Share

Bab 80

Permintaan maaf Bi Ida yang diucapkan dengan tulus nyatanya menyentak kesadaran Namira yang mengais perhatian sejak dulu. Itu bukan karena ia merasa kurang mendapatkan hal itu dari suaminya serta penghuni rumah di sana, melainkan beberapa hal membuatnya jengkel dan merasa tersisihkan. Padahal ia juga merupakan tuan rumah di sana setelah menjadi istrinya Arhan.

Bukankah semua perintahnya juga patut untuk didengar dan dilaksanakan?

Namun selama dua tahun ini yang ia dapatkan adalah keterbatasan dalam melakukan apapun di beberapa kesempatan. Arhan tak membiarkannya bebas bahkan hanya untuk sekedar menikmati waktu sendiri. Ia butuh melupakan segala kepenatan rumah tangganya seperti mengurus anak.

Namira tahu, semua kebutuhannya selalu terpenuhi. Ia juga tak pernah repot tentang bersih-bersih rumah, mencuci baju, mengepel lantai, mencuci piring sampai memasak. Kebanyakan Bi Ida yang melakukan itu semua. Tentu bukan karena ia tak mampu tapi suaminya yang memberi fasilitasi itu.

Kesetiaan du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status