“Tenanglah Pak!! Mari kita bicarakan baik-baik!!! Sebenarnya ada masalah apa, Pak?” tanya Anthony mencoba meredam emosi para warga.
“Bisnis apa ini?? Semua tempat aku lihat kok sampah!!! Bakar saja!!” seru salah satu dari mereka.
“Duduklah dulu, Pak. Kita bicarakan dengan kepala dingin,” ajak Anthony lagi.
“Tidak!!! Aku tidak mau duduk di tempat banyak kuman seperti ini!!” seru salah satu warga.
Suara ribut ini sampai ke telinga Bondan, lalu dia mendatangi Anthony dan para warga yang berjumlah 5 orang yang sedang emosi.
“Kenapa, Kak?” tanya Bondan.
“Aku tidak tahu!!! Tiba-tiba saja warga datang dengan kondisi seperti ini!!” jawab Anthony tanpa menoleh ke Bondan.
“Ayo Bapak-bapak!!! Kita keluarkan sampah ini dan bakar semua!!” seru pimpi
Selamat malam dan selamat membaca kakak.
Lain cerita di restoran Purnomo, Vanya sedang suntuk setelah selesai mengerjakan tugasnya. Siang itu dia berniat untuk keluar ruangan melihat keadaan restoran. “Huh!!! Kenapa jam kerjaku terasa lama sekali!!!” gerutu Vanya. Vanya bangkit dari tempat duduknya menuju pintu, dia sudah berjalan keluar dan melihat sibuknya para staff mengantar makanan ke pelanggan. Ramainya pelanggan membuat Vanya cukup senang, karena pendapatan restoran mulai meningkat setelah dia mengelolanya. Vanya berdiri tidak jauh dari Hall restoran, dia kaget ketika seseorang menabraknya dari belakang yang hampir membuatnya terjatuh. “Maaf Mbak, saya tidak sengaja,” ucap seorang wanita dengan suara terdengar menyesal. Vanya menoleh ke belakang, dia menyipitkan mata untuk memperjelas wajah wanita yang menabra
“Kak Sean, siang tadi kak Anthony sangat keren sekali!! Dia bisa mengubah lawan menjadi kawan!!” seru Bondan. Sean baru saja selesai mandi dan sekarang bergabung dengan mereka berdua untuk melakukan makan malam. “Lawan? Kawan?? Apa maksudmu, Ndan?” tanya Sean sambil tersenyum mengambil nasi dan beberapa lauk kesukaan dia, dia sudah tidak sabar untuk menyantap masakan Anthony yang begitu lezat dan pastinya dia sudah sangat kelaparan. “Wahh!! Ceritanya seru Kak, nggak cukup semalam untuk membahasnya,” ungkap Bondan berlebihan. Anthony sendiri hanya geleng-geleng mendengarkan Bonda bercerita, dia sendiri sudah menyendokkan nasi ke mulut. “Apain sih, Ton?? Sampai membuat Bondan seperti itu?” tanya Sean mencari jawaban langsung ke Anthony. Sean sudah mulai makan dengan menajamkan telinga untuk
“Hei!!! Apa yang sedang kamu lakukan?” teriak Jon.Warga yang diketahui bernama Danang itu menjatuhkan ponsel, lalu dia berdiri serta menjawabnya, “Ponsel saya jatuh, Bang.”Jon sudah berdiri di samping Danang, lalu dia berkacak pinggang tidak percaya dengan ucapan Danang. Walau dia melihat dengan matanya sendiri ketika tangan Danang memegang ponsel.“Halah!!! Kamu bohong ya!! Jangan-jangan kamu sedang memasang alat GPS!!” timpal Jon.“Tidak, Bang,” sahut Danang cepat.Para warga lain terlihat takut, mereka gelisah jika Danang ketahuan memasang alat GPS, karena mereka semua pasti akan kena imbasnya juga.Asep yang masih di dalam mobil memperhatikan mereka, dia tertarik dengan pertikaian antara Jon dan Danang sehingga membuatnya turun dari mobil, lalu dia menghampiri dan
Di sebuah kafe mall ternama, Vanya sedang duduk menyendok banana softcake dan beberapa makanan manis lain yang dilengkapi dengan minumannya. “Kamu itu tidak pernah berubah ya, Vanya. Masih saja suka makanan manis, apa gigimu tidak ngilu?” tanya Fully. “Hehe!!! Nggak. Kamu masih ingat saja makanan kesukaanku. Ehh!!! Ngomong-ngomong tumben kamu ngajak ketemuan, Ful,” jawab Vanya. “Iya, sejak menikah aku sudah jarang bertemu dengan teman, apalagi punya baby waktuku habis untuk mengurusinya,” timpal Fully sambil menyedot frapucinonya. “Ehmm!! Tapi nggak papalah demi keluarga kan?” kata Vanya sambil menikmati sepotong banana softcake. Vanya tidak tahu jika Fully sudah tidak tahan untuk bertanya tentang kehidupannya, dia mengajak Vanya bertemu ada maksudnya. Selain untuk menyambung ke
“Sebentar Mas!! Ada telepon dari mama,” Vanya segera menunjukkan layar ponsel ke Purnomo dengan kontak yang bertuliskan ‘Mama’.“Ingat!!! Segera masuk, jangan lama-lama diluar!!!” gertak Purnomo.Vanya mengangguk sambil mengangkat telepon, “Hallo Ma.”Purnomo segera masuk rumah untuk menunggu Vanya. Rumah sangat sepi ketika Mawar pergi bertemu dengan temannya, sedangkan Anita sedang berbelanja kebutuhan satu bulan.Kesempatan itu digunakan Vanya untuk segera kabur dari rumah, urusan Purnomo mengamuk dia pikir belakangan.‘Brummmmm’ suara mesin mobil berderu meninggalkan pekarangan. Belum sampai Purnomo duduk, dia segera berlari mengejar Vanya tapi terlambat. Menyisakan body mobil bagian belakang yang terlihat lalu melaju dengan kecepatan penuh.
Malam itu Anthony melacak mobil jeep hitam yang jika diamati dari layar ponsel posisi mobil jeep tidak jauh dari rumah. “Itu apa, Ton?” tanya Sean. “Ini aku sedang melacak pelaku perusak bisnisku lewat GPS. Eh!! Sean lihat ini, dari tadi siang tidak bergerak sama sekali. Aku heran dimana mereka berada, kenapa aku tidak melihatnya?” tanya Anthony balik. “Wah!!! Iya, mereka di sekitar sini. Mungkin dia sedang memantau pergerakanmu, Ton,” jawab Sean. “Bisa jadi. Kita tes yuk!!! Coba aku pergi dari rumah ya, diikuti apa nggak?” timpal Anthony. “Ayo!!! Kelihatannya seru!!! Aku penasaran rupa pelaku itu!!” sahut Sean. Rumah Anthony tidak ada Bondan maupun Danang karyawan baru Anthony. Aksi malam ini hanya dilakukan oleh Anthony dan Sean. Keseruan terj
Anthony menyusun rencana untuk menangkap pelaku yang dibantu oleh Sean. Dia keluar rumah untuk memancing pengendara jeep hitam itu. “Sean, aku keluar dulu ya!! Jika kamu ingin keluar jangan lupa kunci pintu, lalu taruh kuncinya dibawah keset!!” teriak Anthony sengaja, agar perkataannya di dengar oleh mereka. “Oke siap!!! Pergilah jauh, jangan pulang sebelum subuh!!! Bikin cewekmu sampai basah ya!!!” jawab Sean sambil teriak juga. Haduh Sean!! Ngawur sekali ngomongnya!! Hemmm!! Semoga rencana ini berhasil, batin Anthony. Anthony sudah keluar menggunakan motor yang baru dia beli beberapa hari yang lalu untuk dia buat bisnis persewaan motor. Rumah Anthony di sebelah kirinya ada rumah kosong dengan pagar besi tinggi yang berkarat, belum lagi tanaman rambat yang melilit pagar terlihat lebat dita
Anthony berhasil menangkis pukulan Asep, dan berkata, “Jangan terlalu percaya diri!! Kalian yang akan aku habisi!!!” Kepalan tangan kanan Anthony diarahkan ke ulu hati Asep, Asep sedikit lengah ketika Anthony mengajaknya berbicara. “Heghh!!! Aduh!!” seru Asep sambil memegangi perutnya. Jon mencoba menyerang Anthony, akan tetapi serangan tersebut berhasil dihalau oleh Sean. “Eits!!! Lawan satu-satu dong!! Jangan main keroyok!!” seru Sean. Anthony lebih unggul daripada Asep, memang lumayan sulit untuk mengimbangi preman sekelas Asep. Tapi keberuntungan berpihak kepada Anthony dan Sean. Mereka berempat adu jotos begitu seru, dengan cepat Asep dan Jon berhasil dibekuk serta diseret ke rumah Anthony sebelum menjadi pusat perhatian banyak orang. “Sekarang apa yang akan kita lakukan kepada mereka, Ton?” tanya Sean yang berdiri di hadapan mereka berdua. “Sean, coba cari ponselnya,” jawab A