Share

Sebuah Ancaman

Penulis: Isti12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tangannya jangan usil. Aku sudah mandi," peringat Tania pada Alice yang memainkan air dan dicipratkan padanya. Ia sedang memandikannya, karena bocah itu meminta dimandikan olehnya.

Alice tidak mendengarkan perkataan Tania. Ia malah menyalakan shower. Membuat air yang keluar membasahi Tania. Lalu anak itu tertawa cekikikan.

Tania menggelengkan kepala. Ingin marah, tapi tidak bisa. Ia hanya mematikan showernya tanpa berniat mengomeli kejahilan Alice.

"Tania, kenapa kau tidak marah? Kalau dengan Mommy, aku langsung dimarahi," cerita Alice.

"Mau aku marahi?" Tanya Tania sambil membilas badan Alice yang sudah ia berikan sabun.

Alice menggeleng. "Aku menyukaimu karena kau tidak suka marah-marah. Jadi jangan marah."

Tania menahan senyum karena perkataan jujur Alice. Meski anak ini jahil, dan ia juga baru mengenalnya, tapi Tania menyukainya. Ia langsung merasa dekat dengan Alice.

Tania tidak lagi merasa bosan saat ada Alice. Ia senang bermain dengan anak itu. Sayang hari ini dia harus pula
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Arti Khawatir pada Sesuatu

    Xander keluar setelah Christian membukakan pintu mobil. Ia berjalan masuk ke dalam mansion dan tanpa sengaja melihat Tania di taman. Ia melihatnya memetik bunga yang ada di sana.Xander berdecak. Setiap hari wanita itu berada di tamannya dan memetiki bunga-bunga. Lelaki itu memperhatikannya cukup lama sebelum memanggil Christian karena teringat sesuatu."Iya, Tuan muda?""Aku ingin kau menambah penjagaan di luar mansion. Dan juga, letakkan cctv di sekitar kamarnya," perintah Xander sembari melirik ke arah Tania.Christian sempat mengernyit sebelum kemudian mengangguk patuh.Setelah itu Xander masuk. Sera yang melihat suaminya sudah pulang langsung menghampirinya. Xander menyematkan ciuman di bibirnya, lalu Sera membantunya melepas jasnya dan mengambil alih tas kerjanya. "Ada apa dengan wajahmu?" Sera meletakkan tangannya di pipi Xander sembari mengamati wajah suaminya itu."Kenapa?" tanya Xander balik."Kau seperti sedang memikirkan sesuatu. Apa ada yang sedang kau cemaskan?" Sera me

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Gerakan dalam Perut & Senyum Xander

    Bibir Tania mengerucut melihat sosok yang ada di cermin. Merasa jika itu bukanlah dirinya. Bukan Tania yang bertubuh kurus. Ia merasa tubuhnya semakin lebar saja. Dan perutnya, juga semakin membesar setiap harinya. Terlihat seperti badut. Sama seperti yang pernah dikatakan oleh Alice. Tania menghela napas. Kemudian keluar dari kamar. Duduk-duduk di taman, melihat pemandangan bunga-bunga bermekaran di sana, karena hanya itu pekerjaannya setiap hari, selain makan dan tidur. Membantu para pelayan juga tidak diperbolehkan oleh Sera. Jadi tidak heran jika tubuh Tania semakin 'melar', karena pekerjaannya hanya bermalas-malasan.Tania berjalan ke arah sofa dan duduk di sana, karena kakinya terasa pegal. Ia membungkukkan punggung, berniat memijat kakinya tapi tangannya tidak sampai. Perut besarnya menghalangi."Nona, mau saya pijat kakinya?" Lyla tiba-tiba muncul, karena melihat kesulitan Tania. Menawarkan pijatan pada wanita itu.Karena memang merasa kakinya sangat pegal, Tania mengangguk,

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Olahraga Bersama Xander

    Membuka pintu kamar mandi, Tania keluar dengan dress yang sudah berganti menjadi piyama. Ia berjalan ke arah tempat tidur. Tapi saat melewati cermin meja riasnya, ia berhenti.Tania memundurkan langkahnya dan berdiri di depan cermin. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Lalu mengangkat piyamanya ke atas hingga memperlihatkan perut buncitnya.Tania menggerakkan badannya ke kiri dan kanan. Melihat bentuk perutnya dari berbagai arah. Kemudian tersenyum. Memeluk perutnya dengan kedua tangan.Tania kembali ke ranjang. Naik ke kasur dan memasukkan kakinya ke dalam selimut. Ia menyenderkan kepalanya ke kepala ranjang. Tangannya memegangi perutnya lagi."Kenapa kau tidak menendang lagi? Aku ingin merasakannya," ucap Tania dengan pandangan ke perutnya. Meski ia merasa sedikit sakit saat bayinya menendang, tapi entah kenapa ia malah menikmatinya?Tania merasakan gerakan bayi di dalam perutnya untuk yang pertama kali. Dan ada perasaan haru yang dirasakannya. Entah kenapa ia sangat senang hanya

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Terlalu Terbawa Perasaan

    Xander berjalan pelan dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Ia berjalan pelan di belakang Tania yang berjalan seperti siput dengan langkah sedikit pincang. Bahu wanita itu merosot turun. Tampak lesu sejak bertemu dengan pemilik club malam tadi."Lea."Xander memanggil, tapi Tania tidak mengindahkan panggilannya. Entah mendengarnya atau tidak, wanita itu tidak menoleh sama sekali dan terus berjalan.Xander berdecak. Ia melangkah lebar untuk menghampiri Tania. Langsung mengangkat wanita itu tanpa aba-aba. Menggendongnya dengan gaya bridal. Tania terkejut. Tangannya refleks melingkar di leher Xander karena takut jatuh. "A-apa yang kau lakukan? Turunkan aku," pintanya dengan kakinya digoyang-goyangkan."Diam. Kau akan jatuh!""A-aku bisa berjalan sendiri." Tania malu diperhatikan oleh orang-orang yang melewati mereka. "Dan aku akan melewatkan penerbanganku, karena menunggu jalanmu yang seperti siput."Tania memajukan bibir bawahnya. Ia tidak bisa berjalan cepat, karena lu

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Pelecehan Lagi

    "Molly! Kembalikan bonekaku!" Tania berlari mengejar anjingnya yang membawa lari boneka beruang yang diberikan Jonathan dari permainan mesin capit. Anjing itu menggigit telinga bonekanya dan membawanya kabur.Tania berhenti sebentar ketika napasnya mulai tidak beraturan. Lalu mulai berlari lagi. "Molly–"Bruk!Tania terjatuh. Tetapi bukan di lantai yang keras. Ia menabrak seseorang dan terjatuh di atas tubuhnya. Di atasnya tubuh Xander.Terkejut, Tania langsung bangun. Berdiri dengan kesusahan. Wanita itu meletakkan tangannya di dada Xander. Mencoba berdiri. Lalu menjauhkan tangannya lagi saat sadar apa yang ia lakukan. Xander bangun lebih dulu, lalu menarik Tania berdiri. Ia menatapnya tajam. "Kenapa kau ceroboh sekali, Lea?" geramnya rendah. "Sifat ceroboh mu ini yang akan membahayakan dirimu sendiri dan bayimu. Apa kau tidak mengerti itu?""Maaf." Tania menundukkan kepalanya. "Aku hanya ingin mengambil bonekaku yang dibawa Mol–" Ia baru teringat Molly dan boneka yang dibawanya. Ia

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Ada Apa dengan Sera?

    Sera mengetuk-ngetukkan jemarinya di meja. Menunggu dengan tidak sabar, kapan dirinya akan dipanggil ke atas panggung sana. Karena kiprahnya yang sangat peduli dengan penderita AIDS, Sera mendapatkan penghargaan pada AIDS Healthcare Foundation–lembaga yang menangani urusan HIV/AIDS di negeri Paman Sam. Acara yang sedang didatanginya saat ini.Sera ingin acara ini segera selesai dan pulang, karena tidak tahan dengan rasa sakit di perutnya yang tiba-tiba saja datang. Ia meringis tanpa suara."Ada apa?" tanya Xander yang menyadari perubahan raut istrinya. Ia menggenggam tangan Sera. "Kenapa tanganmu dingin sekali?" Ia merasakan dingin dari tangan istrinya menjalar ke tangannya.Sera membuka bibirnya. Ingin mengatakan pada Xander ketika ponsel lelaki itu yang ada di atas meja berkedip menyala.Xander menekan beberapa angka untuk membuka kunci di ponselnya. Wajahnya mengeras setelah melihat beberapa saat apa yang ditampilkan di layarnya. Sera juga sekilas melihatnya."Aku harus pergi. Tel

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Perlindungan Xander

    Xander membuka pintu. Berjalan ke arah ranjang, di mana Sera berbaring dengan posisi membelakangi pintu. Ia naik dan berbaring di sebelahnya. Meletakkan tangan di perut Sera dan mengelusnya lembut.Sera yang memang belum tidur membuka mata. Tidak melakukan apapun hingga beberapa saat kemudian ia berbalik. Menghadap Xander."Masih sakit? Aku akan memanggil dokter untuk memeriksa mu."Sera menggeleng. Menatap Xander lamat. "Maaf sudah marah-marah tidak jelas padamu. Aku hanya sedang sensitif saja," ucapnya. Perasaannya menjadi lebih sensitif karena sedang datang bulan. Apalagi diikuti perutnya yang terasa sakit, membuatnya ingin melampiaskan kemarahannya saja. "Kau bisa mengatakan padaku jika memang sedang tidak menyukai sesuatu." Xander merasa Sera sedang memendam sesuatu, tapi tidak ingin disampaikannya. Sera mengangguk. Jujur ia merasa cemburu ketika Xander terlihat terlalu dekat dengan Tania. Padahal ia tahu suaminya memberikan perhatian padanya hanya karena bayi mereka. Tidak seh

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Anakku?

    Tania terbangun di pagi hari dan Xander sudah tidak ada di kamarnya. Wanita itu masih berbaring di ranjang.Tatapannya mengarah pada langit-langit kamar. Mengingat kembali kejadian tadi malam.Tania merasa sangat takut saat itu. Takut sekali. Tapi kehadiran Xander yang langsung membuatnya merasa tenang. Berada didekat lelaki itu, Tania merasa dilindungi. Xander selalu datang di saat ia membutuhkan pertolongan.Jadi tidak salah jika Tania ingin selalu berada didekat lelaki itu bukan? Karena sekarang ia kembali takut. Ketukan yang terdengar di pintu membuat Tania menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Wanita itu berdiam di dalam sana. Bahkan ketika pelayan memanggil."Nona? Nona sudah bangun?"Tania tidak memberikan jawaban. Tapi kakinya bergerak-gerak di dalam selimut."Sarapannya sudah siap, Nona. Nona tidak mau turun? Tuan dan Nyonya sudah menunggu di bawah untuk sarapan bersama.""Tidak mau," gumam Tania dari dalam selimut. Wanita itu tidak menunjukkan wajahnya sama sekal

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Keluarga Kecil yang Sempurna

    Butuh waktu kurang lebih satu bulan untuk Tania benar-benar pulih dari luka tembak yang dialaminya. Dan selama itu, hanya saat inilah yang paling ditunggu Tania. Bertemu dengan ayah kandungnya.Xander selalu beralasan akan membawanya menemuinya jika kondisinya sudah pulih. Dan baru sekarang dia melakukannya. Tania sempat marah karena Xander dan orang tuanya yang menyembunyikan ini darinya. Meski Tania sendiri yang berkata tidak ingin mengetahui siapa ayah kandungnya. Tapi jika dia memang sudah sangat dekatnya, tapi tetap ingin bertemu."Kau yakin ingin bertemu dengannya?" tanya Xander sembari menggenggam jemari Tania. Berjalan bersama ke tempat di mana Abraham ditahan.Tania mengangguk yakin. "Kau tahu apa yang dia lakukan padamu bukan? Kenapa masih saja ingin bertemu dengannya?" Tania hanya tersenyum menanggapinya."Maaf, tapi Tuan Abraham tidak ingin dikunjungi oleh siapapun." Penjaga tahanan menyampaikan ucapan dari Abraham ketika dia memberitahu ada yang ingin menemuinya.Raut w

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Mengetahui Kebenaran

    "Mommy, di mana Xander?" Tania bertanya pada Angeline yang tengah menyuapinya. Xander tidak berkata akan pergi atau apa padanya. Tapi dia tidak terlihat sejak dua jam lalu. "Xander sedang bersama Lio," jawab Angeline, yang tentu saja berbohong. Lio sedang tidur di ruangan lain. Dijaga oleh babysitter. Sementara Xander pergi keluar. Menemui Abraham di kantor polisi.Angeline mengetuk Abraham yang berani-beraninya mencelakai anaknya sendiri. Lelaki itu memang tidak memiliki perasaan sama sekali. Tapi tidakkah dia sedikit saja merasa kasihan pada darah dagingnya? Dia memang lelaki jahat.Angeline berharap Tanai tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya. Karena dia pasti akan menyesal nantinya. Menyesal memiliki darah yang sama dengan orang yang berniat membunuhnya. Angeline tidak ingin putrinya tahu."Mommy, sudah." Tania menolak ketika Angeline kembali ingin menyuapkan bubur ke mulutnya."Ya sudah. Ini minumnya." Angeline meletakkan mangkuk berisi bubur yang tinggal beberapa suapan. Lalu

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Tertangkap

    "Kondisimu sudah semakin membaik. Sebentar lagi kau mungkin bisa pulang."Tania menyengir. Menampilkan deretan giginya yang putih bersih. "Aku kasihan melihatnya. Dia menangis saat aku sakit. Jadi aku harus cepat sembuh supaya dia tidak menangis lagi," ucapnya sembari melirik Xander yang berdiri didekat ranjang dengan tangan bersidekap.Xander mendengus. Sementara Tania dan dokter yang tengah memeriksanya tertawa. Tania langsung menghentikan tawanya, karena jahitan di punggungnya. Sementara sang dokter, karena Xander memberikan tatapan tajam padanya."Aku keluar dulu ya. Kau bisa memanggilku jika membutuhkan sesuatu."Tania mengangguk. Lalu mengucapkan terima kasih sebelum dokter itu keluar dari ruangannya."Kau menghancurkan reputasiku, kau tahu?" Xander berkata kesal. Ia memberikan pelototan kecil sebelum mengambil perban di atas nakas.Tania mengernyit, sebelum kemudian terkekeh kecil. "Kau malu ya, Daddy?" godanya. Xander yang terkenal tegas dan garang, menangis. Xander menggeram

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kepergian

    Xander melangkah masuk ke dalam ruangan yang ditempati Tania. Istrinya akhirnya dipindahkan ke ruangan lain. Tubuhnya sudah tidak lagi ditempeli dengan berbagai alat penunjang hidup. Dia bahkan sudah membuka matanya sekarang. Tania tengah menatap Xander dengan mata sayunya. Bibir pink alaminya tampak pucat. Sementara bahunya dililit dengan kain kasa. Dengan lemah, wanita itu mencoba tersenyum pada Xander."Xander...."Xander menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Dadanya terasa sesak. "Sakit sekali ya?" ucapnya menyerupai bisikan. Meski sudah sadar, Xander tahu Tania tidak baik-baik saja. Dia masih kesakitan. Tania tampak seperti ingin berbicara. Tapi terlalu lemah untuk melakukannya. Satu kata saja sudah cukup sulit.Xander membelai rambut Tania. Menggeleng. "Tidak perlu bicara apa-apa dulu. Tidurlah. Kau butuh banyak istirahat.""Dimana baby Lio? Apa dia tidak mencariku?" tanya Tania dengan nada sangat pelan. Napasnya terengah. Xander harus benar-benar mendengarkan dengan baik. "Hm

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kritis

    Xander membopong tubuh lemah Tania keluar. Berjalan cepat memasuki pelataran rumah sakit. Para dokter dan perawat sudah bersiap. Membawa Tania ke ruang operasi untuk segera ditangani."Maaf, Tuan. Tapi Anda diizinkan untuk ikut masuk."Xander mengepalkan tangan. Menghembuskan napas berat, dia tidak membantah. "Selamatkan istriku apapun yang terjadi," ucapnya sebelum pintu ruangan tertutup.Xander duduk di kursi depan ruangan itu. Tangannya terkepal kuat. Raut emosi menumpuk di wajahnya. Penampilan Xander sudah berantakan. Kemeja putihnya sudah bercampur dengan warna merah. Xander sudah sangat siap membunuh orang.Lelaki itu. Jangan harap Xander akan melepaskannya. Jika sampai Tania kenapa-kenapa, ia pastikan Abraham Denovan akan mendapatkan perlakuan yang setimpal.Xander menoleh ketika mendengar suara derap langkah kaki mendekat. Alex dan Angeline berjalan cepat menghampirinya. Lio berada di gendongan Angeline. Tangisnya terdengar kencang.Xander berdiri dan ingin mengambil putranya

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Tragedi Penembakan

    Xander mengeratkan mantel hijau tebal di tubuh Tania, sebelum merangkul pinggangnya dan berjalan bersama keluar mansion."Mommy dan Daddy?" Tania menoleh sekilas ke belakang untuk melihat apakah mereka sudah siap atau belum. Lio juga bersama mereka."Mommy dan Daddy akan menyusul. Kita ke bendara lebih dulu."Tania mengangguk. Xander membukakan pintu mobil, dan Tania masuk ke dalam. Ketika lelaki itu juga akan masuk, Christian datang. Xander menatap Tania. Memberitahukan dengan gerakan bibir sebelum berjalan sedikit menjauh dari mobil. Ada sesuatu yang tidak beres. Terlihat dari ekspresi Christian."Tuan, Abraham menghilang.""Maksudmu?" Xander mengernyit."Posisinya masih bisa dilacak sekitar tiga puluh menit yang lalu. Tapi setelah itu dia menghilang. Dia meninggalkan mansionnya dan pergi entah ke mana," jelas Christian. Xander memang meminta Christian untuk mengawasi Abraham. Setelah dia membuat kejutan besar yang sudah pasti menghancurkan karirnya, Abraham tidak akan tinggal dia

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Kejutan Besar

    Xander sudah sampai di mansion. Ia menghentikan langkah saat berpapasan dengan Alex di lorong lantai empat. Xander melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Daddy belum tidur?" tanyanya."Kau berbicara apa dengannya?" Xander mengernyit. Tapi kemudian ia paham maksud pertanyaan Alex. Daddynya pasti sudah tahu semuanya. Xander tidak perlu menjelaskan lagi."Hanya memberi peringatan pada Abraham Denovan," jawab Xander santai.Alex menghela napas berat. "Daddy tahu kau pasti sangat marah dengan apa yang dilakukan laki-laki itu pada Tania. Daddy juga sangat marah saat mengetahuinya," ucapnya. "Tapi kau jangan menjadi gegabah seperti ini."Alex sangat ingin menemui Abraham dan menghajarnya secara langsung ketika ia mengetahui ketika lelaki itu hampir mencelakai putrinya. Tapi Alex tahu ia tidak bisa gegabah."Pamanmu Robert, mengenal Abraham dengan baik. Dia pernah mencalonkan diri menjadi anggota dewan. Lawannya adalah Abraham." Alex memulai ceritanya. "Abraham orang yang tida

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Siapa Menyingkirkan Siapa?

    "Apa saja yang kau lakukan di sana?"Tania merengut. "Aku tidak yakin kau tidak tahu. Para bodyguard mu pasti sudah memberitahumu kan?""Benar. Tapi aku ingin mendengarnya sendiri darimu." Dan mengetahui apa yang kau rasakan saat bertemu dengan ayah kandungmu. Lanjutnya dalam hati.Tania dan Angeline baru saja pulang dari acara amal. Meski bodyguard sudah memberitahukan semuanya. Tapi ia ingin Tania sendiri yang memberitahu."Di sana ramai sekali. Banyak orang yang memberikan amal," cerita Tania. Lalu wajahnya yang tampak biasa sebelumnya berubah cemberut. "Tapi karena ada wartawan juga, aku jadi tidak suka.""Kenapa?" Xander memberikan tanggapan. Ia mendongak menatap istrinya."Banyak orang yang jadi pamer tahu. Mereka berlomba memberikan uang paling banyak untuk amal. Lalu menceritakannya di depan kamera. Seharusnya kan tidak boleh seperti itu. Jika memang ikhlas ingin beramal ya beramal saja. Kenapa harus dipamer-pamerkan?"Xander tersenyum melihat bibir Tania yang maju ke depan ke

  • Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder   Ayah Kandung Tania

    "Setelah sukses dengan menjadi anggota dewan di Spanyol, Bulgaria, dan Inggris, Abraham Denovan akhirnya kembali negaranya untuk mencalonkan dirinya sebagai presiden pada pemilihan presiden yang akan datang. Nama lelaki kelahiran 1965 itu begitu cemerlang dalam dunia perpolitikan. Sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya tidak bisa diragukan.""Namun, baru-baru ini berhembus kabar miring tentangnya. Belum dipastikan kebenarannya, tapi Abraham Denovan diduga suka bermain dengan perempuan malam, meski telah memiliki seorang istri. Dia juga memiliki seorang anak dari salah satu teman tidurnya itu. Anak itu–""Mommy."Angeline langsung mematikan layar televisi yang menampilkan berita itu ketika Tania memanggil. Wajahnya yang semula datar berganti menjadi senyuman saat Tania berjalan mendekat."Mommy." Tania duduk di sebelah Angeline. "Mommy sedang apa?"Angeline menggeleng. "Mommy melihat berita. Tapi karena tidak menarik, Mommy jadi malas melihatnya," jawabnya. "Di mana Lio

DMCA.com Protection Status