Beranda / Semua / Me And My Dad / Membersihkan White House

Share

Membersihkan White House

Penulis: Bluevy Biru
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-10 12:29:20

Cciiitttt!!!

Set!

Mobil yang dikendarai oleh Gaying berhenti secara mendadak. Hal tersebut membuat badan Gayang dan Aneet sontak terpental ke depan.

“Auw!” teriak Gayang dan Aneet, ketika tubuhnya membentur benda yang ada didepannya.

“Ying! Gila loe ya! Mau bunuh kita loe! Kalau gak bisa nyetir bilang aja, biar gue yang gantiin!” protes marah Gayang yang menahan sakit dikepalanya karena kepalanya membentur dasbor depan.

“Aneet kamu baik – baik saja?” tanya Gaying yang membalikkan badannya ke belakang untuk memastikan kondisi keponakannya.

“Gak apa-apa paman, cuma kepala aja nih agak mantap.” keluh Aneet sambil memegang dahinya.

“Sorry – sorry, tidak bermaksud gue. Cuma pintu gerbangnya sudah kelewatan di belakang!” ucap Gaying dengan wajah merasa bersalah.

Gaying menyalakan lampu sand untuk memberi tanda bahwa mobilnya akan mundur. Dengan pelan dia mengundurkan mobilnya hingga sampai tepat di depan gerbang pas.

Gayang terlihat kesusahan mencari tempat gembok pagar itu terkait. Gaying yang merasa tidak sabar keluar dari mobil sambil membawa sebuah sabit. Dihempaskannya beberapa kali sabut tersebut ke arah dedaunan yang menjalar tersebut.

Crek! Crek!

Grek....!

Gerbang rumah berhasil dibuka, meski harus menggunakan banyak tenaga. Aneet yang masih berada di mobil mengambil alih kemudi untuk membawa mobil itu masuk.

“Bu, Aneet pulang.” ucap Aneet saat kali pertama kali ban depan mobilnya melintasi gerbang.

Gaying dan Gayang dibantu oleh beberapa anak buah Guntur sedang berusaha membuka gerbangnya lebar – lebar supaya mobil mereka bisa masuk.

Aneet terus melangkah menuju ke teras rumah, diambil kunci pintu rumah dari saku jaketnya.

Crek! Crek!

Aneet mendorong kedua pintu rumahnya, membuka lebar – lebar pintunya agar sinar matahari masuk ke rumah. Masuk selangkah ke Rumah, mata Aneet melihat sekelilingnya dan mendapati tembok yang dulu penuh poto dan lukisan kini bersih. Di rumah Cuma tersisa shofa dan beberapa prabotan yang berat. Aneet terus masuk dan menyusuri rumah yang sudah dia tinggalkan selama dua belas tahun.

‘Bu! Aneet pulang. Sekarang Aneet sangat merindukanmu, bu!” jerit Aneet dalam hati

Gaying dan Gayang mengordinasi seratus orang anak buah guntur untuk membersihkan seluruh tempat ini tanpa terkecuali.

Ketika Gaying dan Gayang menyusul masuk, mereka mendapati Aneet berhenti disebuah rak buku yang terletak persis di samping dapur

“Ngapain disini?” tanya Gayang.

Gayang merangkul bahu Aneet, karena melihat wajah cantik keponakannya tersebut tersirat garis kesedihan.

“Paman!” panggil Aneet sambil menatap wajah pamannya. Gayang merespons dengan berkontak mata dengan Aneet. “Temani Aneet masuk ya.” pinta Aneet.

“Masuk ke mana sayang? Kita kan sudah di dalam.” Gayang bertanya dengan muka keheranan.

“Masuk disini.” tunjuk Aneet dengan jari telunjuknya. Aneet lalu berjalan menuju samping dapur. Terlihat dari sana beberapa tempat bumbu kosong berjajar. Tangan Aneet terlihat memutar tempat bumbunya paling ujung luar.

Grek!

Tubuh Gayang seketika tersentak kaget karena rak buku itu bergeser dan ada tangga turun didalamnya.

“Woh, mbak Aya keren juga.” ucap kagum Gayang

“Ayo paman masuk. Temani Aneet.” Ajak Aneet.

Hanya Gayang yang menemani Aneet masuk kedalam ruang rahasia itu sementara Gaying mengordinasi anak buahnya agar cepat selesai membersihkan rumah itu.

Setapak demi setapak Aneet dan Gayang menuruni tangga. Tangan Aneet memang kuat sang paman karena teroma masa lalu. Gayang dengan sigap membuat sang ponakan menjadi tenang dengan menggenggam erat tangan Aneet.

“Wow! Ruang kontrol. Keren dari sini bisa melihat dunia.” ucap Gayang saat sampai di dasar.

“Ibu pintar kan paman?” tanya Aneet singkat

“Heem, ibumu luar biasa sayang.” jawab Gayang.

Melalui HT yang dia Pegang Gayang menyuruh Gaying mengordinasikan anak buahnya. Membersihkan ruangan hingga sampai ruang rahasia itu.

***

Di basecamp...

Annan ternyata sudah ditunggu oleh kepala cabang lain yang masih satu Gangs ya itu Gangs Angka.

“Annan!” panggil Willy

Willy adalah salah seorang mafia dari Gangs angka, dia adalah kepala cabang wilayah empat. Juga orang yang paling tua di kelompok Gangs Angka

“BTW... Ada hal penting apa sehingga membuat kalian semua ke sini?” tanya Annan sembari duduk bersama dengan mereka.

“Annan! Pasti kamu juga sudah tahu jika minggu ini Gangs kita akan mengadakan pertemuan prihal kekosongan jabatan kepala cabang wilayah tiga. Apa kamu tidak ingin mempersiapkan sesuatu?” tanya Willy balik dengan serius.

“Tidak apa yang perlu dipersiapkan. Aku hanya akan mengalir saja mengikuti Lambang.” jawab Annan dengan tegas

“Cokky pasti akan menginginkan posisi itu, karena dia ingin menabah anak buah.” ucap Willy kembali.

“Annan sudah tidak mau bersaing Kak. Jadi siap saja nanti yang dipilih sebagai kandidat semua bukan dari wilayah lima.”

Saat itu beberapa kelapa cabang yang berada disana berkoordinasi untuk membahas persiapan pertemuan tersebut.

***

Pukul dua belas lewat lima belas menit seluruh pekerjaan selesai. Seluruh interior diganti dengan yang baru. Sistem keamanan juga diganti dengan yang lebih canggih.

Mereka bertiga mengucapkan terima kasih kepada anak buah guntur dan mengantar mereka pulang hingga pintu gerbang.

“Paman! Gerbangnya di kunci lagi ya.” pinta Aneet.

Pintu gerbang sekarang bisa menutup otomatis melalui ruang kontrol atau ponsel dari mereka bertiga.

Sekarang mereka bertiga duduk di depan monitor besar di ruang kontrol. Aneet berencana untuk memutar kembali video pembunuhan sang ibu.

“Siap Paman?!” tanya Aneet.

“Ayo kita mulai!” jawab Gayang dengan wajah seriusnya.

Berjam-jam mereka mengamati, sayangnya vidoe yang merekam kejadian tersebut berhenti saat Aya tergeletak tidak berdaya. Kelanjutan dari video itu terkesan dihapus.

Tapi dari pengamatan tersebut. Gaying, Gayang dan Aneet sudah mengantongi Lima orang pembunuh Gayatri Pradipta Pasha.

“Tunggu pembalasanku!” ujar Aneet yang penuh rasa dendam.

“Kamu tidak sendiri sayang. Paman siap membantumu.” ucap Gayang.

Lalu mereka bertiga berpelukan.

Waktu menunjukkan masih sore. Gayang dan Gayang berinisiatif untuk bertemu dengan kekasih mereka sebelum pulang. Seperti biasa Aneet yang tidak kau ikut minta diturunkan di pusat hiburan malam. Salah satu dari hiburan yang berderet di jalan tersebut adalah Bar milik Annan.

“Ingat ya! Tidak boleh masuk ke bar Ayah.” Pesan Gaying sebelum pergi.

“Udah deh paman sana pacaran, nanti Aneet share lok dimana Aneet minta dijemput.” Pinta Aneet

“Hati – hati, langsung kabari jika merasa ada bahaya.” Tegas Gayang

Mereka pergi meninggalkan Aneet. Aneet lalu berjalan menyusuri beberapa toko dan melihat – lihat barang-barang dan berharap ada barang yang dia suka.

***

Krik!

Krik!

Krik!

Hanya terdengar suara jangkring yang bernyanyi malam itu. Di basecamp Cuma tinggal Jarot, Annan dan beberapa Gangs yang memang tidur disana.

Annan masih duduk disebuah kursi menikmati sebatang rokoknya, tepat disebelahnya jarot duduk dengan menyandarkan kepalanya.

“Kak!” panggil Jarot.

“Hem!” sahut Annan.

“Aku kenapa masih kepikiran sama Aya.” ucap Jarot.

“Aya?!” tanya Annan

“Iya, Aya gadis kecil lucu yang tempo hari kita ketemu di tempat mie.” jawab Jarot lalu menegapkan badannya.

“Besuk juga ketemu. Ayo kita ke bar!” ajak Anan.

Mengendarai mobil berdua Annan meminta Jarot berhenti sebentar ketika kembali melewati rumahnya dulu. Dia heran rumah yang tadi pagi kelihatan kumuh dan tidak terawat kenapa menjadi sangat bersih dan terang.

‘Apa alasan papah membersihkan rumahku?’ tanya Annan dalam hatinya

“ayo jalan lagi!” perintah Annan

Sesampainya di Bar miliknya. Kepala cabang yang tadi pagi berada di basecamp sudah open table disana. Annan dan Jarot tentu langsung bergabung bersama dengan mereka.

Sementara diluar Aneet yang asyik berjalan menyusuri beberapa tempat belanja, tanpa sadr sekarang sudah berdiri diseberang bar milik ayahnya.

*** Bersambung ***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fitrie Wah
good job thor suka karuamu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Me And My Dad   Aksi Aneeta

    Malam ini udara di ibu kota lumayan sangat dingin. Tanpa terasa sudah satu jam Aneet berdiri mematung di seberang bangun Bar milik Annan. Dirinya bimbang apakah ingin masuk atau melewatinya.“Masuk ah, minimal dengan masuk kesana aku bisa melihat ayah walau cuma sebentar. Semoga saat ini ayah di dalam.” kata Aneet memantapkan hatinya.Aneet menarik tali tang punggungnya kedepan. Mengambil nafas dalam – dalam lalu menghembuskannya lewat mulut. Aneet langkahkan kakinya menyebari jalan dan terus berjalan menuju Bar tersebut.Tiba didepan Aneet berhenti sejenak, dia pejamkan matanya dan mengela nafasnya untuk kembali memantapkan hatinya.Sampai dipintu Aneet yang terlihat baru pertama datang diminta identitasnya oleh resepsionis. Aneet yang seorang itelijen pasti punya identitas ganda. Dia yang sebenarnya belum berusia tujuh belas tau bisa masuk karena memakai identitasnya yang lain.“Silahkan, ini identitasnya. Sebelum masuk silahkan unt

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • Me And My Dad   Dia adalah Putriku

    Annan langsung memeluk Aneet yang sedang panik dan wajahnya menampakkan kesedihan. Dia peluk dengan erat putrinya yang sudah lebih dari dua belas tahun tidak dia jumpai. Saat ini Annan benar – benar yakin jika gadis kecil yang berada di hadapannya sekarang adalah Ganeeta Tan Harsa putrinya dari seorang wanita yang sangat dia cintai Gayatri Pradipta Pasha.“Sudah jangan sedih dan bingung lagi.” ucap Annan sambil melepaskan pelukannya. “Ini kalung yang kamu cari bukan.” lanjut Annan sambil memberikan kalung yang dia temukan di punggungnya ke atas tangan Aneet.Aneet langsung mengubah wajah sedih dan kecemasan itu menjadi wajah yang datar tanpa ekspresi, lalu mengamati kalung yang diterimanya dari Anan.“Aaaaa!!!” teriak Aneet sembari tersenyum dan melompat kegirangan. Dia langsung menghapus peluh yang ada di wajah dengan bajunya.Muach!Muach!Aneet mencium pipi Annan dan Jarot bergantian.“Makasi

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • Me And My Dad   Bertanya pada Ayah

    Muach!Muach!Muach!Annan mencium kedua pipi dan dahi purtinya bergantian. Sesaat setelah melepaskan pelukkannya kepada Aneet. Ciuman itu membuat Aneet tersadar dari lamunannya, Dia menatap wajah Annan dengan sungguh – sungguh mencoba mengembalikan memori ingatnya bentuk wajah sang Ayah.“Ayah rindu sekali sama Aneet.” ucap Annan sambil memegang wajah Aneet dengan kedua tangannya. “Putri kecil Ayah sekarang sudah tubuh jadi gadis luar biasa.” lanjut AnnanAneet hanya terdiam, sesekali dia memejamkan matanya untuk merasakan kelembutan tangan sang Ayah yang dia rindukan.Tapi disisi lain hatinya juga bergejolak marah dengan sejuta pertanyaan dimana keberadaannya saat mereka di keroyok oleh orang – orang itu.Aneet menghembuskan nafasnya dengan panjang mencoba menenangkan perasaanya yang bercampur antara rasa benci dan rasa kerinduan.“Boleh paman Jarot ikut peluk?” tanya Jarot me

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Me And My Dad   Pengeroyokan Annan

    Jarot sudah mulai mengarahkan pistolnya ke arah sasaran, dengan sungguh – sungguh dia mencoba membidik sasarannya.Dor!Pelatuk telah ditariknya, tembakan pertamanya sangat jauh sekali dari sasaran.“Ayo Paman Jar, semangat!” teriak Aneet memberikan semangat.“Susah!” keluh jarot.“Ayo paman dua lagi, paman harus konsentrasi dan tenang. Bidik sasaran.” seru Aneet dengan semangat.Dor!Dor!Tak begitu berbeda dengan hasil pertama, tembakan kedua dan ketiganya juga hanya bergerak beberapa inchi saya dari tembakan awalnya.Jarot sudah putus asa dengan ketiga habis buruknya dan ingin menyudahinya karena malu. Akan tetapi Ying dan Yang memberikan semangat dan tetapi menyuruhnya berlatih. Tingkah lucu yang dibuat oleh ketiga pamannya membuat Aneet ikut ketawa.“Aneet! Maafin Ayah ya.” ucap Annan yang membuat Aneet mengarahkan pandangannya ke Annan. “Maafin Ayah, waktu orang &ndash

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Me And My Dad   Menjenguk Ganandra

    “Selamat malam dokter, saya Guntur. Bisa tolong kiriman ambulans dan beberapa tenaga medis. Nanti saya share loc via pesan.”“Iya Pak, agak segera kami persiapkan.”***Suasana apartemen berubah menjadi panik saat Jarot, Same dan raka membawa Annan dalam kondisi pingsan dan bersimbah darah.Mereka letakkan Annan ditempat tidur. Jarot berusaha membersihkan darah yang mengalir di pelipis kanan. Sementara Same dan Raka membuka jaket dan baju yang Annan kenakan. Betapa terkejutnya mereka melihat dada Annan yang tergores cukup panjang.Wee... Woo... Wee... WooSuara ambulans terdengar dari atas apartemen. Beberapa orang tenaga medis keluar dari sana dengan membawa beberapa peralatan.“Ada petugas medis yang berjalan menuju sini Jar.” kata Ojan memberi informasi.“Siapa yang memanggil?” tanya Jarot sambil terus mengelap darah yang keluar.Beberapa Anak buah Annan mencoba menghalangi petugas medis

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Me And My Dad   Hajar Dayat

    Empat jam lamanya Aneet dan Annan berdiskusi soal sistem yang akan dipasang. Sebelum akhirnya diskusi berhenti karena Dana pacar Annan yang sudah diusir masuk ke dalam kamar dengan membawa semangkuk sop.‘Awas saja, akan aku tumpahkan sop ini kebajumu.’ ucap dalam hati Dana yang merasa cemburu karena kedekatan Aneet dan Annan.Aneet sudah menunjukkan muka tidak suka dengan Dana dengan sedikit menjauhkan buku di pangkuan Annan.“Ibumu tetap yang terbaik buat Ayah.” bisik Annan sangat lirih ditelinga Aneet.“Tapi benar, aku sangat tidak suka dengan orang ini. Menyebalkan sekali!” bisik balik Aneet ke telinga Annan“Sayang, ayo kita makan dulu.” Ucap Dana. Dia lalu menyuapi Annan sembari menadahkan mangkuk di dekat dada AnnanPlug!“Auw!” pekik Aneet yang tangan kanannya kepanasan karena ketumpahan sop. “Damn! Panas sekali!” teriak Aneet“Bisa tidak sih kamu!” ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • Me And My Dad   Siapa Jarot

    Mata Annan terus menatap bros bunga Lilly yang ada di kerah baju Aneet, dia membandingkan dengan apa yang dia lihat di poto yang dikirim oleh Sarah.‘Iya, sama persis. Berarti putriku ada hubungannya dengan peristiwa pemukulan Dayat.’ Gejolak batin Annan.Annan ingin lebih memastikan kebenarannya, dia melangkah mendekati Aneet yang sedang dikompres tangannya oleh yang.“Yang, biar kakak yang mengobati.” pinta Annan, pandangan mata Annan sama sekali tidak lepas dari Bross lilly yang dikenakan Aneet.“Iya Kak, ini komperes dan Salepnya.” Yang memberikan Annan semua alat yang digunakannya.Annan menoleh ke arah Yang untuk mengambilnya, ternyata Yang juga memakai bros yang sama dengan Aneet. Karena penasaran Annan juga melihat Ying dan Annan juga mendapati hal yang sama.‘Berarti bross lilly ini ada tanda identitas mereka.’ Ucap Anan dalam hatinya“Kak! Ini alatnya.” tegur Yang,

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • Me And My Dad   Perpisahan Pertama

    Setelah selesai koordinasi semuanya berbaur menjadi satu. Tidak ada perbedaan mana anak buah dan mana pimpinan, mereka tumpah menjadi satu dalam pesta tersebut. Bagaikan saudara yang selalu akur dan damai. Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi Cokky, dia selalu menganggap jika Annan ada pesaingnya yang selalu menghalangi kesuksesannya.Cokky yang merasa penasaran dengan tiga orang baru yang dibawa oleh guntur mencoba mencari tahu dengan mendatangi meja guntur.“Pak Guntur, anak buahnya baru ya.” tanya Cokky“Mereka bertiga? Mereka bukan anak buahku. Dua orang kembar ini Gaying dan Gayang Pradipta Pasha mereka putraku. Dan yang cewek itu Ganetta Tan Harsa cucuku. Kenapa?” tanya balik Guntur setelah menjawab pertanyaan Cokky.“Anaknya Annan?” tanya Cokky lagi.“Iya, aku anaknya Ganandra dan Gayatri. Kenapa kamu heran aku masih bernafas di sini?” sahut Aneet. Aneet mengetahui jika cokky adalah salah seora

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29

Bab terbaru

  • Me And My Dad   Kemenangan

    Tubuh Tomo tersentak bersamaan tiga buah peluru yang bersarang di dadanya. Mata Tomo membuka dengan begitu lebar, bahkan manik matanya sempat melirik ke arah Cokky.“Ka-kamu,” ucap Tomo dengan jari telunjuk yang mengarah ke Cokky.Tidak lama setelah itu, tubuh Tomo terpelanting ke lantai dengan matanya yang masih terbelalak.Waktu seakan berhenti, situasi begitu hening. Semua pasang mata langsung menatap Cokky dengan penuh kecurigaan.“Annan, kamu tidak perlu berterima kasih kepadaku.” Cokky bertutur memecah suasana hening. “Kenapa kalian semua dia, tidak usah terkesan karena ini adalah kewajibanku membela wilayah angka.”“Saudara-saudaraku di wilayah angka, kalian semua saksinya jika telah terjadi pembunuhan di sini... Bagaimanapun negara ini adalah negara hukum, jadi pasti kejadian ini akan diusut oleh polisi.” Lambang menunjuk dengan tangan sambil memegang cerutu.“Tunggu! Tunggu!&rdqu

  • Me And My Dad   Annan vs Tomo

    “Merunduk!” halau Aneet sembari menarik tangan Gaying dan Gayang.Dor!Aneet melepaskan tembakan dari pistol yang dia ambil di samping kiri pinggang Gayang. Tembakan itu tepat mengenai pistol yang dibawa oleh Tomo dan terpental turun ke bawah.Dengan senyum yang dingin Aneet bangkit. Mengarahkan lurus pistol yang dia bawa ke tengah kepala Tomo.“Apa mau kamu?” tanya Tomo yang mulai ketakutan dengan kepala yang celingukan.“Aku ingin nyawamu,” jawab Aneet dengan nada lambat.“Aku tidak punya urusan sama kamu, jadi jangan ikut campur dengan urusanku,” ujar Tomo.Tawa kemenangan keluar dari bibir mungil Aneet. Senyum kepuasan menghiasi wajahnya sembari terus berjalan mendekati Tomo. Sementara Gaying dan Gayang melihat dengan heran apa yang sedang keponakannya tersebut lakukan.“Cuih!” Aneet meludah ketika posisinya dengan Tomo hanya berjarak beberapa meter. “Siapa b

  • Me And My Dad   Mendengar kesaksian

    “Semua pasukan, segera menempati posisi yang telah di tentukan!” Asisten Pramono memerintah setelah beberapa detik mengakhiri pembicaraannya dengan Gayang.“Siap, Pak!” jawab mereka serentak dengan begitu tegas.Pasukan khusus itu melangkah dengan senyap. Mereka mengepung gedeng tersebut pada setiap titik untuk mengantisipasi buronan kabur.“Mereka di mana?” Pramono bertanya.“Mungkin sudah di dalam pak, karena mereka menjawab dengan suara yang pelan,” jawab asisten.“Terlalu gegabah, mana ada petugas keamanan yang ikut pertemuan antar gangster. Apalagi mereka bertiga itu petugas khusus kepolisian,” protes Pramono.“Bukannya itu sudah menjadi pekerjaan mereka pak?” tanya Asisten dengan ragu.Pramono hanya melirik sang Asisten saja, dia kemudian masuk ke dalam mobil yang dipenuhi dengan perlengkapan IT yang begitu canggih. Tidak lama setelah memastikan semua pasukan sudah berada

  • Me And My Dad   Menyelamatkan Saksi

    Beberapa orang yang membawa pemukul bola pada olahraga kasti keluar dari mobil yang berukuran lebih besar itu.Bruk! Bruk! Bruk!Prang!“Aahhh!” Yuli berteriak ketika dia terkejut setelah jendela kaca di sebelahnya mendapatkan pukulan dari pria-pria yang sengaja mengikuti mobil mereka.“Kak Willy, apa yang harus kita lakukan?” tanya Dayat dengan wajahnya yang ketakutan.“Bagaimana ini Wil?” Sarah yang mulai cemas juga bertanya pada orang tertua di wilayah lima tersebut.“Kalau kita keluar melawan mereka, kita semua hanya akan mati konyol,” ujar Willy sembari celingukan untuk mengetahui kekuatan lawan. “Telepon Annan, kita cari bantuan.” Willy memerintah Sarah.“Tidak akan sempat, mobilku tidak akan mampu menahan pukulan terlalu lama,” sanggah Sarah.“Ada mobil mendekat ke sini!” seru Brian.Harapan seketika muncul di benak mereka setelah melihat Gayi

  • Me And My Dad   Hari Pemilihan

    “Jarot! Ayo kita ke gedung pemilihan,” ajak Annan sambil memakai jam tangan yang hampir sama dengan Jarot, cuma berbeda warna saja.“Mari kak,” sahut Jarot, lalu berjalan beriringan dengan Annan. “Kak Annan menunggu di sini apa ikut ambil mobil?” tanya Jarot saat berada di teras depan.“Ikut saja!” jawab Annan singkat.Mobil milik Annan yang akan mereka gunakan terparkir satu sisi dengan Aneet yang sedang merendam kakinya di kolam renang.Ketika Jarot hendak membuka pintu dia tak sengaja melihat Aneet. “Kak Annan! Sebentar ya.”Jarot lalu menutup kembali pintu mobilnya lalu melangkah mendekati Aneet.“Sayang! Kamu sedang apa di situ?” tanya Jarot. Aneet menaikkan kakinya dari dalam kolam dan berdiri menyambut Jarot yang datang ke arahnya.“Mau berenang Paman.” Aneet menjawab dengan alibi apa yang terlintas di otaknya.“Paman berangkat dulu ya. Doakan pama

  • Me And My Dad   Antara Aneet dan Anees

    “Halo kantor polisi.... Pak ini dengan rumah sakit kepolisian. Pak telah terjadi pembunuhan di sini, korban atas nama Sultan yang merupakan tersangka titipan dari kepolisian kota.” Seorang perawat berbicara.Setelah beberapa saat telah terdiam mendengarkan lawan bicaranya merespons diujung telepon perawat tersebut menutup teleponnya.Polisi yang sedang bertugas dan menerima laporan tersebut. Meneruskan laporannya kepada Pramono sebagai penanggung jawab wilayah. Pramono ditemani oleh asistennya bergerak ke rumah sakit setelah mendapatkan laporan tersebut.“Silakan Pak!” seorang polisi yang sudah datang terlebih dahulu mempersilahkan Pramono masukDengan pelan Pramono membuka bantal yang menutupi wajah sultan. Dahi Pramono berkerut dan sedikit membuang wajahnya, ketika dia melihat ekspresi wajah ekstrim sultan.“Kuburkan dia dengan layak!” perintah Pramono, “Yang paling penting cari pelakunya sampai dapat,” titah

  • Me And My Dad   Tragedi Menjelang Pilihan

    Di tempat persembunyiannya, Tomo yang masih merasakan sakit ditangannya karena luka tembak yang dihadiahkan oleh Aneet. Terpaksa tetap mengadakan koordinasi dengan seluruh pimpinan gangs wilayah dua. Dia lalu menyuruh Cokky untuk segera menghubungi para pimpinan gangs di bawah naungannya.“Bagaimana kak Tomo kondisinya?” tanya Hendra“Ya... Seperti yang kamu lihat.” Tomo menunjukkan tangan kanannya yang terbalut perban dengan sedikit bercak merah. “Brengsek! Gadis kecil anaknya Annan itu, berani – beraninya menyarangku!” lanjutnya mengumpat Aneet dengan geram dan salah satu tangannya mengepal.“Ini aku bawa obat pereda rasa sakit, semoga bisa membantu.” Hendra meletakkan sebuah kantung plastik transparan di meja yang berisi beberapa jenis obat.“Terima kasih, Hend!” ucap Tomo.Mengisi waktu sambil menunggu yang lain berkumpul, Tomo menyempatkan terlebih dahulu untuk meminum obat ya

  • Me And My Dad   Gannandra Mulai beraksi

    “Tapi Yah!” Aneet masih sangat ingin membuat orang yang berada di dalam mobil itu berhenti, untuk mengetahui dalang di balik peristiwa ini.“Sayang! Mereka sudah jauh, kalau dipaksa bisa membahayakan pengguna jalan yang lain... Kita urus yang sudah tertangkap dulu, kita cari informasi dari mereka,” ucap Annan membujuk sang putri dengan memegang tangan Aneet yang saat ini memegang pistol.Annan mengajak sang putri untuk pergi dari jalan agar tidak mengganggu pengguna jalan lain. Dengan lembut Annan menggandeng tangan Aneet untuk melangkah.Kelima orang bertopeng itu diamankan oleh Gaying, Gayang dan Jarot di sudut toko. Empat orang dengan tangan terikat sabuk dan satu orang di sampingnya terkapar dengan luka tembak tapi dia tidak membuatnya meregang nyawa karena Annan sengaja menembak pada bagian tangan yang memegang pistol.Bak! Bak! Bak!Kaki Jarot menendang ke arah empat orang dengan tangan terikat, dia masih terbakar emosi dengan t

  • Me And My Dad   Penyerangan Gaying, Gayang dan Aneet

    Pramono yang penasaran dengan terburu – buru mengambil berkas tersebut.“Bangsat! Ternyata dia orangnya!” umpat Pramono setelah melihat dan pelajari dokumen yang Aneet berikan.“Bapak pasti tidak menyangkakan?” celetuk Aneet. “Jika dalam setahun ini operasi yang bapak lakukan selalu gagal karena orang ini telah memberi informasi kepada target bapak.” Aneet melanjutkan pembicaraannya dengan pandangan yang serius.“Terima kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini,” tutur Pramono sembari menjabat tangan Aneet. “Oh ya, sampaikan salam dan terima kasihku kepada Ying dan Yang,” sambung Pramono yang membalas pandangan Aneet juga dengan serius.“Dengan senang hati pak,” balas Aneet dengan senyum.Pramono berpamitan untuk kembali ke kantor polisi dan berjanji kepada Aneet untuk menyelesaikan masalah ini dengan segera.Aneet yang masih memegang pergelangan tangan Anees, meng

DMCA.com Protection Status