Beranda / Fiksi Remaja / Me and Seniors / ULANG TAHUN YASIR

Share

ULANG TAHUN YASIR

Penulis: Almah Kartika
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-11 08:44:03

"Assalamualaikum."

"Aciill.."

"Yuhuuu."

"Permisi, spadaaaa."

"Buset sepi amat apa kepagian?" Tanya Riza entah kepada siapa.

Tak lama pintu utama rumah yang sejak tadi mereka ketuk terbuka, menampilkan seorang gadis dengan pakaian santainya dan wajah polos serta rambut yang di kuncir kuda.

"Eehh Neng geulis, si acilnya belum bangun?" Tanya Riza dengan senyum tebar pesonanya.

Bara mendelik tak suka melihat Riza yang menyapa Qiya dengan sikap yang menjijikan menurutnya. Bara lalu menarik baju Riza dari belakang.

"Minggir lo, kalo yang keluar Qiya bagian gue yang hadapi.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Me and Seniors   WALLPAPER

    Qiya melirik jam di pergelangan tangan kirinya, bel masuk masih lama tapi ia sudah merasa bosan menunggu seseorang di halte dekat rumahnya sendirian. Ada banyak orang sih tapi ia tidak kenal. Dan ada juga anak sekolah lain."Ish lama banget buset! Apa gue yang kepagian ini siap-siapnya?" Gumam Qiya sambil celingukan mencari seseorang.Ia janjian dengan Irham untuk berangkat bersama menggunakan angkutan umum. Padahal Qiya bisa saja berjalan sampai sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh itu. Tapi kadar kemalasan Qiya selalu berada di angka 90% jadi ya tidak mungkin Qiya mau berjalan."Hai pacaarr" sapa Irham yang sekarang sudah berdiri di samping Qiya dengan senyum manis andalannya."Lama banget keong! Kalo angkutannya udah ada beneran gue tinggal lo" ucap Qiya kesal.Irham terkekeh lalu tangan kirinya merangkul pundak Qiya layaknya teman. "Maaf ya beb, gue kan tadi sama papa buat sampe pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Me and Seniors   CEMBURU TERUS

    Irham memilih gak kembali ke kelas padahal bel masuk sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Rendi juga ikut-ikut aja nemenin Irham ngerokok di warung. Kasian katanya, lagi cemburu.Beberapa pesan masuk ke ponselnya dari Qiya. Paling nanya kenapa gak kembali ke kelas. Irham tidak berniat pulang, cuma ingin bolos pelajaran aja sampai bel bubar sekolah. Gak mungkin juga dia ninggalin tasnya yang masih di kelas.Tak satupun pesan Qiya yang mendapat balasan dari Irham. Beneran lagi kesal dan males sama Qiya. Irham cuma pengin ngerokok sama makan gorengan aja terus dengerin kisah tertolaknya Rendi sama cewek IPS yang di gebetnya baru-baru ini."Lagian sia mah Ren, baru ngegebet langsung nembak. Pedekate dulu lah agak lamaan."Rendi menghembuskan nafasnya lewat mulut, terlihat sekali kalau dia lagi galau berat. "Aing mah Ham gak perlu pedekatean lama-lama buang waktu. Kalo bisa langsung kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Me and Seniors   TELAT

    Suara kendaraan sangat terdengan ricuh di telinga Qiya. Berdiri di pinggir jalan menunggu grab pesanannya membuat Qiya gerah. Ini masih pagi, tapi suasananya sudah sangat rusuh layaknya pasar. Andai saja Yasir tidak meninggalkannya ia tidak mungkin berakhir berdiri di pinggir jalan ini menunggu grab yang lama sekali datangnya.Lagipula, sejak kapan Yasir berangkat lebih dulu daripada Qiya? Sepengalaman Qiya, kakaknya itu paling pagi berangkat ya ketika bareng dengannya. Kalau tidak bareng sudah dipastikan Yasir berangkat jam 8 atau saat waktu istirahat pertama.Mengingat tentang murid-murid yang sering seenaknya datang sekolah membuat Qiya merasa ingin menjadi kepala sekolah atau menjadi guru BK atau guru kesiswaan. Akan ia hukum sejadi-jadinya murid-murid yang datang seenak jidat seperti Yasir dan kawannya.Tapi kalau dipikir-pikir, kayaknya akhir-akhir ini Qiya mulai insaf juga dari kebiasaannya kabur sekolah. Mungkin karena di kelas 11 ini Qiya duduk satu mej

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • Me and Seniors   DIHUKUM DAN RIBUT

    Bara jalan ke arah kelas sambil meminum minumam yang baru di belinya dari kantin. Kelasnya sedang tidak ada guru karena pelajaran pertama gurunya sakit dan hanya di kasih tugas. Sudah jelas, Bara dan teman-temannya tidak akan mau mengerjakan."Bar, doi di hukum tuh" kata Riza dengan mata yang menatap Qiya di tengah lapang."Duh kasian amat kekasih hati gue."Baru saja Bara akan melangkah mendekati Qiya, kerah bajunya di tahan dari belakang oleh Riza karena Bara tidak melihat situasi."Tunggu bestie! Liat tu pawangnya ngawasin! Maen samperin aja lu."Bara melihat ke arah yang di tunjuk Riza. Ada Irham yang berdiri di depan kelasnya seperti sedang menjalani hukuman juga."Niat gue kan baik, udah diem aja lu!"Bara tetap keukeuh menghampiri Qiya. Lalu memberikan air dingin yang sebenarnya titipan Heri. Riza menggelengkan kepalanya, "bucin em

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-24
  • Me and Seniors   ROOFTOP

    Qiya memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Disebelahnya terdapat Irham yang menatap wajah damai Qiya dengan sedikit senyum manis di bibirnya.Mereka sedang bolos kelas ke rooftop sekolah, tepatnya Irham yang mengajak Qiya kesana. Di rooftop ada beberapa bangku tidak terpakai yang tertumpuk disana serta dua meja yang masih bagus.Banyak sisa rokok di sudut-sudut rooftop dan satu tempat sampah yang isinya cuma botol dan kaleng minuman. Kentara sekali jika yang mengunjungi rooftop kebanyakan cowok bandel mungkin juga Yasir dan teman-temannya sering kesini."Awas ketiduran gue tinggal lo!" Ucap Irham.Qiya membuka matanya menatap lurus ke depan, "enak banget adem, beneran jadi ngantuk.""Si Fatur sering pacaran disini."Qiya menoleh mendengar nama yang sekarang jarang ia pikirkan. Qiya kira hatinya move on dari Fatur, ternyata ketika mendengar lagi tentang cowok itu hatinya masih terasa hangat dan jantungnya berdetak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Me and Seniors   GENG COWOK

    Bara menatap langit-langit kamarnya sembari membayangkan kejadian yang dilihatnya sepulang sekolah tadi. Semakin lama, rasanya semakin sulit untuk rela melihat Qiya dengan Irham.Qiya dan Irham terlalu terlihat cocok untuk ia rusak hubungannya. Walaupun Bara tidak berniat merusak tapi bukan berarti ia tidak pernah memikirkan tentang hal itu. Ia mencintai Qiya dan rasa ingin memiliki akan selalu ada."Sedih banget ya pecintaan gue."Bara beranjak dari tidurnya lalu duduk di atas kasur menghadap kaca dan memperhatikan dirinya sendiri."Gue kan cakep, banyak yang suka banyak yang ngeWA kenapa gue jadi sadboy? Bisa-bisanya gue gak mensyukuri nikmat dari Allah. Nikmat diberi banyak cewek dan gue tinggal milih. Ck ck ck.""Udah gila tu bocah," suara Riza menginterupsi Bara untuk menoleh ke arah pintu yang sudah terbuka lebar."Ngapain lo pada? Sejak kapan disitu?" Mata Bara mena

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Me and Seniors   KENCAN

    Qiya berjalan keluar rumah setelah pamit kepada Laras untuk pergi kencan malam mingguan dengan Irham. Tak butuh banyak rayuan dan alasan, Laras langsung memberi izin karena Qiya bersama Irham. Kalau cowok lain yang Qiya sebut belum tentu mendapat izin.Qiya duduk di bangku teras sambil menali tali sepatunya. Irham sedikit telat dan berbohong. Beberapa saat yang lalu cowok itu bilang sudah sampai di depan rumah Qiya padahal tidak ada siapa-siapa.Dengan sabar Qiya akhirnya menunggu Irham sambil memainkan ponselnya di bangku teras.Sekitar 5 menit menunggu akhirnya Qiya mendengar suara motor Irham di depan pagar rumahnya. Qiya akhirnya jalan menghampiri Irham yang sedang merapikan rambutnya menggunakan jari."Lama banget lo! Mana bohong lagi!" Amuk Qiya sambil memukul bahu Irham."Aww.. santai beb. Maaf deh maaf."Qiya mendengus masih agak sedikit kesal karena Irham. Tadi Qi

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-10
  • Me and Seniors   KE CLUB?

    Setelah kenyang mengisi perutnya, Qiya dan Irham keluar dari mall. Irham memilih jalan muter agar lebih lama dan bisa berkeliling dulu sesuai mau Qiya. Qiya melingkarkan tangannya di perut Irham. Jangan tanya betapa bahagianya Irham dipeluk Qiya."Jangan cepet-cepet masih setengah 9 kok" kata Qiya."Ciee mauan banget lo lama-lama sama gue," goda Irham."Bukan apa nih yaa.. gue udah lama gak pergi main gini. Mana di motor lagi, ya gue menikmati aja sih.""Menikmati sambil peluk gue ya?"Qiya mendengus kesal lalu jarinya mencubit perut Irham. Sengaja agak keras biar tau rasa. "Geer banget lo. Gak tau apa dingin nih!""Oohh ngode biar gue kasih jaket? Ogah banget gue di depan kalo gak pake jaket ya angin langsung ke badan gue. Kalo lo masih kehalang sama gue.""Siapa juga yang ngode.. gue kalo mau pinjem jaket lo ya langsung ngomong aja gak pake kode-kode!"

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-12

Bab terbaru

  • Me and Seniors   MEMULAI YANG BARU

    Belum lama putus, Qiya sudah terlihat bersemangat lagi. Sudah kembali menjadi Qiya yang biasanya. Hal itu memang terdengar positif untuk Qiya. Tapi tidak dengan penglihatan orang sekitarnya. Terutama Arumi, entah sejak kapan kabar Qiya putus dengan Irham sudah menyebar ke seantero sekolah. Oh hampir saja lupa, ini semua karena ulah Rendi tempo hari. Qiya mendengus kesal saat berjalan melewati Arumi ketika akan pergi ke kantin. Qiya cukup menyesal menolak tawaran Rena yang ingin menemaninya ke toilet sebelum menyusul teman-temannya yang lain."Emang dasar jalang sih ya... baru aja putus udah bisa ketawa ketiwi lagi. Parahnya sih udah ada cowo baru? Kesian deh cowo barunya."Sindiran itu membuat langkah Qiya terhenti. Dia bilang apa? Jalang? Ya ampun kasar sekali. Sebelumnya Qiya tidak mau meladeni, tapi kata Jalang yang keluar dari mulut Arumi sangat mengganggu harga dirinya."Jalangan siapa ya? Sama cewek yang mepet-mepetin pacar orang?

  • Me and Seniors   QIYA SUDAH YAKIN

    Terlentang di atas kasur empuk favoritenya. Qiya menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah keputusannya baik atau tidak, yang pasti sekarang Qiya kembali merasakan ragu.Ia merutuki kelabilannya lagi kali ini. Rasanya baru kemarin Qiya bertekad tidak akan bersama Irham ataupun Bara walaupun hatinya ada diantara dua cowok itu.Qiya tidak ingin menyakiti atau memberi harapan kepada salah satu dari mereka.Ya.. itulah yang Qiya pikirkan sebelum berbincang dengan Bara di kantin berdua.Entah apa yang Qiya pikirkan saat itu hingga bisa-bisanya mulut manisnya berkata "oke, kita jalanin dulu."Qiya mendengus kala otaknya mengingat jawabannya itu. Ia menarik salah satu bantalnya kemudian menutup kepalanya dengan bantal itu. "Aaaaarrrggghhh Zelqiya lo labil banget!!!"Qiya berguling-guling gelisah di atas kasur. Pusing memikirkan apa yang akan terjadi dengan hubungannya.Eh tapi, kalau Qiya

  • Me and Seniors   CAT LAPANGAN

    "Qiyaa.. lo sama Irham gak balikan?" Tanya Bara hati-hati.Qiya menoleh sebentar lalu tersenyum. Kakinya terus melangkah ke arah kantin berdampingan dengan langkah Bara."Balikan ya??" Tanya Bara lagi karena tidak mendapat jawaban."Nggaa.. kenapa? Mau pepet gue lagi?" Qiya tersenyum jail ke arah Bara."Iyalahh... target udah jomblo masa gak di gas."Qiya tertawa. "Jangan kak.. kita gini aja, gue gak mau kelabilan hati gue buat lo ngerasain apa yang di rasain Irham. Sekarang gue, lo bahkan Irham temenan aja. Oke?""Gue sebenernya gak bisa. Tapi mau gak kalo kita jalanin dulu? Gue gak maksa. Gimana nyamannya lo aja. Walaupun gue maunya kita ada status, kalo lo gak mau gue gak papa."Qiya berpikir sampai mereka tiba di kantin. Memesan es cekek untuk mereka berdua dan teman-teman Bara di lapang. Mereka duduk tak jauh dari penjual es. Duduk berhadapan dengan mata yang saling menatap."Oke, kita jalanin dulu."Mata Bara

  • Me and Seniors   KE KANTIN BERDUA

    Pukul 12 malam, Yasir baru pulang kerumah setelah puas bermain di rumah Fatur. Sebelum masuk ke kamarnya, Yasir menoleh ke arah meja makan karena tak sengaja melihat seseorang yang terduduk sambil memainkan ponselnya.Yasir mendekat dan melihat Qiya sedang memakan mie instan sembari menonton drama korea kecintaannya. Yasir meraih gelas lalu menuangkan air untuk ia minum.Yasir duduk di hadapan Qiya, menyimpan gelasnya di meja dan mengambil toples biskuit disana."Halal gak yaa kalo jual adek kaya lo?"Qiya mendongak kaget dengan pertanyaan Yasir. Ia menatap sinis ke arah sang kakak. "Menurut lo?!""Menurut gue mah halal.. daripada bikin pusing. Mending jual.""Apaan sih?"Yasir mendengus. Lalu memakan lagi biskuitnya. "Lo balikan sama si Irham?""Mana ada."Yasir mengerutkan

  • Me and Seniors   BARA PATAH LAGI

    Istirahat kedua, Bara berjalan ke arah kelas Qiya dengan senyum lebarnya. Hatinya berbunga-bunga walaupun otaknya hampir depresi karena mikirin cara buat pepet Qiya sedikit lagi. Tapi depresi terlalu hiperbola buat penggambaran keadaan otak Bara.Tangannya menggenggam satu kotak susu kesukaan Qiya. Biarlah ia dikatakan mengambil kesempatan disaat Qiya baru saja putus, bahkan putusnya pun karena Bara.Sampai di depan pintu kelas Qiya, Bara menarik nafas dulu sebelum masuk. Entah karena rasa bahagianya sedang membuncah karena Qiya atau memang Bara saja yang sedang lebay. Pokoknya saat ini Bara degdeggan berat.Setelah dirasa siap, Bara membuka pintu kelas itu lalu mengedarkan pandangannya mencari kekasih hatinya. Bara hanya melihat beberapa cewek teman kelas Qiya sedang merebahkan kepalanya juga ada Rendi yang sibuk dengan ponsel serta telinga memakai earphone.Bara menghampiri cewek yang

  • Me and Seniors   NGOBROL

    Irham menghentikan motornya di parkiran kedai dekat SMP mereka dulu. Tempat yang pernah mereka datangi saat masih berpacaran. Rasanya Qiya ingin menangis melihat tempat ini. Satu memori indah bersama Irham berputar lagi.Irham mengajak Qiya masuk ke dalam. Sepi. Pengunjung kedai memang anak sekolah. Berhubung sekarang masih jam masuk jadi kedai pasti sepi.Mereka duduk di pojok kedai, tempat yang dulu mereka tempati juga. Tempat ini sangat cocok untuk mengobrol."Ada apa?" Tanya Qiya langsung.Jujur saja, Qiya canggung sekarang. Entah harus bersikap bagaimana. Qiya tidak bisa bersikap sebagai teman seperti sebelum mereka balikan. Rasanya masih aneh."Tegang amat.." ucap Irham santai.Tapi Qiya tau, Irham juga sama canggungnya. Sorot mata Irham membuktikan kecanggungan. Namun, sepertinya Qiya juga harus santai untuk menghargai usaha Irham menyembu

  • Me and Seniors   KANTIN

    Di kantin, Qiya memesan nasi goreng untuk sarapannya. Ia duduk sendirian. Kantin tidak begitu ramai karena masih pagi. Qiya merasa gak salah karena memilih kabur ke kantin sendiri.Tapi ketenangannya gak bertahan lama setelah gerombolan Bara datang dengan kericuhannya. Mereka jalan masuk kantin sambil bercanda. Belum lagi suara bisik bisik cewe cewe alay yang mengangumi mereka mulai terdengar di telinga Qiya.Earphone yang tadinya mati sekarang mulai Qiya nyalakan karena gak mau dengar kebisingan.Suara lagu mulai mengalun masuk ke telinga Qiya menyamarkan suara bising kantin, ia menaikan sedikit volumenya sampai suara bising itu benar-benar tidak terdengar.Qita tersentak kaget saat ibu kantin penjual nasi goreng meletakan satu piring nasi goreng dan sebotol air mineral di hadapannya."Ibu ngagetin aja.""Gimana gak kaget, orang neng pake tutup

  • Me and Seniors   GALAU

    Esoknya, Qiya sekolah seperti biasa namun dengan perasaan berbeda. Suasana hatinya masih sedih dan kehilangan. Baru kali ini Qiya merasa benar-benar putus cinta seperti kebanyakan orang.Mata Qiya sedikit bengkak karena menangis semalam. Ada beberapa teman sekolahnya yang menatap aneh ke arah Qiya saat mereka berpapasan.Sampai di kelas, Qiya melihat ke bangku Irham yang masih kosong. Belum ada tas, rupanya cowok itu belum datang.Qiya menghela nafas panjang, ia bingung bagaimana nanti Qiya harus ketemu Irham. Ia tidak tau harus bereaksi apa, bertingkah seperti apa. Qiya benar-benar belum siap.Rasanya sekolah dihari kemarin masih baik-baik saja dengan Irham. Masih bercanda dan lainnya. Sekarang, semuanya telah berubah.Tepakan di bahunya membuat Qiya terkejut. Ia menoleh dan mendapati Rena disana. Baru datang juga."Kenapa lo?"Qiya menggeleng lesu lalu jalan ke arah bangkunya meninggalkan Rena. Rena merasa Qiya tidak baik-baik saja.

  • Me and Seniors   BENERAN PUTUS?

    Sampai di rumah Qiya. Ternyata ada Irham duduk di bangku teras sambil memainkan ponselnya. Qiya mulai gugup saat melihat Irham disana. Apalagi tatapan Irham yang terlihat kesal sekali."Kak Bara pulang aja. Terima kasih."Bara mengerti keadaan, tapi ia berniat menjelaskan dulu kepada Irham daripada Irham harus marah ke Qiya.Qiya semakin panik saat melihat Bara malah turun dari motornya. Qiya menarik baju Bara agar kembali menaiki motornya lalu pergi saja dari rumahnya."Kak Bara.. pulang ajaa yaa.""Gue jelasin dulu sama Irham.""Gak perlu kak, gak papa kok. Nanti sama gue aja."Bara menatap Qiya meyakinkan. "Nanti lo yang dimarahin padahal lo gak salah apa-apa."Bara berjalan menghampiri Irham yang sekarang terlihat menghampiri Bara juga. Mata Irham semakin tajam apalagi saat bertatapan dengan Bara. Tapi Bara malah terlihat biasa saja.

DMCA.com Protection Status