Share

TUJUH PULUH SATU

Ingin sekali Attar mengajukan segala pertanyaan yang berkecamuk di kepalanya pada kakeknya. Tapi tampaknya Kakek Has maupun Kakek Gun tidak bisa diganggu. Mereka diam seperti bertapa.

Attar nimbrung duduk dengan keluarganya. Ayahnya tak henti-hentinya menenangkan ibunya sedari tadi. “Ruby akan baik-baik saja, Pa, Ma,” katanya dengan yakin. “Kalian sebaiknya pulang saja.”

“Pulang?!” Ibunya terbelalak. “Ini kan cucu Mama. Masa Mama duduk santai di rumah, sementara kamu dalam keadaan begini?!”

Oh, sekarang ibunya yang tadinya tidak menganggapnya ini ikut khawatir, ya. Ini pertanda baik. Setidaknya, ketika anaknya lahir, ia tidak perlu takut tidak diakui oleh kakek-neneknya.

Ia menoleh pada ibu mertuanya yang dari tadi direngkuh Edo. Mereka benar-benar tenang menghadapinya, meski air mata ibu mertuanya tak berhenti mengalir. Karena Mama sudah ditenangkan oleh Papa, Attar duduk di sebelah Edo.

S

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status