Share

Bab 16 Pengecut

Penulis: Kariani Sukadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam yang kulalui sendiri tak pernah berharap Den Abi Manyu datang kembali. Lelah aku menanti janjinya yang tak kunjung ditepati. 

Biarlah kusimpan kerinduan ini tanpa jeda, sementara yang kunanti tak kunjung tiba. Tidak mungkin juga aku minta pada lelaki itu untuk mendekatiku dan menemuiku sementara ia tak mau meninggalkan wanitanya. Nyonya Nadia terlalu berharga untuknya hingga ia tak rela berpisah atau menjauh dari pujaan hatinya.

Sudah lewat beberapa hari sejak ia menangis  bersama di kamar itu, dirinya tak pernah kembali menemuiku. Aku pun hanya bisa pasrah meratapi nasib seperti digantung statusnya  janda bukan, istri pun tidak digauli. 

Di meja makan ini  kami bertemu, itu pun tidak  bertegur sapa hanya saling diam m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 17 Aku Bagai Terdakwa

    Aku tersentak ketika mendengar suara azan berkumandang. Kulirik jarum jam diatas dinding menunjukkan pukul empat sore. Selama lebih satu jam aku tertidur dalam posisi duduk hingga membuat kakiku terasa membeku dan kram.Berjalan tertatih sembari berpegangan menuju ke kamar mandi untuk melaksanakan salat asar. Aku mengambil air wudhu setelah selesai barulah menghamparkan sajadah dan menunaikan kewajiban.Selesai salat kupanjatkan rangkain doa dan memohon pada sang pencipta. Kembali air mata ini berurai memohon pada-Nya. Berharap bisa menyelesaikan masalah tanpa harus meninggalkan masalah.Lepas menunaikan kewajiban lima waktu, aku terduduk di tepi ranjang. Memutar otak agar bisa menghindari pertemuan dengan Den Abimanyu. Nyonya Besar Kinanti pasti akan memintaku untuk makan bersama di meja

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 18 Senyum Saka

    "Kamu harus ikut bersamaku, Salma. Aku tidak bisa membiarkanmu ada di sini dengan laki-laki durjana seperti Saka. Hatiku tidak tenang meninggalkanmu sendiri bersama lelaki asing," tegas Den Abimanyu.Den Abimanyu menarik tanganku dengan paksa untuk mengikutinya. Aku terkesiap dengan kelakuannya yang tiba-tiba saja memaksaku untuk ikut. Atau jangan-jangan ia cemburu pada saudara sepupunya. Ah, entahlah. Lelaki itu sulit ditebak jalan pikirannya."Aku tak Sudi, Abimanyu bila babu itu ikut liburan bersama kita," ucap Nyonya Nadia melengos pergi.Nyonya Besar Kinanti hanya menggelengkan kepala saja saat melihat anak dan menantunya berdebat.Kali ini, Den Abimanyu tak berniat mengejarnya seperti yang biasa

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 19 Ngidam

    Tubuhku terkulai lemas bersandar di samping tempat tidur. Kepalaku terasa pusing diiringi kerongkongan yang terasa pahit. Ditambah perut yang terasa mual ingin memuntahkan kembali isi dalam perut.Kumuntahkan semua apa yang ada dalam lambungku hingga tak ada lagi yang tersisa di dalamnya untuk kukeluarkan lagi. Sampai kedatangan Ibu ke kamar mengantarkan makanan aku belum bisa bangkit dari tempat dudukku.Samar kudengar Ibu mengetuk pintu kamarku. Aku tak mampu bangkit walau sekedar membuka pintu saja."Salma, kamu kenapa, Nduk? Apa yang terjadi denganmu?" tanya Ibu gusar.Ibu lantas membantuku berbaring di atas ranjang dengan mensejajarkan kaki. Namun, belum lagi aku naik ke atas ranjang tubuhku sudah ambruk ke lantai.

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 20 Pungguk Merindukan Bulan

    Saka adalah laki-laki periang, ramah dan tidak sombong. Berbeda dengan suamiku Den Abimanyu yang pendiam dan dingin.Sikapnya yang merakyat tidak menjadikan derajatnya rendah di mata orang lain. Ia juga tak pernah menyombongkan diri meski keturunan dari darah biru dan berpendidikan. Darah ningrat yang mengalir ke tubuhnya tidak menjadikan ia meninggikan diri.Bahkan pada kalangan pelayan ia tak segan-segan untuk menyapa. Baginya derajat pembantu dan dirinya sama. Hanya yang membedakan adalah iman di mata Tuhan.Saka terkenal ramah dan tampan diantara para pelayan hingga namanya terkenal dan disebut sebagai tuan muda yang dermawan."Aku bawakan buku cerita tentang kesehatan ibu dan anak. Kamu bisa belajar dari buku

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 21 Ada Apa Dengan Abimanyu?

    "Jaga mulutmu kalau bicara Abimanyu? Aku tak mungkin melanggar hukum dan tata krama. Aku laki-laki terhormat dari keluarga baik-baik," ucap Saka.Lelaki jangkung itu terlihat berbicara sengit dengan Den Abimanyu. Ada apa dengan suamiku?"Kau memang laki-laki tak tahu diri, Saka. Merayu istri orang lain di saat suaminya tidak ada di rumah," tukas Den Abimanyu.Matanya menatap nyalang ke arah Saka, dua laki-laki itu sedang berhadapan dengan tangan saling mengepal."Tidak seharusnya kau bersikap seperti itu, Abimanyu. Sebagai pria sejati dari keturunan bangsawan," lanjut Saka.Saka menarik kerah baju Den Abimanyu dengan kuat sementara Den Abimanyu terlihat santai menghadapi Saka.

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 22 Fakta Baru

    Wajah Den Abimanyu bersinar tertimpa cahaya dari arah barat. Matahari hampir saja tenggelam di ufuk barat, warna jingga keemasan hampir memudar ditelan senja. Aku melihat ia berdiri hanya mematung di ruang keluarga antara menuju arah dapur.Tak ada api kemarahan di wajahnya seperti waktu pertama kali menuduhku berselingkuh dengan Saka. Jelas di mata itu terlihat sendu bagaikan senja yang akan berganti malam.Aku berpikir lelakiku akan melepaskanmu setelah fitnah itu melanda. Ataukah ia sedang menyadari kesalahannya karena tidak percaya denganku. Andai memang ini adalah akhir dari sebuah kisah perjalanan hidupku dengannya maka aku siap untuk melepaskan meski pernikahan ini hanya di batas usia muda.Saat azan magrib berkumandang aku dan dia masih berada di tempat yang sama saling diam tanpa m

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 23 Nyonya Nadia Meradang

    Lelaki itu kini berada di kediamanku. Ia membuktikan kata-katanya dengan datang setiap hari selama tidak menemui Nyonya Nadia. Selama mendapat hukuman kurung Den Abimanyu dilarang menemui wanitanya.Kondisi tubuhku sedang tidak fit karena dalam masa ngidam semester pertama. Namun, sebisa mungkin aku melayani suami bagaimanapun juga kami masih pasangan sah sebagai suami istri yang halal.Aku melayaninya dengan sepenuh hati sebagai seorang istri yang taat pada suami. Meski ia tak menyentuhku sama sekali karena kasihan melihat kondisi badan yang kian hari makin menyusut.Masa kehamilan fase pertama membawa perubahan hormon. Setiap kali aku makan perut ini terasa mual dan langsung keluar. Walau badan terasa lemas saat hamil, tapi aku merasakan kebahagian luar biasa menjadi c

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 24 Hari Istimewa

    "Kenapa kamu kesini? Lebih baik kamu pergi saja dari sini sebelum ada yang datang dan menyebarkan fitnah tentang kita."Baru lewat enam puluh hari huru-hara itu terjadi kini lelaki jangkung itu berdiri tepat menghadap ke taman. Seperti biasa tangannya masuk ke dalam saku celana dan bersikap tenang seolah tidak ada hal apa pun yang terjadi."Aku datang ke sini gak sendiri, tapi bersama dengan adikku. Kenalkan namanya Fina," ucapnya mengulas senyum.Gadis yang mirip dengan Saka itu mengulurkan tangan persahabatan seolah ingin berteman denganku.Ternyata gadis berhijab pasmina itu seorang dokter. Dia sedang mengambil cuti dan bermain ke sini meluangkan waktu untuk jalan-jalan.Saudara kandung itu terlihat akrab dan ramah layaknya pasangan keluarga yang romantis.Wanita itu memberi buku tentang ibu hamil dan cara merawat bayinya. Semua len

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 34 Sandiwara

    "Kau akan bercerai dengan Abimanyu dan terbebas darinya. Tapi … tidak boleh membawa Arkan." Nyonya Besar Kinanti berkata dengan nada tinggi.Sudah kuduga, perempuan angkuh itu pasti tidak akan pernah melepaskan kami begitu saja. Dia akan menggunakan kekuasaan, dan uangnya untuk memenjarakanku."Maaf, Nyonya. Keputusan saya sudah bulat. Saya tidak akan kembali pada Den Abimanyu."Nyonya Besar Kinanti murka, dia langsung berdiri menatapku tajam. Wanita angkuh itu tidak terima. Aku membawa keturunan keluarga Widodo."Sudahlah, Mami. Aku sudah memutuskan untuk menceraikan Salma." Den Abimanyu menimpali."Tidak. Salma tidak mungkin bisa membesarkan Arkan dengan baik. Mau dikasih makan apa cucuku." Ibu mertua berteriak.Dadanya bergemuruh menahan amarah. Jelas di netranya terlihat berapi-api, seperti akan m

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 33 Keputusan

    "Maafkan, aku. Gara-gara aku kamu jadi terluka seperti ini." Aku tak berani menatap wajah Saka. Lelaki jangkung itu terbaring lemah di ranjang periksa.Sudah dua hari dia tidak berdaya, terluka karena tusukan pisau. Saka terluka parah, ketika beberapa preman melukainya."Tidak apa. Cinta perlu pengorbanan."Aku terdiam. Nyaliku tidak cukup kuat untuk sekedar bertanya pada Saka. Siapakah para berandalan itu, yang sudah membuatnya terluka. Meski beberapa kata-kata ingin berdesakan keluar, namun niat ini kuurungkan."Ada apa? Kenapa kamu menatapku seperti itu?""Tidak ada. Aku hanya ….""Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu.""Apa?""Kamu pasti ingin tahu siapa mereka yang sudah menyerangku, bukan?"Aku bergeming. Saka menatap ke arah kaca jendela. Dia dirawat di lantai atas. Tampak pemandangan di bawah sangat indah."Siapa mereka?""Prema

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 32 Menolak

    Setelah kejadian mengerikan itu, Den Abimanyu meminta rujuk, namun aku menolaknya mentah-mentah. Aku menyapu pandangan ke taman bunga yang terhampar di halaman depan. Dia berdiri di sana memakai balutan jas mahal."Ayo kita pulang Salma! Aku berjanji akan berbuat adil padamu." Kata Den Abimanyu. Dia menatapku dengan pandangan sayu."Maaf, Den. Aku tidak bisa kembali padamu." Suaraku tercekat di tenggorokan, menatap wajahnya yang lesu."Kenapa?""Aku lelah.""Haruskah ku buktikan padamu jika permohonanku ini serius. Sejujurnya aku tak bisa hidup tanpa kamu."Tidak kulihat senyumnya yang biasa terpancar, hanya wajah sendu dan mata yang berembun dengan buliran bening hampir menitik di kedua kelopaknya."Sudah kuputuskan, Den. Aku mundur dari pernikahan ini. Biarlah aku yang mengalah, mundur dari kehidu

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 31 Wanita Mengerikan

    Bagiku keputusan pergi dari rumah terkutuk itu adalah akhir sebuah kisah. Aku meninggalkan Den Abimanyu bukan karena tidak sayang. Hubungan ini sudah berakhir sejak lama setelah ia pergi bersama Nyonya Nadia.Kemarin ia masih bersamaku merasakan indahnya bersama mahligai cinta meski itu hanya satu malam merasakan sentuhan. Aku sudah tidak peduli dengan hatinya. Wanita berhati busuk itu sudah menguasai suamiku. Dia tidak ingin berbagi suami denganku yang derajatnya terlalu rendah sebagai babu.Disini aku dihargai layaknya seorang wanita yang sama derajatnya dengan mereka. Keluarga Saka sangat baik memperlakukanku. Merek menyambut kedatanganku bak seorang ratu."Selamat datang di istana kami, Salma," ucap wanita berparas cantik menyambut kami.Aku menoleh ke arah Saka yang tersenyum memperlihatkan lesung pipinya. Lelaki itu hanya mengangguk hormat kepada ibunya.Lantai marmer putih menjadi sak

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 30 Kabur

    Aku sudah mempersiapkan semuanya untuk kabur dari rumah neraka ini. Aku akan pergi membawa Arkan bayi mungil yang baru dilahirkan beberapa minggu. Menghadapi sikap Abimanyu membuatku tak sanggup bertahan lebih lama."Bu, malam ini aku akan kabur lewat jalan belakang setelah semua para pelayan tidur dan penjaga gerbang juga tidur," ucapku lirih."Apa tidak sebaiknya kamu pikirkan dulu, Nduk. Ibu tidak mau kamu tertangkap dan akan mendapat hukuman dari Nyonya Besar Kinanti."Sepasang mata sembab ku menatap wanita tua yang duduk di tepi ranjang. Aku merasa sedih karena harus meninggalkan Ibu sendiri di tempat ini. Aku tahu konsekuensinya bila kabur dari rumah ini. Jika sampai tertangkap maka hukumannya berat.Nyonya Besar Kinanti pasti tidak akan memaafkan bila ketahuan pergi dari rumah dengan membawa putra mahkota. Sudah bisa dipastikan hukuman sangat berat dan mendapat ganjaran yang setimpal.Tidak mungk

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 29 Duri Dalam Daging

    Aku tak ingin memupuk angkara, ingin lekas berpisah dari derita. Tidak ingin bertambah lagi bebannya.Membayangkan menjadi Cinderella? Pernah. Memang itulah diri ini yang beruntung dipersunting oleh lelaki yang tampan bak pangeran. Pekerjaan mapan, punya rumah dan mobil mewah juga penerus kekayaan tujuh turunan. Namun, ketika malam demi malam tersiksa sendirian dan tidur dengan kamar terpisah saat itu baru aku sadar. Aku tidak layak menjadi Cinderella layaknya putri dalam cerita.Tapi, keinginan itu bangkit kembali ketika hadirnya Arkan pangeran kecil dan dukungan dari Saka. Aku wanita tanpa kasta yang bersimpuh memohon perpisahan demi kebaikan semua. Kehadiranku di tengah rumah tangga Den Abimanyu hanya membawa malapetaka, pertengkaran dan kebencian Nyonya Nadia."Putuskan saja ikatan pernikahan ini, Den agar kalian bisa kembali seperti dulu seperti pasangan yang romantis."Pertahanan yang kumiliki selama ini

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 28 Arkan

    Hari ini sinar mentari begitu cerah, tepat pukul sebelas siang aku diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit. Meski kondisi masih lemah selesai melahirkan, namun dokter sudah memberikan obat untuk mengeringkan luka bekas jahitan melahirkan.Den Abimanyu membantuku mendorong kursi roda walau aku sudah melarangnya. Lelaki itu tetap memaksa. Sepanjang derap kaki melangkah tak ada yang bicara. Baik aku maupun Ibu hanya saling diam tak banyak bicara menyusuri koridor rumah sakit.Apalagi Den Abimanyu yang menyorong kursi roda, ia hanya fokus melihat ke depan melewati beberapa pengunjung yang berlalu lalang.Saat hendak masuk ke dalam mobil Den Abimanyu menggendongku. Tak ingin menatapnya aku pun mengalihkan pandangan agar netra ini tak bertatapan. Jujur saja hati masih membenci

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 27 Persalinan

    "Maaf, aku jadi keterusan ngobrol tentang keluargaku," ucap Saka mengembangkan senyum.Aku hanya memperhatikan lelaki itu dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Terkadang aku ingin Den Abimanyu seperti dia perhatian dan lemah lembut, namun semuanya hanya mimpi yang tak akan pernah terwujud."Perut kamu masih sering sakit ya?" tanyanya mengalihkan pembicaraan."Iya," jawabku."Ini belum bulannya, kan?""Belum.""Tapi, aku lihat kamu sering mengeluh sakit.""Iya, padahal ini belum jadwalnya lahiran.""Mungkin Fina bisa menjelaskannya."

  • Melahirkan Anak Ceo   Bab 26 Abimanyu Pergi

    Tuan Besar Cokro menuntunku berjalan diatas lantai marmer berwarna hitam langkah ini seimbang dengannya. Lelaki sepuh itu terlihat bersedih kala bercerita tentang kisah hidupnya."Dulu ketika ibunya Abimanyu meninggal akulah penyebabnya. Wanita lembut itu menderita karena aku," ungkapnya dengan suara serak.Berkali-kali pria sepuh itu menghela nafas untuk mengurangi rasa sesak di dadanya. Hampir saja aku terjatuh kala kalimat itu terucap dari bibirnya yang gemetar. Wajah itu sudah basah oleh air mata."Aku sudah mengatur semua rencana agar Abimanyu bisa datang berkunjung ke tempatmu secara sembunyi-sembunyi," lanjutnya dengan air mata yang masih membasahi pipi keriput itu.Hatiku iba melihat pria pendiam itu, mungkin dia juga merasa bersalah karena kematian ibunya

DMCA.com Protection Status