Share

Bab 39. Hampa

Hardikan Ki Gendeng bagai musik indah di telinga Nurlaila. Dia tahu, siluman ular itu akan membantunya sama seperti yang pernah dia lakukan saat dirinya terjebak di alam jin waktu itu. Ki Gendeng akan menuntunnya, membantunya menghalau bayangan gelap yang senantiasa mengacak-acak kewarasannya.

“Ki, benar itu kamu? Tolong, selamatkan aku!” Nurlaila bergumam di batas kesadarannya. Dia berjuang melawan efek obat bius.

“Berat sekali nasibmu.” Ada kesedihan dalam suara Ki Gendeng. “Aku mungkin bisa membantumu saat kita ada di duniaku. Tapi di sini, aku tidak berhak mencampuri urusan manusia.”

Seiring dengan makin jelasnya suara Ki Gendeng dari dalam kepalanya, kesadaran Nurlaila terlempar semakin dalam, ke suatu ruangan hampa, putih. Nurlaila merasakan kepalanya ringan, saat dia membuka mata, dia tidak lagi berada di dalam kamar perawatannya. Tidak ada ranjang rumah sakit, tidak ada apa-apa, bahkan tidak ada dinding-dinding yang membatasi. Dia bebas tanpa terikat apa pun. Dan, di ruangan t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status