paul dan Amanda.“Sering-seringlah datang, Aunty akan membelikan mainan untuk kalian,” ucap salah satu Bibi mereka.“Kami harus pergi sekolah, Aunty,” Paul yang menjawab karena adiknya masih saja terlihat ragu dan takut.“Akhir pekan saja, Aunty akan membawa kalian jalan-jalan. Apa kalian mau?” Paul dan Amanda justru saling pandang setel
Hari itu hari minggu, Valerie mendapatkan telepon dari ayahnya. Dia diminta untuk pulang bersama dengan suaminya karena ayahnya ingin mereka makan malam bersama.Untuk pertama kali ayahnya melakukan hal itu. Rupanya tidak sia-sia apa yang dia lakukan kemarin karena dia bisa melihat ayahnya mulai sedikit berubah. Dia akan menjadikan itu sebagai kesempatan untuk memperkenalkan Paul dan Amanda kepada kakek mereka dan dia harap harap ayahnya benar-benar tidak lagi mengungkit masalah uang.“Mommy, kenapa Mommy tidak pernah memberitahu kami jika kami memiliki kakek?” Tanya Paul padanya.Ketika ibunya mengajak mereka untuk pergi mengunjungi kakek mereka, Paul dan Amanda cukup terkejut sebab mereka tidak pernah tahu jika mereka memiliki seorang kakek.“Maaf, Sayang. Bukannya tidak ingin memberitahu kalian tapi keadaan sedikit tidak mendukung oleh karena itulah Mommy belum bisa memberitahu jika kalian berdua masih memiliki seorang kakek,” seandainya ayahnya tidak berubah maka dia tidak akan p
Leon masih memohon kepada adiknya agar memaafkan dirinya. Dia berjanji akan membayar uang itu tapi dia meminta Valerie untuk melepaskan dirinya. Ayahnya pun memohon supaya putrinya berbaik hati dan memaafkan kakaknya. Permohonan mereka membuat Valerie harus menahan diri secara mati-matian karena sesungguhnya dia tidak tega. Dia dihadapkan dengan dilema padahal dia sudah bertekad tidak akan memberikan maaf supaya dia tidak diremehkan. “Aku tahu aku salah, Valerie. Memang tidak seharusnya aku memberikan nomor ponselmu pada pria itu tapi aku tergiur dengan uang yang dia tawarkan dan aku tidak tahu jika dia berniat mencelakai dirimu!” “Hentikan semua ini, Valerie. Kau harus memaafkan kakakmu. Biarkan dia berusaha membayar uang itu dan Daddy akan membantunya!” “Kapan dia akan melunasinya?” Valerie tidak memandangi ayah dan kakaknya. Dia melakukan itu supaya dia tidak memaafkan mereka dengan mudah. Logan pun hanya menjadi penonton karena dia ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh i