Home / Romansa / Melahirkan Anak Untuk Pangeran / Gadis Budak Yang Putus Asa

Share

Melahirkan Anak Untuk Pangeran
Melahirkan Anak Untuk Pangeran
Author: Liza Harmon

Gadis Budak Yang Putus Asa

Author: Liza Harmon
last update Last Updated: 2022-11-17 13:44:06

Di suatu masa di abad ke-16 Masehi...

"Aku tahu kau seorang penyihir dan kau bisa melihat masa depan. Beritahu aku. Bagaimana akhir hidupku? Bagaimana aku mati?" Tanyaku pada perempuan tua itu. 

Aku telah bersusah payah meninggalkan kamarku diam-diam dan berjalan menembus bagian hutan terdalam demi menemui penyihir itu, demi mengetahui bagaimana akhir hidupku.

"Kau sungguh ingin tahu, nona Anna? Kau benar-benar yakin?"

"Iya, katakanlah."

"Aku melihat.... Takdirmu buruk. Di akhir hidupmu, semua orang yang ada di sisimu pergi meninggalkanmu. Kau tidak berdaya. Tidak punya apapun. Hartamu, kekuasaanmu, harga dirimu, semuanya hilang. Perhiasanmu terlepas semua. Kau bahkan kehilangan kemerdekaanmu. Di akhir hidupmu, kau adalah seorang budak. Kau seperti seekor anjing yang selalu mematuhi perintah tuanmu."

Aku menelan ludah. Seburuk itukah takdirku?

"Dan bagaimana aku mati?"

"Di kematianmu yang kedua, kau mati sebagai perempuan tua. Hangat di tempat tidur dan tanpa rasa sakit. Aku tak akan memberitahu bagaimana kematianmu yang pertama atas dasar kemanusiaan."

**

Di tengah samudera yang luas. Di malam hari yang gelap tanpa sedikitpun cahaya kecuali dari bintang dan bulan. Aku berbaring  pada sebuah pintu kapal yang dapat mengapung. Di sekelilingku begitu banyak mayat. Mereka semua mati karena membeku. 

Daratan mungkin ratusan kilometer jauhnya. Aku bahkan tak bisa bergerak sedikitpun, apalagi berenang. Aku merasa aku pun hampir membeku seperti yang lainnya. Dan sebentar lagi, aku merasa akan mati. 

"Apakah kematian itu menyakitkan sebagaimana yang diceritakan di buku-buku?  Oh, kenapa aku harus jadi yang terakhir mati?" Pikirku.

Aku telah melupakan banyak hal penting. Aku ingat keluargaku telah mati membeku sebab mereka tak punya tempat untuk mengapung seperti diriku. Kakekku memintaku untuk naik di atas pintu kapal ini. Ia lebih memilih menyelamatkan nyawaku daripada menyelamatkan nyawanya sendiri. Dan sekarang, aku bahkan tak punya tenaga untuk menoleh ke arah jenazah bekunya. Namun, aku tak ingat mengapa kita naik kapal? Kemana  kita akan pergi sesungguhnya?

*****

Menit demi menit berlalu, malam semakin gelap dan udara dingin semakin menusuk. Kematian masih belum datang.

Aku menerima takdirku, mati sendirian di tengah samudera yang luas, di bawah langit malam yang indah sembari menatap galaksi-galaksi yang jauh di sana. Mengerikan memang, tetapi ada sisi indahnya. Inikah kematian pertamaku? Jika begitu, ramalan penyihir itu salah. Kematianku ini tak akan semenyedihkan yang ia ramalkan.

Entah kenapa, aku tiba-tiba ingin menyanyikan lagu yang biasa dinyanyikan nenek sebelum tidur untukku. Lagu masa kecilku :

Anna sayangku, dengarkan suaraku. Aku di sisimu, wahai Haseki.

Nona mudaku, tumbuh besar dan lihatlah negerimu. Negeri yang bersumpah setia padamu.

Dewi Eirene dan seluruh galaksi menuntunmu pada kemuliaan dan kehormatan. 

Anna sayang, Nona mudaku. Haseki tercinta.

Tepat setelah selesai bernyanyi, sebuah cahaya datang. Dan aku mendengar seseorang berteriak :

"Di sini... Ada wanita yang selamat di sini !" 

Dengan berada di atas sampan kecil, sekelompok pria menarik pintu kapal tempatku berbaring dan membawaku ke atas sampan bersama mereka.

"Hanya ia yang selamat." Kata seorang pria di antara mereka.

Mereka kemudian memberiku selimut tambahan. Aku dibawa ke kapal mereka. Mereka mendudukkanku di dekat perapian.

Aku selamat. 

Dari berada di samudera yang dingin menusuk kulit, dalam sekejap ke dekat perapian yang hangat.

Aku tak tahu siapa orang-orang ini dan apa yang mereka lakukan di tengah samudera yang luas. Yang jelas, di kapal ini, aku melihat begitu banyak gadis muda. 

Seorang pria membawakan minuman hangat dan makanan untukku. Ia bertanya :

"Siapa namamu? Dari mana kau berasal?"

"Aku... Anna...aku kehilangan ingatanku. Aku lupa dari mana asalku. Yang jelas, seluruh anggota keluargaku telah tiada. Aku sebatang kara sekarang." Jawabku jujur.

Pria tersebut memanggil teman-temannya yang lain. Dan mereka pun berbicara sesama mereka. Aku dapat mendengar percakapan mereka.

"Apa yang akan kita lakukan padanya?" Kata pria berjenggot yang tadi memberiku minuman hangat.

"Aku rasa kita harus membunuhnya. Lihat dia. Gadis itu punya mata berwarna ungu. Kalian tahu kan ada rumor yang mengatakan bahwa orang-orang bermata ungu itu penyihir. Bunuh saja sebelum dia melemparkan mantra jahat pada kita."

"Jadi kita buang dia kembali ke laut? Dia akan mati sendiri karena kedinginan."

"Tidak... tidak. Aku punya ide yang lebih baik. Coba kalian lihat rambut gadis itu. Warnanya merah. Aku dengar, Pangeran Erwin menyukai gadis-gadis berambut merah. Kita akan menjualnya ke harem istana. Sungguh, gadis-gadis yang kita bawa tidak ada yang cukup cantik. Jika pun pangeran tidak menyukainya, kita akan menjualnya di pasar budak. Kalian tahu kan budak-budak perempuan yang berambut merah sangat mahal harganya."

"Tapi bagaimana jika dia benar-benar penyihir? Kau mau mempertaruhkan nyawanya Pangeran Erwin?"

"Sialan. Jangan pikirkan orang lain dulu. Pikirkan saja nasib kita sendiri. Kita sudah tidak punya persediaan makanan untuk minggu depan."

"Baiklah. Jadi, kita semua sepakat untuk menjualnya ke harem istana. Jika pangeran tidak menyukainya, kita akan menjualnya di pasar budak."

Salah seorang dari mereka menghampiriku dan berkata :

"Wanita, kau jadi budak sekarang. Budak kami. Kami akan menjualmu di harem istana. Kau cantik. Harem tempat yang paling aman untuk seorang wanita yang telah lupa ingatan sepertimu. Barangkali pangeran menyukaimu dan kau dijadikannya permaisuri."

Aku tahu itu bohong belaka. Mereka ingin membawaku ke harem untuk dijual. Mereka akan dapat uang. Mereka melakukan itu untuk keuntungan mereka sendiri, bukan karena mereka peduli padaku.

Aku tak tahu harus senang atau sedih. Aku mati rasa. Sejujurnya, aku ingin mati. Seluruh orang yang aku cintai sudah mati meninggalkan aku. Aku tidak punya alasan untuk tetap hidup. 

***

Baru aku tahu bahwa kapal ini adalah kapal pengangkut gadis-gadis budak yang hendak dijual. 

"Kau sungguh-sungguh lupa dari mana kau berasal?" Tanya seorang gadis bernama Helena padaku.

"Iya." Jawabku.

Seorang gadis berambut putih yang tak aku ketahui namanya ikut nimbrung dalam pembicaraanku dengan Helena :

"Bagaimana kami tahu kau bukan mata-mata yang dikirim untuk membunuh Pangeran Erwin?"

"Bagaimana kalian tahu Pangeran Erwin akan menyukaiku? Jika pun aku mata-mata, belum tentu dia mau berdekat-dekatan denganku." Kataku.

"Dia akan mau. Kau punya wajah yang cukup cantik dan tubuhmu sangat menggairahkan. Kau sangat beruntung masuk kategori perempuan idamannya pangeran itu."

"Apa pangeran itu sungguh-sungguh menyukai gadis berambut merah? Mengapa kedengarannya dia terobsesi pada gadis berambut merah?"

"Aku dengar desas-desus bahwa Pangeran Erwin menyimpan banyak lukisan gadis berambut merah di kamarnya. Ia menolak semua selir yang ditampilkan padanya. Aku dengar itu semua karena mereka tidak berambut merah."

"Ia seperti seorang maniak." Pikirku.

"Kau tahu, Anna? Pangeran Erwin itu tampan luar biasa. Ia tinggi dan tegap. Rambutnya pirang dan matanya biru seperti kristal. Usianya baru 26 tahun. Ia bukan hanya pria paling tampan, ia manusia paling indah di muka bumi ini. Para wanita, pria, hewan, tumbuhan, bahkan perabotan pun jatuh cinta padanya. Para tentara lebih menghormatinya daripada menghormati sang raja sendiri. Bahkan, sang raja pun takut pada Pangeran Erwin. Ahhhh, kisah-kisah tentang Pangeran Erwin sampai begitu banyak di telingaku. Setelah kapal ini sampai, aku setidaknya bisa melihat Pangeran Erwin."

Aku menjawab :

"Menakutkan ya, mencintai seorang lelaki yang begitu banyak dicintai oleh gadis-gadis lain."

Dan ia membalas :

"Jika begitu, sebuah kehormatan bagi hatiku untuk patah di tangan Pangeran Erwin."

"Gadis aneh." Kataku terakhir.

**

Tiga hari dalam perjalanan. Kapal ini akhirnya mendarat di pelabuhan. Dari yang aku dengar di kapal, keluarga kerajaan di sini adalah keluarga Harlow. Mereka adalah satu-satunya keluarga bangsawan yang memerintah benua yang luas ini. Bahkan, benua ini diberi nama benua Harlow, sesuai dengan nama mereka.

"Luar biasa. Bahkan jika Pangeran Erwin itu tidak tampan, semua gadis tetap akan jatuh hati padanya, sebab keluarganya lah yang memimpin benua ini. Siapa yang tidak mau padanya?" Pikirku 

Kami (aku dan para gadis budak) diminta mencuci wajah sebelum dibawa turun dari kapal. Kami pun digiring menuju Istana Mistere yang terletak di tepat di dekat pelabuhan. Istana Mistere adalah istana utama kediaman keluarga kerajaan Harlow. Sebelum masuk ke istana, kami di bawa ke sebuah lapangan terbuka.

Seorang wanita yang tampak galak muncul dari dalam istana. Ia menyuruh kami berbaris, berdiri tegak, dan mengangkat dagu. Kemudian, ia melihat wajah kami satu persatu. Ia mengambil beberapa gadis dan memindahkannya ke barisan lain. Semua gadis yang ia pilih adalah yang paling cantik dari yang lain.

Ia memilihku juga, tetapi sebelum sempat aku berjalan ke barisan lain itu, aku terjatuh lemas. Dari tiga hari yang lalu, aku sakit. Makanan dan minuman di kapal itu sangat minim jumlahnya. Tuan penjual budak itu menendangi tubuhku agar aku bangun, tetapi sungguh tenagaku sudah hilang. 

Tiba-tiba, seorang pengawal mengumkan bahwa Pangeran Erwin telah datang. 

"Bangun, sialan. Pangeran datang." katanya.

Aku mendengar suara seorang lelaki. Ia berkata :

"Lelaki macam apa yang memukuli perempuan yang tidak berdaya." 

"Maafkan aku, pangeran."

Kemudian, seorang pria mendudukkanku di pangkuannya. Aku menatap wajahnya pandanganku yang sedikit kabur. Dia memberikanku minum. Dalam keadaan haus yang luar biasa itu, aku hampir menghabiskan seluruh air yang ia berikan.

"Nona? Siapa namamu? Apa kau bisa mengerti bahasa kami?"

Aku mengangguk.

Kemudian, pandanganku mulai jelas. Mataku terbelalak melihat sosok yang memberiku air itu. Ia itu malaikat. Tidak salah lagi. Dia orangnya. Mata biru. Rambut pirang. Iya, dia pasti Pangeran Erwin. Dia sangat tampan. Tampan yang sempurna. . Aku tak tahan untuk tidak tersenyum saat dia melihatku. Dia tersenyum kembali. 

Ia kemudian memberiku minum lagi dan membopongku. Dia baik hati ternyata, tak segan memberi air minum pada budak rendahan yang lemas karena kehausan

"Berapa kau menjual yang satu ini?" 

Related chapters

  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Harem

    "Jangan khawatir, nona. Aku akan menjadi tuan yang baik. Aku bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatanmu." Katanya setelah ia melemparkan sejumlah uang pada tuan penjual budak. Uang itu adalah harga kepemilikanku. Ia membeliku. "Setidaknya kau tampak murah hati dan tampan." Kataku dalam hati. Pangeran membopongku dan membawaku ke sebuah kamar di dalam istana yang tampaknya adalah kamarnya sendiri. Kamar itu sangat bagus, mewah, dan luas. Ia kemudian menidurkanku di sebuah tempat tidur yang empuk. Pada pengawal yang berjaga di luar kamarnya, ia memerintahkan : "Panggilkan tabib istana dan Madam Margaret." Dari depan pintu kamarnya, ia memandangi diriku. Kemudian, ia berjalan mendekat dan duduk di dekatku. "Kau milikku sekarang, kau mengerti kan?" "Aku seorang budak, budakmu. Aku menerima takdirku." Kataku tanpa menatap ke arahnya. Asalkan ia tahu, bahkan jika takdirku adalah kematian, aku tetap menerimanya. Bahkan jika seluruh umat manusia punah, aku tak peduli. Tak ada l

    Last Updated : 2022-11-17
  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Manusia Yang Kesepian

    "Nona, apa yang terjadi? Mengapa kau menangis?" Tanya Pangeran Erwin. Aku didiamkan berdua dengannya di kamar. Ia yang tadinya sedang mengerjakan sesuatu di meja kerjanya beralih ketika melihatku menangis. "Mengapa aku harus menceritakannya padamu. Itu bukan urusanmu kan. Kita tidak saling kenal, kau itu orang asing!" kataku. Pangeran mengangkat daguku dan memaksaku melihat wajahnya. "Nona, kau cantik, tetapi kau sedikit kasar. Kau tahu kan kau bisa dipenggal karena berkata seperti itu padaku?" "Aku tahu. Lakukanlah ! Cabut pedangmu dan goroklah leherku. Aku tidak peduli. Hidup dan mati sama saja buatku. Bahkan, kematian sepertinya lebih membahagiakan." Kataku sembari menangis. Pangeran mengambil sebuah belati di meja kerjanya. Ia membuka belati itu dan mengacungkannya ke wajahku, tepat di antara kedua mataku. "Tutup matamu." Kata sang pangeran. Aku menutup mataku, bersiap merasakan tusukan belati itu entah di bagian mana. Namun, aku malah mendengar suara belati itu jatuh ke

    Last Updated : 2022-11-18
  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Penyelamat Nyawaku

    "Kau... Kau tidak boleh melakukan ini. Aku selir kesayangan Pangeran Erwin. Jika kau menyentuhku, pangeran akan sangat marah padamu." Kataku berusaha membela diri. Ser Greimas melirik Permaisuri Tiana. Permaisuri Tiana memberikan isyarat agar Ser Greimas tetap memukuli. Pria bernama Ser Greimas itu mulai memukuliku. Ia merobek pakaianku, membuatku telanjang bulat di hadapan semua orang. Awalnya, ia menampar pipi kiri dan pipi kananku. Lalu, ia menendang dan meninju wajahku. Setelah itu, ia membenturkan kepalaku berkali-kali ke lantai. Aku berteriak kesakitan. Aku menangis dan memohon maaf atas perkataanku yang kasar tadi hanya agar ia berhenti memukuli. Rasanya begitu menyakitkan. Detik demi detik dalam penyiksaan itu, aku menangis dan menjerit. Rasa sakit itu seperti memenuhi seluruh tubuhku. Setelah aku babak belur, aku dimasukkan ke dalam penjara bawah tanah. "Jangan beri ia makan dan minum selama berhari-hari. Nona pemurung ini harus didisplinkan." Kata sang permaisuri. Aku

    Last Updated : 2022-11-19
  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    "100 Hari Menuju Kematian"

    "Erwin, dia itu cantik. Apa kau tidak menyukainya?" Kataku pada Erwin. Saat ini ia sedang sibuk di meja kerjanya, menulis sesuatu entah apa itu. "Siapa?" "Perempuan tadi. Yang mereka bawakan padamu. Namanya Hagya. Dia sangat menyukaimu." "Kau yang paling cantik di antara mereka semua." "Bukan aku. Aku hanya punya penampilan yang paling berbeda. Bukan aku yang tercantik. Kau adalah seorang pangeran, akan selalu ada wanita lain dalam hidupmu.""Nona, mungkin akan ada wanita lain dalam hidupku, tetapi di dalam hatiku hanya ada engkau." Aku memberikan senyum terpaksa padanya. ****Keesokan harinya, aku kembali ke Harem dengan disambut kemarahan Hagya. "Kau merebut pangeran dariku." Katanya. "Hagya, jika pangeran yang ingin ia masuk ke kamarnya, maka itu bukan salahnya Anna." Kata Bella membelaku. "Terima kasih, Bella." Malam demi malam terus begitu. Erwin menolak semua gadis yang dikirimkan padanya. Aku tahu dengan jelas Erwin bukan sekedar tidak menyukai mereka, ia membenci mere

    Last Updated : 2022-12-22
  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Grigori

    "Jangan gegabah, nona. Lakukan seperti yang aku perintahkan. Penawar ini hanya satu, sebagaimana nyawamu." Kata Permaisuri Tiana sebelum ia memerintahkanku keluar dari kamarnya. Aku pun kembali ke kamarmu, merenung sendiri. Berapa kali sudah aku ada dalam situasi hidup dan mati? Aku akan memberitahu semuanya pada Erwin. Aku sudah berjanji bahwa aku tak akan memberitahukan apapun padanya. Sekalipun risikonya adalah nyawaku sendiri. Erwin kembali ke Istana dua hari kemudian. Dan sebagaimana biasa, ia mengundangku ke kamarnya. "Nona, lihat apa yang aku bawakan untukmu. Oh tidak, maksudku... tutup matamu. Aku akan memberimu sebuah hadiah." Kata Erwin begitu aku ada di kamarnya. Aku menutup mata. Dan aku rasakan ia mengalungkan sesuatu ke leherku, sesuatu yang sangat dingin. Kemudian, ia menuntunku berjalan. "Buka matamu." Katanya. Di depan cermin, aku bisa melihat hadiah itu adalah sebuah kalung berwarna biru tua berkilauan, bersinar indah, berbentuk hati, yang tampaknya pernah aku

    Last Updated : 2022-12-22
  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Anna Tersayang

    "Apa salahku? Apa yang kau inginkan dariku?" Tanyaku padanya. Pria ini... Benarkah ia kakak yang mulia Raja Darril? Ia lebih menyerupai salah satu anaknya. Ia kelihatan jauh lebih muda dari sang raja, dan nampak seusia Erwin sendiri. Rambutnya jabrik dan acak-acakan. Sorot matanya tajam dan mengintimidasi. Aku merasa ada yang berbeda darinya. Tiba-tiba, ia memegang dahiku seperti seorang tabib yang mengecek demam. Kemudian, ia tampak kaget. Dilepaskannya tubuhku dari kunciannya. "Nona... Bukankah seorang gadis harem tidak boleh berjalan sendirian malam-malam begini?" Tanyanya. "Maafkan aku, tuan. Aku hendak kembali ke harem sebelum kau mendorong tubuhku ke dinding. Apa aku ada salah padamu?" "Tidak... Aku... Maaf... Aku hanya sedang kelelahan. Selamat malam, nona." Katanya. "Selamat malam. Sampai jumpa.""Sampai jumpa."Kemudian, aku kembali ke harem. Bagiku, anggota keluarga kerajaan ini sungguh aneh. Namun, aku belum melihat yang paling aneh di antara mereka semua : sang panger

    Last Updated : 2022-12-23
  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Naga Frenya

    "Aku kira apa tadi merah-merah di tengah danau. Ternyata bidadari yang jatuh dari surga. Apakah kau masih suci? Bolehkah aku merasakan surga dunia darimu?" Kata salah satu dari mereka. "Jangan mendekat. Aku adalah selir kesayangan Pangeran Erwin. Jika kalian berani menyentuhku, Pangeran akan menghukum kalian. Tapi jika kalian membiarkanku pergi, aku akan membujuk Pangeran untuk memberikan kalian hadiah." Kataku berusaha membela diri. "Hadiah apa yang lebih indah dari merasakan surga duniawi bersama selir kesayangan Pangeran angkuh itu. Menyentuhmu adalah cara terbaik untuk menghina dirinya." Saat mereka mendekatiku, aku berusaha melawan. Aku memukul mereka sekuat yang aku bisa. Namun, mereka juga memukulku balik hingga aku jatuh tak berdaya di rerumputan. Aku menjerit dan meronta-ronta. Berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua pahaku. Namun, mereka berhasil membukanya. Kemudian, mereka menamparku dengan sangat keras hingga pandanganku kabur. Kepalaku sakit luar biasa Aku tak berda

    Last Updated : 2022-12-24
  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Mata Ungu

    Tanah bergetar. Gempa kecil terjadi. Di hadapan kami, ada sebuah batu raksasa yang besarnya hampir menyerupai sebuah bukti. Batu itu ternyata bukan batu, tetapi naga yang tertidur dengan menelungkupkan sayap-sayap besarnya. Dan kini naga itu bangun dan berjalan ke arah kami."Kau takut, nona?" Tanya Erwin.Aku terdiam selama beberapa saat. Terbelalak melihat naga itu."Itu naga yang paling besar yang pernah aku lihat." Kataku pada Erwin setelah pulih dari ras kaget."Tunggu, kau pernah melihat naga sebelumnya?""Rasanya pernah. Mungkin dari buku-buku cerita.""Baguslah."Naga Frenya itu berwarna hitam legam sempurna. Tampak sangat menakutkan seperti monster dari neraka. Gigi taringnya berukuran setinggi badanku. Lehernya panjang sekali. Tampak seperti kadal dengan sayap.Ketika naga itu sudah dekat dengan kami, Erwin berjalan ke arahnya. Ia membelai kepala naga itu. Dan naga itu jinak seperti anak kucing.Si terdakwa hukuman mati di bawa ke hadapan naga itu. Semua orang mundur jauh ke

    Last Updated : 2022-12-24

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Sepucat Hantu

    Anna tak mengenakan sehelai benangpun ketika ia berjalan keluar tempat tidurnya untuk menemui hantu Nona Cresta yang telah menunggunya.“Aku kira kau sudah pergi, nona. Mengapa engkau masih berkeliaran saat bumi sudah mau kiamat seperti ini. Kerajaan Harlow itu sudah musnah.”“Yah, tetapi ia belum.” Kata Nona Cresta sembari menunjuk Erwin yang sedang tertidur.“Aku tak mungkin membunuhnya. Ia harapan semua orang sekarang.” Kata Anna.“Biarlah dunia ini habis hancur. Yang penting dendamku terbalaskan.”“Aku tak tahu dendammu sebesar itu. Aku akan menggantikan Erwin untuk mati demi dirimu, Nona Cresta. Aku sudah puas akan hidupku. Saatnya aku moksa.”…Setelah kepergian hantu Nona Cresta, Anna kembali ke tempat tidurnya dan direbahkannya tubuhnya di samping Erwin.“Aku punya hidup yang indah.” kata Anna.…Dan hari-hari penuh percintaan dan kebahagiaan itu telah berakhir. Anna dan Erwin sudah melewati malam terakhir mereka. Dengan enggan, kedua pasangan kekasih itu memakai pakaian merek

  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Kematian

    "Iya, itu benar. Aku mengendalikan darah mereka." Saat itu, Erwin mengerti bahwa ia punya kekuatan yang lain. Anna punya kekuatan yang sama. Gadis itu bisa mengendalikan seluruh penduduk Hargan, ia bisa menghapus ingatan mereka, juga bisa mengendalikan tubuh mereka, darah mereka. Kekuatannya itu diturunkan secara sempurna pada Erwin setelah Erwin mendapatkan separuh energinya Anna. Kini, Erwin bisa mengendalikan para penduduk Hargan sekaligus Harlow, sebab ia memang berasal dari benua Harlow ini. Dan Erwin bukan tak bisa mengendalikan kekuatannya, ia memang sangat ingin orang yang menyakiti Arista dan bayi di dalam kandungannya meledak. Erwin segera menghampiri Arista yang sekarat. Ia membawa Arista ke dalam pelukannya. Bahkan, Erwin tahu sendiri bahwa Arista tak dapat selamat. Bayi yang dikandung Arista juga sudah mati. "Kau membunuh mereka semua?" tanya Arista. "Iya, nona. Aku membunuh mereka semua untukmu." "Oh, Erwin. Tahukah kau selama ini aku sangat mencintaimu?" "Aku tahu

  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Pemberontakan Meletus

    Penduduk Benua Harlow telah lama memendam kemarahan pada Raja mereka. Bukan Erwin saja, tetapi raja-raja mereka yang sebelumnya juga. Mereka telah lelah pada pihak kerajaan yang berbuat semena-mena dan membuat mereka sengsara. "Dulu, kita hampir mati kelaparan, sedangkan para putri raja menikmati kue dengan krim keju dan daging kalkun di istana. Mereka memakan hak kita." kata salah seorang lelaki bernama Marius. Marius adalah seorang petani buah anggur yang tampaknya begitu dendam karena dulu buah anggurnya telah dirampas pihak kerajaan. Ia sama sekali tak memperoleh uang. Tak hanya itu, anak bungsunya sampai meninggal karena ia tak punya uang untuk pengobatannya. Dan adik perempuannya yang cantik dirampas pula oleh sang raja (waktu itu Raja Darril) masih memerintah. "Mereka itu juga tukang rampok. Hanya saja, mereka terlihat bersahaja karena mereka memakai pakaian yang bagus dan mahkota." Dan ia bertekad untuk membalas dendam. Ia selalu menghasut para penduduk untuk memberontak d

  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Matahari Hilang

    Saat itu, seluruh dunia dilanda kekacauan ketika bulan merah yang punya banyak mata dan tentakel itu muncul. Bulan palsu itu tak hanya menakutkan, tetapi juga membuat dunia gelap. Sinar matahari tak sampai ke bumi karena dihalangi oleh si bulan merah. Tentu saja kejadian itu membuat dunia heboh dan kacau balau.Tak ada lagi sinar indah pagi hari, yang ada hanya sore hari. Yah, kau tak akan bisa membedakan mana pagi mana siang mana sore hari, sebab sepanjang hari terlihat seperti sore hari saat matahari hendak terbenam.Kebanyakan orang diam di dalam rumah mereka. Mereka semua memohon ampun pada dewa yang mereka percayai sebab mereka yakin bahwa inilah akhir dunia dan hari pembalasan akan segera tiba. "Di manapun ia berada, aku harap Nonaku baik-baik saja." kata Erwin yang dalam keadaan genting itu masih memikirkan Anna yang belum kembali padanya.Di hari ketiga setelah kemunculan bulan merah bermata itu, bulan itu telah "sampai" ke bumi. Dan seluruh penduduk bumi dapat melihat "mata"

  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Bulan Punya Mata

    Percumbuan di kolam air mancur itu terhenti ketika Erwin menyadari ada bercak merah di gaun Anna. Ia melepaskan ciumannya dan perhatiannya beralih ke gaun Anna."Kau terluka, nona?"Anna menggeleng."Lalu bekas merah ini dari mana?""Sepertinya aku mulai menstruasi.""Lihat kan. Akhirnya hari ini tiba juga. Rahimmu bersih dari benih Grigori. Dulu, kau bilang menstruasi itu tanda dinding rahim seorang wanita luruh setelah tidak berhasil dibuahi, kan?""Iya, Erwin. Aku sudah suci dari Grigori.""Kalau begitu, kau bisa tinggal lagi di istana ini." kata Erwin sembari bolak balik mencium punggung tangan kiri dan punggung tangan Anna."Aku lebih suka tinggal di paviliun itu." kata Anna. "Orang-orang di istana ini tidak memperlakukanku dengan baik.""Kau akan tinggal di kamarku, nona, menemaniku."Anna hanya bisa mengangguk pasrah.***Kini, satu-satunya yang menahan Erwin itu "melarikan diri" dari istana terkutuk itu adalah Nona Arista dan janin yang sedang dikandungnya. Erwin tak keberatan

  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Membayar Dendam

    Erwin menusuk Layla dengan belati yang ia bawa. Ia menusuk kakak tirinya itu tepat di bagian dahi sampai menembus kepala. Layla mati seketika dengan darah dan cairan kuning (otaknya sendiri) mengalir keluar setelah Erwin menarik kembali belatinya dari dahi Layla."Otak yang indah." kata Erwin sembari tersenyum.Kemudian, Erwin menuju tempat saudari-saudari perempuannya yang lain. Ia membunuh mereka semua dengan brutal. Ia sama sekali tak peduli ketika mereka memohon ampun padanya. Tak peduli juga bahwa yang ia bunuh adalah seorang wanita.Dan tak ada yang berani menganggu pembantaian itu, baik para prajurit maupun penghuni istana yang lain. Erwin membantai klannya sendiri dengan membabi buta. Tak hanya saudari-saudarinya, ia juga membunuh anak-anak dan suami mereka. Hari itu begitu biru dan kelam. Para putri kerajaan itu kini tinggal daging-daging yang berceceran. Tinggallah Erwin, Grigori, dan anak bayi yang ada di dalam kandungan Nona Arista sebagai keturunan Harlow yang tersisa di

  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Pembantaian

    Grigori tak pernah menyangka bahwa "iblis" yang selama ini ia sembah dengan sepenuh hati malah mengkhianati dirinya. Ia membangkitkan Giovanna Kingsley dengan menuangkan darah Anna di sebuah lubang kecil kristal tempat kepala itu membeku. Dari lubang kecil itu, darah Anna mengalir di dalam kristal dan menuju ke dahi Giovanna. Seketika itu pula, kristal itu perlahan-lahan meleleh dan kepala Giovanna terbebas. Kelopak mata Giovanna kemudian terbuka, menunjukkan matanya yang berwarna ungu. Mata ungu, rambut merah, dan kulit putih sepucat salju itu jelas menandakan bahwa Giovanna adalah seorang Kingsley. "Tuanku." kata Grigori sembari kembali membungkuk hormat pada kepala itu.Namun, tanpa basa-basi apapun, kepala Giovanna malah menyerang Grigori dengan taringnya. Diserangnya leher Grigori dengan membabi buta."Tuan... apa yang anda lakukan.... ini aku, Grigori, hamba yang selalu setia padamu." kata Grigori yang lehernya hampir putus."Kalau begitu... maukah kau memberikan pengorbanan te

  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Bangkit Kembali

    "Mari, kita bicara di kamarmu." kata Erwin sembari menarik tangan Anna untuk pergi ke kamar perempuan itu.Sesampainya di sana, Erwin duduk di kursi meja rias Anna, sedangkan Anna berdiri berkacak pinggang memandangi Erwin."Mengapa aku tak boleh masuk ke kamarmu lagi?" tanya Anna."Kemarilah dulu..." ujar Erwin sembari menepuk-nepuk pahanya, isyarat agar Anna duduk di sana."Aku tidak mau." kata Anna.Erwin tersenyum gemas. Kemudian, ia menarik tangan gadis itu, membuat si gadis duduk di pangkuannya. Ia lalu melepas tiga kancing teratas dari gaun yang si gadis kenakan. Itu membuat dada si gadis menyembul keluar."Aku rindu padamu." kata Erwin sembari membenamkan wajahnya ke dada gadis itu. Kemudian, ia menggesek-gesekkan batang hidungnya. Ia menyukai dua benda yang empuk, lembut, dan harum itu."Sudahlah, Erwin. Katakan padaku, kenapa aku tak boleh masuk kamarmu lagi?"Erwin melepaskan wajahnya dari dada Anna, kemudian ia balik menatap mata gadis itu."Dengar, mulai saat ini, kau aka

  • Melahirkan Anak Untuk Pangeran    Diusir Dari Istana

    Bahkan setelah percintaan yang memuaskan itu, Anna menangis bahagia karena ia akhirnya bisa merasakan "buah cinta" berupa kedutan di selangkangannya. Tidak ada jam dinding, jadi ia tak bisa menghitung berapa lama ia di puncak kenikmatan itu."Kau sangat menyukainya, ya?" tanya Erwin yang masih berada di atas tubuh Anna.Anna hanya mengangguk. "Tapi, kenapa kau sampai menangis, nona?""Karena rasanya memang senikmat itu.""Jadi selama ini kau tidak pernah merasakan kenikmatan itu? Kita sudah sangat sering melakukannya. Apa selama ini kau berpura-pura menikmatinya?""Aku... sudahlah, Erwin..."Setelah selesai, sepasang kekasih itu memakai pakaian mereka kembali dan berbincang sejenak sebelum tidur. "Hei, Erwin...""Ya?" "Aku ingin lagi...""Nona ! Kita kan baru saja melakukannya tadi.""Mungkin sekali lagi.""Aku lelah, nona. Besok saja ya."Anna memasang ekspresi wajah cemberut.****Tak ada yang harus dikhawatirkan lagi, sebab Erwin telah bertambah begitu kuat. Jauh, jauh, jauh leb

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status