Home / Romansa / Me VS Mr. Presdir / Dewa Penyelamat

Share

Dewa Penyelamat

Author: seorin writernim
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

TIIIIDDDD!

“Wanita gila! Ngapain kamu di situ?” Seseorang memunculkan kepalanya ketika kaca mobilnya dibuka.

Samar-samar Kirey melihatnya. Karena tersorot lampu mobil. Sepertinya itu suara seorang pria dikenalnya. Ketika dia membuka matanya lebar-lebar, dia membelalak kaget.

Astaga! Itu Presdir Gio. Kenapa bisa bertemu di saat-saat seperti ini sih? gumam Kirey. Ya ampun! Ngapain juga tuh Presdir Gio turun dari mobil lalu mendekati Kirey? Pasti bakalan dimarahi lagi pegawainya itu.

“Kamu lagi. Kamu lagi. Kenapa kamu selalu berkeliaran di sekitarku, hah?” semprot Gio.

Yeh? Mana Kirey tahu. Tiba-tiba saja mereka bertemu. Ini hanya kebetulan saja, kok. Kirey sama sekali tidak merencanakannya.

“Kamu sengaja mau menggangguku terus, ya?” tuduh Gio. Dih, kegeeran banget dia.

“Siapa yang mau mengganggu Anda, Pak Presdir? Saya hanya kebetulan lewat sini. Bapak bisa lihat sendiri, kan, kalau saya sedang menyebrangi jalan.” Kirey membela diri. Itu harus. Karena Presdir Gio pasti akan terus menyalahkannya.

“Terus, kamu ngapain tidak menyingkir dari situ? Aku hampir saja menabrakmu tadi,” Gio sewot. Sekaligus mengkhawatir keselamatan Kirey.

“Baguslah. Jadi, aku punya alasan meminta ganti rugi karena dia telah menabrakku,” ujar Kirey dalam hati.

Sayang sekali, Gio tidak menabrak Kirey seperti yang sedang dilamunkannya saat ini. Ah, padahal Kirey bisa mendapatkan sejumlah uang darinya, pikirnya agak jahat.

“Hey, cepat menyingkir dari situ! Mobil mahalku mau lewat,” kata Gio memerintah.

Kirey segera menyingkir dari hadapannya. Dia mempersilakan Presdirnya yang terhormat itu untuk melewati jalannya. Tidak lama kemudian, Gio segera tancap gas. Melajukan mobil mahalnya dengan sangat kencang melewati Kirey.

“Menyebalkan!” Kirey mengacungkan tinjunya setelah Gio meninggalkannya. Mumpung Gio tidak melihatnya. Kirey berani mengumpat bosnya yang songong itu.

Kirey pikir, Gio tidak melihatnya? Salah besar. Gio melirik ke kaca spion mobilnya. “Dasar wanita aneh!” rutuk Gio.

Lalu, apa yang harus Kirey lakukan sekarang? Dia enggan sekali pulang ke rumahnya. Bapaknya pasti sedang menunggu kepulangan Kirey. Ingin sekali dia melarikan diri. Lari dari kenyataan. Tetapi, bagaimana caranya?

Kirey merasa putus asa. Tidak adakah yang bisa ia lakukan untuk membantu Bapaknya keluar dari jeratan utang yang berusaha membunuhnya pelan-pelan? Kirey berjalan lunglay. Pandangannya terasa buram, berkabut karena air mata kini menggenanginya.

“Tolong aku! Siapa pun itu. Dewa penyelamat sekali pun, aku tidak peduli,” harap Kirey.

CKIIIITTT!

Sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Kirey menyingkirkan air matanya. Dia segera membuka matanya lebar-lebar. Kenapa dewa penyelamat Kirey berwujud Presdir Gio?

“Ikut aku!” Gio meraih tangan Kirey. Memaksanya masuk ke dalam mobil. Anehnya, Gio menempatkan Kirey di jok kemudi.

Ada apa ini? Kirey tidak mengerti. Situasi macam apa ini? Kirey ingin menanyakannya langsung kepada Pak Presdir. Namun, dia teringat kembali waktu itu. Presdirnya itu paling tidak suka diajak mengobrol saat sedang berkendara.

“Tunggu apa lagi? Cepat jalan!” perintah Gio.

Kirey masih terdiam. Jadi, maksud Presdir Gio, Kirey disuruh menggantikannya menyetir?

“Antarkan aku ke hotel waktu itu. Kamu tahu alamatnya, kan?”

Kirey mengangguk pelan. “Iya, saya tahu, Pak.”

“Cepatlah! Waktuku tidak banyak. Aku harus ke hotel itu lagi,” Gio memberitahu.

“Baik, Pak Presdir,” Kirey menuruti saja perintahnya.

Ada yang aneh dengan gelagat Gio. Kirey bungkam. Dia tidak harus menanyakan alasannya.

“Kirey!” panggil Gio.

“Iya,” jawab Kirey cepat.

“Kenapa kamu berada di jalanan saat jam-jam malam begini?” tanya Gio.

Tumben, Gio menanyakannya. Bukankah dia paling tidak suka berbincang dengan Kirey? Jika tidak penting-penting amat.

“Saya sudah mau pulang. Tetapi…”

“Tetapi kenapa?” Gio tidak sabaran.

Kalimat Kirey sengaja menggantung. Karena dia tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Masa iya, dia harus curhat mengenai keadaan perekonomian keluarganya? Memangnya kalau Kirey cerita Presdir Gio bakalan membantunya? Atau malah mengejeknya? Kirey jadi berburuk sangka.

“Tidak apa-apa, Pak Presdir,” Kirey menutup-nutupi.

“Bohong kamu!” tebak Gio. “Matamu sembab seperti habis menangis, Kirey.”

“Oh, ya?” Kirey melihat-lihat di kaca spion. Benar saja. Matanya bengkak sehabis menangis tadi.

Kirey menepikan mobil Gio sesampainya di hotel, tempat tujuan Presdirnya. Perbincangan mereka terpaksa harus dihentikan sementara. Karena Gio buru-buru meninggalkan mobil.

BRUUKKK!

Gio menutup pintu mobilnya. Kemudian, dia berjalan masuk ke dalam hotel. Sementara, Kirey masih duduk di jok kemudi mobilnya. Dia akan menunggu Gio sampai urusannya di hotel selesai.

Huft! Kirey menenggelamkan wajahnya di atas stir. Sambil memejamkan mata. Kirey terlihat kelelahan sekali hari ini. Lelah fisiknya. Lelah juga batinnya.  

Tidak lama kemudian, Gio tiba di depan mobil. Urusannya di hotel sudah selesai. Dia membawa sebuah koper. Entah apa isinya. Dia mengetuk-ngetukkan tangannya di kaca mobil. Kirey yang tak sengaja ketiduran saat itu tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar.

Kirey membukakan pintu mobil untuk Gio. Mereka pun segera meninggalkan hotel menuju rumah Gio. Baru kali ini Kirey akan pergi ke rumah Presdirnya.

“Kirey, tadi kamu sedang menangis, bukan? Kenapa?” Gio ingin tahu.

Kirey agak canggung mengatakannya. Namun, karena Gio terus mendesaknya, akhirnya, dia akan menceritakan permasalahan keluarganya. Bahwa sebenarnya dia sangat membutuhkan uang saat ini.

“Permasalahan saya saat ini… adalah uang, Pak,” ungkap Kirey.

“Apa?” Gio membelalak kaget.

Klasik sekali permasalahan orang miskin. Gio sempat mengejeknya dalam hati. Namun, dia tidak secara langsung mengatakannya di depan Kirey. Gio tahu etika, kok. Karena jika dia sesumbar, Kirey pasti merasa sakit hati karenanya.

“Uang? Maksudmu… gajimu tidak mencukupi semua kebutuhan hidupmu?” tebak Gio asal-asalan. Dia sedang malas mikir. Jadi, asal saja menerkanya.

“Bukan begitu, Pak. Saya sedang membutuhkan uang untuk membayar utang-utang keluarga saya,” kata Kirey dengan penuh keberanian.

Jangan salah! Kirey sudah mengumpulkan tekadnya terlebih dahulu sebelum mengatakannya kepada Gio. Dia merasa gengsi dan malu. Namun, tetap saja butuh. Jadi, dia mengesampingkan harga dirinya sekarang.

Semoga saja, Gio mau menjadi dewa penyelamatnya, harap Kirey. Meski ia tidak yakin seratus persen Gio bakalan membantunya keluar dari permasalahan yang sedang dihadapinya itu.

“Berapa utang keluargamu?” tantang Gio.

“Ng… sekitar delapan ratus juta rupiah,” sahut Kirey.

“Oh, begitu ya,” Gio tampak lurus-lurus saja menanggapinya.

Tuh, kan, benar! Gio mana tertarik membantu Kirey. Kirey sudah menduga sebelumnya.

“Bisa bantu aku membawakan koper itu sesampainya di rumahku?” tawar Gio.

“Baik, Pak.”

Angkat koper yang kelihatan enteng begitu Kirey sih tidak masalah. Tetapi, masa iya setelah menjelaskan permasalahan Kirey, Gio diam saja tanpa meresponnya? Buang-buang waktu saja, pikir Kirey.

Sesampainya di rumah Gio, Kirey menuruti perintah sang Presdir. “Lihat isinya!” perintah Gio.

“HAAAAA!” Kirey membelalak kaget saat melihat isinya.

***

           

Related chapters

  • Me VS Mr. Presdir   Isi Koper

    “Apa ini semuanya adalah uang?” Kirey hampir tidak memercayainya.Mata Kirey membulat. Lalu, dia mengedip-ngedipkan matanya. Seolah, apa yang dia lihat saat ini tidaklah nyata. Pasti hanya mimpi dan dia berhalusinasi. Mana mungkin, di hadapannya kini ada tumpukan uang ratusan juta rupiah tertata rapi di dalam sebuah koper.“Ya. Itu semua uangku,” Gio meyakinkan Kirey.“Lalu, kenapa Anda memperlihatkannya kepada saya?” Kirey tidak habis pikir. Apa Presdir Gio yang kaya raya, keturunan konglomerat itu sengaja ingin pamer di depan Kirey?Kirey menelan ludah. Jujur saja, dia tergiur melihat uang sebanyak itu. Tidak. Itu bukan miliknya. Kirey mengelus dada. Menarik napasnya panjang. Kemudian, dia menutup kembali koper milik Gio. Dia merasa tidak mungkin memilikinya. Ikhlaskan saja.“Kamu bisa menggunakan uang itu,” kata Gio. Alam bawah sadar Kirey tersentak. Seakan-akan Kirey dipaksa bangun dari mimpi inda

    Last Updated : 2024-10-29
  • Me VS Mr. Presdir   Make Over

    Kirey membelalak saat saldo di rekeningnya bertambah. Sulit dipercaya. Namun, kenyataannya memang begitu. Ada sejumlah uang, nilainya mencapai jutaan rupiah terkirim ke dalam rekeningnya. Hampir setara dengan satu bulan full gajinya.“Apa aku sedang tidak berimajinasi?” Kirey berusaha menyadarkan dirinya. Dia mencubit pipinya.Auw! Terasa sakit. Itu artinya Kirey tidak sedang bermimpi. Ini… kenyataan yang harus ia terima. Benar begitu? Aneh tapi nyata. Sukuri saja! Kirey merasa seperti sedang mendapat durian runtuh. Rejeki nomplok namanya.Besok, Kirey akan mempergunakan uang itu dengan sebaik mungkin. Potong rambut ke salon, membeli riasan wajah, memborong sepatu high heels, tas, dan beberapa pakaian setelan untuk bekerja. Itu sudah sesuai dengan amanat yang diberitahukan Gio kepada Kirey melalui pesan singkatnya.Kirey membuka notebooknya. Dia mencatat semua kebutuhannya besok. Jangan sampai ada yang terlewat. Biar uangnya nggak mubaz

    Last Updated : 2024-10-29
  • Me VS Mr. Presdir   True Beauty

    Waduh, kedengaran ya sama Presdir Gio? Tadi, Kirey tidak sengaja menggumamkannya. Dan menyebut Presdir Gio pelit. Kirey tidak menyangka Gio mendengarnya. Tajam sekali indera pendengarannya jika ada yang mengumpat tentang dirinya. Mungkin itu salah satu kelebihan yang dimiliki Presdir Gio.“Beri waktu kepada saya beberapa menit lagi, Pak Presdir. Saya akan merinci pengeluarannya terlebih dahulu,” kata Kirey meminta toleransi waktu pada Gio.“Berapa menit kamu mengerjakannya? Lima menit atau tujuh menit, cukup?” Gio memberi pilihan. Aish! Sebentar sekali waktunya.“Lima belas menit, Pak!” tawar Kirey. Mereka saling berdebat saat menegosiasikannya.“Tidak. Itu kelamaan! Sepuluh menit saja!” tegas Gio.“Sepuluh menit?” ulang Kirey bingung. Dia masih mempertimbangkannya.“Oke, tujuh menit. Deal?”“Ah, tidak! Sepuluh menit saja!” sanggah Kirey. Dia menyanggu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Me VS Mr. Presdir   Godaan Presdir

    “Antar ke mana, Pak?” tanya Kirey.“Ke rumahnya,” sahut Gio.Kirey menoleh ke arahnya. Gemas. Iya, tahu. Tetapi, diantarinnya ke mana? Presdir Gio tidak jelas nih memberitahu alamatnya.“Aku mau ke rumahmu saja, Gio sayang,” kata wanita itu. Nada suaranya bernada manja.“Kita lakukan sekali lagi, sayang. Aku belum puas,” katanya lagi. Apa? Kirey jadi salah mengartikan perkataan wanita itu.Kirey menatap curiga ke arah Gio. Apa yang sudah mereka lakukan di hotel? Tuh, kan. Kirey semakin penasaran.“Maaf, aku tidak bisa. Aku sangat sibuk malam ini,” tolak Gio. Dingin sekali sikap Gio pada wanita itu. Membuat Kirey berspekulasi. Jangan-jangan, wanita itu memaksa Gio untuk…“Kirey, cepatlah! Jangan membuang waktuku!” perintah Gio.“Ah, iya. Baiklah.” Kirey menurut.Kirey segera menuju mobil Gio. Tidak lupa, dia juga membukakan pintu untuk Presdir dan wanita tidak jelas itu. Mereka duduk di jok belakang. Kirey segera mengemudikan kend

    Last Updated : 2024-10-29
  • Me VS Mr. Presdir   Presdir Tampan Ditolak

    “Aku…” Kalimat Kirey menggantung.“Kamu tidak menyukaiku?” tembak Gio tiba-tiba.Ngomong apa sih Presdir Gio? Kirey mengernyitkan dahi. Dia tidak mengerti maksud ucapan Gio barusan. Memangnya Gio sedang menyatakan cinta kepada Kirey? Mustahil. Jangan membuat Kirey ge er. Nanti ge er beneran dia.Ah, tidak percaya. Itu yang Kirey rasakan sekarang. Bagaimana mungkin Presdir Gio yang tampan dan mapan itu menyukai Kirey? Jika memang benar, memangnya kenapa? Bukankah itu salah satu keajaiban dunia? Seharusnya sih begitu.“Maaf, aku harus pergi. Sepertinya Anda sedang mabuk. Jadi, aku tidak akan menganggap pembicaraan ini,” Kirey ingin sekali melepaskan diri saat ini.“Aku tidak pernah mabuk. Perlu kamu ketahui, bahwa aku sangat membenci alkohol. Catat itu!” Gio memberitahu.“Apa?” Kirey membelalak. Berarti Gio mengucapkannya dalam keadaan sadar. Sulit sekali memercayainya.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Me VS Mr. Presdir   Terlilit Utang

    “Kamu bilang apa, Kirey?” Gio merasa tersinggung.“Bukan Pak Presdir maksudku. Tetapi, playboy kampret itu!” tunjuk Kirey. Oh, begitu rupanya. Gio mengerti.Pandangan Kirey masih tertuju pada Sammy. Aish, menyebalkan! “Aku tidak akan membantunya lagi,” tekad Kirey dalam hati.Tahu bakalan seperti ini akhirnya, Kirey ogah banget bantuin Sammy. Meskipun dia menangis berdarah-darah, sampai dia berlutut atau bersujud pun Kirey tidak akan menggubrisnya. Tapi… tapi… Kirey mana tahu jika boneka yang dibelinya itu akan diberikan Sammy untuk Nania. Kenapa sakitnya terasa menyesakkan dada?Ah, sudahlah. Terima nasib saja. Dalam hal percintaannya, anggap saja Kirey tidak beruntung kali ini. Entah sampai kapan. Kirey mengalihkan pandangannya. Ketika dia menengok ke samping, wajah Gio sudah berada di dekatnya. Ups!Keduanya kini saling beradu pandang. Apa yang harus Kirey lakukan sekarang? Kenapa Gio tidak seger

    Last Updated : 2024-10-29
  • Me VS Mr. Presdir   Posisi Terjepit

    Tok-tok-tok!Kirey mengetuk pintu kamar hotel. Sebelumnya, dia ragu-ragu menemui rentenir itu di kamar hotel. Ngapain coba? Kirey sengaja mau bunuh diri memangnya? Menyerahkan diri kepada rentenir itu untuk membebaskan Bapaknya dari utang yang menjeratnya. Sama saja cari mati.Tidak apalah. Demi menyelamatkan keluarganya, Kirey rela. Asalkan, dia tak lagi melihat Bapaknya menderita. Disiksa bertubi-tubi seperti tadi itu membuat hati Kirey semakin sakit dan hancur.Tidak lama kemudian, pintu terkuak. Kirey masuk ke kamar hotel itu dengan tangan dan kaki gemetaran. Gio memerhatikannya dari kejauhan. Dia masih penasaran. Apa yang akan Kirey lakukan di sana?Kirey masih berdiri memandangi sosok pria bertubuh besar di hadapannya. Tubuhnya tinggi besar dan gendut. Banyak sekali lemak di perutnya yang menggumpal. Mirip sekali gajah bengkak.Tanpa sengaja Kirey memerhatikan tubuh tambun pria itu. Sama sekali tidak menarik, pikirnya. Ya ampun, Kirey sudah s

    Last Updated : 2024-10-29
  • Me VS Mr. Presdir   Semalam Bersama Presdir

    “Oh, hanya 800 juta,” Gio menanggapinya datar.Hanya? Presdir Gio bilang ‘hanya’? Kirey berdecak. Huh, sombong sekali lagaknya. Apa pria songong itu benar-benar konglomerat dan sangat kaya raya? Apa uang segitu tidak ada arti baginya? “Jika aku yang membayar semua utang keluargamu, maka kamu berbalik berutang padaku,” sahut Gio. Sambil memikirkan jalan keluar untuk menghadapi permasalahan keluarga Kirey.Kirey menelan ludah. Ya, itu benar. Jika Gio yang membebaskan keluarga Kirey dari jeratan utang para rentenir dan debt collector, Kirey harus membayarnya sedikit demi sedikit kepada Gio.Bagaimana ini? Kirey agak kebingungan. Masa iya, Gio akan memotong gaji bulanannya di kantor? Bahkan, jika diperhitungkan kembali uang gajinya per bulan saja tidak mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Lantas, jika potong gaji, mau sampai kapan lunasnya? Dua puluh atau tiga puluh tahun kemudian?Wajah Kirey memucat. Rasanya

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Me VS Mr. Presdir   Permintaan Bersyarat

    “Kakek, maafkan Gio…” sesal Gio. Dia menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa pada kakeknya. Tangan Tuan Gilberto merespon. Air mata menetes di pelupuk mata kakeknya. Gio menyekanya.“Gi… Gio…” Suara Tuan Gilberto terdengar memanggilnya. Gio mendengarnya dan segera mendekatkan diri di samping kakeknya yang sedang berusaha bicara padanya.“Iya, Kek,” sahut Gio.Perlahan-lahan, Tuan Gilberto membuka matanya. Dia melihat Gio berada di sampingnya.“Kem… bali…lah ke kan… tor,” pinta Tuan Gilberto agak terbata-bata. Agak sulit kakek mengatakannya pada Gio.“Tapi, Kek,” Gio hendak menolak permintaan kakeknya. Namun, Tuan Gilberto diwakilkan Nyonya Maria memohon pada Gio. Agar cucunya itu bisa segera kembali memimpin perusahaan yang sudah ditinggalkannya akhir-akhir ini.“Kakek sungguh ingin aku kembali?” Gio memastikannya

  • Me VS Mr. Presdir   Gawat, Tuan Gilberto Sekarat!

    Kirey masih harus mendapatkan perawatan intensif ibu hamil di Rumah Sakit. Dia masih belum sadarkan diri dari tidurnya. Gio keluar dari ruang inap kelas satu. Di luar kamar inap, Sammy masih bersabar, menunggu kabar dari Gio.“Gimana keadaan Kirey?” Sammy langsung memburu Gio.“Kondisinya masih lemah dan dia harus banyak istirahat selama bedrest,” Gio memberitahu.“Apa kata dokter? Kirey sakit apa?” Sammy panik dan terus memburu Gio dengan banyak pertanyaan.“Kenapa kamu masih di sini? Bukannya kamu harus pergi bekerja?” Gio heran. Dia mengalihkan pembicaraan. Namun, Sammy tidak memedulikannya. Fokus perhatiannya masih tertuju pada Kirey.“Aku akan menemani Kirey selama dia berada di Rumah Sakit. Sebaiknya, Anda pulang saja. Biar saya yang menggantikannya,” kata Sammy mengusir Gio secara halus.Apa? Gio membelalak. Ada apa dengan Sammy? Kenapa dia bersikeras ingin menjaga Kirey di s

  • Me VS Mr. Presdir   Pengorbanan

    “Apa maksudmu mengundurkan diri dari perusahaan?” Tuan Gilberto terkejut mendengar keputusan Gio. Menurut pria tua itu, Gio sangat ceroboh dan tergesa-gesa saat mengambil keputusan. Mendadak sekali Gio mengatakannya.“Iya, jika Kakek bersikeras memisahkanku dengan Kirey, maka aku tidak punya pilihan lain. Aku akan meninggalkan semua yang Kakek wariskan untukku.”“Memangnya kamu sudah siap miskin, Gio?” Tuan Gilberto meragukan Gio.“Aku tidak peduli. Asalkan bisa hidup bersama Kirey, aku rasa itu tidak masalah.”Gio dan Tuan Gilberto saling berdebat. “Anak bodoh! Tidak tahu berterima kasih,” umpat Tuan Gilberto.Di ruangan tersebut, mereka masih berdebat. Semua orang yang tengah menyaksikan keributan itu pun akhirnya terpaksa keluar, meninggalkan ruangan itu dan memberikan privasi untuk kakek dan cucu itu saat sedang bernegosiasi.“Baiklah. Jika itu keinginanmu. Kakek tidak aka

  • Me VS Mr. Presdir   Mengundurkan Diri

    Malam itu, Gio diberitahu polisi bahwa Ellena mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit. Sejak itulah, Gio merasa bersalah. Dia terus menerus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kekasihnya, Ellena. Sampai-sampai setiap malam, Gio harus mengalami mimpi buruk dan berhalusinasi tentang Ellena.“Kamu, pria brengsek Gio!” kata Sephia.“Kenapa? Apa kamu menyesal sekarang sudah mengenalku?” tantang Gio.“Tetapi, aku selalu saja jatuh cinta padamu. Kamulah yang membuatku nekat seperti ini. Sepeninggalnya Ellena, bukannya memilihku kamu malah menikahi gadis kampung itu! Aku tidak rela, Gio!”Gio tersenyum sinis mendengarnya. “Aku sudah sering mengatakannya dengan sangat jelas, bahwa aku tidak pernah mencintaimu Sephia,” tegas Gio.“Itulah alasannya Gio.”“Kamu bukan tipeku, Sephia. Aku memiliki standar sendiri memilih wanita yang aka

  • Me VS Mr. Presdir   Sisi Gelap Gio

    Gio pergi terburu-buru menuju pabrik kosong itu. Setelah seorang detektif swasta suruhannya memberitahukan lokasinya, Gio pun melaju dengan cepat. Dia harus segera membereskan perkara ini. Jika ingin menyelamatkan Kirey dan bapak mertuanya dari tuduhan palsu kakeknya.Beberapa menit kemudian, Gio telah sampai di pabrik usang itu. Dia berjalan cepat menghampiri si penipu yang kondisinya sudah babak belur dihajar orang-orang suruhan Gio. Detektif swasta itu telah mengikat si penipu dengan tali yang cukup kencang di area tangan, kaki, juga bagian perutnya yang agak buncit.Tidak hanya itu, kedua mata si penipu pun ditutup kain berwarna putih sehingga dia tidak bisa melihat siapa pun yang akan mengeksekusinya malam ini. Gio harus menyembunyikan identitasnya saat hendak memberi pelajaran pada sampah itu.Detektif swasta dan beberapa orang suruhan Gio lainnya memberi hormat ketika Presdir Gio datang menghampiri mereka. Gio membuka maskernya dan memandangi wajah si pen

  • Me VS Mr. Presdir   Pilihan yang Sulit

    “Kenapa kamu diam saja Gio? Apa kamu tidak bisa memilih antara istrimu atau perusahaan yang merupakan seluruh aset kekayaanmu?” desak Tuan Gilberto.“Kakek!” hardik Gio di depan semua orang. “Menurutku itu bukan pilihan.”Anak bodoh! Tuan Gilberto mencibir Gio. Padahal kan Gio tinggal memilih saja. Itu menurut Tuan Gilberto. Tetapi bagi Gio, disuruh memilih antara Kirey dan seluruh warisannya merupakan pilihan yang sulit. Dua-duanya sudah menjadi kebutuhan hidup Gio sehari-hari. Dia tidak bisa hidup tanpa kekayaannya. Namun, dia juga tidak bisa tidur nyenyak tanpa Kirey ada di sampingnya.“Kenapa Kakek tidak mengerti perasaanku?” keluh Gio.“Perasaan macam apa yang kamu rasakan itu? Selama ini kamu sering main dengan wanita di luaran sana. Lalu, apa salahnya sekarang kamu menyingkirkan wanita itu dari hidupmu?” sindir Tuan Gilberto.“Kakek! Aku serius mencintai Kirey,” ungkap G

  • Me VS Mr. Presdir   Pertengkaran Gio

    “Gio, tolong aku! Perutku rasanya seperti diobok-obok,” keluh Kirey.“Tuh, kan! Apa aku bilang. Seharusnya kamu nurut sama aku, Kirey. Kita harus segera pergi ke dokter untuk memastikan keadaan perutmu,” Gio panik. Di tengah kepanikannya itu dia malah kelihatan sewot dan membuat Kirey tambah emosi.“Iya, nanti. Sekarang aku lapar banget. Kita makan dulu aja. Habis itu baru ke dokter,” tawar Kirey. Dalam keadaan darurat seperti ini bisa-bisanya Kirey menawar, ingin makan dulu sebelum pergi ke dokter.Ckckck. Gio berdecak. “Ya udah, buruan! Sekarang kita makan dulu,” ajak Gio sambil memegangi tangannya. Membawa Kirey masuk ke café and resto yang mereka tuju.Kirey duduk di sofa, di sebuah ruangan VIP yang khusus dipesan oleh Gio. Agar mereka lebih leluasa dan mengantisipasi jika terjadi mual-mual lagi pada Kirey. Nggak banget kan pada saat menyantap makan siang, tiba-tiba Kirey mual-mual di depan umum.

  • Me VS Mr. Presdir   Gio Harus Mempertahankan Pernikahannya

    “Aku? Ah, aku hanya mencari udara segar di sana,” Kirey menutup-nutupi. Dia terpaksa berbohong. Dia tidak ingin Gio tahu jika dirinya tengah bersama Sammy tadi. Bisa salah paham nantinya.“Ini kan masih pagi?” Gio heran.“Justru itu. Mumpung masih belum terik aku berjemur dulu di atap. Sinar mentari pagi itu kan bagus untuk kesehatan tubuh,” Kirey beralasan.Aish! Ngomong apa dia? Kenapa bicaranya jadi ngalor ngidul begini sih? Kirey jadi salah tingkah. Namun, dia berhasil menutupinya dengan sangat rapi. Sehingga tidak menimbulkan kecurigaan pada diri Gio.Gio tersenyum. Dia maju dua langkah tepat di depan Kirey. Lalu, mencubit pipi Kirey gemas. “Yang penting jaga kesehatanmu, Sayang. Jangan sampai sakit, ya,” Gio menasihati. Sikap Gio disaksikan banyak orang, terutama pengikutnya yang berada di barisan belakang.“Kalau gitu, aku kembali dulu ke ruanganku,” Kirey pamit pada Gio. Karena dia

  • Me VS Mr. Presdir   Sammy Akan Merebut Kirey

    Kirey malu mengakuinya di depan Gio. Dia membuka pintu kemudian segera masuk ke kamar. Kalau bisa dia ingin bersembunyi di bawah selimut atau menutupi wajahnya dengan bantal. Aish! Kirey menutup wajah dengan kedua tangannya saja.Ceklek!Gio menutup pintu kamarnya, menguncinya dari dalam. Tiba-tiba Gio melepas tangan istrinya kemudian mencium bibir Kirey dengan sangat lembut.Deg!“Gio tunggu sebentar!” cegah Kirey. Dia melepas ciuman Gio.Kirey merasa belum siap mendapat serangan mendadak dari Gio. Namun, Gio sama sekali tidak memedulikannya. Dia terus melancarkan aksinya.“Kirey, kenapa kamu selalu saja membangkitkan gairahku?” ujar Gio dengan nada suara mendesah-desah manja. Ala-ala pria dewasa yang sedang ingin bercinta.“Apa?” Kirey membelalak.“Ya, aku selalu tergoda olehmu, Sayang.”Kirey selalu dibuat berdebar-debar oleh Gio. Ciuman panasnya selalu membuat Kirey ber

DMCA.com Protection Status