“Zel , lo mau kemana sih? Tiduran aja dulu,” ucap Vidya melarang.
Zelina terus bergerak dari ranjang rumah sakit. dirinya bosan sedari tadi hanya bisa tiduran. Karena vidya terus saja melarangnya untuk bergerak.
“Zel,denger gaksih,”ucap Vidya.
“Iya iya denger. Gue mau duduk vid, capek tiduran mulu,”keluh Zelina.
“Zel, lo itu belum pulih bener. Jadi jangan banyak gerak, nanti luka yang ada di tubuh lo jadi makin nyeri,”ucap Vidya memberi wejangan.
“Vid, tapi gue capek tiduran mulu, panas nih punggung gue. tolong ya vid,”ucap Zelin dengan memperlihatkan puppy eyes nya.
Wajah zelina begitu memelas meminta tolong kepada vidya yang membuat vidya tidak tega dengan zelina. namun, dirinya juga harus melakukan amanah dari seseorang yang memintanya datang kemari.
Satu kalimat yang masih terngiang di otaknya.
“Tolong jaga zelina, jangan sampe dia banyak gerak, karena lukanya masih belum sembuh.”
Antara menjalankan amanah atau justru membantu temannya ini untuk duduk. dan akhirnya vidya memilih untuk….
“Oke, gue bantuin lo duduk, tapi Cuma duduk aja ya, jangan sampe jalan,”ucap Vidya.
“Iya vidya,”jawab Zelina.
Vidya pun membantu zelina duduk. meski tampak begitu berat, dengan susah payah akhirnya zelina bisa duduk.
“Makasih vidya, udah bantuin gue duduk, dan juga ngerawat gue. emang lo itu sahabat yang the best,”ucap Zelina berterima kasih.
Vidya hanya nyengir menampakkan gigi putihnya yang berderet rapi. Zelina pun memeluk vidya dengan tulus, sebagai pernyataan terrimakasih.
“Iya sama sama zel, kita sebagai sahabat kan harus saling membantu dan menjaga, iya gak?”ucap Vidya.
“Hehehe iya vid, gue bersyukur punya sahabat kayak lo,”ucap Zelina
Vidya tak membalas ucapan zelina.
“Andai lo tahu yang sebenarnya zel, apa lo juga bakalan mengucapkan terimakasih seperti ini?” batin vidya.
Sebenarnya apa yang terjadi pada zelina. Mengapa vidya berkata seperti itu?
Setelah itu suster datang menghampiri zelina untuk mengecek keadaan zelin dan juga memberikan obat untuk diminumnya. Setelah itu suster pun keluar dari ruang rawat zelina.
“Vid, kan gue dirawat nih. Terus administrasinya gimana?”tanya Zelina tiba-tiba.
“Oh itu tenang aja udah ada yang ngurus kok,”jawab Vidya spontan.
Seketika vidya pun menutup bibirnya. Dirinya keceplosan. meskipun tidak terus terang mengatakan, tapi menjadikan rasa penasaran yang timbul dalam benak zelin.
“Udah ada yang ngurus, maksudnya gimana vid?”tanya Zelina.
“Emmmm… bokap lo mungkin zel?”ucap Vidya menjawab asal.
“Jawaban lo gak masuk akal deh vid,”ucap Zelina penasaran.
“Gakmasuk akal gimana zel? “tanya Vidya.
“Ya seakan akan lo tuh tahu sesuatu , ada yang lo sembunyiin dari gue kan?”tanya Zelina.
Vidya pun merasa kebingungan dengan pertanyaan zelina. disamping dirinya tak ingin berbohong kepada zelin, di sisi lain dirinya tidak juga harus menjaga amanah.
Kini dirinya berada di posisi yang salah.
“Emmm…gakada zel, suer deh, gue tadi tuh salah bicara, “ucap Vidya sambil mengangkat kedua jarinya ke atas membentuk huruf V.
Zelina memandang vidya lekat. Mencari kebohongan dalam mata vidya.
“Gue tahu vid, ada yang lo sembunyiin dari gue,”batin zelina.
Zelina pun memalingkan pandangan yang mengintimidasinya itu.Dia tidak ingin vidya curiga bahwa dirinya sedang menaruh rasa penasaran padanya.
“Iya iya, gue percaya kok sama lo,”ucap Zelina.
“Nah gitu dong zel, yaudah gue ke toilet dulu ya, udah gaktahan nih,”ucap Vidya meminta izin untuk ke toilet.
“Yaudah sono, cepetan,”jawab Zelina.
Vidya pun lalu menuju ke toilet. sebenarnya dirinya tidak sedang ada panggilan alam, akan tetapi dirinya punya hal lain yang harus diselesaikan.
****
Drttt….drrt…drrt…
Bunyi ponsel yang sedang berdering.
Sena langsung mematikan ponselnya karena dirinya sangat sibuk dengan pekerjaannya.
Dua kali berdering, hingga akhirnya sena meraih ponsel tersebut.
“Udah siuman? Baiklah saya akan kesana sekarang,”jawabnya.
Setelah mengatakan hal tersebut. Sena pun lalu menutup ponselnya. Membereskan pekerjaaannya dan melenggang pergi. Wajahnya berseri seri , tanda dirinya mendapat kebahagiaan. Jalanan yang ramai tak sulit baginya untuk menereobos.
Tak hanya itu, keceepatan ia membawa mobil pun juga ia tambah. Karena dirinya sudah tak sabar. Sampailah, pada tujuannya. Melenggang masuk dan berjalan menuju kamar rawat yang ditujunya.
Ya benar, kamar zelina. setelah mendapat info dari teman zelina bahwa zelina sudah siuman, dirinya pun lalu beranjak pergi dan menemui zelina.
Sampailah, di depan kamar rawat zelina.
Dirinya hanya mematung melihat plang nama. Memastikan bahwa itu memang benar benar kamar zelina. dilihatnya dari kaca, tampak zelina sedang rebahan. Tidak ada satupun orang yang menjaganya. Dengan penuh kebimbangan, sena mencekal pintu kamar rawat tersebut.
Ceklek
Pintu tersebut terbuka.
Sedangkan zelina masih belum menyadari. Karena sena membuka dengan begitu pelan. Namun, karena sepatu yang bergesekan dengan lantai, dirinya pun sadar dan melihat kea rah depan.
“Se..na,”ucap Zelina sambil menganga.
Sena tak menjawab. Dirinya pun mengampiri zelin. Lalu duduk di sampingnya. saat sena ingin menyentuh puncak kepala zelina. justru dirinya mendapat penolakan dari zelina. zelina menghindar.
“Jangan sentuh gue,”ucap Zelina.
Sena tampak kecewa. Namun, sepertinya gadisnya ini begitu kecewa padanya.
“Alhamdulillah , kamu udah siuman,”ucap Sena dari kejauhan.
“Hmmm,”jawab Zelina cuek.
“Kamu udah makan?”tanya Sena.
“Udah,”jawab Zelina.
Namun, justru perutnya berkata lain.
Krucuk…krucuuuuk….krucuuukk…
Suara perut zelina yang meronta meminta makan. Tanpa basa basi, sena pun meraih makanan yang ada di nakas samping ranjang zelina.
“Makan dulu, biar cepat sembuh,”ucap Sena sambil mengaduk bubur yang ada di tangannya itu.
“Gak,”jawab Zelina.
“Kali ini aja,”pinta Sena sambil mengarahkan se sendok bubur kea rah Zelina.
“Gak mau ya gakmau, maksa deh,” tolak Zelina.
Beberapa saat kemudian. Vidya datang masuk begitu saja tanpa permisi.
“Zel…ini…oh ada pak sena. Yaudah, ini makanannya zelin ya pak. Soalnya Zelin gaksuka bubur, jadi saya belikan ini,”ucap Vidya tiba-tiba.
Sena pun menerima bingkisan dari vidya.
“Oh ya, mumpung kamu ada temennya. Gue mau cabut ke kampus dulu ya, ada kelas soalnya,”ucap Vidya.
“Gakboleh, lo harus disini aja,”ucap Zelina sambil menarik tangan Vidya.
“Zel, ini penting. Please, yaaa?”pinta Vidya.
Zelina melihat vidya yang memohon padanya. ia tidak boleh egois, selama dirinya dirawat di rumah sakit. vidya lah yang membantu dan meraatnya. Ia harus mengijinkan vidya untuk kembali ke kampus.
“Oke, tapi habis itu balik kesini lagi ya,”ucap Zelina.
“Iya, nanti gue kesini lagi. titip zelin ya pak,”ucap Vidya.
Vidya pun melenggang pergi lagi.
Kini sena dihadapkan dengan zelina yang sifatnya udah 180 derajat berubah.
“Kamu makan dulu,”pinta Sena.
“Hm,”jawab Zelina.
Sena pun membuka bingkisan tersebut. Ternyata di dalamnya ada kolak kacang hijau. Makanan yang disukai oleh zelina. ia pun menyendokkan kolak tersebut ke arah zelina. beberapa suapan telah diterima oleh zelina, hingga kolak tersebut habis. Namun, kolak tak cukup mengganjal laparnya.
“Udah udah, gue udah kenyang,”ucap Zelina.
Sena pun meletakkan di nakas.
Suasana menjadi canggung. Tak ada percakapan. Sena mendekat dan juga ikut duduk di ranjang zelina.
“Eh, jangan macam macam ya ,”ucap Zelina.
Ia justru mengelus puncak kepala zelin dengan menunduk. Wajahnya begitu lelah.
“Maafkan saya. Karena saya kamu jadi masuk rumah sakit,”ucap Sena.
Zelina tak menanggapi. Sena pun tak berani menatap zelin. Ia hanya mengelus puncak kepala zelin memberikan kenyaman. Dirinya rindu, dengan gadis tersebut. Gadis yang mampu membuat hatinya terkoyak.
Namun karena kesalahannya sendiri, hingga membuat gadis yang ada di sampingnya ini menjauh, bahkan takmau lagi menerima dirinya.
“Saya tahu kamu begitu kecewa dengan apa yang terjadi. Saya menyesal Zel,”ucap Sena.
“Udah lupakan saja, gue lagi gak mau bahas itu. mending sekarang lo pergi aja, sana….,”ucap Zelina mendorong tubuh Sena.
Sena yang mendapat penolakan. Dirinya pun pindah ke tempat duduknya. Ia menelungkupkan wajahnya dan meraih tangan zelin lalu diletakkan di kepalanya.
“Biarkan seperti ini saja,”ucap Sena.
Sena sepertinya rindu manja dengan zelina. awalnya zelina hanya meletakkan tangannya di kepala sena. Namun, sepertinya sena telah tertidur.
“Jangan kek gini deh, “ucap Zelina.
Tak ada sahutan. Dan setelah di cek, sena tertidur. Zelina yang melihat sena. Pertahanan yang ia banggun, akhirnya roboh. Spontan tangannya mengelus puncak kepala sena sambil menyurai rambut sena.
“Gue gaktau, kecewa ini begitu dalam. Tapi kenapa lo runtuhkan lagi, mau lo apa sih?”batin Zelina
Ia meneteskan air matanya. Semakin dirinya melihat sena, maka semakin terlihat bayangan kejadian itu pada matanya. Membuat kepalanya sakit.
“Arkhhh.”
“Arkhhhh, sakittt.”
Sena yang tertidur pun akhirnya terbangun. Karena mendengar rintihan zelin.
“Kamu kenapa ,mana yang sakit?”ucap Sena.
“Arkhhh, saaaaakit,”keluh Zelina.
“Saya panggilkan dokter, bertahan sebentar,”ucap Sena.
Sena pun memencet bel yang ada di samping ranjang zelina. karena dokter tak kunjung datang, sena pun keluar dan memanggil dokter. Setelah menemui dokter akhirnya dokter pun mulai mengecek keadaan zelin dan menyuntikkan obat pereda agar zelina tak merasa kesakitan. Akhirnya zelina pun tertidur.
“Dok, dia gakpapa kan?”tanya Sena.
“Gakpapa, bapak tenang saja. hanya saja , pesan saya . jangan diajak bicara terlalu banyak. Dan juga jangan terlebih dahulu meminta untuk mengingat. Karena kondisinya yang masih belum pulih. Dan juga, saya minta bapak untuk juga mengawasi. Karena jiwanya juga tergunjang,”jawab Dokter.
“Kejiwaan pak?”tanya Sena.
Sena terkejut dengan apa yang dikatakan dokter. Ia tidak menyangka, karena ulahnya, kejiwaan zelina juga terguncang.
“Jika bapak ingin tahu lebih lanjutnya, bapak bisa menemui saya, saya permisi dulu,”ucap Dokter.
“Iya pak,”jawab Sena.
Dokter pun pergi dari hadapan sena. Raut wajahnya begitu kawatir dengan kondisi zelina. meskipun terlihat baik baik saja, tapi nyatanya. Efek kejadian itu membuat zelina trauma. Ia pun kembali ke ruang rawat zelina. tampak tertidur dengan tenang.
“Kalau saja saya tidak datang di hidupmu. Pasti kamu gak akan seperti ini, maafkan saya , maafkan saya zelina,”ucap Sena.
Sena lagi lagi meminta maaf. dalam pikirnya, ia harus tahu kondisi kejiwaan zelina pada dokter. Ia takmau karena dirinya zelina menjadi trauma yang berkepanjangan.
Lagi lagi kejadian, kejadian apakah yang membuat zelina menjadi seperti itu? kejadian apa yang membuat zelina trauma?
“Jangan salahkan takdir jika menyakiti adalah bentuk cinta.”
Part 5 Apa ini Takdir?Pulih.Satu kata yang telah mewakili keadaan Zelina sekarang. Dirinya sudah tidak lagi terbaring diatas ranjang. Bahkan 2 hari setelah kepulangan, dirinya memaksakan untuk masuk kuliah. Kali ini dirinya tengah berkutat dengan tugas yang sudah beberapa hari tidak ia sentuh. Dirinya adalah sosok mahasiswa yang rajin, dan juga aktif baik dalam organisasi maupun pada pelajaran mata kuliah.“Zel,”panggil“Oii, kenapa?”jawab zelina.Zelina menoleh kea rah sumber suara.“Lo ikut gak?”tanyanya.“Ikut apa?”tanya zelin balik.“Itu acara yang diadakan oleh kampus,”jawabnya.“Acara apa emangnya, gue belum tahu sih. Lo tahu sendiri kan, kalau gue baru juga baru masuk,”jawab zelina.“Heheh, iya juga sih. Ini nih gue kasih lihat. Gue sempet moto tuh poster tadi di madding,”ucap zelinaZelina menerima ponsel temanny
Part 6 Kehilangan jejakLapangan Kampus Adyatama.Disinilah Zelina berada. Dengan punggung yang memanggul tas besar berisi barang barang miliknya. Dirinya mengikuti acara yang diadakan oleh kampusnya. Awalnya terpaksa, namun karena Vidya sahabatnya juga ikut. Mau tak mau dia pun juga ikut. Setelah semalam bernegosiasi, akhirnya Zelin memutuskan untuk ikut dan mendaftarkan diri.“Mana sih panitia nya, gaktau panas apa,”keluh Zelina.Zelina celingak celinguk melihat kanan kirinya. Melihat mahasiswa yang berseliweran membuat kepalanya pusing. Ia pun memutuskan untuk duduk di sebuah taman dekat lapangan.Tiba tiba saja, rasa dingin ia rasakan di pipinya.“Nyesss…,”Zelina pun menoleh. Dan ternyata telah tertempel minuman botol yang dingin ke pipi nya.“Kak Azka,”ucap Zelina.Tanpa menjawab, laki-laki yang bernama Azka justru alah duduk di samping Zelina dan menyodorkan air minum u
Sena.Jalanan yang ramai berlalu lalang dihiasi dengan kerlip cahayanya. Bintang yang bertaburan di langit pun juga menyapa Sena pada malam ini. Tak lupa lagu yang terdengar lirih dalam mobil menambah suasana kegalauan Sena. Lagu favoritnya semenjak mengenal Zelina. Entah mengapa salah satu lagu dari penyanyi yang tersohor dengan ciri khas nadanya yang tinggi itu, dengan judul putus atau terus. Lagu itu mewakili keadaannya sekarang. Sepulang dari rumah Zelina dirinya sengaja untuk tidak pulang ke rumahnya. Melainkan dirinya mencari udara segar di luar.“Drrrtt….drttt.”Ponselnya bergetar tanda pesan masuk. Ia pun meraih dan membacanya.“Ibu,”ucapnya saat dirinya membaca sekilas.Merasa gagal focus. Ia pun lalu berhenti di pinggir jalan untuk membuka pesan dari ibunya.“Tumben ibu nyuruh pulang,”ucapnya sambil tertawa getir.Dengan perasaan yang campur aduk dirinya pun lalu melenggang pulang m
“Lo mau kemana zel?”tanya Vidya.“Ikut lo, kita kan sekelompok,”jawab Zelina.“Kita tuh emang sekelompok, tapi kan beda tempat,”ucap Vidya.“Yaelah vid, terus gue dimana dong?”ucap Zelina.“Entah,”ucap Vidya sambil mengangkat bahunya.Zelina pun hanya mendengus mendengar jawaban dari temannya. pasalnya dirinya lupa mendapat bagian dimana. Malam itu waktu pembagian kelompok dan tempat mengabdi, dirinya justru tertidur tidak mendengarkan. Dan sekarang, dirinya bingung harus kemana dirinya pergi. Mau tidak mau harus tanya lagi ke panitia.“Gue duluan zel, bye , bye,”ucap Vidya lalu pergi.“Hmmm,”jawab Zelina.Vidya yang sudah tahu kemana dirinya pergi, akhirnya pun meninggalkan Zelina sendirian. Sedangkan Zelina pun lalu menghampiri si panitia untuk tanya kemana dirinya ditempatkan.“Kak Azka.”“Iya Zelina, ken
“Duh, mana sih rumahnya. Mana gelap lagi,” ucap Zelina sambil menyusuri jalanan pulang.Zelina menyusuri jalanan pulang sendirian tanpa ada teman yang mendampinginya. Bahkan Vidya pun langsung pulang saja tanpa mengantarkan Zelina pulang, ya karena rumah yang ditempati oleh Zelina berada jauh dari rumah Vidya dan berbeda arah. Selain itu tumben kak Azka tidak megantarkannya pulang, karena kak Azka yang tak tahu entah kemana.Zelina melihat kanan kiri jalanan sambil menyalakan senter ponselnya yang tak begitu terang. Bulu kudukku pun terangkat dan merinding.“Gak ada orang lagi, mana sepi pula jalannya,” gerutu Zelina di sepanjang jalan.“Kresekkk….kressekkkk…..”Zelina menoleh ke belakang mencari sumber suara. Namun saat dirinya menoleh, justru tidak ada apa-apa. ia pun melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang cepat.“Duh, lowbat lagi,” gerutu Zelina sambil meliha
Suasana pagi yang bersinar cerah ternyata tak sama dengan suasana hati Zelina kali ini. Bagaimana tidak, hatinya berkecamuk kesal dan bahagia. Bahagia bisa bertemu lagi, kesal jika terus saja mengingat masa kelam bersama Sena. Entahlah. Dirinya sudah beberapa hari berada di keluarga Pradipta. Mekipun belum sah dijuluki mrs. Sena. Akan tetapi berkat kegiatan ini, dirinya bisa menjadi bagian dari keluarga Sena. Hari ini dirinya mulai nimbrung di dapur iBu Astri. Meskipun dirinya tidak ahli dalam dunia masak memasak, akan tetapi demi menjaga nama baik dan harga diri.“Biar ina saja bu yang memotong bawangnya,”ucap Zelina.“Yaudah. Oh ya ina, ibu mau bangunin bapak dulu. kamu lanjutin masaknya ya, nanti ibu kesini lagi.”jawab Bu Astri sambil menyodorkan pisau dan sayuran kepada Zelina.“Iya bu, “jawabnya sambil tersenyum kea rah Bu Astri.Bu Astri pun menyodorkan pisau dan bawang putih ke arah Zelina untuk dipotong po
“Zel , lo yakin sama keputusan lo?” tanya vidya.“Iya vid, udah deh tenang aja,”jawab Zelina.“Tapi Zel…,”tanya vidyaNamun terpotong oleh Zelina.“Vid, lo gak yakin sama sobat lo ini?” tanya Zelina dengan penuh penekanan.“Iya Iya, gue yakin kok lo bisa nanti,”jawab vidya pasrah.“Nah gitu dong, ini baru sobat gue. thank ya vid. Pulang ke kota, gue traktir lo es krim deh,”ucap Zelina Senang sambil memeluk vidya.“Beneran?”tanya vidya penasaran.“Hmm, es krim paddle pop, hahahha,”jawab Zelina.Keduanya kini melenggang pergi menuju balai desa untuk mendapatkan pembekalan dan juga pelaporan. Tak hanya itu, katanya pun juga ada tamu yang bakal mengisi acara hari ini di balai desa. Sepanjang perjalanan keduanya tertawa riang seakan tak ada beban. Dan sampailah di balai desa, dimana semua peserta dan panitia telah berk
Zelina sudah sadar satu jam yang lalu. Namun dirinya masih enggan untuk membuka matanya. Tidak hanya itu, ia bahkan melihat kekhawatiran dari seorang Sena.“Zelina, bangun. Maafkan saya Zelina,”ucap Sena.Zelina hanya diam saja tanpa menanggapi Sena. Sesekali tangan Sena menyelipkan rambut Zelina yang menutupi wajahnya. Bahkan Sena juga mengompres tubuh Zelina, karena sedari tadi tubuh Zelina terasa panas.“Zel, saya tahu kamu sebenarnya udah sadar. Ayo bangun zel, jangan bikin saya jadi khawatir gini,”ucap Sena.Sena terus saja mengoceh tak jelas. sesekali dirinya juga mencium puncak tangan Zelina. karena tak kuat melihat Sena dan merasa geli . Zelina pun akhirnya membuka matanya perlahan. Dia pun mulai melancarkan dramanya.“Gue dimana, auhh,”ucapnya sambil memegang kepalanyaZelina hendak bangun dari tidurnya. Namun Sena, yang mendengar lenguhan Zelina lalu membantu Zelina untuk duduk.
“Dengan berat hati saya putuskan, bahwa kamu tidak bisa mengikuti dan melanjutkan acara in lagi “ucap salah satu panitia acara. Zelina mengulas senyumnya. Dalam hatinya bersorak gembira tanpa ada kekecewaan. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban. “Okay gue terima, gue juga sebenarnya dari awal gak niat buat ikut nih acara gak jelas ini, thanks buat semuanya,” Zelina berdiri dari kursinya dan melangkah keluar dari ruang rapat. Senyumnya masih terulas di sudut bibirnya. “Akhirnya gue bisa juga pergi dari sini, “ ucap Zelina Ia berjalan keluar dari halaman balai desa dan menuju pulang. sebenarnya ia berencana untuk menghindari Sena, namun kali ini ia tidak bisa. Sena yang mengetahui Zelina pun lalu keluar dari mobilnya dan menghampiri Zelina. “Gimana? Kamu gapapa kan?” tanya Sena khawatir. “Gue gapapa, bisa minggirin tangan lo gak?”keluh Zelina. “Kamu bener gak dihukum kan? kamu gak dipukul kan sama mereka?” tanya Sena khawatir. “Ishhh, gue gapapa Sena. gue baik baik aja. Mending
Sena sukses mampu membuat Zelina yang sedari tadi mengoceh tak jelas menjadi diam. Mata Zelina seolah terhipnotis dengan pemandangan indah yang ada di depannya. Apalagi dilihat dari kejauhan di tempat yang tinggi. Hutan yang asri dengan berbagai macam warna dan pengunjung yang berseliweran di sekitarnya. Sena yang kini duduk di samping Zelina, berupaya mendekat. Kini jarak keduanya cukup tipis, namun Zelina tidak sadar akan hal itu. ia sibuk mengabadikan view yang ada di depannya.“Suka?”tanya Sena.Zelina hanya mengangguk pelan. Sena hanya bisa mengulas senyumnya. Bukan Sena kalau tidak menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Ia meletakkan pelan kepalanya di pundak Zelina. membuat pemiliknya terkejut.“Eh,”ucap Zelina singkat.“Sebentar saja Zelina,”pinta Sena.Kini pundak Zelina adalah tempat ternyaman kedua bagi Sena setelah kasur. ia pun juga memejamkan kedua matanya. Berbeda dengan Zelina yang
“Jadi gitu ceritanya?” tanya Vidya. “Sebenarnya masih ada banyak yang gue sembunyikan dari lo Vid, gue gakmau lo jauhin atau bahkan benci sama gue,”batin Zelina. Zelina hanya menjawab dengan anggukan. Sedangkan Vidya semakin penasaran apa yang terjadi dengan keduanya sebelumnya. “Zel, lo tapi gak sampe di emmmm itu kan ?” tanya Vidya ambigu dengan raut wajah yang sulit diartikan. Sedangkan Zelina yang lemot loading lama alias lola, ia masih saja tidak mampu mencerna pertanyaan dari Vidya barusan. “Diapain sih Vid?” tanya Zelina tidak jelas. “Gitu emm itu, secara pak Sena normal, dan lo kan juga cantik. mana ada ada sih yang gak nafsu sama lo, “Frontal banget sih lo vid. Ya …gue gaktau, secara gue udah kek nyaman gitu di peluk. Dan gue gaktau lagi apa yang te
Zelina sudah sadar satu jam yang lalu. Namun dirinya masih enggan untuk membuka matanya. Tidak hanya itu, ia bahkan melihat kekhawatiran dari seorang Sena.“Zelina, bangun. Maafkan saya Zelina,”ucap Sena.Zelina hanya diam saja tanpa menanggapi Sena. Sesekali tangan Sena menyelipkan rambut Zelina yang menutupi wajahnya. Bahkan Sena juga mengompres tubuh Zelina, karena sedari tadi tubuh Zelina terasa panas.“Zel, saya tahu kamu sebenarnya udah sadar. Ayo bangun zel, jangan bikin saya jadi khawatir gini,”ucap Sena.Sena terus saja mengoceh tak jelas. sesekali dirinya juga mencium puncak tangan Zelina. karena tak kuat melihat Sena dan merasa geli . Zelina pun akhirnya membuka matanya perlahan. Dia pun mulai melancarkan dramanya.“Gue dimana, auhh,”ucapnya sambil memegang kepalanyaZelina hendak bangun dari tidurnya. Namun Sena, yang mendengar lenguhan Zelina lalu membantu Zelina untuk duduk.
“Zel , lo yakin sama keputusan lo?” tanya vidya.“Iya vid, udah deh tenang aja,”jawab Zelina.“Tapi Zel…,”tanya vidyaNamun terpotong oleh Zelina.“Vid, lo gak yakin sama sobat lo ini?” tanya Zelina dengan penuh penekanan.“Iya Iya, gue yakin kok lo bisa nanti,”jawab vidya pasrah.“Nah gitu dong, ini baru sobat gue. thank ya vid. Pulang ke kota, gue traktir lo es krim deh,”ucap Zelina Senang sambil memeluk vidya.“Beneran?”tanya vidya penasaran.“Hmm, es krim paddle pop, hahahha,”jawab Zelina.Keduanya kini melenggang pergi menuju balai desa untuk mendapatkan pembekalan dan juga pelaporan. Tak hanya itu, katanya pun juga ada tamu yang bakal mengisi acara hari ini di balai desa. Sepanjang perjalanan keduanya tertawa riang seakan tak ada beban. Dan sampailah di balai desa, dimana semua peserta dan panitia telah berk
Suasana pagi yang bersinar cerah ternyata tak sama dengan suasana hati Zelina kali ini. Bagaimana tidak, hatinya berkecamuk kesal dan bahagia. Bahagia bisa bertemu lagi, kesal jika terus saja mengingat masa kelam bersama Sena. Entahlah. Dirinya sudah beberapa hari berada di keluarga Pradipta. Mekipun belum sah dijuluki mrs. Sena. Akan tetapi berkat kegiatan ini, dirinya bisa menjadi bagian dari keluarga Sena. Hari ini dirinya mulai nimbrung di dapur iBu Astri. Meskipun dirinya tidak ahli dalam dunia masak memasak, akan tetapi demi menjaga nama baik dan harga diri.“Biar ina saja bu yang memotong bawangnya,”ucap Zelina.“Yaudah. Oh ya ina, ibu mau bangunin bapak dulu. kamu lanjutin masaknya ya, nanti ibu kesini lagi.”jawab Bu Astri sambil menyodorkan pisau dan sayuran kepada Zelina.“Iya bu, “jawabnya sambil tersenyum kea rah Bu Astri.Bu Astri pun menyodorkan pisau dan bawang putih ke arah Zelina untuk dipotong po
“Duh, mana sih rumahnya. Mana gelap lagi,” ucap Zelina sambil menyusuri jalanan pulang.Zelina menyusuri jalanan pulang sendirian tanpa ada teman yang mendampinginya. Bahkan Vidya pun langsung pulang saja tanpa mengantarkan Zelina pulang, ya karena rumah yang ditempati oleh Zelina berada jauh dari rumah Vidya dan berbeda arah. Selain itu tumben kak Azka tidak megantarkannya pulang, karena kak Azka yang tak tahu entah kemana.Zelina melihat kanan kiri jalanan sambil menyalakan senter ponselnya yang tak begitu terang. Bulu kudukku pun terangkat dan merinding.“Gak ada orang lagi, mana sepi pula jalannya,” gerutu Zelina di sepanjang jalan.“Kresekkk….kressekkkk…..”Zelina menoleh ke belakang mencari sumber suara. Namun saat dirinya menoleh, justru tidak ada apa-apa. ia pun melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang cepat.“Duh, lowbat lagi,” gerutu Zelina sambil meliha
“Lo mau kemana zel?”tanya Vidya.“Ikut lo, kita kan sekelompok,”jawab Zelina.“Kita tuh emang sekelompok, tapi kan beda tempat,”ucap Vidya.“Yaelah vid, terus gue dimana dong?”ucap Zelina.“Entah,”ucap Vidya sambil mengangkat bahunya.Zelina pun hanya mendengus mendengar jawaban dari temannya. pasalnya dirinya lupa mendapat bagian dimana. Malam itu waktu pembagian kelompok dan tempat mengabdi, dirinya justru tertidur tidak mendengarkan. Dan sekarang, dirinya bingung harus kemana dirinya pergi. Mau tidak mau harus tanya lagi ke panitia.“Gue duluan zel, bye , bye,”ucap Vidya lalu pergi.“Hmmm,”jawab Zelina.Vidya yang sudah tahu kemana dirinya pergi, akhirnya pun meninggalkan Zelina sendirian. Sedangkan Zelina pun lalu menghampiri si panitia untuk tanya kemana dirinya ditempatkan.“Kak Azka.”“Iya Zelina, ken
Sena.Jalanan yang ramai berlalu lalang dihiasi dengan kerlip cahayanya. Bintang yang bertaburan di langit pun juga menyapa Sena pada malam ini. Tak lupa lagu yang terdengar lirih dalam mobil menambah suasana kegalauan Sena. Lagu favoritnya semenjak mengenal Zelina. Entah mengapa salah satu lagu dari penyanyi yang tersohor dengan ciri khas nadanya yang tinggi itu, dengan judul putus atau terus. Lagu itu mewakili keadaannya sekarang. Sepulang dari rumah Zelina dirinya sengaja untuk tidak pulang ke rumahnya. Melainkan dirinya mencari udara segar di luar.“Drrrtt….drttt.”Ponselnya bergetar tanda pesan masuk. Ia pun meraih dan membacanya.“Ibu,”ucapnya saat dirinya membaca sekilas.Merasa gagal focus. Ia pun lalu berhenti di pinggir jalan untuk membuka pesan dari ibunya.“Tumben ibu nyuruh pulang,”ucapnya sambil tertawa getir.Dengan perasaan yang campur aduk dirinya pun lalu melenggang pulang m