Share

Bab 29

Author: Queen Tere
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Marissa yang sedang bersantai sambil membaca novel dikejutkan dengan bunyi motivasi dari ponselnya. Marissa pun segera mengambil ponselnya lalu melihat notifikasi tersebut. Rupanya itu adalah notifikasi pesan dari Roy. Marissa pun membuka pesan tersebut.

Roy: Aku jemput kamu, ya. Bunda kangen sama kamu.

Marissa tersenyum. Ia lalu mengetikkan balasan.

Marissa: Oke, aku siap-siap dulu, ya

Marissa pun berganti pakaian. Ia memakai dress selutut berwarna hitam putih. Gaun tersebut merupakan pemberian Roy. Marissa lalu mengepang rambutnya sendiri.

Setelah memoles wajahnya dengan make up yang natural, Marissa pun menyambar tas selempangnya.

"Perfect," ucap Marissa sambil melihat pantulan dirinya di cermin.

Saat membuka pintu kamarnya, ia dikejutkan dengan kehadiran Farissa di depan pintu.

"Baru aja aku mau buka pintu," ucap Farissa. "Ngomong-ngomong, kamu mau kemana?"

"Ke rumah Roy," jawab Marissa singkat.

Farissa memilin tangannya sendiri. "Ka-kalau aku ikut, boleh?"

Marissa terdiam sesaat l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 30

    Setelah istirahat beberapa menit, Kinan, Roy, dan Marissa pun bergegas ke belakang rumah. Di tangan Roy sudah terdapat cangkul untuk menggali.Setelah mendapat penglihatan, Marissa menunjuk tanah dibawah pohon pisang. Roy pun langsung menggali tempat tersebut.Dan benar saja, ditemukan sebuah kain putih. Tapi Roy belum selesai menggali. Ia pun menggali lagi hingga kain putih tersebut bisa ditarik oleh Marissa.Mereka semua pun berjongkok. Marissa lalu membuka bungkusan tersebut. Mereka bertiga syok ketika melihat isinya."Ada tanah kuburan, rambut, botol minyak kecil, paku, dan bunga kantil," ucap Marissa."Kita harus membakar ini semua," lanjutnya.Roy pun menyiram benda-benda tersebut dengan bensin lalu membakarnya. Mereka bertiga berdiri mengelilingi kobaran api tersebut sampai semuanya habis menjadi debu.Mereka mengucap syukur setelah berhasil membakar benda-benda tersebut. Kinan langsung memeluk Marissa sambil berkata, "Terima kasih, Nak. Berkat kamu, kami selamat.""Ini merupak

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 31

    Marissa kaget ketika tiba-tiba ia berada di balkon kamarnya. Ia melihat langit yang sudah gelap pertanda ini sudah malam hari. Marissa menengok ke bawah dan ia sangat kaget.Di bawah, jalanan sangat sepi tidak ada satupun kendaraan yang melintas. Bahkan Marissa tidak melihat satu orang pun selain dirinya sendiri.Marissa bergegas menuju ke pintu balkon dan saat ia membukanya pintu tersebut terkunci. Marissa semakin kaget dan terheran-heran.Tiba-tiba, Marissa mendengar suara perempuan menangis. Marissa menoleh ke arah sumber suara yang ternyata berasal dari balkon gedung apartemen sebelah rumahnya. Betapa terkejutnya Marissa ketika melihat perempuan yang menangis adalah perempuan yang sama dengan perempuan yang tadi melompat dari balkon.Marissa berjalan perlahan de sudut balkon. Ia menengok ke bawah dan seketika ia membeku ketika melihat jasad wanita itu jatuh dengan posisi yang sama saat wanita itu jatuh tadi malam.Marissa lalu bebalik badan dan menggedor-gedor pintu balkonnya. Tiba

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 32

    "Marissa, tunggu!"Akhirnya Roy dapat menggapai tangan Marissa. Marissa pun berusaha memberontak tapi Roy dapat menahannya."Aku minta maaf kalau liburan kita jadi berantakan. Aku benar-benar gak nyangka kalau Maya bakal datang dan ngerusak liburan kita. Kita langsung buang kendi itu ke laut lalu kita liburan di tempat lain, mau?""Sekarang aku tanya dulu ke kamu. Kenapa bisa Maya tahu kalau kita ada di sini? Kamu bilang ke dia?" tuding Marissa."Kok kamu malah nuduh aku, sih? Kamu lupa kalau tadi kamu buat story di akunku? Ya jelas Maya bakal lihatlah," sanggah Roy.Marissa menunduk, menyadari kesalahannya. "Maaf."Roy menarik nafas lega. "Kita buang kendi sekarang juga, ya? Setelah ini aku akan ajak kamu ke kebun binatang."Mata Marissa berbinar-binar. "Oke.""Maaf tadi aku ninggalin kamu. Tadi aku beli ini buat kamu." Roy menyerahkan paper bag digenggamannya kepada Marissa.Marissa tampak sangat senang. Ia pun membuka paper bag tersebut. "Wow. Terima kasih, Roy.""Sama-sama. Itu ak

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 33

    "Bye." Marissa melambaikan tangan kepada Roy yang lalu melajukan mobilnya."Aku pulang," ucap Marissa saat memasuki rumahnya.Baru saja memasuki rumah, Marissa dikejutkan dengan kehadiran arwah Ria di ruang tamu."Hai!" Ria menyapa."Tunggu sebentar. Aku mau bersih-bersih dulu," ujar Marissa dalam hati.Marissa pun pergi ke kamarnya lalu bersih bersih dan mengganti pakaian. Setelah itu, ia keluar rumah menuju apartemen yang ditinggali Ria."Lantai berapa?" Marissa bertanya kepada Ria."Sepuluh," jawab Ria.Marissa pun menaiki lift ke lantai sepuluh."Ruangan nomor berapa?""194."Marissa pun menyusuri lorong untuk mencari ruangan nomor 194. Beberapa menit kemudian, ia pun sampai di ruangan nomor 194. Saat hendak mengetuk pintu, Marissa mendengar suara tangisan dari dalam ruangan.Tok tok tok"Permisi," ucap Marissa.Suara tangisan itu berhenti. Lalu pintu dibuka oleh seorang wanita paruh baya."Permisi, saya temannya Ria. Saya ingin menyampaikan pesan terakhir dari Ria. Sebelum mening

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 34

    "Bye." Marissa melambaikan tangan kepada Roy yang lalu melajukan mobilnya."Aku pulang," ucap Marissa saat memasuki rumahnya.Baru saja memasuki rumah, Marissa dikejutkan dengan kehadiran arwah Ria di ruang tamu."Hai!" Ria menyapa."Tunggu sebentar. Aku mau bersih-bersih dulu," ujar Marissa dalam hati.Marissa pun pergi ke kamarnya lalu bersih bersih dan mengganti pakaian. Setelah itu, ia keluar rumah menuju apartemen yang ditinggali Ria."Lantai berapa?" Marissa bertanya kepada Ria."Sepuluh," jawab Ria.Marissa pun menaiki lift ke lantai sepuluh."Ruangan nomor berapa?""194."Marissa pun menyusuri lorong untuk mencari ruangan nomor 194. Beberapa menit kemudian, ia pun sampai di ruangan nomor 194. Saat hendak mengetuk pintu, Marissa mendengar suara tangisan dari dalam ruangan.Tok tok tok"Permisi," ucap Marissa.Suara tangisan itu berhenti. Lalu pintu dibuka oleh seorang wanita paruh baya."Permisi, saya temannya Ria. Saya ingin menyampaikan pesan terakhir dari Ria. Sebelum mening

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 35

    Jam empat pagi, Marissa sudah mandi dan memakai pakaian training. Ia kini sedang menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa untuk naik gunung nanti. Ada pakaian, alat mandi, peralatan masak dan bahan makanan, tenda, dan juga kitab anak iblis.Marissa juga membawa puluhan lembar daun bidara untuk melawan para iblis dan jin di gunung nanti. Setelah selesai memasukkan barang-barang di tas ransel besar miliknya, Marissa pun berniat untuk memakai skincare.Setelah selesai memakai skincare, Marissa berniat keluar kamar untuk mengecek Farissa. Saat membuka pintu, Marissa terlonjak kaget ketika Nia dan Roy muncul di depan pintu.Marissa mendengus. "Ngagetin aja."Nia menyengir. "Kamu sudah selesai siap-siap?""Baru saja selesai," sahut Marissa."Numpang wifinan di kamarmu, ya. Aku ngerasa gerah," ujar Nia."Masuk aja."Saat Marissa hendak menuju kamar Farissa, Farissa sudah terlebih dahulu keluar dari kamar. "Aku sudah siap," ucap Farissa."Oke." Marissa kembali ke kamarnya lalu berseru, "Ayo

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 36

    Pukul lima sore, mereka berempat sampai ke puncak. Nia langsung memotret sunset sebanyak-banyaknya. Sedangkan Marissa, Roy, Farissa duduk berjejer menikmati sunset sambil meminum teh hangat.Di bawah puncak gunung terlihat perkotaan yang megah. Di atas gunung banyak kabut dan awan. Suhunya sangat dingin. Marissa sampai menurunkan beanie hatnya sampai ke jidatnya saking dinginnya.Di sela-sela menikmati sunset, Roy menggenggam tangan Marissa lalu menciumnya. "Aku ada sesuatu buat kamu," ujarnya."Apa?"Roy merogoh saku celananya untuk mengambil sebuah benda berwarna merah."Buka," ucap Roy sambil menyerahkan kotak tersebut.Marissa menekuk dahinya, sibuk bertanya-tanya dalam benaknya. Ia pun membuka kotak tersebut. Pupilnya melebar ketika melihat ada sepasang anting emas dengan bandul berlian. Ini adalah anting impiannya dari brand Roy Mason.Anting tersebut sangat mahal. Harganya seribu lima ratus dollar atau sekitar dua puluh tiga juta rupiah.Marissa lalu memeluk Roy erat-erat. Maris

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 37

    "Farissa!" Marissa, Roy, dan Nia terus berseru memanggil nama Farissa.Mereka berhenti sejenak di antara pepohonan. Sudah lebih dari satu jam mereka mencari Farissa namun tak kunjung ketemu."Aku aku sudah sampai di kerajaan Azalah?" Marissa bertanya dalam hati."Berjalanlah lagi, sebentar lagi kamu akan sampai," jawab Alard."Ayo jalan lagi, guys," seru Marissa."Aku capek banget, Mar," keluh Nia."Yaudah, istirahat sebentar aja."Mereka pun akhirnya duduk. Mereka sangat haus. Namun sayangnya mereka tidak ada yang membawa minum. Setelah beberapa menit istirahat, Marissa bangkit lagi."Ayo kita lanjutin!"Roy dan Nia mengangguk. Mengikuti langkah Marissa. Tiba-tiba Marissa berhenti ketika melihat sandal Farissa yang tergeletak di tanah."Ada sandal Farissa," seru Marissa."Mana mana? Oh iya, itu sandalnya Farissa. Tapi Farissa kemana?" Nia menyahut."Kamu sudah sampai di pintu gerbang kerajaan Azalah," ujar Alard kepada Marissa.Marissa menerawang tempat ia berpijak lewat mata batinnya

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 120

    "Aku, Sky Putra Raja, menjadikanmu, Farissa Putri Abraham, istri ku, untuk kumiliki mulai hari ini dan seterusnya, dalam keadaan baik, buruk, sehat, sakit, kaya ataupun miskin, hingga kematian memisahkan kita," ucap Sky lantang."Aku, Farissa Putri Abraham, menjadikanmu, Sky Putra Raja, suamiku, untuk kumiliki mulai hari ini dan seterusnya, dalam keadaan baik, buruk, sehat, sakit, kaya ataupun miskin, hingga kematian memisahkan kita," balas Farissa.Mereka pun berciuman dan berpelukan. Riuh tepuk tangan kembali terdengar. Para pemain musik mulai memainkan musik hingga terdengar alunan musik yang indah yang membuat suasana menjadi semakin hangat.Seluruh keluarga dan kerabat pun berfoto bersama dengan kedua pasangan pengantin. Setelah itu, diadakan acara lempar bunga. Marissa dan Farissa pun membelakangi para tamu lalu melempar buket bunga ke belakang.Yang menangkap kedua bunga tersebut adalah Nia dan seorang laki-laki bernama Joy. Joy adalah teman kampus mereka. Bertepatan dengan itu

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 119

    Roy: Aku mau ngelamar kamuMarissa terkejut dan membeku saat membaca pesan dari Roy. "Ya Tuhan, ini beneran?" gumamnya.Marissa: Kamu serius?Roy: Seriuslah. Aku sama Bunda udah nyiapin seserahan. Kami akan kerumahmu nanti sore. Dandan yang cantik ya, sayang.Marissa merasa senang, cemas, bingung pokoknya semua rasanya seperti campur aduk. Ia sampai berjingkrak-jingkrak saking merasa campur aduk. Ia memandangi dirinya di depan cermin sambil berucap, "Serius cewek kayak aku mau dilamar nanti? Acak-acakan gini kayak orang utan kok bisa cepat dapat calon suami, ya.""Tapi aku memang cantik, sih," lanjutnya sambil berpose layaknya model."Aku harus nyiapin pakaian buat nanti." Marissa buru-buru menggeledah lemarinya. Banyak baju yang ia hamburkan hingga menjadi berantakan. "Aduh, aku harus pakai yang mana?" Marissa frustasi. "Oh iya. Lebih baik aku bilang ke Mama Papa sekalian tanya saran pakaian yang cocok dipakai nanti."Marissa pun keluar kamar dan berjalan ke kamar kedua orangtuanya.

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 118

    "Dari hasil pemeriksaan, pasien dinyatakan hamil." Ucapan dokter membuat tubuh Anggun membeku."A-apa? Aku hamil?" Anggun berucap tak percaya."Iya. Usia kandungannya baru dua minggu. Tolong dijaga baik-baik kandungannya. Saya akan beri vitamin dan surat kontrol. Nanti bisa kontrol ditemani suaminya.""Suami? Apakah dunia sedang bercanda?" ujar Anggun dalam hati.Marissa menatap Anggun dengan tatapan kasihan. Dia ingin menyadarkan Anggun melalui kata-kata tapi ia tak tega melihat wajah Anggun yang pias. Setelah keluar dari ruangan dokter, Anggun menangis sejadi-jadinya."Maafkan aku, Mar. Mungkin ini karma karena aku berniat mencelakaimu. Tolong bantu aku… aku harus bagaimana?""Aku sudah memaafkanmu. Kamu harus sabar dan ikhlas menerima anak di rahimmu. Bagaimanapun dia bayi tak berdosa. Jangan kamu sakiti apalagi menggugurkannya. Kamu tidak mau 'kan terjadi hal buruk lagi? Maka jaga kandunganmu.""Lalu bagaimana dengan kuliahku?""Kamu bisa menggunakan pakaian oversize ketika ke kamp

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 117

    Marissa tidak berangkat sekolah karena ia masih merasa lemas dan tak bertenaga. Kini dia hanya duduk bersandar ke headboard sambil menonton film. Tiba-tiba terdengar suara motor Roy yang sangat Marissa hafal.Marissa pun berhenti memutar film lalu beranjak dan turun ke lantai bawah dan menghampiri Roy. "Aku gak berangkat kuliah. Maaf gak ngabarin kamu karena aku lupa."Roy menyerahkan beberapa batang coklat kepada Marissa. "Cepat sembuh, sayang."Marissa menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih, Roy." Ia mengecup pipi Roy.Roy melotot kaget. Ia memegangi tangan Marissa lalu meremasnya. "Aaa aku salting berat. Kamu harus tanggung jawab."Marissa mengecup pipi Roy lagi. "Aku sudah tanggung jawab.""Itu malah bikin aku tambah salting, Mar.""Memang tujuan aku begitu. Aku suka lihat wajah kamu pas salting.""Kalau begitu aku juga mau cium kamu." Roy turun dari motornya.Namun Marissa segera berlari memasuki rumah sambil tertawa. Roy menatap Marissa dengan tatapan yang dibuat seolah-o

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 116

    Cesy mencekik Excel sampai Excel tersedak dan sesak nafas. Excel memegangi tangan Cesy yang terasa sangat dingin. Cesy menatap Excel sangat tajam."Puas kamu merusak seluruh hidupku? Kamu memang pria brengsek. Kamu seharusnya gak pantas hidup. Kamu adalah manusia paling bejat yang pernah aku kenal," ucap Cesy berapi-api."Aku minta maaf." Excel melirih."Apakah kata maaf bisa mengembalikan semuanya yang sudah hancur tak tersisa? Kenapa? Kenapa kamu lebih memilih meninggikan ego dan sikapmu yang temperamental dari pada menahannya dan berusaha bersikap lembut kepadaku? Tidak perlu lembut, tapi bersikaplah dengan normal kepadaku. Apa itu sangat susah?""Iya aku tahu aku salah. Aku juga tidak ingin mempunyai gangguan mental dan sikap temperamental. Ini semua bukan pilihanku.""Menjadi korban kebejatanmu juga bukan keinginanku." Cesy berteriak. Ia melepaskan cekikkannya dengan kasar.Excel buru-buru mengatur nafas lalu turun dari kasur dan bersujud kepada Cesy. "Tolong jangan ganggu aku la

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 115

    "Tolong berhentilah mengganggu Excel. Dia sudah mendapatkan ganjarannya. Kamu sudah menang, Cesy," ucap Marissa.Raut wajah Cesy berubah sedih. "Aku masih dendam padanya.""Untuk apa kamu dendam? Jika kamu berhenti mengganggunya dan dia dinyatakan pulih dari gangguan jiwanya maka ia akan dipenjara. Bukannya itu adalah balasan yang setimpal atas perbuatannya selama ini kepadamu?"Cesy diam, tampak berpikir. Beberapa detik kemudian ia mengangguk. "Baiklah. Aku akan memberinya pelajaran satu kali lagi lalu aku akan berhenti mengganggunya."Marissa hanya geleng-geleng kepala. Memang kalau orang sudah dendam pasti akan melampiaskan dendamnya sampai ia puas termasuk Cesy. Ia bahkan masih ingin memberi pelajaran kepada Excel.Tiba-tiba perasaan Marissa menjadi tidak enak. Tapi ini menyangkut Roy.•••Saat sedang bersantai di balkon, tiba-tiba ponsel Marissa berbunyi. Saat Marissa mengeceknya, rupanya ada telepon dari Roy. Marissa pun segera mengangkatnya."Halo, Roy?""Halo, Mar. Kamu kesini

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 114

    "Cesy yang beberapa hari kemarin datang ke rumah saya?" tanya Yuni."Benar, Kak. Dia sudah meninggal bunuh diri." Ucapan Marissa membuat Yuni kaget sampai melotot."Bu-bunuh diri?""Iya. Dia bunuh diri dalam keadaan hamil.""Kok bisa?"Marissa pun menceritakan tentang cerita sebenarnya tentang Cesy. Ia juga menceritakan tentang ia yang dimimpikan Cesy. Marissa tidak peduli Yuni percaya atau tidak."Ya Tuhan, kasihan sekali Cesy. Aku tidak menyangka hidupnya setragis itu. Kemarin saat Cesy kesini saya sempat merekam perbincangan kami," ujar Yuni."Boleh saya dengar rekamannya?" pinta Marissa."Boleh-boleh." Yuni pun menghidupkan ponselnya dan memutar rekaman pembicaraannya dengan Cesy."Kak Yuni, perkenalkan aku Cesy. Aku kesini ingin berbagi cerita," ucap Cesy."Silahkan. Saya akan menjadi pendengar yang baik.""Jadi, saya punya mantan pacar yang toxic. Dia selalu melakukan kekerasan kepada saya. Saya sangat tertekan dan trauma. Apa yang harus saya lakukan?""Di a melakukan kekerasan

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 113

    Terlihat di CCTV ada wanita memakai sweater ungu yang tak lain adalah Anggun memasukkan kecoa di dalam gelas yang dibawa oleh pelayan. Semuanya langsung menengok ke sekitar mencari Anggun. Anggun pun ketahuan dan digeret oleh para pengunjung ke tengah-tengah mereka.Marissa seperti mengenali Anggun. Ia melepas masker Anggun dan seketika matanya membulat. "Anggun?!"Roy pun tak kalah terkejut. "Apa salahku, Nggun?" tanya Roy.Anggun merampas maskernya dari tangan Marissa lalu memakainya kembali. Ia lalu berucap, "Salahmu adalah membangun kafe ini! Kafemu membuat kafe ayahku tidak laris. Kamu merebut pelanggan kafe ayahku!""Ya Tuhan … kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? Rezeki sudah diatur," sahut Marissa."Halah, kalian jangan sok suci. Sekarang aku minta uang ganti rugi karena kalian menyaingi kafe ayahku.""Untuk apa kami ganti rugi? Apa yang kami lakukan sudah benar menurut kami." Marissa berucap. "Semuanya, apakah yang kami lakukan salah?"Para pengunjung menggeleng. "Tidak."

  • Melahirkan Anak Iblis   Bab 112

    TringTiba-tiba notifikasi ponsel Marissa berbunyi. Marissa pun duduk di anakan tangga mengecek ponselnya. Ternyata ada pesan dari grub kampus.Grub kampus: Kabar duka datang dari seorang mahasiswi baru bernama Cesy. Ia ditemukan meninggal di kamarnya karena gantung diri. Mari kita panjatkan doa supaya Cesy tenang di alam sana. Terima kasih atas perhatiannya.Marissa membeku. Tangannya sampai bergetar hingga ia menjatuhkan ponselnya. Ia kaget dan hampir berteriak ketika ada yang menepuk bahunya. Saat Marissa menoleh, rupanya itu adalah Anggun. "Kamu tadi jadi bahan pembicaraan orang-orang di perpustakaan karena kamu ngomong sendiri seolah-olah ada orang disampingmu. Kamu tadi ngomong sama siapa?" ujar Anggun.Marissa menjadi bertambah terkejut. Ia semakin terkejut ketika melihat di seberang jalan ada Cesy yang melambaikan tangan kepadanya sambil menggendong seorang bayi yang tidak memakai pakaian sedikitpun seperti baru lahir.Anggun menepuk bahu Marissa. "Kamu kenapa melotot gitu?"

DMCA.com Protection Status