Beranda / Romansa / Married With the Devil / Bab 3. Suatu Permohonan

Share

Bab 3. Suatu Permohonan

Penulis: Pwati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-15 13:14:22

Zico tidak peduli dengan permintaan Nara, dia terus melangkahkan kakinya mendekati Nara dengan seringaian iblis yang terus terukir di bibir tipisnya itu.

“Ja-jangan mendekat kumohon." Nara semakin mempererat kedua tangannya dalam melindungi tubuhnya, mata dan pipinya sudah dibanjiri oleh air matanya yang terus mengalir karena rasa takutnya.

"Hah.” Dia tersentak saat Zico memegang tangannya dan menariknya dengan kasar. Dalam sekejap dirinya sudah berada tepat di pelukan pria itu. "Lepas, lepaskan aku! Kumohon,” pintanya lagi sambil memukul-mukul dada bidang Zico. “Apa yang ingin kau lakukan?”

Kini, seringaian Zico menghilang dan tergantikan dengan ekspresi bengisnya, seakan-akan dia sudah bersiap untuk memangsa sesuatu di depannya ini. “Kau putri yang baik dan berbakti, kan? Maka tunjukkan kebaktianmu itu kepada papamu,” ucapnya dingin.

Srararakkkkk, Zico menarik kemeja yang dipakai Nara, hingga semua kancing kemeja itu terlepas dan terurai ke ranjang.

Nara syok dengan sikap Zico yang menurutnya sudah sangat keterlaluan. Dengan cepat dia menutupi tubuh bagian depannya dengan kedua tangannya. “Apa yang kau lakukan?!” tanyanya dengan berteriak.

“Aku sedang mencoba memberitahumu, bagaimana kau memberikan kebaktianmu pada papamu setelah dia meninggal,” jawab Zico dengan santainya.

“Ti-tidakkk kumohon jangan, ahh.”

Zico menyentuh tubuh Nara dan menggerayanginya. Satu tangannya memegang Nara yang terus berontak dengan sangat kuat, sedangkan satu tangannya yang lain terus menggerayangi tubuh wanita itu. “Hmm ternyata besar juga,” ucap Zico dengan smirk di bibirnya.

“Hiks hiks, kumohon lepaskan aku hiks,” tangis Nara.

Zico kembali tidak memedulikan apa yang Nara minta, bahkan tangisan Nara pun sepertinya tidak dipedulikan sama sekali olehnya, Zico justru merasa sangat senang ketika mendengar suara tangisan Nara yang terdengar sangat menderita dan ketakutan. Malam ini, dia akan memastikan bahwa dia akan mengambil hal paling berharga dari wanita ini, dengan begitu wanita ini tidak akan memiliki apa pun lagi, selain penderitaan.

Nara semakin berusaha untuk lepas dari pelukan Zico, walau bagaimanapun dia tidak mau di sentuh oleh laki-laki yang bukan suaminya. Dalam prinsipnya, hanya suaminya yang boleh mengambil mahkotanya. “Ahh lepas, lepaskan aku!” berontaknya.

Zico terus menggerayangi tubuh Nara, sampai tangannya tepat berada di bibir Nara. Nara langsung melakukan aksinya dengan menggigit sekeras mungkin tangan Zico agar dia kesakitan dan lengah.

Namun, rupanya hal itu sia-sia, karena Zico tidak terpengaruh sedikit pun. Padahal Nara sudah menggigit tangannya dengan sangat kuat. ‘Apa? Laki-laki ini tidak bergerak sedikit pun? Apa dia sungguh bukan manusia. Apa dia benar-benar seorang iblis?’ pikirnya.

“Gigitanmu tidak cukup kuat tikus kecil, karena kau hanyalah seekor tikus kecil,” bisik Zico.

Buggg! Nara memukul dada Zico dengan sekuat tenaganya. Dia juga langsung mendorong Zico menjauh darinya saat Zico tadi sedang berbisik padanya. Dan ternyata Nara berhasil, Zico terhempas ke sisi ranjang karena dorongannya. Dia pun dengan cepat langsung beranjak dari tempat tidur itu dan berlari menuju pintu.

Nara mencoba membuka pintu kamar Zico, namun ternyata pintu itu sudah terkunci. “Bagaimana mungkin, jelas-jelas aku yakin. Iblis itu tadi belum mengunci pintunya, tapi kenapa pintunya tiba-tiba terkunci,” gumamnya.

“Rupanya kau benar-benar gigih ya,” ujar Zico yang kini tengah duduk tenang di atas ranjang sambil melipat kedua tangannya di dadanya.

Nara tidak memedulikan ucapan Zico, dia terus saja berusaha sekuat mungkin untuk membuka pintu itu.

“Hah, pukulanmu kuat juga. Dadaku rasanya sedikit sakit.” Zico kembali berkata, sekarang dia sudah beranjak dari tempat tidurnya dan sedang berjalan mendekati Nara.

Menyadari itu, Nara mulai panik. Dia semakin berusaha untuk secepat mungkin membuka pintunya.

“Kau juga menghitung dengan tepat, kau tahu bahwa saat itu aku sedang lengah. Dan kau memukulku tepat di dadaku. Hmm sepertinya kau wanita yang cerdas dan punya harga diri yang tinggi,” tukasnya, “tapi tidak lama lagi, harga diri itu akan hancur!” Lanjutnya dengan suara yang sangat dingin, Zico mengatakan itu ketika dia sudah berada tepat di belakang Nara.

Gerakan tangan Nara langsung terhenti, saat dia merasakan kehadiran Zico yang sudah berada di belakangnya.

Zico mendekatkan wajahnya pada telinga Nara dan berbisik padanya, “Akan kupastikan, harga dirimu itu akan hancur malam ini.”

Pupil mata Nara bergetar saat mendengar bisikan Zico di telinganya. “Ahhh,” ringisnya saat Zico membalikkan tubuhnya dengan kasar ke hadapannya. Zico lalu menempelkan kedua tangannya pada pintu kamar dan mengunci tubuh Nara.

“Berani sekali kau memukulku. Kau tahu, tidak ada tangan yang selamat setelah menyentuhku. Kedua tanganmu itu sudah berani menyentuhku, bahkan memukulku. Apa kau pikir kedua tanganmu masih akan melekat di tubuhmu?” Zico menyeringai dengan begitu menakutkannya.

Nara beringsut, tubuhnya bergetar ketakutan ketika mendengar kata-kata menakutkan yang dilontarkan oleh Zico.

“Menyerahlah wanita, lagi pula apa kau yakin akan keluar dengan keadaan seperti ini?” Zico menunjuk penampilan Nara saat ini. Tubuhnya memang sudah setengah polos, karena ulah Zico yang merobek-robek pakaiannya tadi.

Nara tersadar dengan ucapan Zico, dia pun kembali menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.

“Aku sudah bilang padamu kan, aku akan menunjukkan seperti apa itu rasa sakit yang sebenarnya. Dan aku akan menunjukkannya saat ini juga.” Zico menjepit pipi Nara dengan keras dan mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Nara, dia akan memulai aksinya untuk merebut sesuatu yang berharga dari Nara.

“Menikahlah denganku,” ucap Nara tiba-tiba yang berhasil menghentikan gerakan Zico untuk melakukan aksinya.

“Apa kau bilang? Menikah? Denganmu? Hahahahahha, apa kau pikir aku gila?” jawab Zico dengan ejekannya pada Nara.

“Iya, kau memang gila! Kau iblis yang sangat gila, jika kau tidak gila kau tidak akan membunuh semua keluargaku, dan kau tidak akan memperlakukan aku seperti ini! Bukankah semua ini adalah perbuatan yang gila, dan orang yang melakukan ini semua hanyalah orang yang gila!!” teriak Nara.

Mata Zico memerah, urat-urat di lehernya bahkan terlihat. Hal itu menunjukkan bahwa saat ini dia tengah merasa sangat marah, dia merasa tidak senang dengan ucapan yang dilontarkan oleh Nara padanya.

“Beraninya kau mengatakan hal seperti itu padaku!” marahnya, Zico kembali menjepit pipi Nara dengan begitu kerasnya, bahkan kali ini lebih keras dari sebelumnya. Sampai-sampai Nara mengeluarkan air matanya.

“Ahhh sakit hiks hiks,” ringisnya.

“Kau meminta menikah denganku, kau pikir aku akan menyetujuinya. Kau menyebutku gila, kan? Akan kutunjukkan seperti apa kegilaanku!” Zico menarik tangan Nara dengan kasar dan akan melemparnya kembali ke atas tempat tidur, namun sebelum itu terjadi, Nara menghentikan gerakan Zico dengan cara berlutut di hadapannya. Namun tangannya dan Zico masih saling terpaut.

Zico menghentikan langkahnya dan berbalik melihat kepada Nara yang sekarang sedang berlutut di depannya.

“Aku mohon, jangan lakukan ini padaku,” pinta Nara dengan suara lirihnya.

“Kau pikir dengan mengemis seperti ini padaku, akan membuatku melepaskanmu. Bahkan jika itu di dalam mimpi pun kau tidak akan pernah kulepaskan. Bangun!” Zico memaksa Nara untuk bangun, bahkan dia akan menggendong Nara jika dia masih tidak bangun dan mengikuti perintahnya.

Nara menggenggam tangan Zico dengan sangat erat. Hal itu membuat Zico tersentak saat merasakan hangatnya tangan Nara yang menggenggam tangannya, mengingatkannya pada genggaman seseorang yang juga sama hangatnya yaitu, ibunya.

“Aku mohon, jika kau ingin menyentuhku, tolong nikahi aku. Setidaknya aku melakukannya dengan suamiku, bukan dengan orang asing. Walaupun suamiku nantinya akan terasa asing,” pintanya dengan penuh harap. Nara terpaksa melakukan ini, karena Zico pasti akan tetap menodainya. Dan sesuai prinsipnya, dia tidak mau disentuh oleh laki-laki yang bukan suaminya.

Zico masih bergeming, dia menatap lurus pada mata Nara. Mata yang penuh harap bahwa dirinya akan mengabulkan keinginannya.

Bab terkait

  • Married With the Devil   Bab 4. Kehidupan yang Berubah Seketika

    Entah kenapa Zico merasa hatinya bergetar, mendengar permintaan Nara dengan tatapan mata yang penuh harap padanya, membuatnya kembali teringat akan ibunya.“Baiklah, ayo kita menikah,” jawabnya.Nara tersentak, dia langsung mendongakkan kepalanya dan melihat Zico yang menatapnya datar. Nara merasa lega sekaligus juga sedih, dia lega karena itu artinya prinsipnya untuk hanya disentuh oleh suaminya masih terjaga, tapi dia juga merasa sedih karena dia akan menikah dengan pria yang tidak dia cintai dan juga mencintainya, terlebih pria yang akan menjadi suaminya ini adalah seorang iblis yang membantai semua keluarganya.“Terima kasih,” ucap Nara dengan suara lirihnya.Zico lalu berjongkok dan menatap Nara kembali dengan tatapan tajamnya. “Aku akan menikahimu, tapi kau hanya akan menjadi penghangat ranjangku, tidak lebih dari itu,” ucapnya dingin.Nara tidak bereaksi apa pun setelah mendengar ucapan Zico, karena sebenarnya dia juga sudah tahu bahwa tujuan mereka menikah hanyalah untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Married With the Devil   Bab 5. Hari Pernikahan Terburuk

    Perempuan mana yang tidak mengidam-idamkan pernikahan sesuai dengan angan-angannya. Semua perempuan di seluruh penjuru dunia pasti selalu memiliki bentuk pernikahan yang sudah mereka idamkan sejak lama, termasuk juga Nara. Dia sudah mengidam-idamkan sebuah pernikahan dengan konsep yang sudah dia susun, seperti mengundang semua teman-temannya. Kehadiran orang tua dan keluarga besarnya. Dia bahkan sangat ingin mengundang selebriti kesukaannya. Tapi sebenarnya yang terpenting bukanlah itu semua, pernikahan yang paling Nara idamkan adalah pernikahan dengan seseorang yang dia cintai dan juga mencintainya.Tapi apa yang terjadi sekarang, tidak ada apa pun di pernikahannya, jangankan kehadiran sahabat maupun keluarga besarnya. Nara bahkan menikah setelah satu hari keluarganya meninggal, dia bahkan masih belum tahu apakah orang tuanya dan juga adiknya di makamkan dengan layak. Terlebih dia menikahi sosok iblis yang sudah membantai keluarganya.Saat ini Nara tengah terduduk di sofa ruang tam

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Married With the Devil   Bab 6. Terenggutnya Kesucian Nara

    Zico lalu melangkahkan kakinya dengan cepat menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya. Dia harus memastikan keadaan Nara saat ini. Nara tidak boleh mati dengan mudah seperti keinginannya. Dia harus merasakan penderitaan yang sama sepertinya sewaktu dia masih berumur 19 tahun.“Buka!” ucap Zico tiba-tiba dengan suara tingginya seraya menggedor-gedor pintu kamarnya.Nara yang memang masih duduk bersimpuh di depan pintu itu merasa terkejut dengan suara gedoran pintu yang disertai suara Zico yang tiba-tiba. “Iblis itu, dia datang,” gumamnya.“Tikus kecil, aku bilang buka! Atau aku akan mendobrak pintu ini!”Nara sontak berdiri saat mendengar suara Zico yang semakin meninggi. Dia perlahan berjalan mundur, dia harus mencari cara untuk menghentikan Zico membuka paksa pintu kamarnya, saat ini Nara masih belum siap untuk meladeni Zico. Terlebih jika Zico menginginkan haknya.“Ti-tidak, a-aku tidak mau membuka pintunya,” gumamnya lagi yang terdengar oleh Zico.“Sepertinya kau menganggap s

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Married With the Devil   Bab 7. Pil KB

    Sinar matahari kini sudah naik cukup tinggi. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 08.12 pagi. Nara terbangun dari tidurnya, dia merasa seluruh tubuhnya remuk, terutama di bagian bawah perutnya. Saking sakitnya dia bahkan tidak bisa bergerak sedikit. pun.Nara mencoba untuk bangun dan duduk di atas tempat tidur, dia menutupi tubuh polosnya dengan selimut berwarna putih. Saat Nara menarik selimut itu untuk menutupi tubuhnya, dia melihat noda darah yang begitu banyak menodai warna seprei yang awalnya seputih salju.Air mata Nara kembali menetes ketika melihat noda darah itu. Dirinya sudah ternodai oleh seorang suami yang hanya menganggapnya sebagai boneka ranjangnya tidak lebih dari itu.“Nona, Anda sudah bangun?” tanya pelayan Sari yang memang menjadi penanggung jawab Nara di rumah Zico.Nara tidak menjawab pertanyaan pelayan Sari, dia hanya menundukkan wajahnya dengan lelah dan lesu.“Tuan sudah pergi ke kantor sejak pagi tadi Nona.” Sari memberitahukan hal yang tidak Nara tanyaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Married With the Devil   Bab 8. Garis Takdir

    Zico kembali ke ruangannya dengan penuh emosi, dia menutup pintu ruangannya dengan sangat keras, beruntung Jo yang berada di belakangnya bisa menghindar saat pintu itu hampir saja menghantam wajahnya.“Jo, siapa yang berwenang memasukkan para karyawan baru?” tanya Zico.“Pak Hartawan Tuan,” jawab Jo.“Urus dia!”“Baik Tuan.” Jo langsung membungkukkan badannya dan keluar dari ruangan Zico, dia menyuruh salah satu staf sekretarisnya untuk memanggil pak Hartawan ke ruangannya.Beberapa menit kemudian, pria yang berumur kira-kira 37 tahun itu datang ke ruangan Jo dengan perasaan gugup.Tok tok. “Sekretsris Jo, ini saya Hartawan.”“Masuk!” sahutnya.Hartawan pun masuk dengan perasaan takut, dia berpikir apakah dia telah melakukan kesalahan besar sampai-sampai sekretaris Jo memanggilnya.“Anda memanggil saya?” tanya Hartawan yang sekarang sudah berada di depan meja kerja Jo.“Apa kau sudah tahu, kenapa kau dipanggil kemari?” tanya balik Jo.Hartawan terlihat sangat bingung, kenap

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Married With the Devil   Bab 9. Ucapan Mengerikan

    Pelayan Sari memapah Nara sampai ke ruang makan, terdapat 4 pelayan yang berdiri di samping meja makan, tugas mereka adalah melayani tuan dan nona mereka saat sedang berada di meja makan.Saat Nara telah sampai di ruang makan, ke empat pelayan itu langsung membungkukkan badan mereka kepada Nara seraya mengucapkan selamat siang kepadanya dengan serentak.Salah satu dari mereka menarik kursi makan untuk Nara duduki. Dengan bantuan dari pelayan Sari, Nara pun duduk di sana. “Terima kasih,” ucapnya kepada ke empat pelayan itu dan juga pelayan Sari.“Nona, keadaan Anda sangat lemah. Saya menyuruh koki untuk memasakan Anda sup daging sapi agar kondisi Anda kembali pulih.” Pelayan Sari menyuruh pelayan yang bertugas menyiapkan makanan agar segera memberikan makanannya kepada Nara.Pelayan itu pun membungkuk dan menaruh sup dan juga nasi pada piring dan mangkuk Nara. “Silakan Nona,” ujarnya.Nara mendongak dan melihat kepada Sari dengan tersenyum. “Terima kasih, aku akan memakannya," uc

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Married With the Devil   Bab 10. Pintu yang Menakutkan

    Nara kembali ke kamarnya dengan perasaan tidak tenang, dia bahkan menutup kamarnya dengan tangannya yang sudah gemetaran.“Tidak, aku tidak mau tinggal di sini lagi. Ini bukan rumah tapi sarang bagi para psychopath, aku tidak mau! Bagaimana pun caranya aku harus keluar dari sini,” ucapnya.Nara berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, dia harus mencari cara yang tepat agar bisa melarikan diri dari iblis itu, dia tidak bisa tinggal lagi di rumah ini walau sedetik pun.“Awww,” ringisnya saat kembali merasakan sakit di bagian bawah perutnya. “Sakit sekali.” Nara pun akhirnya memilih untuk duduk, karena jika dipaksakan terus bergerak, rasa sakitnya pasti akan semakin terasa.“Bagaimana caranya aku kabur dari sini? Aku harus melakukannya dengan hati-hati, jangan sampai mengundang rasa curiga dari semua pelayan yang ada di sini. Terutama kepala pelayan itu, sepertinya dia adalah tangan kanan kedua setelah orang bernama Jo itu.”Setelah lama berpikir, Nara pun akhirnya mendapatkan ide

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Married With the Devil   Bab 11. Rencana Melarikan Diri

    Glek! Nara menelan salivanya dengan gugup. Ketika tangannya terangkat untuk mengetuk pintu di depannya. “Jangan takut Nara, jika kau ingin keluar dari sini. Kau harus memberanikan dirimu,” ucapnya meyakinkan dirinya sendiri.“Masuklah Nona!” ujar pak San yang berada di dalam ruangan.Nara tersentak saat mendengar ucapan pak San yang menyuruhnya untuk masuk. “Bagaimana dia bisa tahu kalau aku ingin masuk ke ruangannya? Padahal pintunya tertutup dan aku tidak berbicara sama sekali, apa dia itu paranormal?” bingungnya.Dengan perasaan gugup dan takut, Nara pun memegang gagang pintu ruangan pak San.Ceklek! Suara pintu terbuka pun terdengar. Nara masih terus menerus menelan salivanya untuk menghilangkan rasa gugupnya.Pak San rupanya sudah melihat ke arah Nara yang baru saja masuk ke dalam ruangannya “Saya sudah menduganya, bahwa Nona pasti akan menemui saya,” ucapnya dengan tersenyum.Pak San lalu berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati Nara yang masih terdiam di depan pintu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24

Bab terbaru

  • Married With the Devil   Bab 64. Ikut Denganku!

    “Bangun!” titah seseorang pada seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya. Gadis itu pun terbangun dengan perlahan, dia tersentak setelah mendengar suara seseorang yang dingin dan berat itu sedang membangunkannya. Dia mengucek-ngucek matanya, agar matanya itu mau terbuka dan melihat sosok pria yang saat ini sedang membangunkannya.“Tu-tuan Zico,” kagetnya, setelah matanya itu terbuka dengan sempurna dan melihat sosok yang saat ini tengah membangunkannya.“Cihh, kau bisa tidur dengan lelapnya?” tanya Zico dengan dinginnya.Nara menunduk, sebenarnya ketika memikirkan masalah antara papanya dan keluarga Zico. Dia tidak sadar bahwa dia ketiduran. Tapi, Nara kembali melihat sekelilingnya, bukankah dia semalam ada di sofa? Kok tiba-tiba dirinya terbangun di atas tempat tidur? Apa mungkin Zico yang memindahkannya ke sini? Eyyy tidak mungkin, seorang Zico mau memindahkan gadis yang di bencinya ke tempat yang lebih nyaman? Dia mungkin memang akan melakukannya tapi bukan memindahkan ke

  • Married With the Devil   Bab 63. Kenyataan Tak Terduga

    Zico masuk ke ruang kerjanya. Saat ini pikirannya tengah sangat kacau, dia kembali mengingat pembicaraannya dengan dokter yang merawatnya tadi. 1 jam yang laluDokter jiwa bernama Rifky itu membawa Zico ke ruangannya. Seperti yang tadi dia katakan pada Zico, bahwa ada yang ingin dia beritahukan padanya.Rifky mempersilakan Zico untuk duduk di kursi yang sudah ada di ruangannya, sedangkan Jo berdiri dengan setianya di samping Zico. Saat Rifky duduk di kursinya, terlihat raut penyesalan dari wajah dokter Rifky ketika dia hendak menyampaikan apa yang ingin dia katakan.“Ada apa dokter Rifky?” tanya Zico.Dokter Rifky menaruh kedua tangannya di atas meja kerjanya, dia menautkan kedua tangannya itu satu sama lain. Dia takut, apa yang akan dia sampaikan ini bisa membuat Zico marah dan itu akan berbahaya untuknya. Di negara ini, siapa yang tidak tahu Zico Alexander Tan, orang yang berkuasa. Dan siapa pun takluk padanya. Dia memiliki tangan kanan hebat yang setia padanya seperti Jonatha

  • Married With the Devil   Bab 62. Aku Akan Membuktikannya!

    Namun, tiba-tiba tatapan itu kembali menajam. Terlihat kebengisan yang sangat jelas dari ekspresi itu. Zico mengangkat tangannya dan menjepit pipi Nara dengan sangat kuatnya. “Kau pikir, siapa yang membuatnya menjadi seperti itu, hah?!” tanyanya dengan nada marah. “Papamu, papamu yang melakukannya. Jika dia tidak menghancurkan keluargaku dan membuat papaku bunuh diri, dia tidak akan menjadi seperti ini. Dan dia juga tidak akan membenciku! Dia tidak akan mengusirku, dia tidak akan membuangku. Kau pikir ini ulah siapa? Ayahmu yang membuat ini semua, dan putrinya sekarang ingin menenangkanku? Tidak kah menurutmu ini lucu. Jawab aku? Bukankah ini lucu?!” tanyanya dengan marah.Nara membelalakkan matanya saat melihat Zico yang dipenuhi dengan amarah. Tapi kemarahan ini berbeda, dia memang marah bahkan sangat marah. Tapi mata itu, terlihat sangat jelas dari mata itu bahwa dia juga menahan luka yang sama besarnya dengan kemarahannya. “Aku ... aku hanya ingin menenangkanmu saja,” ujarnya d

  • Married With the Devil   Bab 61. Kau Pikir Ini Ulah Siapa?!

    Dengan masih merasakan perasaan terkejut, Nara semakin mendekati Haruna yang memang sedang tertidur karena pengaruh obat penenang. Nara kembali memandang intens wajah dari wanita di hadapannya itu. Menurutnya wajahnya tidak banyak berubah, dia masih terlihat sangat cantik sama seperti yang ada di foto itu, yang berubah hanya dari kulitnya saja yang terliat menua. Memangnya siapa yang bisa merubah faktor usia, jika usia bertambah maka kedewasaan juga bertambah termasuk semakin menuanya kulit.Tapi, walaupun begitu Nara mengagumi kecantikan yang dimiliki oleh Haruna, kecantikan alami yang luar biasa. Sekarang Nara mengerti, dari mana Zico memperoleh ketampanannya yang luar biasa itu.Tanpa sadar tangan Nara terangkat, di dalam hatinya dia sangat ingin menyentuh puncak kepala dari Haruna, karena walau bagaimanapun Haruna tetaplah ibu mertuanya. Walaupun dirinya dan Zico menikah karena paksaan. Tapi, ibu mertuanya ini tidak salah. Bahkan tidak tahu apa pun yang terjadi antara dirinya da

  • Married With the Devil   Bab 60. Jawaban Kedua

    Melihat Zico memasuki bangunan itu, Nara juga ingin mengikutinya. Namun, saat dia melihat ke sekelilingnya dia pun menyadari bangunan apa ini. “Ini, ini kan rumah sakit jiwa,” gumamnya, “kenapa? Kenapa Zico ke sini? Siapa yang sedang di rawat di sini?”Merasa sangat penasaran, Nara juga mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sakit jiwa itu. Dia berusaha sebaik mungkin untuk menjaga jarak dari Zico dan Jo. Karena dia tidak mau sampai Zico maupun Jo menyadari kehadirannya.Nara menghentikan langkahnya, saat melihat Zico dan Jo juga berhenti. Terlihat mereka yang sedang berbicara dengan seorang pria yang memakai jas dokter. Sepertinya pria itu adalah dokter yang mengurus orang yang saat ini ingin Zico temui. Tapi siapa, siapa orang yang ingin Zico temui di sini. Rasa penasaran Nara semakin memuncak, dia sangat ingin tahu siapa orang yang dirawat di sini dan ingin Zico temui. Apakah itu ada hubungannya dengan jawaban dari pertanyaannya?Nara kembali melanjutkan langkahnya, saa

  • Married With the Devil   Bab 59. Mengikuti Zico

    Nara memberhentikan larinya tepat di hadapan Zico. Dia mendongak dan memandang Zico dengan lekat. “Tuan, bolehkah saya pergi keluar?” Izinnya.Zico mengernyit sesaat setelah mendengar permintaan dari Nara. “Tidak boleh!” jawabnya tegas.Nara langsung tersentak, setelah mendengar jawaban pasti dari Zico. “Kenapa?” tanyanya lagi.“Karena kau pasti sedang mencari kesempatan untuk melarikan diri,” jawab Zico.“Tidak, aku sungguh tidak akan melarikan diri. Bukankah aku sudah berjanji padamu. Kalau aku tidak akan pernah melarikan diri lagi.”“Ucapanmu tidak bisa kupercaya,” ujar Zico.Nara merasa sangat kesal dengan pria di hadapannya ini, kenapa dia sangat takut kalau dirinya akan melarikan diri. ‘Apakah dia sangat tidak rela kalau tidak menyiksaku. Atau jika aku melarikan diri dia tidak bisa membunuhku,’ batinnya. “Percayalah padaku, aku hanya ingin keluar sebentar. Aku ingin menikmati udara segar di luar. Aku bersumpah, aku tidak akan melarikan diri.” Dengan sekuat tenaganya Nar

  • Married With the Devil   Bab 58. Kelabakan

    Di pagi hari, Nara terbangun dari tidurnya. Dia langsung terduduk dan melihat ke arah jam dinding. Dia menghela nafas leganya saat melihat waktu masih menunjukkan pukul 07.30 pagi. Dia takut kesiangan karena sepanjang malam dia tidak bisa tidur.Nara bertekad, dia tidak mau tertinggal informasi tentang kepergian Zico dan Jo yang akan ke suatu tempat yang terbilang misterius karena bahkan mereka tidak berbicara tentang tempat itu di telepon dan hanya mengatakan waktu kepergian mereka saja.Nara berdiri dan merapikan kembali alas tidur yang dia gunakan. Dia melihat ke arah tempat tidur. Tapi ternyata Zico sudah tidak ada di sana. “Ke mana dia? Apa sudah berangkat. Tapi ini masih pukul 7.30. Apa mungkin mereka mengubah waktunya. Ini gawat, aku harus bagaimana? Lebih baik aku mandi dulu sekarang dan setelah itu kembali mencarinya, mungkin saja dia sedang olahraga dulu atau semacamnya,” gumamnya.Nara pun bergegas pergi ke kamar mandi. Namun saat membuka pintu kamar mandi, tiba-tiba Nar

  • Married With the Devil   Bab 57. Rasa Penasaran Nara

    Nara hanya duduk di kamarnya, dia memutuskan untuk tidak makan malam. Dia lebih memilih memikirkan bagaimana rencananya selanjutnya. Saat ini Zico sangat marah padanya dan sepertinya tidak akan mudah untuk membujuknya. Padahal dia baru saja ingin bersikap baik padanya untuk mencari petunjuk darinya, tapi karena insiden tadi pagi. Akhirnya semuanya menjadi gagal dan sekarang dia tidak tahu harus bagaimana.“Sepertinya dia benar-benar marah, bagaimana ini? Jika dia semarah ini, akan sulit untuk mendekatinya. Dan rencanaku pasti akan gagal,” gumamnya.Satu jam berlalu, dua jam berlalu, empat jam pun telah berlalu. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Tapi Zico belum juga kembali ke kamar. Nara masih setia menunggunya untuk kembali ke kamar. Karena dia masih berpikir bahwa Zico akan marah, kalau dirinya tidur lebih dulu. Ya, walaupun memang seperti itu sih kenyataannya.Ceklek, Nara langsung melihat ke arah pintu saat mendengar suara pintu terbuka. “Tuan,” ujarnya se

  • Married With the Devil   Bab 56. Apa yang Mereka Bicarakan?

    Nara masih sibuk dengan dunia halunya. Ya, dia saat ini masih membaca buku-buku novel yang dia temukan di perpustakaan Zico. Sebenarnya Nara masih tidak mengerti, kenapa di perpustakaan pribadi Zico terdapat buku-buku novel romantis yang memang bisa dibilang buku-buku ini sangat terkenal di kalangan para peminat buku novel romantis. Tapi, yang lebih anehnya lagi. Kenapa Zico tidak tahu keberadaan buku-buku ini di perpustakaannya. Buktinya dia kemarin mengejek salah satu buku novel yang hendak Nara baca.Tok tok. “Nona, ini sudah sore. Mungkin sebentar lagi Tuan akan pulang,” ujar Melly yang mengingatkan Nara, bahwa mungkin sebentar lagi Zico akan pulang.Nara yang mendengar ketukan pintu dan suara Melly pun langsung tersadar, dia melihat jam tangannya. Ternyata sudah pukul 6 sore, Melly benar. Sebentar lagi Zico mungkin akan pulang. Nara pun membereskan semua buku-buku yang tadi dia bawa. Dan menaruhnya kembali ke tempatnya semula.Setelah itu, Nara berjalan ke arah luar perpustaka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status