Share

Part 40 Aku Akan Membantumu 1

Author: Lis Susanawati
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

MASIH TENTANGMU

- Aku Akan Membantumu

"Papa!" teriak Antika dari pintu. Saat Gama baru saja menyalakan mesin mobil.

Spontan Gama kembali membuka pintu dan berlari ke teras. Sebab Dea sudah membawa payungnya pergi dari sana.

"Papa, mau ke mana?" tanya gadis kecil itu saat Gama berjongkok di depannya. Di dalam rumah, Pak Dedy, Bu Wetty, Rizal, dan istrinya memperhatikan momen itu. Sedangkan Dea berdiri di sebelah Antika.

"Maaf, papa buru-buru, Sayang. Nggak sempat pamitan sama Antik tadi. Eyang buyut sakit, jadi papa harus pergi ke rumah sakit." Gama menjelaskan seraya menatap Antika. Memegang kedua tangan gadis kecilnya.

"Antik, masih ingat sama Eyang Buyut, nggak?"

Antika menggeleng. Tentu saja dia tidak ingat karena jarang sekali diajak ke sana setelah Gama dan Dea bercerai. Waktu sering berkunjung ke sana pun, Antika masih sangat kecil.

"Sakit apa?" tanya Antika.

"Sakit jantung, Sayang."

"Sakit apa itu, Pa?"

"Antik, nanti mama yang jelasin ke Antik. Sekarang biarkan papa ke rumah sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
aku dukung gama balikan sama Dhea kak
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
tetap semangat Gama apalagi meluluhkan hati kakak iparnya nih
goodnovel comment avatar
senja
berat ini gama harus lebih gigih lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 41 Aku Akan Membantumu 2

    Gama melangkah cepat di lorong rumah sakit menuju ruang ICU di bangunan depan. Tadi dia memarkir kendaraannya di parkiran bagian belakang rumah sakit. Hawa dingin menyergap tubuh, karena baju yang dipakainya basah. Namun kekhawatiran tentang keselamatan sang kakek lebih utama daripada raganya yang kedinginan.Di ruang tunggu, depan ICU. Kerabatnya sudah berkumpul. Papa dan mamanya, Bu Ariana, dan Saga. Mereka semua tampak tegang."Bagaimana keadaan Mbah Kakung?" Gama bertanya lirih pada papanya."Masih di tangani dokter."Gama duduk di bangku logam sebelah kiri sang papa. Dan di sebelah kiri Gama ada Bu Ariana kemudian Saga. Bu Hawa duduk di sebelah kanan sang suami."Bajumu basah, Ga," tegur Bu Ariana sambil menyentuh lengan atas sang keponakan.Gama hanya mengangguk pelan. Lantas semuanya duduk dengan tegang. Sesekali memandang ke arah pintu ruang ICU yang tertutup rapat. Padahal Gama ingin sekali bertanya, apa yang menyebabkan sang kakek tiba-tiba saja kena serangan jantung. Pak W

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 42 Siapa Fany? 1

    MASIH TENTANGMU- Siapa Fany?[Maaf, ini Fany siapa, ya?] Setelah beberapa saat diam, Dea mengetik balasan. Namun beberapa lama menunggu, tidak juga ada jawaban. Mungkin hanya orang iseng.Dea melihat foto profil pengirim pesan. Ada gambar stetoskop di atas meja. Di sebelahnya ada table sign dari bahan akrilik yang mencantumkan sebuah nama yang tidak bisa dibaca dengan jelas, karena posisinya agak miring. Sepertinya dia seorang dokter?Dikarenakan tidak ada balasan, Dea meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Dia tidak memiliki kenalan seorang dokter, kecuali dokter Angkasa. Jika pengirim pesan itu tidak menjawab, Dea pun tidak akan peduli.Kembali ponsel berdenting saat Dea kembali sibuk menyusun baju yang baru selesai di setrika.[Saya hanya ingin bertemu kamu sebentar saja. Bisa? Saya tunggu di Kafe Gelora jam sebelas pagi.]Dea berdecak lirih. Tidak mau menjelaskan siapa dia, tapi malah memaksa untuk mengajak ketemuan. Apa datang saja, supaya tahu siapa perempuan itu? Di tenga

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 43 Siapa Fany? 2

    Jarak antara rumahnya dan kafe yang dimaksud oleh perempuan bernama Fany tidak terlalu jauh. Hanya sekitar lima belas menit perjalanan. Setelah mobil berhenti, Dea tidak langsung keluar. Dia mengambil ponsel dan membaca pesan dari Gama. Sudah sepuluh menit yang lalu pesan itu dikirim dan bilang kalau mantan suaminya sudah berangkat dari rumah. Mungkin sebentar lagi Gama juga sampai.Benar saja, dari spion ia bisa melihat mobil Gama memasuki halaman kafe. Mengambil parkir berseberangan dengan dirinya.Dea juga membaca satu pesan dari nomer asing. [Saya sudah sampai di kafe. Saya tunggu.]Pesan itu disertai foto nomer meja.Dea memperhatikan ke arah kafe yang lumayan rame di Minggu siang itu. Kafe yang berada agak jauh dari pusat kota. Ketika hendak turun, ponsel Dea berdering. Gama menelepon."Halo, Mas.""Kamu masuk dulu. Nanti kuikuti.""Iya."Setelah menyimpan lagi ponselnya, Dea keluar dari mobil. Lumayan berdebar-debar dan membuat penasaran. Siapa sebenarnya perempuan bernama Fa

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 44 Harap Cemas 1

    MASIH TENTANGMU- Harap CemasGama menepikan mobilnya kira-kira seratus meter dari rumah Deandra. Lantas menghubungi wanita itu."Halo." Suara Dea terdengar lirih. Sepertinya dia juga baru mematikan mesin mobil."Mobil itu milik dokter Angkasa, ya.""Iya."Hening sejenak. Gama tahu kalau itu kendaraan milik sang dokter, karena kemarin malam dia sempat melihat dokter Angkasa pergi dari rumah sakit mengendarai mobil itu."Apa dia nggak tahu kalau keluarga menentangnya?""Aku belum tahu.""Boleh aku ke situ bertemu Antik.""Jangan, Mas. Waktunya nggak tepat. Mas Rizal juga ada di rumah nih. Lagian jangan sampai Alita tahu kalau kita bertemu. Oh ya, lusa ulang tahunnya Antika. Mas, bisa datang untuk makan malam bersama.""Tentu. Antik mau dibeliin hadiah apa? Dia lagi suka apa sekarang?""Nanti malam saja Mas telepon dia dan tanyakan mau dibeliin apa? Maaf, aku turun dulu, ya, Mas.""De, sebentar," cegah Gama."Ada apa, Mas?""Kamu suka dokter Angkasa?"Bukannya menjawab, tapi Dea malah t

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 45 Harap Cemas 2

    Suasana Minggu siang yang jauh dari harapan dokter Angkasa. Sejak menyampaikan keinginannya untuk mendekati Deandra, ia sudah tahu kalau akan mendapatkan pertentangan keluarga. Dan hari ini, kakaknya sudah bertindak."Bagi seorang janda seperti saya, nggak bisa hanya memikirkan kebahagiaan sendiri, Dok. Tapi ada anak yang harus saya pikirkan. Bagaimana perasaannya jika dia nggak disukai di keluarga baru mamanya.""Saya bisa menerima Antika.""Tapi keluarga dokter belum tentu menyukainya."Diam.Bu Wetty dan Pak Dedy yang berada di ruang tamu saling pandang. Ia mendengarkan semuanya karena suasana memang sepi, jadi suara Dea dan dokter Angkasa terdengar jelas. Anak-anak juga tengah bermain di lantai atas. Rizal dan Arsy yang duduk di sofa keluarga juga diam menyimak."Dugaan kita nggak meleset kan, Pa," ujar Bu Wetty lirih.Kemudian hening kembali. Pak Dedy memandang sang istri dengan perasaan terluka."Saya akan berusaha meyakinkan keluarga saya lagi. Beri saya waktu." Dokter Angkasa

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 46 Keputusan Deandra 1

    MASIH TENTANGMU- Keputusan Deandra "Tumben kamu pakai kemeja merah jambu," seloroh Bu Hawa saat melihat putranya yang baru datang duduk di ruang tamu."Antik yang minta, Ma."Bu Hawa tersenyum lebar. Seumur-umur Gama belum pernah memakai hem warna cerah. Apalagi warna merah muda. Namun malam ini dia sanggup melakukan hal itu demi putrinya. Bisa menepis ego yang mendominasi hidupnya selama ini."Mama titip ini buat Antik." Bu Hawa memberikan kado pada Gama. Kotak yang telah dibungkus rapi dengan kertas kado warna merah jambu bergambar kuda poni."Bawa juga kue ini. Tadi mama pesan ke toko kue langganan mama." Bu Hawa menggeser kotak berisi kue tart yang ada foto Antika di permukaannya. Sang cucu pasti suka dengan kue yang didominasi warna merah jambu, warna kesukaan Antika. Juga warna kesukaan anak-anak perempuan pada umumnya.Sebelum berangkat ke rumah Dea, Gama memang mampir terlebih dulu ke rumah sang mama. Tadi Bu Hawa menelepon mau titip kado buat Antika."Meluluhkan hati yang p

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 47 Keputusan Deandra 2

    Dari arah dalam muncul Dea yang mengenakan dress bercorak kembang-kembang warna soft pink. Rambutnya dibiarkan terurai. Mereka saling pandang dan membuat dada Gama kembali bergetar. Andai malam ini ia ditolak, akan kembali merasakan patah hati yang teramat hebat. Waktu bercerai dulu, masih bercampur dengan rasa marah dan kecewa. Namun kali ini, yang ada hanya rasa nestapa."Masuk, Mas!" Dea mempersilakan."Sayang, kado dari siapa ini?" tanya Gama ketika melihat kado yang ada di meja ruang tamu. Berbungkus kertas kado warna merah muda juga. Namun ada hiasan pita yang mempermanisnya."Dari Om Dokter, Pa," jawab Antika.Seketika Gama memandang ke arah Dea. Yang dipandang terlihat tidak berdosa. Lelaki itu menghampiri dan berdiri tepat di sebelah Deandra."Dari mana dia tahu Antik berulang tahun?" tanya Gama lirih. Dia tidak ingin menunggu nanti untuk bertanya. "Aku yang ngasih tahu," jawab Dea. Rona wajah Gama seketika berubah. Ia lupa pesan mamanya tadi. Ah, mamanya tadi hanya berpesa

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 48 Sebuah Janji 1

    MASIH TENTANGMU- Sebuah Janji"Halo, Pa." Gama menjawab telepon dari papanya. Dadanya selalu saja berdebar setiap kali ia mendapatkan telepon dari keluarga. Cemas jika yang diterimanya adalah kabar buruk tentang Mbah Kakungnya yang sekarang masih terbaring di rumah sakit.Dokter Angkasa belum mengizinkan untuk pulang. Sebab kondisinya belum stabil. Namun selama Gama beberapa kali ke rumah sakit, dia belum pernah bertemu lagi dengan dokter itu."Kamu sudah pulang?" "Belum, Pa.""Ada masalah?""Nggak ada.""Bagaimana Dea?""Alhamdulillah, dia mau ngasih kesempatan kedua," jawab Gama seraya memandang pada Deandra."Syukurlah. Tapi hati-hati dengan Alita. Mereka masih kerja satu kantor, kan? Apa Dea resign saja.""Nanti akan kami bicarakan, Pa.""Perempuan itu berbahaya, Ga. Rumahmu sedang diawasi. Ada lelaki yang sering mondar-mandir di jalan depan rumah. Tadi Gandi yang cerita. Anak buahnya beberapa kali lihat lelaki yang sama di sana.""Aku tahu. Aku sudah lihat rekaman CCTV-nya. Pa

Latest chapter

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 145 Hidup Baru 2

    Paginya, Alita berkemas-kemas dibantu oleh Naufal. Sesekali mereka saling pandang dan melempar senyum. Rambut Alita terurai sebawah bahu dan masih setengah basah."Akhir pekan ini, kita lihat rumah di Grand Permata," kata Naufal menghampiri istrinya dan membantu mengunci travel bag."Kamu sudah tahu Grand Permata, kan?""Iya, aku pernah lewat sana.""Kamu suka nggak tempat itu?""Suka.""Ada juga di Singosari Residen. Tapi kejauhan kalau ke kantor. Di sana pemandangannya juga menarik. Bagaimana?""Aku ngikut saja. Mana yang terbaik buat kita.""Oke. Nanti kita lihat dua-duanya. Jadi kamu bisa membuat pilihan. Kalau di Singosari Residen memang lebih tenang tempatnya. Adem karena di kelilingi perbukitan. Cuman agak jauh dari kantor. Sebelum mendapatkan rumah, kita tinggal di kosanku sambil cari kontrakan rumah untuk sementara.""Ya." Alita tersenyum. Kemudian mengecek laci, memperhatikan gantungan baju, dan masuk ke kamar mandi untuk memastikan tidak ada barang mereka yang tertinggal.T

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 144 Hidup Baru 1

    MASIH TENTANGMU- Hidup BaruJam dua ketika tamu sudah mulai senggang. Alita menghampiri Dea dan Melati yang duduk ngobrol, terpisah dari rombongan Pak Norman."Makasih banget kalian menyempatkan datang dari Jogja ke Surabaya," ucapnya sambil duduk di kursi depan dua wanita itu. Agak susah duduk karena memakai jarik yang sangat sempit. Makanya Dea membantu memegangi tangan Alita agar tidak terjengkang."Sama-sama," jawab Dea dan Melati hampir bersamaan."Setelah ini kamu dan suamimu tinggal di Malang?" tanya Melati."Iya. Kami berdua kerja di sana.""Kamu sudah lama pulang ke Surabaya?" tanya Melati lagi Dijawab anggukan kepala oleh Alita. Melati malah tidak tahu banyak tentang Alita, semenjak pakdhenya Alita masuk penjara. Apalagi setelah putus pertunangan dari Gama, Alita tidak pernah lagi datang ke kafenya. Dea sendiri tidak pernah membahas pertemuannya dengan Alita pada siapa-siapa. Kecuali pada sang suami, itu pun baru seminggu yang lalu. "Bentar aku mau ke toilet," pamit Melat

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 143 The Wedding 2

    Jogjakarta, dua minggu kemudian."Undangan dari siapa, Mas?" Dea meraih undangan yang baru diletakkan oleh Gama di hadapannya. Dia membaca nama yang tertera. Tidak ada foto calon pengantin dalam undangan itu."Dari Alita?" Dea kaget. "Ya. Saga yang ngasih tadi. Seminggu lagi Lita nikah di Surabaya. Kata Saga, Naufal itu teman kuliah mereka dulu.""Calonnya dari Surabaya juga?"Gama mengangguk, tapi dia heran melihat wajah sang istri tampak bingung dan berulang kali memperhatikan undangan mewah kombinasi warna putih dan kuning keemasan di tangannya. "Sayang, kenapa?"Dea meletakkan undangan di atas meja riasnya."Mas, waktu aku hamil delapan bulan dan tinggal di apartemen. Sebenarnya aku bertemu dengan Alita yang tinggal di apartemen itu juga."Ganti Gama yang terkejut. "Beneran?"Dea mengangguk."Kenapa nggak cerita sama mas?""Karena Mas pasti langsung mengajakku pindah dan nggak boleh lagi bertemu dengan Lita. Waktu itu dia sudah berubah baik. Dia minta maaf padaku sambil nangis.

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 142 The Wedding 1

    MASIH TENTANGMU- The Wedding Pagi yang cerah, suasana yang indah. Rumah Pak Handoyo begitu meriah. Senyum suami istri itu sangat sumringah. Menyambut tamu dari keluarga Naufal dan dari beberapa kerabat mereka sendiri yang di undang ke rumah. Tak ada yang ditutupi lagi kalau pernikahan Alita dengan Tony sudah selesai empat bulan yang lalu.Mereka mengerti dan tidak pernah bertanya secara detail.Tentang keguguran itu pun kerabat tidak ada yang tahu. ART saja yang tahu, tapi mereka juga tutup mulut. Tidak ada yang jadi 'lambe turah'. Sebab sadar karena di sana hanya bekerja dan digaji tidak murah. Pak Handoyo dan Bu Lany juga sangat baik sebagai majikan.Alita memakai gamis warna khaki dengan hiasan bordir di bagian kerah dan kancing depan. Memakai jilbab polos warna senada. Naufal memakai kemeja warna abu-abu. Acara dadakan yang membuat mereka tidak sempat menyelaraskan outfit untuk lamaran. Juga tidak ada backdrop. Namun tidak mengurangi kegembiraan hari itu.Orang tua Alita dan ke

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 141 Janji yang Ditepati 2

    Pagi-pagi sekali Gama bersama keluarganya sudah sampai di rumah Pak Norman. Ia juga sudah check out dari vila. Pagi ini bersama keluarga kecil Saga, mereka akan kembali ke Jogja. Liburan telah selesai dan besok waktunya kembali ke kantor.Pak Norman menciumi bocah-bocah satu per satu. Alangkah bahagianya. Di hari tua bisa memiliki cucu sebanyak itu. Termasuk anak-anak Gama direngkuh tak ubahnya seperti cucu sendiri. Gama adalah bagian dari Ariani. Perempuan yang memiliki tempat tersendiri di hatinya.Bu Rista dan Kartini juga menyempatkan menggendong si kembar yang sangat lucu. Juga si bayi Akhandra yang mencuri perhatiannya. Tiga hari ini menjadi momen yang sangat indah. Mereka berkumpul bersama dan membuat rumah besarnya sangat ramai."Kami pamit, Om, Tante." Gama mencium tangan Pak Norman dan Bu Rista. Diikuti oleh Dea. Juga berpamitan pada Akbar dan Tini.Saga dan Melati melakukan hal yang sama. Hingga mereka berpisah di halaman rumah. Dua mobil meninggalkan pekarangan disertai la

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 140 Janji yang Ditepati 1

    MASIH TENTANGMU- Janji yang Ditepati"Itu Saga." Naufal melihat teman lamanya."Iya. Tapi kita pergi saja." Alita berbalik dan melangkah cepat. Naufal pun menjajari langkahnya. Mereka menuruni eskalator dan Alita tak lagi menoleh ke belakang.Bukan hal mudah bertemu mereka lagi. Mungkin menjauh juga tidak mempengaruhi apapun. Dirinya bukan siapa-siapa dan bisa jadi sudah dilupakan. Justru kalau tiba-tiba ia muncul, mungkin akan merusak suasana. Sebab di sana pun juga ada Akbar bersama istrinya. Mereka sedang bahagia menikmati kebersamaan.Rupanya Gama juga membawa istri dan anaknya menyambut pergantian tahun di Malang. Keluarga Saga tinggal di Lawang. Mungkin mereka tadi tengah jalan-jalan. Kenapa bumi ini terasa sempit."Kita keluar saja dari Trans*art kalau gitu." Naufal memutuskan karena melihat Alita yang tidak nyaman dan terlihat cemas.Ia bisa memahaminya. Tentu bertemu mereka lagi adalah sesuatu yang tidak mudah setelah banyak peristiwa tertoreh dalam hubungan mereka."Kita m

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 139 Serius 2

    Naufal dan Alita lantas makan tanpa percakapan. Makan dengan cepat agar sampai pantai tidak kesiangan. Butuh waktu dua jam untuk sampai di Balaikambang.Alita yang menghindari banyak orang dalam waktu empat bulan ini. Namun terasa nyaman saat bepergian bersama Naufal. Sebenarnya dialah teman laki-laki yang bisa diajak ngobrol enak sejak dulu. Sosok yang bisa dipercaya. Saking percayanya sampai mereka melakukan one night stand.Bromo. Sebenarnya di bulan Desember dan awal Januari begini, Bromo sedang indah-indahnya. Savana dengan rerumputan yang menghijau karena terguyur hujan, setelah kekeringan selama musim kemarau. Mereka melanjutkan perjalanan tanpa banyak percakapan. Sesekali mengulas apa yang dilihatnya di sepanjang perjalanan. Tentunya pemandangan yang menyejukkan mata.Dua jam kemudian mereka sudah menyusuri pantai dengan pesona pasir putih dan pemandangan air laut yang kebiruan. Suasana teduh karena mendung memayungi angkasa, meski hari sudah siang.Tahun baru, pengunjung mem

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 138 Serius 1

    MASIH TENTANGMU- 71 Serius Alita belum bisa tidur meski sudah jam sebelas malam. Sebentar lagi pergantian tahun. Sejam lagi sudah tahun yang berbeda. Namun kehidupannya masih tetap sama.Ia ingat Naufal. Tidak mengira saja, ia bertemu lagi dengan Naufal di kota ini.Memang bisa saja mereka bertemu, karena sama-sama berasal dari Surabaya. Namun statusnya yang masih single membuat Alita seakan tak percaya. Apa sekali saja dia tidak pernah pacaran?Dan kata-kata Naufal tadi masih diingatnya. Laki-laki itu merasa sangat bersalah terhadap apa yang telah mereka lakukan dulu. Tidak hanya merasa bersalah, tapi juga ingin bertanggungjawab. Bertanggungjawab seperti apa? Hendak menikahinya? Padahal dirinya terlalu kotor. Memang Naufal yang pertama kali mengambil segalanya. Tapi bukan alasan itu yang membuat Alita tetap sendiri sampai saat ini. Naufal belum tahu sejahat apa dirinya selama sebelas tahun.Wanita melamun lalu menoleh saat ponselnya di nakas berpendar. Siapa yang menelpon malam-ma

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 137 Laki-laki Itu 2

    Alita tersenyum getir. Naufal tidak tahu apa-apa tentang dirinya. Memang di biodata itu tertulis belum menikah, padahal dirinya sudah janda. Sebab mau mengganti identitas, dia tidak punya akta perceraian."Kamu sudah menikah? Aku khawatir kalau sedang jalan sama suami orang." Alita memberanikan diri untuk bertanya.Naufal dengan cepat menggeleng. "Nggak usah khawatir. Kamu duduk dengan laki-laki yang masih jomblo." Senyum mengakhiri ucapannya.Di usia tiga puluh empat tahun, Naufal juga masih belum menikah? Dia bukan lelaki kurang pergaulan, bukan pria buruk rupa, karirnya juga mentereng. Tapi belum menikah."Kenapa belum nikah?" Alita mulai enjoy. Dulu pun mereka adalah sahabat yang sangat akrab dan biasa ngobrol tentang apapun."Kamu juga belum menikah? Kenapa?"Alita tersenyum getir."Karena perbuatanku waktu itu?" tanya Naufal dengan wajah sendu. Ada sesal dan rasa bersalah tampak di sana. Meski harus membongkar kisah lama, tapi ia mesti mengutarakannya. Sebab ia menyesalinya hing

DMCA.com Protection Status