Share

Bab 227.

Penulis: Ellea Neor
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-25 18:07:55

untuk bertemu dengan kedua orang tua Clara. Pria tua itu mengaku ingin meminta maaf dan menjalin hubungan baik dengan mereka. Namun, permintaan tersebut tidak mendapat tanggapan yang diharapkan.

Clara hanya menatap Maxime sejenak, lalu menunduk. Ekspresi wajahnya sulit diterka. Ia tidak langsung menolak, namun juga tidak menyambut dengan antusias. Percakapan itu pun berlalu tanpa ada keputusan pasti.

Dalam perjalanan pulang, suasana di dalam mobil sempat hening. Clara duduk di samping Sebastian, menatap keluar jendela. Angin sore berhembus lembut, menggoyangkan dedaunan pepohonan di sepanjang jalan. Sebastian sesekali melirik istrinya, merasakan bahwa ada sesuatu yang mengganjal.

"Aku perhatikan tadi kamu tampak tidak setuju ketika Kakek Maxime ingin menemui orang tuamu," ujar Sebastian perlahan, memecah keheningan.

Clara tidak langsung menjawab. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya membuka suara. "Itu karena mereka membenciku, Sebastian."

Sebastian menoleh cepat. "A
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 228.

    kibat kejadian semalam, Sebastian terbangun lebih siang dari biasanya. Suara burung berkicau dari luar jendela tidak mampu membangunkannya tepat waktu seperti biasa. Ia menggeliat pelan, membuka matanya yang terasa berat, lalu menatap jam dinding. Sudah pukul sembilan pagi. Dengan tergesa, ia bangkit dari ranjang, menyambar jubah tidur yang tergantung di balik pintu. Namun, begitu ia membuka pintu kamar, aroma sedap dari dapur menyambutnya. Clara tampak sibuk menyiapkan sarapan. Wanita itu menoleh dan tersenyum kecil saat melihat suaminya yang baru saja bangun. “Sudah siang,” ucap Clara tanpa nada marah sedikit pun. Sebastian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Maaf... aku—” Clara memotong ucapannya, “Aku tahu. Aku sudah menonton rekaman dari Ramon. Jangan khawatir, aku tidak akan mengomel. Tapi mulai sekarang, tolong jangan pulang larut malam. Aku tidak ingin kamu jatuh sakit.” Sebastian tersenyum lega. “Terima kasih, sayang.” Pagi itu berjalan cukup tenang. Setelah sarapan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 229.

    Sudah beberapa hari terakhir, hidup Ziyon dan kedua rekannya, Jordy serta Michael, tidak ubahnya seperti berada di dalam terowongan gelap yang panjang dan mencekam. Ketakutan yang mereka alami bukan berasal dari hal-hal yang biasa, melainkan dari sesuatu yang melampaui akal sehat mereka—penampakan yang diduga adalah hantu Dareen. Sejak kejadian malam-malam sebelumnya, satu demi satu dari mereka mengalami peristiwa ganjil dan menyeramkan. Ziyon melihat sosok berpakaian putih dengan wajah menyerupai Dareen di belakang gedung tempat ia bekerja. Jordy menyaksikan bayangan yang mengetuk jendela kamarnya saat tengah malam. Sementara Michael, yang paling keras kepala, akhirnya pingsan di dalam mobilnya setelah melihat sosok menyeramkan dari kaca spion. Kini, mereka bertiga kembali duduk bersama di salah satu ruangan apartemen milik Michael. Sisa rasa takut masih melekat di wajah mereka. Aroma kopi yang diseduh tidak cukup untuk mengusir dinginnya suasana hati. Di atas meja, tergeletak bebe

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 230.

    Pagi itu, mentari baru saja menyapa bumi dengan cahaya keemasannya ketika Clara terbangun. Seperti biasa, ia menjadi orang pertama yang membuka mata di dalam rumah besar itu. Dengan lembut, ia menyibakkan selimut dari tubuhnya, lalu melangkah pelan agar tidak membangunkan Sebastian yang masih tertidur di sebelahnya. Setelah memastikan suaminya tetap terlelap, Clara turun ke lantai bawah dan mulai menjalani rutinitas hariannya. Ia memeriksa daftar kebutuhan rumah tangga yang telah ia susun malam sebelumnya. Semua keperluan untuk hari ini harus tersedia—terutama untuk Sebastian dan Kaisar. Clara sangat teliti dalam hal menyiapkan pakaian Sebastian untuk bekerja; mulai dari setelan jas, dasi yang senada, hingga sepatu yang telah disemir mengilat. Meski ia memiliki pelayan dan pengasuh yang membantu pekerjaan rumah, urusan suaminya adalah tanggung jawab pribadinya. “Untuk urusan Sebastian, aku tidak bisa menyerahkannya pada orang lain,” gumamnya sembari merapikan dasi yang akan dikenaka

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 231.

    Malam mulai menyelimuti kota dengan cahaya temaram yang lembut, ketika Sebastian menghubungi Ramon melalui sambungan telepon pribadi. “Ramon, rencana kita percepat. Aku ingin malam ini menjadi akhir dari permainan mereka,” ujar Sebastian dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan. Baik, Tuan. Saya akan segera kembali ke kantor untuk menyiapkan semuanya,” jawab Ramon dari ujung sambungan. Tak ada keraguan sedikit pun dalam nada bicaranya. Dia tahu, Sebastian tidak pernah bicara tanpa perhitungan. Setelah memutuskan sambungan, Sebastian kembali memandangi layar ponselnya, lalu menghela napas panjang. Malam ini, ia memutuskan pulang ke mansion. Bukan sekadar pulang, melainkan untuk menghabiskan waktu bersama Clara dan Kaisar sebelum menjalankan rencananya. Ia tahu, ada kemungkinan dia tidak bisa pulang tepat waktu, dan sebelum semuanya usai, ia ingin merasakan kehangatan keluarganya. Sesampainya di mansion, Sebastian mendapati Clara tengah duduk di sofa ruang tengah, memangku Kai

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 232.

    Masalah Dareen telah selesai. Hari itu langit tampak cerah, seakan turut menyambut sebuah babak baru dalam hidup Dareen dan Sebastian. Setelah melalui jalan panjang penuh dendam, kebencian, dan kejahatan yang ditutupi rapat-rapat, kini semuanya telah terbuka di hadapan hukum. Urusan Dareen dengan Ziyon akhirnya mencapai titik akhir. Keadilan tidak lagi menjadi barang mahal yang hanya bisa dibeli oleh mereka yang berkuasa atau berharta. Sebastian memastikan sendiri bahwa kali ini, tidak seorang pun dari mereka akan lolos dari jeratan hukum—sekalipun mereka memiliki uang untuk menyuap siapa pun. Seluruh bukti yang berhasil dikumpulkan Sebastian selama ini telah ia serahkan kepada pihak kepolisian. Bukti-bukti itu mencakup rekaman suara, video, dokumen digital, serta pengakuan tertulis yang tak bisa dibantah. Ketika bukti tersebut diajukan, pihak kepolisian tidak memiliki alasan untuk menunda proses hukum. Mereka segera menahan Ziyon, Jordy, dan Michael, lalu menjadwalkan persidangan ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 233.

    Waktu berlalu dengan cepat. Seolah baru kemarin Sebastian dan Clara menyatukan janji suci mereka, kini kehidupan mereka telah beranjak ke fase yang lebih matang dan penuh kebahagiaan. Di tengah kesibukannya sebagai pemilik perusahaan besar, Sebastian tidak pernah melewatkan waktu bersama keluarganya. Ia belajar menyeimbangkan antara dunia profesional dan kehidupan pribadi, terutama sejak kehadiran putra kecilnya, Kaisar, yang membawa warna baru dalam hidup mereka. Clara pun menjalani peran sebagai seorang ibu dan istri dengan penuh dedikasi. Ia tetap menjadi sosok yang menghangatkan suasana rumah, memastikan setiap anggota keluarga mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup. Hubungan mereka kini jauh dari bayang-bayang konflik masa lalu. Segalanya terasa lebih tenteram dan stabil. Sementara itu, Dareen yang dahulu sempat hilang arah, kini benar-benar berusaha memperbaiki hidupnya. Janji yang ia ucapkan kepada Sebastian di kafe tempo hari bukan sekadar omong kosong. Ia kembali

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 234.

    Genap satu tahun usia Kaisar, putra kecil Sebastian dan Clara tumbuh menjadi balita yang sehat dan menggemaskan. Wajahnya bulat sempurna dengan pipi merah merona, dan sorot matanya yang tajam menyerupai sang ayah. Namun, yang paling membanggakan adalah perkembangan motoriknya yang begitu pesat. Dalam usianya yang masih sangat muda, Kaisar sudah mampu berjalan sendiri meskipun kadang masih terseok-seok dan terjatuh. Setiap langkah kecil yang ia ambil selalu disambut sorak sorai oleh seluruh anggota keluarga. "Hebat sekali putra kita, Clara. Lihat cara dia berjalan. Tegap, penuh percaya diri," ujar Sebastian dengan nada bangga, sambil merekam Kaisar yang melangkah pelan-pelan menuju sofa. Clara tersenyum, lalu menoleh pada suaminya. "Dia pasti mewarisi sifat pantang menyerah darimu." "Atau darimu. Kau juga tidak pernah menyerah membangunkanku setiap pagi," balas Sebastian sambil terkekeh. Di sisi lain, Sania, adik perempuan Clara, juga menjadi sosok yang sangat dekat dengan Kaisar.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 235.

    Perjamuan malam itu tampak begitu hangat. Di ruang makan keluarga Abraham yang luas dan megah, cahaya lampu gantung kristal memantul lembut ke permukaan meja panjang yang dipenuhi hidangan lezat. Suasana begitu bersahabat, penuh tawa dan keakraban. Namun, di balik senyumnya, Clara menyimpan rasa terkejut yang belum sepenuhnya sirna. Perkataan Maxime tadi benar-benar membuatnya terdiam sejenak. Meskipun ini bukan kali pertama Maxime mengutarakan niatnya untuk menyerahkan seluruh aset miliknya kepada Kaisar, cucu buyutnya, tetapi Clara tidak menyangka bahwa Maxime akan benar-benar mewujudkan niat itu secepat ini—ketika Kaisar bahkan belum genap belajar mengucapkan kalimat panjang dengan lancar. Clara menoleh kepada Maxime yang kini sedang menyuapkan potongan kecil puding ke mulut Kaisar dengan mata berbinar. "Kakek," Clara membuka suara, "apa ini tidak Kakek," Clara membuka suara, "apa ini tidak terlalu cepat?" Maxime mengangkat alisnya sambil meletakkan sendok kecil itu ke atas pi

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-25

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 250.

    Satu tahun berlalu, kehidupan keluarga besar Abraham terus dipenuhi dengan kebahagiaan dan keberkahan. Sejak penggabungan resmi antara Abraham Group dan Diamond Company, kedua perusahaan itu tumbuh pesat menjadi satu kekuatan bisnis yang mengagumkan. Di bawah kepemimpinan Sebastian Abraham yang penuh dedikasi, berbagai pencapaian baru terus diraih, mengukuhkan nama Abraham Group sebagai salah satu perusahaan terkuat di negara itu.Sebastian sendiri kini semakin disibukkan dengan berbagai agenda bisnis. Namun, di sela kesibukannya, ia tidak pernah melupakan keluarganya. Kaisar, putra kecilnya yang kini berusia dua tahun, menjadi sumber semangat baru dalam hidupnya dan Clara.Sementara itu, Dareen menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Dengan kerja keras dan ketekunan yang tidak pernah surut, ia akhirnya dipercaya oleh Sebastian untuk naik jabatan menjadi seorang manajer. Kenaikan itu bukan semata-mata karena hubungan keluarga, melainkan murni atas kegigihan dan kerja keras yang tela

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 249.

    Minggu-minggu berlalu sejak kepulangan mereka dari Swiss. Kenangan manis liburan itu masih hangat membekas dalam ingatan mereka. Foto-foto perjalanan dipajang di ruang keluarga, Kaisar bahkan masih tidur dengan Luzie, boneka sapi kecil yang kini menjadi sahabat tidurnya.Sejak liburan itu, Clara dan Sebastian mulai menerapkan kebiasaan baru yang mereka sepakati: satu akhir pekan setiap bulan sebagai “Hari Keluarga.” Hari itu menjadi waktu khusus yang tidak boleh diganggu oleh pekerjaan, urusan luar, ataupun janji sosial lainnya. Mereka hanya akan bertiga, melakukan apa pun yang mereka sepakati bersama.Pada bulan pertama, mereka memilih mengunjungi kebun stroberi di daerah Puncak. Kaisar begitu gembira bisa memetik buah sendiri, sementara Clara dan Sebastian duduk di bawah pohon rindang sambil bercakap-cakap santai.“Sebastian,” ujar Clara saat mereka duduk di tikar piknik, “aku merasa sangat beruntung. Bukan karena kita pernah ke Swiss, atau punya rumah yang nyaman. Tapi karena kamu

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 248.

    248. Keesokan paginya, cahaya matahari musim dingin menyelinap lembut melalui jendela besar kamar hotel mereka. Clara terbangun lebih dulu. Ia bangkit perlahan, membiarkan Kaisar dan Sebastian masih terlelap di bawah selimut hangat. Ia berdiri di balkon, memandangi danau yang tenang, permukaannya memantulkan warna langit dan puncak-puncak bersalju.Tak lama kemudian, Sebastian keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah dan senyum di wajahnya. “Selamat pagi, nyonya Sebastian,” ujarnya sambil memeluk Clara dari belakang.Clara tertawa kecil. “Selamat pagi juga, tuan romantis. Si kecil masih tidur?”“Masih. Tapi kurasa tidak lama lagi. Bau sarapan khas Swiss di restoran bawah pasti akan membuatnya bangun,” jawab Sebastian.Mereka pun bersiap untuk menjelajahi hari terakhir liburan mereka. Rencana hari itu cukup sederhana: menikmati sarapan di hotel, lalu berjalan santai di sekitar danau Lucerne sebelum mengunjungi sebuah desa kecil di pegunungan yang terkenal dengan kerajinan tan

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 247.

    247. Clara dan Sebastian kembali menjalani kehidupan mereka yang normal, jauh dari gejolak emosi yang sempat menguji rumah tangga mereka. Kaisar tumbuh sehat dan ceria, menjadi pusat perhatian serta cinta di rumah itu.Setiap akhir pekan, mereka kerap mengunjungi perkebunan milik kedua orang tua Clara yang terletak di dataran tinggi. Perkebunan itu luas dan terawat, penuh dengan tanaman teh dan bunga-bunga yang tumbuh rapi. Udara di sana selalu segar, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru disiram embun pagi. Di tempat itulah Clara merasa paling damai.Meski kesibukan kerja kembali menyita waktu Sebastian, ia tidak pernah melewatkan waktu berkualitas bersama keluarganya. Ia menyadari bahwa kebahagiaan rumah tangganya tidak bisa dibeli dengan kesuksesan semata. Oleh sebab itu, setelah melalui berbagai pertimbangan, Sebastian merancang satu rencana besar—liburan untuk mereka bertiga. Bukan liburan singkat ke luar kota, tetapi sebuah perjalanan ke luar negeri. Ia ingin memberi

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 246.

    246. Beberapa minggu berlalu sejak pertemuan sore itu di taman. Hubungan antara Sebastian dan William mulai menemukan bentuk baru. Bukan sebagai rival, melainkan sebagai dua pria dewasa yang memilih saling menghargai, meskipun di masa lalu mereka berdiri di sisi yang berbeda. Kaisar, yang masih terlalu kecil untuk memahami kompleksitas hubungan orang dewasa, menerima kehadiran keduanya dengan gembira. Baginya, selama ada cinta dan perhatian, ia merasa utuh.Clara menyadari perubahan ini dengan rasa syukur. Bagi seorang ibu, tidak ada yang lebih melegakan daripada melihat anaknya dikelilingi kasih sayang, tanpa harus menjadi korban perselisihan orang dewasa. Namun di balik ketenangan itu, Clara tetap waspada. Ia tahu luka di hati William mungkin masih menganga, dan bisa saja berdarah kembali sewaktu-waktu.Suatu pagi yang cerah, Sebastian bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Ia mengenakan jas abu-abu rapi, sambil merapikan dasi di depan cermin. Clara masuk ke kamar membawa secangki

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 245.

    244Langkah kaki William terasa berat saat meninggalkan rumah Clara. Matahari mulai condong ke barat, memantulkan cahaya oranye yang suram di sepanjang jalan. Udara sore terasa pengap, seperti menyesakkan dadanya yang sudah lebih dulu penuh oleh kemarahan dan penyesalan.Ia mengemudi tanpa arah. Jalanan tampak kabur di matanya, bukan karena cuaca, melainkan oleh pikiran yang kacau. Kata-kata Clara tadi terus terngiang-ngiang di telinganya:“Kamu sendiri yang memilih jalan itu.”Ia tahu itu benar. Ia yang meninggalkan Clara, meninggalkan rumah, meninggalkan semua yang pernah dibangun bersama. Tapi saat itu, ia merasa tidak punya pilihan. Tekanan pekerjaan, pertengkaran kecil yang terus membesar, dan rasa tidak percaya diri sebagai suami membuatnya menjauh. Ia berpikir, dengan pergi, semuanya akan membaik.Ternyata tidak. Sejak berpisah, kehidupannya justru kosong. Ia mencoba menjalin hubungan baru, tapi tidak ada yang terasa seperti Clara. Bahkan saat bersama orang lain, pikirannya sel

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 244.

    243Sebastian duduk di beranda rumah mertuanya dengan perasaan lega bercampur haru. Hari itu adalah hari yang telah lama ia nantikan. Setelah sekian lama membuktikan ketulusan dan kesungguhannya, akhirnya restu yang selama ini terasa jauh kini datang mendekat. Richard dan Mariana—kedua orang tua Clara—akhirnya menerima Sebastian sebagai menantu mereka sepenuhnya.Perjalanan menuju titik ini bukan hal yang mudah. Sejak menikahi Clara, Sebastian harus menghadapi pandangan sinis dari Richard yang masih belum sepenuhnya bisa menerima kehadiran pria lain menggantikan posisi William, mantan suami anaknya. Mariana pun, meskipun lebih lembut dalam bersikap, tetap menunjukkan jarak.Namun Sebastian tidak pernah menyerah. Ia datang setiap minggu, membantu apa pun yang ia bisa di rumah orang tua Clara. Ia tak pernah mengeluh saat disuruh memperbaiki keran bocor atau ikut memanen sayur di kebun belakang. Ia bersabar saat omongan Richard menusuk harga dirinya. Ia melakukan semua itu bukan demi puj

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 243.

    Pagi itu langit terlihat cerah, burung-burung berkicau riang di pepohonan sekitar rumah keluarga Rein. Suasana yang tenang perlahan berubah ketika suara mesin mobil terdengar mendekat di halaman depan. Dari balik jendela ruang keluarga, Clara melirik keluar dan mendapati sosok yang sudah ia duga sejak semalam—William."Dia datang lagi,” gumam Clara pelan, sambil berdiri dan merapikan rok panjangnya.Sebastian yang duduk di kursi membaca koran hanya menoleh sekilas. Wajahnya tetap tenang, meskipun hatinya bergejolak. Ia tahu bahwa kedatangan William tidak sekadar kunjungan biasa. Ada sesuatu yang disimpan pria itu, dan Sebastian bersiap untuk segala kemungkinan.Pintu rumah terbuka. Rosalia Rein, ibu Clara, menyambut William dengan senyum yang hangat.“William, Nak, kau datang lagi pagi-pagi begini. Ada angin apa?” tanya Rosalia dengan ramah.William membungkuk sedikit memberi hormat, lalu menjawab, “Saya hanya ingin berbicara sebentar dengan Paman Richard. Sekaligus… bertemu Clara.”C

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 242.

    Clara terdiam sesaat. Clara jelas saja kaget. Mengapa bisa ada William di rumah kedua orang tuanya. "Apa kamu tidak salah?" Clara memandang suaminya menuntut. "Kamu pikir aku bercanda?" Nada bicara Sebastian semakin meninggi. "Ah bukan begitu, maksudku, mengapa bisa ada William di rumah Ayah?" Clara mengubah arah pembicaraannya. Meski Sebastian tidak benar-benar menghendaki pembahasan ini, namun pria itu tetap menjawab. "Mengapa tanya padaku? Tanya saja pada ayahmu!" Sebastian acuh tak acuh. "Apa Ayah sengaja mengundangnya? Mungkin saja mereka masih berhubungan baik,” ujar Clara dengan hati-hati. "Berhubungan baik?" tanya Sebastian, kini menoleh dan menatap istrinya dengan sorot mata tajam. "Kamu tidak merasa aneh? Ayahmu terlihat lebih dekat dengan dia dibandingkan dengan aku, menantunya sekarang." Clara menggigit bibirnya, berusaha menahan diri untuk tidak memberikan respons emosional. Ia paham rasa tidak nyaman itu. Ia pun tidak bisa memaksa Sebastian untuk langsung meneri

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status