Home / CEO / Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris / 3. Tidak Menerima Takdir

Share

3. Tidak Menerima Takdir

Author: Autophile
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sebelum pernikahan itu berlangsung. Zanna masih boleh bekerja di kantor. Setidaknya gajinya harus turun terlebih dahulu sebelum resign. Walaupun dia diberikan uang oleh Alfa untuk pembayaran awal mereka. Namun ini juga jumlahnya lumayan ketika gajian nanti.

Pekerjaannya sekarang jauh berbeda dibandingkan sebelumnya. Kalau dulu, seniornya akan menumpuk pekerjaan di atas mejanya Zanna. Sejak pengakuan Alfa mengenai Zanna adalah calon istrinya. Satupun dokumen tidak ada di atas mejanya. Dia ke kantor hanya bengong. Meminta pekerjaan pada atasannya. Tapi mereka semua mengatakan tidak ada tugas untuk Zanna.

Di sebelahnya ada Kimmy, wanita itu sedang sibuk dengan pekerjaannya. “Kim, pekerjaan kamu banyak. Apa kamu perlu bantuan?”

Wanita itu menoleh sambil tersenyum. “Ah tidak perlu, Zanna. Kamu duduk saja, atau main game di PC.”

Dia bersandar, rasanya semua orang berubah. Makan siang yang tadinya juga harus antre di kantin. Zanna orang yang paling didahulukan.

Bosan dengan suasana di kantor. Dia iseng ke ruangan direktur perusahaan ini. Mengetuk pintu ruangan itu.

Dipersilakan masuk oleh direkturnya. “Masuklah!”

Dia masuk dan menutup pintu dengan pelan. Wanita itu merasa sangat bosan kalau tidak ada yang dikerjakan.

“Pak, apakah aku tidak ada pekerjaan lain?”

Pria itu bangun dari tempat duduknya, menarik kursi dan mempersilakan Zanna untuk duduk. “Jangan terlalu lelah, Zanna. Sebentar lagi pernikahanmu akan dilaksanakan.”

“Tapi aku sebentar lagi juga akan resign.”

“Tidak ada pekerjaan untukmu. Kamu bisa ke salon, atau bisa main game. Bisa rebahan di mana saja kamu mau.”

“Aku biasanya fotocopy apa pun yang disuruh oleh atasanku. Atau aku kadang disuruh bikin kopi sama Bapak. Tapi kenapa sekarang semuanya baik sama aku?”

“Jangan bertanya, Zanna. Kamu sendiri yang tidak pernah ngomong kalau calon suamimu adalah pemilik perusahaan ini.”

Zanna lupa kalau suaminya mengawasi mereka semua kalau ada yang melakukan tindakan bully lagi. Menyuruh Zanna membersihkan toilet. Atau membuatkan mereka kopi sebagai bayaran untuk hukuman.

“Akhir-akhir ini Pak Romi nggak kelihatan lagi, Pak. Apakah dia sedang cuti?”

“Dipecat setelah dia ketahuan memotong gajimu karena kamu terlambat waktu itu.”

Zanna mengangguk, beberapa kali gajinya dipotong oleh atasannya. Sekarang di baru tahu kalau Romi yang biasanya paling berkuasa tiba-tiba sudah tidak ada di kantor lagi. “Pakai saja mobil saya! Silakan jalan-jalan. Jangan sampai Doni kemari dan memberikan perintah untuk memecat orang lagi, Zanna.”

“Padahal aku tidak mengadu apa pun.”

“Kamu tidak mengadu, Zanna. Tapi ini mengenai Doni, matanya ada di mana-mana.”

Dia mengangguk pasrah setelah mendapatkan jawaban itu dari bosnya. “Kalau aku nggak ada kerjaan. Apa yang aku lakukan di sini, Pak?”

“Pulang saja, Zanna. Istirahat, atau kamu bisa olahraga. Siapkan tenaga kamu buat pesta. Karena menurut informasi, semua para orang penting di undang.”

Zanna tidak tahu soal itu. Yang dia tahu hanyalah tentang pernikahannya akan digelar sebentar lagi.

Perintah pulang dari direkturnya pun dia turuti. Zanna tidak mengerjakan apa pun, hanya bengong sepanjang hari. Ini berlangsung selama beberapa hari Zanna masuk bekerja. Tidak ada satu pun orang yang mengganggunya lagi.

Sampai di rumah. Baru saja dia membuka gerbang, Zanna mendengar suara Reza berteriak di dalam rumah.

Buru-buru dia masuk untuk memastikan apa yang telah diperbuat oleh Reza terhadap Nima—mamanya.

“Itu milik kakak kamu, Reza.”

“Nggak bisa, Ma. Aku harus jual ini demi bayar hutang.”

Zanna langsung menghampiri dan melihat Nima dibentak oleh Reza. “Apa yang kamu lakukan, Reza?”

“Hanya mengambil uang beberapa saja. Jangan marah!”

Dilihatnya uang untuk biaya pengobatan Nima di Singapura dibobol oleh Reza di brangkas kecil itu. “Kamu sampai kapan seperti ini? Coba kamu kerja dan cari uang sendiri. Ini untuk biaya pengobatan, Mama.”

Reza mengambil semua uang itu dan berdiri di depannya. Reza tidak tahu mengenai uang yang dibayarkan oleh asistennya Alfa untuk ganti mobil yang dirusak oleh adiknya pada saat balapan. “Waktu itu kakak sanggup untuk membiayaiku sebelum Papa meninggal. Sekarang sudah menyerah?”

Tatapannya kosong ketika papanya dibahas lagi oleh adiknya. Tidak ada yang mau hidup seperti ini. Mamanya sakit oleh tingkah Reza. Sejak sang papa meninggal, yang menjadi tulang punggung adalah Zanna. Melakukan segala cara agar orang rumah bisa mendapatkan kebahagiaan. Tapi Reza memanfaatkan semua itu. Menganggap bahwa Zanna adalah bank berjalan. Mengambil uang sesukanya. Menggadaikan sertifikat rumah dan bahkan mobil mereka pun dijual untuk membeli minuman keras. “Kamu cari uang sendiri. Jangan manfaatkan kakak kamu lagi, Reza!”

“Malas. Ngapain kerja kalau dia bisa cari uang. Toh juga dia nggak bakalan nikah. Kenapa nggak jual diri juga, Kak?”

Sambil menghitung uang itu, adiknya berkata dengan sangat santai. Rokok masih di mulutnya dan tiba-tiba.

Plaaaak.

Zanna menatap mamanya yang baru saja melayangkan tamparan pada Reza. “Mama,” suaranya Zanna terdengar parau ketika pertama kali sang mama melakukan tindakan ini pada Reza.

“Semua beban yang kamu lakukan ditanggung oleh kakakmu sendiri. Apa kamu pernah mikir dia capek atau nggak?”

Reza membuang rokoknya sembarangan. Lalu menatap mereka berdua dengan tatapan yang sangat menyeramkan. “Aku tidak peduli. Seperti yang aku bilang, dia setidaknya jual diri. Kita bisa hidup dengan enak. Masih banyak yang mau sama dia. Masih muda, apalagi dia sangat cantik. Dia masih perawan, setidaknya dia laku ratusan juta pada laki-laki yang berduit.”

“Tutup mulutmu!”

Meskipun itu dilakukan oleh Zanna. Tapi tidak pernah terima apa yang dikatakan oleh adiknya mengarah kepadanya. Ini sangat menyakitkan bagi Zanna. Tidak ingin kalau sang adik melakukan tindakan yang begitu jahat.

“Kalau tua bangka itu nggak mati. Kita nggak akan pernah hidup menderita seperti ini,” nada bicaranya sangat tinggi. Reza sangat dimanja dulunya. Apa pun diinginkan selalu ada. Berbeda dengan yang sekarang. Hutang di mana-mana, masalah dilakukan oleh adiknya karena masih merasa sulit untuk menerima kehidupan yang sekarang.  

Reza masih tidak terima kepergian papanya yang meninggal beberapa tahun lalu. Kehidupan mereka sangat berada dulunya. Sebelum semuanya berubah drastis seperti sekarang. Zanna yang belum tahu apa-apa harus memutar otaknya agar bisa menghidupi adik juga mamanya.

Tidak pernah ada manusia yang siap dengan kematian. Begitu juga dengan papanya Zanna yang pasti ingin selalu di sisi mereka.

Zanna yang memeluk mamanya. Tangannya ditarik paksa oleh Reza. “Ikut denganku, Kak. Aku akan mencarikan pria yang banyak uang dan menjadikan kakak sebagai simpanannya.”

Nima berteriak, Zanna berusaha memberontak dari adiknya. Tangannya Reza begitu kuat dan menyeret Zanna dengan begitu hebat.

“Lepaskan aku, Reza!”

Nima yang berusaha menahan pun disenggol oleh Reza. “Jangan bertindak kasar sama kakak kamu!”

Terdengar suara tepuk tangan yang membuat Reza berhenti. “Lepaskan tangan kotormu dari calon istriku!”

Related chapters

  • Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris   4. Perjanjian

    “Lepaskan tangan kotormu dari calon istriku!” Zanna menoleh ke sumber suara dan melihat Alfa berdiri di depan mobilnya. Pria itu bersama dengan banyak anak buahnya. Reza melepaskan tangannya Zanna setelah beberapa orang menghampiri dengan raut wajah yang begitu menyeramkan. Reza menatapnya dengan sinis. Ya, dia belum cerita mengenai pernikahan itu. Nima juga terlihat kaget mendengar Alfa berkata demikian. Mengenai rencana pernikahan yang memang dari awal sudah direncanakan oleh Zanna. Tapi tidak pernah dikatakan pada mamanya dan juga Reza. “Masuklah!” Zanna mempersilakan calon suaminya masuk. Sementara itu Reza yang memaksa ingin masuk. Dilemparkan oleh Alfa suatu benda. “Ganti mobil yang kamu hancurkan! Jangan menampakkan wajahmu lagi di depanku!” Reza mengangkat kunci mobil itu. “Apa kamu benar-benar akan jadi iparku?” “Aku hanya membutuhkan, Zanna. Bukan kamu.” Reaksi Nima terlihat bingung dengan jawaban itu. “Aku belum selesai dengan kakakku.” “Mobilnya silakan ditunggu, s

  • Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris   5. Wanita Yang Sudah Dibeli

    “Selamat atas pernikahan kalian berdua.”Sepasang suami istri itu senyum ramah pada orang yang mengucapkan.Pernikahan digelar begitu mewah, tamu undangan juga orang-orang penting yang dihadirkan oleh orangtuanya Alfa. Sebagai menantu di keluarga ini, Zanna tidak terlalu memikirkan bagaimana orangtuanya Alfa menerima dirinya atau tidak. Tapi menurut pria itu, kedua orangtua Alfa tidak peduli siapa pun yang bersanding dengan putra mereka.Mamanya Zanna juga bertemu dengan beberapa teman lamanya. Ada juga teman dari mendiang papanya Zanna yang sudah hadir.Pernikahan ini seperti sebuah gerbang kehancuran bagi Zanna. Karena dipermalukan di sini.Pernikahan yang digelar secara mewah ini tidak akan bertahan lama. Hanya sampai melahirkan.Membayangkannya saja membuat Zanna mulai merasa ngeri dengan dirinya yang menikah dengan pria ini.Tapi semua orang terlihat begitu senang dengan pernikahan mewahnya. Ada pula mama mertuanya dengan teman-teman sosialitanya yang berdiri di sana menyambut ta

  • Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris   1. Luka Perselingkuhan

    “Apa wanita ini yang kalian maksud?”“Benar, Tuan. Kami telah berdiskusi dengan yang lain. Lagi pula dia telah menerima 25% untuk pembayaran di muka sesuai dengan perjanjian.”Memegang resume wanita yang dimaksudkan yang berusia dua puluh tiga tahun itu dan sekarang telah menjadi sasaran empuk bagi seorang Alfa untuk memiliki keturunan tanpa menikah.Seperti yang telah dikatakan oleh orangtuanya bahwa nanti ketika orangtuanya kembali. Alfa sudah harus memiliki seorang bayi. Entah itu laki-laki maupun perempuan, tapi tidak boleh lahir dari rahim seorang pelacur karena akan memengaruhi gen yang begitu buruk untuk ke depannya.Sambil menghisap rokoknya, lalu kemudian dia mengembuskan asapnya yang mengepul dan memperhatikan tentang latar pendidikan wanita ini. “Berapa uang yang kalian berikan?”“Baru 2,5 Milyar untuk DP, Tuan. Karena dia memiliki latar pendidikan yang baik, dia juga bersedia untuk memiliki keturunan. Akan tetapi dia mengatakan jika sebelum melakukan itu. Anda harus menika

  • Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris   2. Persiapan Pernikahan

    Zanna membaca surat perjanjian yang diberikan oleh anak buahnya Alfa. Berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh Zanna untuk menjaga nama baik keluarga sekaligus perusahaan yang dipegang oleh Alfa sekarang.Usai mendapatkan uang dari pria itu. Zanna akan menggunakannya membayar kesalahan adiknya. Di lembaran perjanjian itu, Zanna melihat bahwa ada tulisan bahwa dia akan tetap mendapatkan uang dari Alfa nanti ketika mereka menikah. Dengan catatan tidak ingin kalau ada masalah yang ditimbulkan oleh adiknya Zanna.Dia menghela napas ketika ingat kelakuan Reza di luar. Mulai dari balapan liar, mabuk-mabukan, pesta dan kadang membuat hutang atas nama Zanna sendiri.Dia memasukkan lembaran perjanjian itu ke dalam tasnya. Lalu melanjutkan pekerjaannya usai cuti dan mencari informasi mengenai rumah sakit yang akan dituju nanti untuk pengobatan mamanya. Kalau di Indonesia, adiknya akan membuat onar lagi. Zanna memilih untuk meninggalkan negara ini demi pengobatan sang mama.Lagi pula, perni

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris   5. Wanita Yang Sudah Dibeli

    “Selamat atas pernikahan kalian berdua.”Sepasang suami istri itu senyum ramah pada orang yang mengucapkan.Pernikahan digelar begitu mewah, tamu undangan juga orang-orang penting yang dihadirkan oleh orangtuanya Alfa. Sebagai menantu di keluarga ini, Zanna tidak terlalu memikirkan bagaimana orangtuanya Alfa menerima dirinya atau tidak. Tapi menurut pria itu, kedua orangtua Alfa tidak peduli siapa pun yang bersanding dengan putra mereka.Mamanya Zanna juga bertemu dengan beberapa teman lamanya. Ada juga teman dari mendiang papanya Zanna yang sudah hadir.Pernikahan ini seperti sebuah gerbang kehancuran bagi Zanna. Karena dipermalukan di sini.Pernikahan yang digelar secara mewah ini tidak akan bertahan lama. Hanya sampai melahirkan.Membayangkannya saja membuat Zanna mulai merasa ngeri dengan dirinya yang menikah dengan pria ini.Tapi semua orang terlihat begitu senang dengan pernikahan mewahnya. Ada pula mama mertuanya dengan teman-teman sosialitanya yang berdiri di sana menyambut ta

  • Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris   4. Perjanjian

    “Lepaskan tangan kotormu dari calon istriku!” Zanna menoleh ke sumber suara dan melihat Alfa berdiri di depan mobilnya. Pria itu bersama dengan banyak anak buahnya. Reza melepaskan tangannya Zanna setelah beberapa orang menghampiri dengan raut wajah yang begitu menyeramkan. Reza menatapnya dengan sinis. Ya, dia belum cerita mengenai pernikahan itu. Nima juga terlihat kaget mendengar Alfa berkata demikian. Mengenai rencana pernikahan yang memang dari awal sudah direncanakan oleh Zanna. Tapi tidak pernah dikatakan pada mamanya dan juga Reza. “Masuklah!” Zanna mempersilakan calon suaminya masuk. Sementara itu Reza yang memaksa ingin masuk. Dilemparkan oleh Alfa suatu benda. “Ganti mobil yang kamu hancurkan! Jangan menampakkan wajahmu lagi di depanku!” Reza mengangkat kunci mobil itu. “Apa kamu benar-benar akan jadi iparku?” “Aku hanya membutuhkan, Zanna. Bukan kamu.” Reaksi Nima terlihat bingung dengan jawaban itu. “Aku belum selesai dengan kakakku.” “Mobilnya silakan ditunggu, s

  • Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris   3. Tidak Menerima Takdir

    Sebelum pernikahan itu berlangsung. Zanna masih boleh bekerja di kantor. Setidaknya gajinya harus turun terlebih dahulu sebelum resign. Walaupun dia diberikan uang oleh Alfa untuk pembayaran awal mereka. Namun ini juga jumlahnya lumayan ketika gajian nanti.Pekerjaannya sekarang jauh berbeda dibandingkan sebelumnya. Kalau dulu, seniornya akan menumpuk pekerjaan di atas mejanya Zanna. Sejak pengakuan Alfa mengenai Zanna adalah calon istrinya. Satupun dokumen tidak ada di atas mejanya. Dia ke kantor hanya bengong. Meminta pekerjaan pada atasannya. Tapi mereka semua mengatakan tidak ada tugas untuk Zanna.Di sebelahnya ada Kimmy, wanita itu sedang sibuk dengan pekerjaannya. “Kim, pekerjaan kamu banyak. Apa kamu perlu bantuan?”Wanita itu menoleh sambil tersenyum. “Ah tidak perlu, Zanna. Kamu duduk saja, atau main game di PC.”Dia bersandar, rasanya semua orang berubah. Makan siang yang tadinya juga harus antre di kantin. Zanna orang yang paling didahulukan.Bosan dengan suasana di kantor

  • Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris   2. Persiapan Pernikahan

    Zanna membaca surat perjanjian yang diberikan oleh anak buahnya Alfa. Berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh Zanna untuk menjaga nama baik keluarga sekaligus perusahaan yang dipegang oleh Alfa sekarang.Usai mendapatkan uang dari pria itu. Zanna akan menggunakannya membayar kesalahan adiknya. Di lembaran perjanjian itu, Zanna melihat bahwa ada tulisan bahwa dia akan tetap mendapatkan uang dari Alfa nanti ketika mereka menikah. Dengan catatan tidak ingin kalau ada masalah yang ditimbulkan oleh adiknya Zanna.Dia menghela napas ketika ingat kelakuan Reza di luar. Mulai dari balapan liar, mabuk-mabukan, pesta dan kadang membuat hutang atas nama Zanna sendiri.Dia memasukkan lembaran perjanjian itu ke dalam tasnya. Lalu melanjutkan pekerjaannya usai cuti dan mencari informasi mengenai rumah sakit yang akan dituju nanti untuk pengobatan mamanya. Kalau di Indonesia, adiknya akan membuat onar lagi. Zanna memilih untuk meninggalkan negara ini demi pengobatan sang mama.Lagi pula, perni

  • Melahirkan Anak Untuk Sang Pewaris   1. Luka Perselingkuhan

    “Apa wanita ini yang kalian maksud?”“Benar, Tuan. Kami telah berdiskusi dengan yang lain. Lagi pula dia telah menerima 25% untuk pembayaran di muka sesuai dengan perjanjian.”Memegang resume wanita yang dimaksudkan yang berusia dua puluh tiga tahun itu dan sekarang telah menjadi sasaran empuk bagi seorang Alfa untuk memiliki keturunan tanpa menikah.Seperti yang telah dikatakan oleh orangtuanya bahwa nanti ketika orangtuanya kembali. Alfa sudah harus memiliki seorang bayi. Entah itu laki-laki maupun perempuan, tapi tidak boleh lahir dari rahim seorang pelacur karena akan memengaruhi gen yang begitu buruk untuk ke depannya.Sambil menghisap rokoknya, lalu kemudian dia mengembuskan asapnya yang mengepul dan memperhatikan tentang latar pendidikan wanita ini. “Berapa uang yang kalian berikan?”“Baru 2,5 Milyar untuk DP, Tuan. Karena dia memiliki latar pendidikan yang baik, dia juga bersedia untuk memiliki keturunan. Akan tetapi dia mengatakan jika sebelum melakukan itu. Anda harus menika

DMCA.com Protection Status