Share

13. Godaan

Author: Miafily
last update Last Updated: 2021-01-11 21:30:31

Darka berusaha mengabaikan Tiara yang sejak tadi sibuk merapikan pakaian yang sudah ia setrika dan lipat dengan begitu rapi. Begitu Tiara ke luar dari kamar, saat itulah Darka menutup majalah dewasa yang ia baca. Bagaimana mungkin dirinya tidak kesal dengan tingkah Tiara yang memperlakukannya sebagai seorang pria tanpa gairah. Darka memang sudah mengatakan berulang kali jika dirinya tidak mungkin tergoda oleh Tiara yang menurutnya tidak menggairahkan. Meskipun berusaha untuk menganggapnya tidak menggairahkan, naluri Darka sebagai pria tidak bisa diajak bekerjasama. Terkadang, saat tidur Darka bersentuhan dengan Tiara, yang memang terlelap dan biasanya melewati batas yang sudah ditetapkan oleh Darka di atas ranjang. Kulit lembut itu membuat bulu kuduk Darka meremang. Mungkin, itu dikarenakan Darka yang sudah berhari-hari tidak bisa melepaskan gairahnya yang memang terhitung lebih tinggi daripada pria lain.

Jadi, melihat Tiara yang berlalu lalang membuat Darka benar-benar frustasi. Meskipun Tiara hanya menggunakan daster lusuh yang tidak menunjukkan lekuk tubuhnya, tetapi Darka tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pantat sang istri yang melenggak lenggok dengan indahnya. Meskipun Tiara memiliki dada atau bokong seseksi wanita simpanannya selama ini, tetapi semua itu tampak begitu pas bagi Tiara yang mungil. Hingga saat ini, Darka memang belum pernah mencumbu atau memeluk Tiara, tetapi Darka seakan-akan bisa menebak jika Tiara akan terasa sangat pas saat ia peluk dan tindih saat mereka menggila dalam kendali gairah.

“Sialan!” maki Darka saat dirinya tanpa sadar membayangkan saat-saat di mana dirinya menggauli Tiara.

“Aku tidak boleh seperti ini hanya karena wanita kampungan seperti itu!” seru Darka menyadarkan dirinya sendiri.

Darka harus ingat apa yang sudah ia rencanakan sejauh ini. Darka memijat pelipisnya dan berusaha meredakan gairahnya yang hampir memuncak. Di tengah usahanya itu, Darka pun mendapatkan telepon dari seseorang yang seharusnya ia hindari karena ia masih dalam pengawasan kedua orang tuanya. Darka pun memilih menerima telepon tersebut, “Ya, ada apa Vanesa?”

“Apa kau tidak merindukanku?” tanya Vanesa dengan manja.

“Kau sendiri tau, aku baru saja menikah.” Darka agak kesal karena Vanesa dengan percaya diri menanyakan hal itu padanya. Sepertinya, Darka terlalu baik pada Vanesa hingga wanita itu besar kepala dan berpikir jika Darka sangat membutuhkannya.

Darka bisa membuang Vanesa kapan saja. Namun, saat ini Darka tidak bisa melakukannya. Untuk saat ini Darka tidak memiliki waktu untuk memilih wanita yang sesuai dengan kualifikasi yang ia inginkan. Selain jago memuaskannya di atas ranjang, wanita yang akan mejadi simpanan Darka jelas harus bisa mengendalikan hatinya. Darka tidak mau sampai repot mengurus seorang wanita yang menggila karena cinta. Selain itu, wanita yang akan melayani Darka tanpa batasan waktu itu, harus bersedia menggunakan alat kontrasepsi. Jika sampai nantinya ada kecelakaan, sudah dipastikan jika Darka benar-benar berada dalam masalah. Bukan hal yang mustahil bagi Puti dan Nazhan untuk mengetahui hal tersebut. Jika hal itu terjadi, maka kiamat bagi Darka.

“Aku bahkan lebih dari yakin jika kalian belum melewati malam pertama. Ah, aku bisa menebak jika saat ini kau sangat bergairah dan membutuhkan pelepasan,” ucap Vanesa terkikik geli.

“Apa kau tengah mengolok-olok diriku?” tanya Darka tajam.

Vanesa tentu saja tahu jika Darka tidak menyentuh Tiara, karena Vanesa tahu apa yang sudah disepakati oleh Darka dan Tiara. Vanesa juga tahu seberapa Darka tidak menyukai Tiara. Karena itulah, Vanesa yakin jika Darka yang memiliki gairah tinggi ini pasti kesulitan disebabkan oleh gairahnya yang menumpuk. Ini jelas kesempatan baik bagi Vanesa untuk menarik Darka kembali ke sisinya. Ia akan menunjukkan pada Tiara, jika statusnya sebagai istri Darka tidak akan ada gunanya, jika suaminya masih saja mencari kenikmatan dari wanita lain di luar rumahnya.

“Bagaimana aku mengolok-olokmu. Kuharap kau tidak marah padaku. Aku menghubungimu untuk mengajakmu bertemu. Kau pasti membutuhkan pelepasan bukan? Aku akan memberikan service dengan senang hati, karena aku pun tengah sangat bergairah. Ayo kita lakukan beberapa ronde malam ini,” ajak Vanesa sungguh-sungguh.

Vanesa tidak berbohong. Membayangkan jika dirinya mencuri pria beristri tepat di satu minggu pernikahan mereka, membuat Vanesa merasa begitu bergairah. Ditambah dengan fakta jika Darka belum menyentuh istri sahnya sama sekali. Itu jelas memberikan tanda jika Vanesa memang lebih menggoda. Vanesa suka rasa senang karena kemenangannya mengalahkan seorang istri sah. Membayangkan dirinya bergumul berjam-jam dengan Darka di atas ranjang, sementara Tiara menunggu kepulangan Darka ke rumah, membuat darah Vanesa berdesir. Sepertinya, nanti Vanesa akan mencari cara untuk menunjukkan pada Tiara secara langsung jika Vanesa adalah perempuan satu-satunya yang bisa memuaskan Darka mengenai masalah ranjang.

Darka memilih mengintip di jendela kamar. Biasanya, akan ada sebuah mobil yang terparkir di ujung jalan. Itu mobil dari salah satu orang yang ditugaskan oleh kedua orang tuanya untuk mengawasi apa Darka ke luar rumah atau tidak. Namun, Darka tidak bisa melihat mobil itu. Darka menyeringai. Sepertinya, setelah satu minggu tidak melihat pergerakan Darka, Puti dan Nazhan menarik bawahan mereka yang bertugas untuk mengawasi Darka. Ini artinya, hingga nanti cutinya habis, Darka memiliki waktu bebas untuk melakukan apa pun yang ia inginkan asal dirinya berhati-hati. “Tunggu di apartemenmu, aku akan ke sana,” putus Darka pada akhirnya. Ia sudah mengambil keputusan untuk bersenang-senang. Ia harus melepaskan gairah ini sekarang juga, atau Darka akan gila dengan menyerang Tiara yang benar-benar tidak ingin Darka sentuh.

“Kalau begitu aku akan menyambutmu dengan memakai setelan biki baru yang aku miliki. Aku yakin kau akan menyukainya,” ucap Vanesa antusias.

“Aku lebih suka saat kau tidak mengenakan apa pun,” ucap Darka lalu memutuskan sambungan sebelum mendengar jawaban apa pun dari Vanesa.

Darka bersiul senang dan memasuki ruang ganti. Ia harus berganti pakaian dan terkejut melihat semua pakaiannya sudah tertata dengan sangat rapi, sesuai dengan warna dan kegunaannya. “Agak mengesalkan bagiku karena ia benar-benar terampil mengerjakan tugasnya hingga tidak memberikan celah bagiku untuk mencela.”

Tidak membutuhkan waktu terlalu lama bagi Darka berganti pakaian. Setelah mengambil ponsel, dompet dan kunci mobil, Darka pun turun. Saat akan mencapai pintu utama, Darka berpapasan dengan Tiara yang baru saja ke luar dari beranda di samping. Masih dengan wajah polos tanpa make up, dan daster lusuh, Tiara menatap Darka dengan tatapan penuh tanda tanya. “Darka akan pergi ke mana?” tanya Tiara sembari meletakkan alat penyiram tanaman di tempatnya.

Darka yang mendengar pertanyaan Tiara mengernyitkan keningnya. “Apa aku perlu melaporkan ke mana aku pergi dan dengan siapa aku akan pergi?”

“Bukan seperti itu. A—”

“Aku akan pergi bersenang-senang dengan wanita yang bisa memuaskanku. Apa kau puas dengan jawaban yang aku berikan? Jika iya, maka tutup mulutmu. Jangan berusaha untuk menghubungiku, karena aku akan bersenang-senang dan pulang esok hari,” ucap Darka tanpa perasaan dan beranjak pergi.

Tiara menatap kepergian Darka dengan sendu. Bohong rasanya jika Tiara mengatakan jika dirinya tidak terluka dengan kepergian Darka untuk menemui wanita lain. Memang benar, Tiara mengambil keputusan untuk menikahi Darka sebagai bentuk balas budinya pada Puti dan Nazhan. Tiara bahkan membuat kesepakatan dengan Darka mengenai pernikahan ini. Namun, Tiara tidak bisa menyangkal jika dirinya juga bisa merasakan sakit yang sama dengan perasaan yang dirasakan oleh para istri lain, ketika suaminya pergi dan menemui perempuan lain di luar sana. Itu terlalu menyakitkan untuk Tiara, yang bahkan belum mengecap manisnya sebuah pernikahan.

“Aku harus ingat dengan kesepakatan yang sudah dibuat bersama Darka,” ucap Tiara sembari menyentuh dadanya yang terasa tersengat sesuatu.

Setelah mengatakan hal tersebut, Tiara pun beranjak untuk mengerjakan apa yang perlu ia kerjakan. Ya meskipun Tiara tentu saja tidak bisa berbohong dengan mengatakan jika dirinya baik-baik saja dan tidak merasa lelah dengan semua yang ia kerjakan itu. Mengingat panti, Tiara pun teringat dengna ibu asuh dan para adiknya di sana. Sudah tepat satu minggu dirinya menikah dan itu artinya sudah satu minggu ia tidak bertemu dengan mereka. Karena Tiara tidak memiliki ponsel, ia tidak bisa menghubungi mereka. Ada telepon rumah pun, Tiara merasa jika dirinya tidak bisa menggunakannya untuk menghubungi panti. Tiara takut jika dirinya akan lemah dan menangis mengeluhkan keputusan yang sudah ia ambil sebelumnya. “Kamu harus kuat. Ini keputusan yang sudah kamu ambil. Meskipun terasa berat dan melelahkan, jika dihadapi dengan berani pasti bisa berjalan dengan baik,” ucap Tiara menguatkan dirinya sendiri.

Malam hari pun tiba, dan Tiara sudah mengenakan gaun tidur yang dibelikan oleh mertuanya. Ini gaun tidur yang terasa nyaman dan tidak tipis. Karena itulah, Tiara bisa mengenakannya dengan nyaman dan tidak perlu merasa canggung karena mengenakan gaun yang terlalu tipis hingga tampak pakaian dalam yang ia kenakan seperti saat di hotel. Tiara menutup semua masakan yang sudah ia masak untuk makan malam dengan tudung saji. Sebelumnya, karena merasa sangat lapar, Tiara makan sedikit. Hal itu sengaja Tiara lakukan agar nanti dirinya bisa makan bersama dengan Darka, meskipun Darka sampai saat ini masih belum mau memakan masakan buatan Tiara.

Tiara menatap jam dinding, sudah malam dan Darka belum pulang. Darka memang mengatakan jika dirinya akan pulang esok pagi. Namun, Tiara rasa tidak ada salahnya jika dirinya berharap dan berdoa agar Darka bisa pulang secepat mungkin sebelum tengah malam tiba. Tiara berharap, setidaknya Darka bisa menghabiskan waktu makan malam bersama dengannya. Tiara jelas merasa kesepian ditinggal sendirian di rumah yang menurutnya besar ini. Di panti, Tiara terbiasa dikelilingi oleh anak-anak yang selalu mengikutinya ke mana pun ia pergi. Lalu kini Tiara harus tinggal di rumah besar seorang diri, tentu saja Tiara merasa perbedaan yang sangat jauh.

Saat Tiara memutuskan untuk menunggu kepulangan Darka di kamar, Tiara mendengar seseorang mengetuk pintu. Sejenak, Tiara ragu untuk membukakan pintu. Karena orang yang datang mengetuk pintu, sudah dipastikan jika ini bukan Darka melainkan seseorang yang memang datang untuk bertamu. Namun, siapa yang datang bertamu di jam ini? Bukankan sudah cukup larut untuk datang ke rumah orang lain? Di tengah kegelisahan Tiara itu, Tiara mendengar suara yang ia kenali. “Tiara, buka pintunya. Ini Papa dan Mama.”

Sadar jika yang datang adalah mertuanya, Tiara pun segera beranjak untuk membuka kunci pintu dan membukanya. “Mama, Papa?”

Setelah mencium tangan keduanya, Tiara mempersilakan mertuanya untuk masuk ke dalam rumahnya yang tertata rapi dan bersih. Puti dan Nazhan tahu jika Tiara bekerja keras untuk memastikan jika rumah tetap bersih dan rapi. Tiara sendiri segera beranjak membuat minuman untuk mertuanya dengan cekatan dan kembali dengan sebuah nampan. Tiara bertindak dengan sangat lues, seolah-olah dirinya memang sudah sangat terbiasa melakukan pelayanan semacam itu. Setelah menyajikan minuman, Tiara pun duduk di seberang keduanya.

“Kedatangan kami pasti mengganggu waktu istirahatmu, ya?” tanya Puti lembut.

“Tidak. Mama dan Papa tidak boleh berpikir seperti itu. Kedatangan kalian pasti akan Tiara dan Darka sambut dengan baik kapan pun,” jawab Tiara tulus.

Seakan-akan baru sadar, Puti pun mengernyitkan keningnya. “Ah, iya. Di mana Darka?” tanya Puti.

Tiara terkejut dan bingung harus menjawab seperti apa. Tentu saja sangat tidak mungkin bagi Puti untuk menjawab jika saat ini Darka tengah menghabiskan waktunya bersama wanita simpanannya. Nahzan yang bisa melihat keraguan tersebut segera ikut dalam permbicaraan tersebut. “Apa Darka pergi ke luar rumah? Tidak perlu takut. Jawablah dengan jujur,” ucap Nazhan.

Tiara kesulitan mengatakan kebohongan. Tiara menggigit bibirnya, dan hal itu membuat Puti serta Nazhan yakin jika sang putra memang tengah tidak berada di rumah. Puti seketika merasa sangat marah. Rasanya, keputusannya untuk menarik bawahan yang ia tugaskan untuk mengawasi Darka itu salah. Jika tadi pagi Puti tidak menarik perintahnya, pasti Puti bisa menangkap basah putranya yang ke luar rumah dan keluyuran hingga malam seperti ini. Dengan mudah, Puti bisa membaca apa yang saat ini tengah dilakukan oleh Darka dan semakin kesal saja. “Dasar anak itu!” seru Puti lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Darka.

Nazhan sendiri menghela napas dan mengurut pelipisnya. Nazhan menatap menantunya dan bertanya, “Darka ke luar rumah sejak kapan? Tidak apa-apa, jawablah dengan jujur. Apakah sudah lama?”

Tiara lagi-lagi menggigit bibirnya. Tentu saja ia tidak bisa mengabaikan kembali pertanyaan yang sudah diajukan oleh mertuanya ini. Tiara pun memutuskan untuk menjawab jujur. Dengan pelan, Tiara menjawab, “Darka ke luar sejak pagi.”

Mendengar jawaban Tiara, Puti yang masih berusaha untuk menghubungi putranya, melotot penuh kemarahan. Telepon Puti di angkat tepat sedetik kemudian. Puti pun bertanya, “Di mana?”

“Di mana lagi, kalau bukan di rumah, Ma,” jawab Darka santai.

“Oh, ya? Padahal sekarang Mama sedang di rumahmu, tapi Mama tidak melihatmu di mana pun.”

Ucapan Puti tersebut sanggup membuat Darka bungkam saat itu juga. Puti menggeretakkan giginya merasa sangat marah pada putranya. “Pulang sekarang juga, atau Mama coret namamu sebagai pemegang hak waris!”

.

.

.

Nah nah, Darka kurang ajar banget yak

Menurut kalian, suami kayak Darka harus digimanain nih?

Tulis komentar kalian yaw, jangan lupa kasih bintang limanyaaa

Related chapters

  • Marrying the Young Master   14. Perkataan Tajam

    Darka tampak menggebu berharap untuk segera mendapatkan pelepasannya dengan bantuan Vanesa yang mengerang di bawah tindihannya. Namun, pikiran Darka terasa tidak nyawan. Rasanya, ada sesuatu yang salah di sini. Darka baru saja akan mendapatkan pelepasannya, saat dirinya melirik pada ponselnya yang tergeletak di atas nakas dan melihat nama sang ibu di sana. Seketika, gairah Darka padam. Darka melepaskan diri dari Vanesa begitu saja membuat Vanesa mengeluh kesal. Namun, saat melihat raut wajah Darka yang serius, Vanesa membungkam bibirnya rapat-rapat, sadar jika ada hal serius yang tengah terjadi.Vanesa tentu saja harus menyadari batasan dan memahami situasi serta kondisi yang tengah berlangsung. Itu juga adalah nilai tambah bagi Vanesa sehingga dirinya bisa bertahan begitu lama di sisi Darka, dan berakhir menjadi wanita yang paling dipercaya

    Last Updated : 2021-01-11
  • Marrying the Young Master   15. Tamu Tak Diundang

    Hari ini, Darka sudah berangkat bekerja seperti biasa. Sementara Tiara masih berkutat sibuk dengan pekerjaan ibu rumah tangganya. Jika dibandingkan dengan pekerjaan Tiara di rumah ini dengan pekerjaan Tiara di panti asuhan jelas pekerjaan di panti asuhan lebih banyak dan lebih berat. Namun, entah kenapa Tiara merasa lebih lelah mengurus pekerjaan rumah ini daripada mengurus pekerjaan di panti. Tiara berpikir, jika mungkin ini ada kaitannya dengan masalah hubungannya dengan Darka yang bukannya semakin membaik seiring waktu berjalan, malah Darka semakin menekan dirinya seolah-olah tidak mau membuat Tiara merasa tenang hidup dengan berstatuskan istri darinya. Tiara pun menghela napas dan melangkah menuju area belakang kediaman minimalis yang terasa mewah bagi Tiara tersebut. Di sana, ad ataman kecil dan sebuah kolam renang. Kali ini, Tiara akan membersihkan kolam renang dari dedaunan kering yang jatuh ke dalamnya.

    Last Updated : 2021-01-11
  • Marrying the Young Master   16. Tetangga Baru

    “Aku tidak mau melakukan pertemuan di hari liburku. Jika dia masih memaksa, batalkan saja kerja samanya,” ucap Darka pada Bayu yang tengah berbicara dengan sambungan telepon.Pagi-pagi, Darka sudah menerima telepon dari Bayu. Bawahannya itu mengatakan jika seorang klien memaksa untuk makan siang bersama sembari membicarakan pekerjaan. Sayangnya, Darka tidak ingin melakukan hal itu. Karena bagi Darka, waktu liburnya tidak boleh diganggu. Apalagi oleh masalah yang sama sekali tidak mendesak seperti itu. Darka rasa pembicaraan mengenai pekerjaan yang tidak mendesak itu, bisa ditunda hingga waktu kerja datang kembali. Bayu sebenarnya sudah mengerti masalah ini. Namun, orang yang dihadapi oleh Bayu sangat sulit. Jadi, pada akhirnya Bayu memilih untuk meminta jawaban dari Darka secara langsung.

    Last Updated : 2021-01-11
  • Marrying the Young Master   17. Api

    Tiara mengatur napasnya. Jelas, saat ini Tiara merasa sangat gugup. Tadi pagi, Puti tibia-tiba datang ke rumahnya. Puti menghabiskan cukup banyak waktu untuk berbincang ringan. Lalu tak lama mengajak untuk memasak. Ternyat Puti mengajak Tiara untuk membuat menu makan siang bagi Darka dan Nazhan. Namun, Tiara tidak tahu jika selanjutnya Puti meminta Tiara untuk mengantarkan makan siang tersebut secara langsung kepada Darka. Tentu saja, Puti meminta seseorang untuk mengantar Tiara menggunakan mobilnya.Tiara menghela napas sebelum turun dari mobil yang mengantarnya dengan sopir pribadi yang membukakan pintu. Ia benar-benar tidak menyangka jika dirinya berada di perusahaan Darka seperti ini. Jika saja Puti tidak memerintahkan

    Last Updated : 2021-01-24
  • Marrying the Young Master   18. Kejujuran Jarvis

    Darka terkejut bukan main, saat dirinya selesai berpakaian, ia melihat Tiara masuk ke dalam ruang kerjanya. Tiara meletakkan kotak makan siang di atas meja yang berada di hadapan Darka. “Mama datang dan memintaku untuk mengantarkan bekal makan siang untukmu, sementara Mama sendiri pergi untuk mengirimkan makanan untuk Papa,” ucap Tiara menjelaskan.Darka melirik kotak makan siang tersebut. Kebetulan, setelah melakukan olahraga ranjang dengan Vanesa, Darka merasa lapar. Darka terdiam saat menyadari hal itu. “Apa kau berpapasan dengan Vanesa?” tanya Darka sembari menatap tajam pada Tiara yang kini sudah duduk.Tiara berkata, “Tentu saja. Aku bahkan berbincang beberapa saat dengannya. Ia bahkan dengan bangganya menceritakan apa saja yang suda

    Last Updated : 2021-01-24
  • Marrying the Young Master   19. Sulis

    Hari ini adalah jadwal bagi Tiara untuk berbelanja bulanan. Karena ada beberapa barang yang tidak bisa ia dapatkan di pasar tadisional, pada akhirnya Tiara pun harus pergi ke super market untuk berbelanja. Tiara dengan lincah memilah barang yang akan ia beli. Saat Tiara memilih lemon untuk salad yang selalu diminta oleh Darka setiap pagi, Tiara dikejutkan oleh seorang gadis yang tiba-tiba menepuk bahunya dan menyapanya dengan begitu akrab. Tiara mengerutkan keningnya. Gadis ini tampak familiar baginya, tetapi Tiara tidak bisa mengingat di mana mereka bertemu. “Kakak melupakanku?” tanya gadis itu dengan nada sedih yang dibuat-buat.“Ah, maafkan aku. Bukan

    Last Updated : 2021-01-24
  • Marrying the Young Master   20. Rencana Darka

    Puti menarik Tiara untuk duduk di sampingnya. Hari ini, Tiara dijemput untuk berkunjung ke kediaman Risaldi. Puti berencana untuk mengadakan makan malam bersama. Pasti akan menyenangkan menyantap makanan lezat bersama sembari berbincang ringan mengenai keseharian mereka selama ini. “Padahal kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan hal seperti ini,” ucap Nazhan sembari mengambil pie susu mini yang dibuat oleh Tiara.“Tiara tidak repot kok Pa. Tiara dengar Papa menyukai pie susu, jadi Tiara pilih untuk membuatnya. Maaf, Tiara hanya membawa camilan sederhana seperti itu,” ucap Tiara malu karena hanya membawa makanan sederhana sebagai buah tangan.

    Last Updated : 2021-01-24
  • Marrying the Young Master   21. Terasa Pahit

    Darka terus berusaha mengalihkan tatapannya dari paha Tiara yang terpampang dengan jelas di hadapannya. Saat ini, Darka dan Tiara tengah berada di pesawat. Tentu saja, keduanya menggunakan pesawat pribadi yang dimiliki oleh keluarga Al Kharafi. Mungkin, karena ini adalah kali pertama Tiara naik pesawat, gadis itu segera mabuk dan jatuh tertidur saat merasa pusing. Dan anehnya, Darka yang duduk di seberang Tiara, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari paha Tiara yang terpampang dengan jelas, akibat bagian bawah gaun pendeknya yang tersingkap. Tubuh molek pada pramugari yang melayaninya tampak tidak bisa membuat Darka mengalihkan pandangannya dari tubuh Tiara. Sungguh, Darka merasa sangat jengkel. Ia menatap tidak percaya pada bukti gairahnya yang tiba-tiba mulai menantangnya untuk segera menyentuh Tiara yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Namun, kali ini Darka tidak mau menuruti

    Last Updated : 2021-01-24

Latest chapter

  • Marrying the Young Master   Ekstra Part 3 : Adik untuk Si Kembar

    “Bunda!” seru Alana sembari berlari membuat rok yang ia kenakan bergoyang seiring langkah yang ia ambil. Alan tentu saja mengikuti, tetapi dengan langkahnya yang tenang. Darka yang bertugas menjemput kedua buah hatinya sepulang sekolah, melangkah di belakang dengan kedua tangan yang membawa tas serta botol minum milik Alan dan Alana.Tiara yang semula sibuk di dapur dengan para pelayan, segera ke luar dari dapur dan menghampir putra dan putrinya. Tiara tidak memperbolehkan Alana dan Alan masuk ke dalam dapur, karena sangat berbahaya. Apalagi untuk Alana, yang dulu sempat membuat ulah dan hampir saja celaka serta membuat rumah ini hampir kebakaran. Tiara tersenyum dan menerima pelukan dari putra dan putrinya dengan senang hati. “Apa hari kalian

  • Marrying the Young Master   Ekstra Part 2 : Kenangan Manis

    Beberapa bulan kemudian“Cantiknya putri Ayah!” seru Darka saat melihat Alana mengenakan gaun cantik yang seragam dengan gaun Tiara. Darka pun menciumi Alana yang tertawa renyah saat mendapatkan kecupan tersebut. Sementara itu, Alan berada dalam gendongan Tiara. Ia juga mengenakan pakaian yang sama dengan pakaian yang dikenakan oleh Darka. Mereka tampil dengan menakjubkan. Alan dan Alana, memiliki tampilan menggemaskan yang rasanya diwariskan dari kedua orang tuanya. Siapa pun yang melihat si kembar, akan yakin jika keduanya akan tumbuh menjadi sosok yang sangat menawan dewasa nanti.

  • Marrying the Young Master   Ekstra Part 1 : Berpuasa

    Tiara sibuk menyusui kedua anaknya yang ternyata menolak untuk menyusu menggunakan dot berisi ASI yang sebelumnya sudah Tiara pompa. Keduanya lebih senang menyusu secara langsung pada Tiara. Tentu saja tingkah putra dan putrinya ini membuat Tiara sulit untuk bergerak. Keduanya benar-benar menempel pada Tiara dan tidak mau disentuh oleh siapa pun termasuk oleh opa serta omanya. Tiara memejamkan matanya dan bersandar pada sandaran sofa malas yang selalu ia gunakan saat menyusui kedua buah hatinya yang selalu ingin disusui bersama-sama. Ini masih siang, tetapi Tiara sudah sangat lelah.Kini, Tiara dan Darka tinggal di kediaman utama. Sementara Puti dan Nazhan resmi kembali ke Kuwait serta fokus untuk mengurus semua perusahaan mereka di sana. Darka sendiri dipercaya

  • Marrying the Young Master   42. Akhir Bahagia

    Vanesa terlihat bersebunyi di balik sebuah pohon di seberang kediaman Risaldi yang tengah cukup ramai karena persiapan acara akikahan kembar calon penerus keluarga Al Kharafi dan Risaldi ini. Vanesa melihat rumah itu dengan penuh kebencian karena semua usahanya untuk menghancurkan kebahagiaan keluarga itu gagal total. Semua informasi yang Vanesa bocorkan pada pihak yang memang mencari jalan untuk menjatuhkan perusahaan milik keluarga AR tersebut, pada akhirnya menjadi senjata yang berbalik menyerangnya. Kini, karir Vanesa benar-benar hancur karena tidak ada satu pun perusahaan yang mau mempekerjakan dirinya. Bahkan, agensinya memutuskan kontrak secara sepihak dengannya.Hal itu terjadi karena Puti dan Nazhan turun tangan langsung. Keduanya melakukan sesuatu yang

  • Marrying the Young Master   41. Malaikat Kecil

    Pagi ini, Darka mengumumkan kelahiran sepasang anak kembarnya melalui media sosial. Lalu esok hari, aka nada acara akikahan lalu berlanjut dengan acara pesta yang dilangsungkan di kediaman Risaldi. Tentu saja, kabar tersebut disambut gembira oleh orang-orang, kecuali Vanesa yang merasa begitu marah karena Darka sudah benar-benar membuangnya. Vanesa tidak lagi bisa menghubungi atau bahkan menemui Darka. Vanesa dibuang karena dirinya sudah tidak lagi dibutuhkan oleh pria itu. Kemarahan Vanesa semakin menjadi karena dirinya merasa dikalahkan oleh Tiara yang menurutnya tidak bisa dibandingkan dengannya. “Aku tidak akan menerima penghinaan ini,” ucap Vanesa.Ya, Vanesa tidak akan hancur sendirian. Jika dirinya harus hancur dan kehilangan segalanya, maka D

  • Marrying the Young Master   40. Cerai

    “Tiara,” ucap Puti tidak percaya saat melihat Tiara sudah sadarkan diri.Tiara yang sebelumnya masih berusaha untuk beradaptasi mengerjapkan matanya dan menyentuh perutnya yang terasa agak ngilu. Puti yang melihat hal itu segera menahan tangan menantunya dan berkata, “Kau sudah dioprasi, terima kasih karena sudah memberikan sepasang cucu yang menggemaskan bagiku dan Nazhan.”Tiara yang mendengar hal itu pun terharu. Meskipun dirinya tidak melahirkan dengan normal, tetapi kebahagiaannya sama besarnya. Puti pun membantu Tiara untuk minum karena ia tahu jika Puti memang perlu membasahi tenggorokannya. Setelah itu, Tiara pun berkata, “Ma, aku ingin melihat mereka

  • Marrying the Young Master   39. Penyesalan Darka

    “Ada keributan apa?” tanya Nazhan saat dirinya ke luar dari lift sembari menggandeng istri tercintanya yang hari ini pun menemaninya bekerja. Tidak sekadar menemani, Puti juga membantu Nazhan menyelesaikan pekerjaannya.Semenjak Tiara dan Darka benar-benar ke luar dari rumah, keduanya memang lebih sering untuk menghabiskan waktu bersama. Selain untuk saling menghibur karena merasa bersalah serta kesepian karena telah membuat Tiara harus hidup susah dengan Darka, keduanya juga melakukan hal ini untuk memastikan tidak mencari apa pun terkait nasib Darka dan Tiara. Ini adalah komitmen yang sudah keduanya buat bersama. Karena jika sampai mereka melihat dengan mata mereka sendiri betapa kesulitannya hidup keduanya, mereka pasti tidak akan menahan diri unt

  • Marrying the Young Master   38. Usaha Darka

    Darka yang baru saja selesai menjemur pakaian, segera duduk di samping Tiara yang tengah menatap tayangan mengenai tempat wisata air yang ditayangkan di televisi. “Kenapa melihatnya hingga seperti itu?” tanya Darka.“Tampaknya bermain air seperti itu terasa sangat menyenangkan.”Darka bisa mendengar nada tertarik dalam ucapan Tiara. Ia tahu, jika Tiara ingin mengunjungi wahana air itu. Namun, rasanya mustahil bagi Darka mengajak Tiara untuk bermain di wahana air seperti itu dengan kondisi kehamilannya yang sudah sebesar ini. Darka pun bertanya, “Kalau sudah melahirkan, apa kau mau pergi ke sana denganku?”

  • Marrying the Young Master   37. Karma

    “Astaga!” seru bapak-bapak yang tengah menjalankan ronda keliling. Para bapak terkejut saat melihat sosok yang meringkuk di hadapan salah satu rumah kontrakan yang berada di perkampungan mereka. Setelah beberapa saat saling mendorong untuk memeriksa siapa yang berada di hadapan rumah orang lain di waktu seperti ini. Hanya saja, setelah mengarahkan senter para wajah orang itu, semua orang menghela napas lega karena mengenalnya.“Darka kenapa di luar seperti ini?” tanya salah satu dari para bapak yang menggeleng melihat Darka yang kini mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu saja para bapak sudah mengenal Darka dan Tiara, pasangan muda menawan yang mereka kira tengah belajar untuk hidup mandiri. Dalam diam, para tetangga mengamati dan sedikit

DMCA.com Protection Status