Home / Romansa / Marrying the Young Master / 14. Perkataan Tajam

Share

14. Perkataan Tajam

Author: Miafily
last update Last Updated: 2021-01-11 21:31:51

Darka tampak menggebu berharap untuk segera mendapatkan pelepasannya dengan bantuan Vanesa yang mengerang di bawah tindihannya. Namun, pikiran Darka terasa tidak nyawan. Rasanya, ada sesuatu yang salah di sini. Darka baru saja akan mendapatkan pelepasannya, saat dirinya melirik pada ponselnya yang tergeletak di atas nakas dan melihat nama sang ibu di sana. Seketika, gairah Darka padam. Darka melepaskan diri dari Vanesa begitu saja membuat Vanesa mengeluh kesal. Namun, saat melihat raut wajah Darka yang serius, Vanesa membungkam bibirnya rapat-rapat, sadar jika ada hal serius yang tengah terjadi.

Vanesa tentu saja harus menyadari batasan dan memahami situasi serta kondisi yang tengah berlangsung. Itu juga adalah nilai tambah bagi Vanesa sehingga dirinya bisa bertahan begitu lama di sisi Darka, dan berakhir menjadi wanita yang paling dipercaya oleh Darka sebagai seorang wanita yang bisa memuaskannya di atas ranjang. Darka mengenakan celananya sebelum mengangkat telepon dari sang ibu. Tentu saja, Darka berusaha untuk mengatur napasnya yang semula memburu untuk stabil agar tidak membuat ibunya curiga. “Di mana?” tanya Puti dengan suara dingin yang membuat Darka menelan ludahnya dengan kelu.

Suara dingin itu terasa menembus dan hampir membuat sekujur tubuh Darka menggigil karena merasakan sebuah ancaman mengerikzn. Sepertinya, inilah yang membuat Darka sejak tadi tidak bisa berkonsentrasi. Padahal, biasanya Darka tidak akan peduli dengan dunia saat tenggelam dalam gairah. Dan inilah yang terjadi. Sang ibu menghubunginya tepat saat dirinya tengah menggauli wanita lain selain istrinya, yang itu artinya ia sudah mengingkari perjanjian yang sudah ia sepakati dengan kedua orang tuanya. Jika Darka yang ketahuan mengingkari perjanjian, sudah dipastikan jika semua pengorbanan Darka  untuk menikahi Tiara hanya akan menjadi hal yang sia-sia.

Darka berdeham. Ia tidak boleh membuat sang ibu membaca gelagat aneh dan pada akhirnya curiga padanya. Jika sampai itu terjadi. Maka Darka benar-benar akan tamat riwayatnya. “Di mana lagi, kalau bukan di rumah, Ma,” jawab Darka santai. Lebih tepatnya berusaha untuk terdengar santai seolah-olah apa yang ia katakan memang hal yang sebenarnya.

Sikap santai Darka juga sangat berbeda dengan debaran jantungnya yang menggila. Tentu saja Darka agak cemas karena dirinya saat ini jelas tengah berbohong pada ibunya. Vanesa yang menyadari jika telepon yang diterima oleh Darka adalah telepon dari sang nyonya Puti yang terkenal dengan ketegasannya, segera menutup mulutnya rapat-rapat. Tentu saja ia tidak boleh mengatakan apa pun yang bisa membuat sang nyonya menyadari kehadarannya di sana. Meskipun Vanesa bisa melakukan hal gila untuk mendapatkan Darka, tetapi ia tidak segila untuk berhadapan dengan Puti yang terkenal bisa bertindak kejam pada orang yang membuatnya terganggu.

Jantung Darka berdebar kencang. Jelas Darka berharap jika sang mama percaya dengan apa yang sudah ia katakan. Jika iya, setelah menutup telepon ini, Darka akan segera pulang. Ia menimbang jika tindakannya untuk bersenang-senang terlalu cepat. Ini bisa membuat dirinya berada dalam bahaya. Sepertinya, pilihan yang paling tepat untuk saat ini adalah tetap menghabiskan waktunya di rumah sembari mempermainkan Tiara, hingga masa cutinya benar-benar habis. Setelah dirinya kembali bekerja nanti, pasti akan ada banyak waktu baginya untuk mendapatkan waktu untuk bersenang-senang dengan para wanita yang akan menghangatkan ranjangnya.

“Oh, ya? Padahal sekarang Mama sedang di rumahmu, tapi Mama tidak melihatmu di mana pun.”

Bagai petir di siang bolong. Jantung Darka terasa berhenti berdetak. Ini benar-benar gila. Kenapa ibunya bisa mengunjungi rumah tanpa memberikan kabar sebelumnya? Atau mungkin, Tiara mengabari keduanya dan membuat kedua orang tuanya itu datang ke rumah? Darka takut, dan marah saat ini. Ia takut menghadapi kemarahan sang mama, dan merasa marah pada Tiara yang ia anggap sudah berhasil mempermainkannya. “Pulang sekarang juga, atau Mama coret namamu sebagai pemegang hak waris!”

Begitu sambungan telepon terputus, Darka menghela segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan jejak-jejak percintaannya dengan Vanesa. Meskipun sudah ketahuan basah ke luar dari rumah, tetapi Darka setidaknya harus menunjukkan jika dirinya tidak menyentuh wanita mana pun di luar rumah. Beberapa saat kemudian Darka ke luar dari kamar mandi dengan kondisi yang lebih rapi. Vanesa mendekat dan berniat untuk memeberikan ciuman perpisahan, tetapi Darka menatap tajam pada Vanesa. “Aku sudah susah payah menghilangkan semua jejak wanita di tubuhku, apa kau ingin menghancurkan usahaku?” tanya tajam Darka.

Vanesa tidak boleh merasa tersinggung atau pun kesal karena pertanyaan tajam yang dilntarkan oleh Darka. Vanesa memasang senyum manis dan berkata, “Maafkan aku. Sekarang pergilah. Kapan pun kau bisa menghubungiku.”

Darka tidak mengatakan apa pun dan pergi begitu saja meninggalkan Vanesa yang segera mengurai senyum manisnya. Vanesa melangkah menuju dapur dan mengeluarkan vodka dari lemari penyimpanan alkoholnya.

“Jika semua jalan sudah tertutup, aku tidak akan menyerah. Aku hanya tinggal membuat jalan yang baru,” ucap Vanesa sembari menyeringai dan meminum alkoholnya dengan suasana hati yang mulai membaik.

Vanesa jelas lebih berpengalaman dari Tiara. Jauh lebih berpengalaman dari Tiara yang bahkan belum pernah disentuh oleh lelaki. Vanesa akan membuat Tiara bertemu dengan kehancurannya dan tidak lagi bisa bertahan di sisi Darka. “Aku akan memastikan, jika setiap waktu yang kau habiskan sebagai istri Darka, hanya terasa seperti neraka. Ya, aku akan memastikan itu, kau hanya tinggal menunggu waktunya,” ucap Vanesa sembari terkekeh menyeramkan.

**

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Darka untuk tiba di kediamannya yang baru, di mana dirinya tinggal bersama Tiara. Di depan gerbang, ia bisa melihat mobil pribadi sang ayah, yang tandanya kedua orang tuanya masih berada di rumahnya. Darka memarkirkan mobilnya di garasi. Setelah menenangkan dirinya, Darka pun turun dari mobil mewah miliknya dan meangkah untuk memasuki rumahnya. Mungkin, karena terbiasa, Darka tidak mengucapkan salam saat memasuki rumah. Saat itulah, Puti yang masih berada di ruang tamu dengan tajam berkomentar, “Sepertinya, Mama tidak membesarkan seekor ayam.”

Darka berdeham, dan mengucapkan salam. Ia tentu mengerti jika Putim menyinggung Darka yang masuk tanpa mengucap salam. Darka lalu beranjak mencium tangan ibu dan ayahnya sebelum duduk di samping Tiara. Tentu saja, Tiara juga mencium punggung tangan Darka dengan hormat, meskipun raut wajah Darka tampak tegang saat bibir lembut Tiara menyentuh permukaan punggung tangannya. Rasanya, Darka ingin sekali mencicipi kelembutan bibir itu. Namun, Darka tidak mungkin membuang harga dirinya untuk menyentuh wanita yang ia anggap tidak selevel dengannya itu.

Puti pun menatap tajam pada Darka dan bertanya, “Dari mana?”

Darka pun dengan lancar menjawab, “Habis bertemu dengan Jarvis.”

Tentu saja, sebelumnya Darka sudah menghubungi Jarvis dan meminta sahabatnya itu membantunya dalam masalah meyakinkan ibunya. Sudah dipastikan jika nanti Puti dan Nazhan akan memeriksa jawaban yang sudah diberikan oleh Darka. Darka berpengalaman menghadapi kedua orangtuanya. “Benarkah? Bagaimana kalau Mama menghubungi Jarvis dan mendapatkan jawaban yang tidak sama dengan jawaban yang kamu berikan?” tanya Puti.

“Jawabannya pasti sama. Kami menghabiskan waktu di apartemennya dengan bermain games dan makan. Aku tidak melanggar apa yang sudah kita sepakati, Ma,” jawab Darka dengan penuh percaya diri.

Nazhan sendiri mengamati ekspresi putranya. Sebenarnya, Nazhan agak menyesal karena sudah memberikan ilmu untuk mengendalikan ekspresi karena pada akhirnya Darka memanfaatkan kemampuannya seperti ini. Puti masih menatap tajam pada putranya, seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Darka. Tentu saja, Darka yang merasa agak terdesak segera berkata, “Jika Mama masih tidak percaya. Mama bisa menelepon Jarvis dan bertanya padanya. Tolong jangan menatap Darka dengan penuh kecurigaan seperti itu. Darka benar-benar tidak nyaman dengan tatapan itu.”

“Untuk apa Mama menghubungi Jarvis. Sebelumnya, kamu pasti sudah menghubunginya agar memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang kamu katakan sebelumnya. Sekarang kita lewatkan masalah itu, dan anggaplah kamu memang menghabiskan waktu dengan Jarvis,” ucap Puti. Darka diam-diam menghela napas dalam hatinya, setidaknya saat ini Darka bisa bernapas lega karena dirinya tidak perlu lagi mencemaskan Puti yang akan mendesaknya menjawab dengan jujur ke mana dirinya sudah pergi.

“Jangan merasa lega terlebih dahulu,” ucap Puti saat melihat jika Darka lebih rileks daripada sebelumnya.

Darka hampir mengeluh saat mendengar apa yang sudah dikatakan oleh sang mama. Namun, ternyata, Nazhan yang melanjutkan pembicaraan tersebut. “Papa dan Mama memberikan cuti padamu bukan untuk membuatmu bersenang-senang di luar seorang diri seperti ini, Darka. Kau bahkan tidak memberitahu Puti kau akan pergi ke mana. Apa kau tidak berpikir bagaimana perasaan Puti?” tanya Nazhan.

Darka saat itu melirik pada Tiara yang tampak gelisah di sampingnya. Itu artinya, Tiara tidak mengatakan apa pun mengenai apa yang sudah dikatakan Darka sebelum ia pergi menemui Vanesa. Kenapa Tiara menyembunyikan masalah itu? Apa karena Tiara takut padanya? Atau mungkin Tiara tengah melindungi harga dirinya sebagai seorang istri? Apa Tiara pikir, dengan menyembunyikan fakta bahwa Darka pergi menemui wanita lain, Darka bisa melihat Tiara sebagai wanita yang pantas untuk menjadi istrinya? Memikirkan hal itu, Darka malah merasa semakin kesal pada Tiara.

“Apa mungkin kau lupa dengan apa yang sudah Mama katakan padamu?” tanya Puti.

“Perkataan Mama yang mana?” tanya balik Darka.

“Tentang kamu yang harus menjaga sikap. Jangan membuat Mama dan Papa kecewa, Darka. Ini adalah kesempatan terakhirmu. Jika kamu tetap mengulangi kesalahan yang sama seperti kesalahan yang sudah pernah kamu lakukan sebelumnya, maka Mama dan Papa tidak akan lagi memberikan toleransi padamu,” ucap Puti.

Puti dan Nazhan sudah menyepakati hal ini bersama. Jika sampai Darka mengulangi kesalahan yang sama, maka keduanya tidak akan segan-segan melakukan apa yang sudah mereka ancamkan pada Darka. Selama ini, Puti dan Nazhan memang mengancam Darka untuk mencoret nama putra mereka itu sebagai pemegang hak waris dan mencoretnya dari kartu keluarga. Itu artinya, Darka secara resmi tidak bisa lagi menyandang nama Al Kharafi di belakang namanya. Di sisi lain, artinya Darka jatuh miskin seketika. Puti dan Nazhan bangkit. Nazhan pun berkata, “Kami sebenarnya datang untuk berkunjung dan makan malam bersama kalian. Tapi, melihat situasi yang tidak memungkinkan, rencana akan kami batalkan. Sekarang istirahatlah. Kami pulang dulu.”

Keduanya pergi setelah mengucapkan salam, dan meninggalkan Tiara yang mengantarkan mereka hingga depan pintu. Saat berbalik akan memasuki rumah, Tiara ditarik dengan kasar oleh Darka agar melangkah dengan cepat hingga tiba di dalam ruang tamu. Darka mencengkram rahang Tiara dan bertanya, “Apa kau sekarang bahagia karena sudah membuatku kembali mendapatkan peringatan dari kedua orang tuaku?”

“Da, Darka, lepas dulu. Ini sakit,” ucap Tiara sembari mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan Darka.

Darka mendesis marah dan melepaskan cengkraman itu dan hampir membuat Puti terhempas. “Apa kau pikir, dengan bungkam dan tidak mengatapan apa pun pada Papa dan Mama bisa membuat penilaianku padamu menjadi lebih baik?” tanya Darka dengan tajam.

Tiara sadar, jawaban apa pun yang ia berikan pada Darka sama sekali tidak akan membuat perasaan pria yang tengah marah di hadapannya ini membaik. Jadi, Tiara memilih untuk diam. Tindakan Tiara itu membuat Darka marah. Tentu saja, Darka bisa membaca apa yang dipikirkan oleh Tiara, dan merasa jengkel karena Tiara ternyata bisa menempatkan dirinya dengan baik dalam situasi seperti ini. Pria itu memberikan tatapan tajam sebelum berkata, “Jangan pernah bermimpi.”

Darka mengulurkan tangannya dan mendorong bahu ringkih Tiara dengan telunjuknya. “Jangan pernah bermimpi untuk berperan sebagai istri yang sesungguhnya. Karena sampai kapan pun, kau hanya akan mendapatkan status istri, tanpa mendapatkan hak sebagai seorang istri. Kau sama sekali tidak pantas untukku. Bagaimana bisa seorang putra dari keluarga konglomerat disamakan dengan gadis yang tumbuh besar di panti asuhan. Ditambah dengan kelahirannya yang tidak jelas. Ingat, orang tuamu saja membuangmu, Tiara. Itu sudah lebih dari cukup mengonfirmasi betapa tidak berharganya dirimu sebagai manusia.”

.

.

.

Darka bibirnya minta dicabein!!

Menurut kalian, selain dicabein, bibir Darka enaknya diapain?

Jangan lupa tinggalin jejak kalian dengan kasih bintang lima nyaaa

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Shifa
Ini penulis nya rada linglung ya? Masa iya posisi tiara ama ibu darka(puti) kebalik? Mojok kedepannya di koreksi sebelum di post
goodnovel comment avatar
Dian Nafizberil
laki2 kok lemes...bikes
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Marrying the Young Master   15. Tamu Tak Diundang

    Hari ini, Darka sudah berangkat bekerja seperti biasa. Sementara Tiara masih berkutat sibuk dengan pekerjaan ibu rumah tangganya. Jika dibandingkan dengan pekerjaan Tiara di rumah ini dengan pekerjaan Tiara di panti asuhan jelas pekerjaan di panti asuhan lebih banyak dan lebih berat. Namun, entah kenapa Tiara merasa lebih lelah mengurus pekerjaan rumah ini daripada mengurus pekerjaan di panti. Tiara berpikir, jika mungkin ini ada kaitannya dengan masalah hubungannya dengan Darka yang bukannya semakin membaik seiring waktu berjalan, malah Darka semakin menekan dirinya seolah-olah tidak mau membuat Tiara merasa tenang hidup dengan berstatuskan istri darinya. Tiara pun menghela napas dan melangkah menuju area belakang kediaman minimalis yang terasa mewah bagi Tiara tersebut. Di sana, ad ataman kecil dan sebuah kolam renang. Kali ini, Tiara akan membersihkan kolam renang dari dedaunan kering yang jatuh ke dalamnya.

    Last Updated : 2021-01-11
  • Marrying the Young Master   16. Tetangga Baru

    “Aku tidak mau melakukan pertemuan di hari liburku. Jika dia masih memaksa, batalkan saja kerja samanya,” ucap Darka pada Bayu yang tengah berbicara dengan sambungan telepon.Pagi-pagi, Darka sudah menerima telepon dari Bayu. Bawahannya itu mengatakan jika seorang klien memaksa untuk makan siang bersama sembari membicarakan pekerjaan. Sayangnya, Darka tidak ingin melakukan hal itu. Karena bagi Darka, waktu liburnya tidak boleh diganggu. Apalagi oleh masalah yang sama sekali tidak mendesak seperti itu. Darka rasa pembicaraan mengenai pekerjaan yang tidak mendesak itu, bisa ditunda hingga waktu kerja datang kembali. Bayu sebenarnya sudah mengerti masalah ini. Namun, orang yang dihadapi oleh Bayu sangat sulit. Jadi, pada akhirnya Bayu memilih untuk meminta jawaban dari Darka secara langsung.

    Last Updated : 2021-01-11
  • Marrying the Young Master   17. Api

    Tiara mengatur napasnya. Jelas, saat ini Tiara merasa sangat gugup. Tadi pagi, Puti tibia-tiba datang ke rumahnya. Puti menghabiskan cukup banyak waktu untuk berbincang ringan. Lalu tak lama mengajak untuk memasak. Ternyat Puti mengajak Tiara untuk membuat menu makan siang bagi Darka dan Nazhan. Namun, Tiara tidak tahu jika selanjutnya Puti meminta Tiara untuk mengantarkan makan siang tersebut secara langsung kepada Darka. Tentu saja, Puti meminta seseorang untuk mengantar Tiara menggunakan mobilnya.Tiara menghela napas sebelum turun dari mobil yang mengantarnya dengan sopir pribadi yang membukakan pintu. Ia benar-benar tidak menyangka jika dirinya berada di perusahaan Darka seperti ini. Jika saja Puti tidak memerintahkan

    Last Updated : 2021-01-24
  • Marrying the Young Master   18. Kejujuran Jarvis

    Darka terkejut bukan main, saat dirinya selesai berpakaian, ia melihat Tiara masuk ke dalam ruang kerjanya. Tiara meletakkan kotak makan siang di atas meja yang berada di hadapan Darka. “Mama datang dan memintaku untuk mengantarkan bekal makan siang untukmu, sementara Mama sendiri pergi untuk mengirimkan makanan untuk Papa,” ucap Tiara menjelaskan.Darka melirik kotak makan siang tersebut. Kebetulan, setelah melakukan olahraga ranjang dengan Vanesa, Darka merasa lapar. Darka terdiam saat menyadari hal itu. “Apa kau berpapasan dengan Vanesa?” tanya Darka sembari menatap tajam pada Tiara yang kini sudah duduk.Tiara berkata, “Tentu saja. Aku bahkan berbincang beberapa saat dengannya. Ia bahkan dengan bangganya menceritakan apa saja yang suda

    Last Updated : 2021-01-24
  • Marrying the Young Master   19. Sulis

    Hari ini adalah jadwal bagi Tiara untuk berbelanja bulanan. Karena ada beberapa barang yang tidak bisa ia dapatkan di pasar tadisional, pada akhirnya Tiara pun harus pergi ke super market untuk berbelanja. Tiara dengan lincah memilah barang yang akan ia beli. Saat Tiara memilih lemon untuk salad yang selalu diminta oleh Darka setiap pagi, Tiara dikejutkan oleh seorang gadis yang tiba-tiba menepuk bahunya dan menyapanya dengan begitu akrab. Tiara mengerutkan keningnya. Gadis ini tampak familiar baginya, tetapi Tiara tidak bisa mengingat di mana mereka bertemu. “Kakak melupakanku?” tanya gadis itu dengan nada sedih yang dibuat-buat.“Ah, maafkan aku. Bukan

    Last Updated : 2021-01-24
  • Marrying the Young Master   20. Rencana Darka

    Puti menarik Tiara untuk duduk di sampingnya. Hari ini, Tiara dijemput untuk berkunjung ke kediaman Risaldi. Puti berencana untuk mengadakan makan malam bersama. Pasti akan menyenangkan menyantap makanan lezat bersama sembari berbincang ringan mengenai keseharian mereka selama ini. “Padahal kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan hal seperti ini,” ucap Nazhan sembari mengambil pie susu mini yang dibuat oleh Tiara.“Tiara tidak repot kok Pa. Tiara dengar Papa menyukai pie susu, jadi Tiara pilih untuk membuatnya. Maaf, Tiara hanya membawa camilan sederhana seperti itu,” ucap Tiara malu karena hanya membawa makanan sederhana sebagai buah tangan.

    Last Updated : 2021-01-24
  • Marrying the Young Master   21. Terasa Pahit

    Darka terus berusaha mengalihkan tatapannya dari paha Tiara yang terpampang dengan jelas di hadapannya. Saat ini, Darka dan Tiara tengah berada di pesawat. Tentu saja, keduanya menggunakan pesawat pribadi yang dimiliki oleh keluarga Al Kharafi. Mungkin, karena ini adalah kali pertama Tiara naik pesawat, gadis itu segera mabuk dan jatuh tertidur saat merasa pusing. Dan anehnya, Darka yang duduk di seberang Tiara, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari paha Tiara yang terpampang dengan jelas, akibat bagian bawah gaun pendeknya yang tersingkap. Tubuh molek pada pramugari yang melayaninya tampak tidak bisa membuat Darka mengalihkan pandangannya dari tubuh Tiara. Sungguh, Darka merasa sangat jengkel. Ia menatap tidak percaya pada bukti gairahnya yang tiba-tiba mulai menantangnya untuk segera menyentuh Tiara yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Namun, kali ini Darka tidak mau menuruti

    Last Updated : 2021-01-24
  • Marrying the Young Master   22. Madu Sesungguhnya

    Vanesa lalu meraih jubah tidurnya dan beranjak menuju balkon sembari masih dengan telepon yang menempel di telinganya. “Coba ulangi lagi apa yang kau katakan,” ucap Vanesa pada seseorang yang berada di ujung sambungan telepon.“Kau harus segera kembali. Sesi pemotretannya dipercepat karena ada desakan dari klien kita,” ucap manager Vanesa yang memang menghubungi Vanesa untuk segera kembali ke Indonesia untuk menjalani sesi pemotretan untuk salah satu produk klien mereka.Tentu saja, manager Vanesa tidak tahu jika saat ini Vanesa tengah berlibur dengan Darka. Hal yang ia ketahui adalah, Vanesa meminta waktu untuk berlibu

    Last Updated : 2021-01-24

Latest chapter

  • Marrying the Young Master   Ekstra Part 3 : Adik untuk Si Kembar

    “Bunda!” seru Alana sembari berlari membuat rok yang ia kenakan bergoyang seiring langkah yang ia ambil. Alan tentu saja mengikuti, tetapi dengan langkahnya yang tenang. Darka yang bertugas menjemput kedua buah hatinya sepulang sekolah, melangkah di belakang dengan kedua tangan yang membawa tas serta botol minum milik Alan dan Alana.Tiara yang semula sibuk di dapur dengan para pelayan, segera ke luar dari dapur dan menghampir putra dan putrinya. Tiara tidak memperbolehkan Alana dan Alan masuk ke dalam dapur, karena sangat berbahaya. Apalagi untuk Alana, yang dulu sempat membuat ulah dan hampir saja celaka serta membuat rumah ini hampir kebakaran. Tiara tersenyum dan menerima pelukan dari putra dan putrinya dengan senang hati. “Apa hari kalian

  • Marrying the Young Master   Ekstra Part 2 : Kenangan Manis

    Beberapa bulan kemudian“Cantiknya putri Ayah!” seru Darka saat melihat Alana mengenakan gaun cantik yang seragam dengan gaun Tiara. Darka pun menciumi Alana yang tertawa renyah saat mendapatkan kecupan tersebut. Sementara itu, Alan berada dalam gendongan Tiara. Ia juga mengenakan pakaian yang sama dengan pakaian yang dikenakan oleh Darka. Mereka tampil dengan menakjubkan. Alan dan Alana, memiliki tampilan menggemaskan yang rasanya diwariskan dari kedua orang tuanya. Siapa pun yang melihat si kembar, akan yakin jika keduanya akan tumbuh menjadi sosok yang sangat menawan dewasa nanti.

  • Marrying the Young Master   Ekstra Part 1 : Berpuasa

    Tiara sibuk menyusui kedua anaknya yang ternyata menolak untuk menyusu menggunakan dot berisi ASI yang sebelumnya sudah Tiara pompa. Keduanya lebih senang menyusu secara langsung pada Tiara. Tentu saja tingkah putra dan putrinya ini membuat Tiara sulit untuk bergerak. Keduanya benar-benar menempel pada Tiara dan tidak mau disentuh oleh siapa pun termasuk oleh opa serta omanya. Tiara memejamkan matanya dan bersandar pada sandaran sofa malas yang selalu ia gunakan saat menyusui kedua buah hatinya yang selalu ingin disusui bersama-sama. Ini masih siang, tetapi Tiara sudah sangat lelah.Kini, Tiara dan Darka tinggal di kediaman utama. Sementara Puti dan Nazhan resmi kembali ke Kuwait serta fokus untuk mengurus semua perusahaan mereka di sana. Darka sendiri dipercaya

  • Marrying the Young Master   42. Akhir Bahagia

    Vanesa terlihat bersebunyi di balik sebuah pohon di seberang kediaman Risaldi yang tengah cukup ramai karena persiapan acara akikahan kembar calon penerus keluarga Al Kharafi dan Risaldi ini. Vanesa melihat rumah itu dengan penuh kebencian karena semua usahanya untuk menghancurkan kebahagiaan keluarga itu gagal total. Semua informasi yang Vanesa bocorkan pada pihak yang memang mencari jalan untuk menjatuhkan perusahaan milik keluarga AR tersebut, pada akhirnya menjadi senjata yang berbalik menyerangnya. Kini, karir Vanesa benar-benar hancur karena tidak ada satu pun perusahaan yang mau mempekerjakan dirinya. Bahkan, agensinya memutuskan kontrak secara sepihak dengannya.Hal itu terjadi karena Puti dan Nazhan turun tangan langsung. Keduanya melakukan sesuatu yang

  • Marrying the Young Master   41. Malaikat Kecil

    Pagi ini, Darka mengumumkan kelahiran sepasang anak kembarnya melalui media sosial. Lalu esok hari, aka nada acara akikahan lalu berlanjut dengan acara pesta yang dilangsungkan di kediaman Risaldi. Tentu saja, kabar tersebut disambut gembira oleh orang-orang, kecuali Vanesa yang merasa begitu marah karena Darka sudah benar-benar membuangnya. Vanesa tidak lagi bisa menghubungi atau bahkan menemui Darka. Vanesa dibuang karena dirinya sudah tidak lagi dibutuhkan oleh pria itu. Kemarahan Vanesa semakin menjadi karena dirinya merasa dikalahkan oleh Tiara yang menurutnya tidak bisa dibandingkan dengannya. “Aku tidak akan menerima penghinaan ini,” ucap Vanesa.Ya, Vanesa tidak akan hancur sendirian. Jika dirinya harus hancur dan kehilangan segalanya, maka D

  • Marrying the Young Master   40. Cerai

    “Tiara,” ucap Puti tidak percaya saat melihat Tiara sudah sadarkan diri.Tiara yang sebelumnya masih berusaha untuk beradaptasi mengerjapkan matanya dan menyentuh perutnya yang terasa agak ngilu. Puti yang melihat hal itu segera menahan tangan menantunya dan berkata, “Kau sudah dioprasi, terima kasih karena sudah memberikan sepasang cucu yang menggemaskan bagiku dan Nazhan.”Tiara yang mendengar hal itu pun terharu. Meskipun dirinya tidak melahirkan dengan normal, tetapi kebahagiaannya sama besarnya. Puti pun membantu Tiara untuk minum karena ia tahu jika Puti memang perlu membasahi tenggorokannya. Setelah itu, Tiara pun berkata, “Ma, aku ingin melihat mereka

  • Marrying the Young Master   39. Penyesalan Darka

    “Ada keributan apa?” tanya Nazhan saat dirinya ke luar dari lift sembari menggandeng istri tercintanya yang hari ini pun menemaninya bekerja. Tidak sekadar menemani, Puti juga membantu Nazhan menyelesaikan pekerjaannya.Semenjak Tiara dan Darka benar-benar ke luar dari rumah, keduanya memang lebih sering untuk menghabiskan waktu bersama. Selain untuk saling menghibur karena merasa bersalah serta kesepian karena telah membuat Tiara harus hidup susah dengan Darka, keduanya juga melakukan hal ini untuk memastikan tidak mencari apa pun terkait nasib Darka dan Tiara. Ini adalah komitmen yang sudah keduanya buat bersama. Karena jika sampai mereka melihat dengan mata mereka sendiri betapa kesulitannya hidup keduanya, mereka pasti tidak akan menahan diri unt

  • Marrying the Young Master   38. Usaha Darka

    Darka yang baru saja selesai menjemur pakaian, segera duduk di samping Tiara yang tengah menatap tayangan mengenai tempat wisata air yang ditayangkan di televisi. “Kenapa melihatnya hingga seperti itu?” tanya Darka.“Tampaknya bermain air seperti itu terasa sangat menyenangkan.”Darka bisa mendengar nada tertarik dalam ucapan Tiara. Ia tahu, jika Tiara ingin mengunjungi wahana air itu. Namun, rasanya mustahil bagi Darka mengajak Tiara untuk bermain di wahana air seperti itu dengan kondisi kehamilannya yang sudah sebesar ini. Darka pun bertanya, “Kalau sudah melahirkan, apa kau mau pergi ke sana denganku?”

  • Marrying the Young Master   37. Karma

    “Astaga!” seru bapak-bapak yang tengah menjalankan ronda keliling. Para bapak terkejut saat melihat sosok yang meringkuk di hadapan salah satu rumah kontrakan yang berada di perkampungan mereka. Setelah beberapa saat saling mendorong untuk memeriksa siapa yang berada di hadapan rumah orang lain di waktu seperti ini. Hanya saja, setelah mengarahkan senter para wajah orang itu, semua orang menghela napas lega karena mengenalnya.“Darka kenapa di luar seperti ini?” tanya salah satu dari para bapak yang menggeleng melihat Darka yang kini mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu saja para bapak sudah mengenal Darka dan Tiara, pasangan muda menawan yang mereka kira tengah belajar untuk hidup mandiri. Dalam diam, para tetangga mengamati dan sedikit

DMCA.com Protection Status