Beranda / Romansa / Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu? / Eps. 16 – Kenyataan yang Terungkap

Share

Eps. 16 – Kenyataan yang Terungkap

Penulis: Andrea Luna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

(Sekar)

          Aku, Kiano, dan Lina duduk di taman. Malam ini udaranya dingin sekali. Desa ini terletak di dataran tinggi di bawah kaki bukit. Aku kurang tahu nama bukitnya. Kami baru selesai makan malam. Nampaknya Mahesa ingin sekali mengobrol banyak dengan Mamanya, jadi aku, Kiano, dan Lina meninggalkan meja makan dengan cepat.

          “Udah berapa lama Mahesa cari Mamanya?” tanyaku pada Kiano.

          “Setahuku semenjak dia di sekolah di New York. Dia aja ke New York waktu SMP dan dua tahun setelahnya dia pulang ke Indonesia, udah nggak pernah ketemu sampai ya… baru hari ini ketemu lagi.”

          Aku berpikir sejenak. Pasti bahagia sekali keadaannya sekarang.

 &n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 17 – Perubahan yang Cepat

    (Sekar) Aku sempat lama terduduk di tempat tidur. Cerita semalam bersliweran di benakku. Apa yang harus ku lakukan? Menceraikannya? Mempertahankan kepura-puraan ini sampai habis kontrak? Aku akhirnya memilih langsung mandi dan berencana membuka e-mail-ku kembali. Tapi tab milik Mahesa tidak ada di kamar, dengan enggan aku akhirnya berjalan menuju ruang tengah dan masuk ke ruang makan yang agak luas dan menyatu dengan dapur. Di situ duduk Mahesa, Kiano, dan Lina sedang mengobrol ditemani dengan Siti Mariah. Apa harus kupanggil dirinya? “Tuan Putri baru bangun?” ejek Mahesa. Dia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah 11 siang. “Agak pusing semalam.” N

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps.18 – Betul, Aku Menyukainya

    (Mahesa) Rasanya jantungku berhenti berdetak sewaktu melihat Sekar tidak bisa bernapas di dalam lift kemarin. Baru ini perasaan takut kehilangan melandaku. Aku memutar pulpen di jemariku dan tidak fokus dengan rapat pagi ini. Kiano menyenggolku beberapa kali untuk memperhatikan ke arah monitor dari laporan yang sedang dipresentasikan dan beberapa rincian biaya untuk merenovasi beberapa titik di hotel ini. “If you don’t pay attention in this meeting, I swear to God I won’t help you in any way.” ujar Kiano lirih di sebelah telingaku. Aku meliriknya. “Then step down soon from me.” balasku. Rapat krusial tiga

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps.19 - Perjanjianmu Sudah Tidak Berlaku

    (Mahesa) Hari ini adalah hari Sekar pergi ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya terkait alerginya. Awalnya dia menolak. Aku meyakinkan dia agar dia tahu apa saja yang harus dihindari karena dia memiliki riwayat alergi makanan khususnya kepiting. Aku tidak mengantarnya sama sekali karena setelah cek ke dokter dia akan ke kantor. “Bos, istrimu menelponmu terus dari tadi.” celetuk Marcel dari belakang. Dari tadi memang aku sibuk bermain game tanpa memperdulikan sekitar dan jam pun sudah menunjukkan pukul 10 malam. “Kenapa kamu nggak bilang sih?” Aku terdengar kesal. Delapan belas missed called. Aku berdiri yang menimbul

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 20 – Rekonsiliasi

    (Sekar) Aku menaikkan kakiku di sofa. Rasanya santai sekali malam ini. Seolah semua kepenatanku hilang. Ditambah angin malam yang tidak seperti biasanya berhembus agak semilir di pipiku. Aku berada di lantai 3 di rumahku. Tidak begitu sepi dan tidak begitu ramai. Karena aku masih bisa mendengar orang bercengkrama di gang sebelah. “Tumben lo ke sini?” Reni duduk di sebelahku. Menatapku sinis. “Pijat kepala gue dong.” Aku menyuruhnya dan mengambil tangannya dan meletakannya di dahiku agar dia mulai memijat. Kepalaku mulai kuletakkan di pahanya. “Beban lo nambah setelah nikah?” Reni mulai memijat. Tekanan pada j

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 21 – Meminta Penjelasan

    (Mahesa) Aku mendengar semua perkataan Kevin, si bajingan ini. Ketika dia melemparkan kata bahwa dia masih mencintai Sekar, seluruh darahku berdesir ke kepala seakan-akan harus meledak saat itu juga. Aku menarik napasku dan mencoba untuk masuk ke dalam rumah. “Apa Anda tidak memikirkan sesuatu hal bahwa Sekar sudah menikah dan Anda mengatakan seperti itu di rumah orang tuanya dan Anda tidak ada sangkut pautnya lagi dengan keluarga ini.” ujarku datar. Tidak ada perkataanku yang meninggi. Aku berusaha tenang. Aku berjalan melewati Kevin dan mendekat ke arah Sekar. Kevin hanya tertawa dan tidak terkejut dengan kedatanganku. Aku pikir, Kevin datang dan sengaja membuat keributan. Sekar yang terkejut dengan kedatanganku langsung merangkul lenganku.&nb

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 22 – Pingsan  

    (Mahesa) Keringatku mulai muncul di seluruh badanku. Mungkin bantal pun sudah basah. Aku seperti tidur di sauna. Panas sekali. Suhu ruangan yang panas ditambah… oh Sekar memelukku! Tanpa sadar aku tersenyum sendiri. Aku melepaskan handuk yang menempel di dahiku. Mungkin semalam aku tertidur dengan satu posisi saja. Sekarang aku membetulkan posisiku. Menghadap Sekar. Ternyata selain suhu ruangan yang panas, ada juga suhu dari Sekar yang berada di tubuhku. Cukup lama aku menatap Sekar. Dia tidak bergeming sedikit pun ketika aku membetulkan posisi tidurku hingga menghembuskan napasku ke wajahnya. Sepertinya dia kelelahan karena aku menyusahkannya semalaman. Pelan-pelan aku bangun. Rasa lapar melandaku. Hanya aku tidak nafsu makan sejak kemarin. Pikiranku masih berkecamuk mengenai Kevin yang mene

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 23 – Ngambek

    (Sekar) Aku mengganti seprei dengan susah payah. Memasangnya sendirian. Aku mulai membersihkan beberapa sudut di meja rias dan lemari buku. Aku juga membuka pintu balkon yang ada di ruang kerja dan dapur. Balkon di apartemen ini panjang sekali. Jadi aku mulai mencuci beberapa baju dengan mesin cuci yang berada dipojokan balkon dekat dapur, nyaris berdebu karena lupa aku tutup dengan kain penutup. Aku juga mematikan AC di seluruh ruangan agar keseluruhan apartemen ini berganti udara. Aku menatap pandangan yang langsung menghadap ke apartemen. Banyak sekali rumah-rumah warga dan beberapa gedung yang menjulang tinggi. Apartemen ini berada di lingkungan elit. Tidak begitu ramai dan lingkungannya tertata rapih. Aku masih bisa mendengar suara klakson kendaraan di bawah sana samar-samar. Derr

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 24 – Hati-hati dengan Keluargamu Sendiri  

    (Mahesa) Jantungku berdegup kencang, napasku memburu, dan perutku masih terasa perih karena asam lambungku masih belum reda juga. Aku masih mencium aroma rambut Sekar. Aku memeluknya erat walaupun dia tidak membalas pelukanku. Sepertinya aku salah berbicara. Aku memang kelewatan. Aku cemburu. Perasaan itu menyesakkan dadaku. “Sekar. Bukan maksud aku menuduhmu…” Suara yang keluar terdengar takut-takut. Khawatir akan menyakitinya lagi. Sekar mendorong dadaku. Aku terdorong ke belakang. Aku melihat wajah Sekar yang sudah basah karena air matanya. Aku betul-betul menyakitinya. Dia berbalik lagi dan aku berhasil mencegahnya lagi. “Lepasin!” “Seka

Bab terbaru

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps.74 – Kegalauan Derry

    (Sekar) Satu bulan kemudian, Derry terlihat sedang melamun melihat langit-langit rumah. Rumah yang direnovasi ini adalah atas namaku. Aku melihat sertifikat rumahnya, sudah berubah setahun yang lalu. Aku tidak mengetahui hal ini, karena ingatanku belum sepenuhnya pulih. Waktu kami liburan di Bali sebulan lalu, Mahesa memberitahu padaku bahwa ada sebuah rumah atas namaku dan Derry sudah merenovasi seutuhnya atas saranku. Dulu. “Apa yang lo lihat?” tanyaku yang ikutan juga memandang langit-langit rumah berwarna putih gading dengan lampu gantung yang indah. “Rumah ini…” Derry menghela napasnya. “Rumah ini adalah rumah terlama yang gue renov.

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 73 – Cemburu

    (Sekar) Aku terbangun dan membuka mataku. Perasaanku terasa bahagia dan tubuhku bugar sekali, walaupun sepertinya aku sudah tidur lama sekali. Perutku benar-benar lapar. Sebetulnya aku terbangun karena mendengar suara Mahesa yang berisik sekali. “Apa? Apa kamu nggak bisa ke selatan sebentar untuk mengecek?” Aku mengerutkan dahiku. Menajamkan pendengaranku dan otakku masih berpikir keras. “Marcel!!! Bisa nggak kamu cek stok senjata di selatan???!!!” teriaknya tidak sabaran. “Kita akan mati!!!” Kali ini dia berteriak. Aku duduk di kasur. Melihat Mahesa berada di balkon, duduk di k

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 72 – Akhirnya

    (Mahesa) Keesokan paginya aku bangun tiba-tiba. Terduduk di atas kasur. Aku mengingat kejadian semalam. Aku hanya ingat aku agak mabuk dan mengobrol dengan Sekar. Kepalaku agak pusing sedikit dan… aku melihat Sekar masih tertidur disampingku. Aku memutuskan untuk kembali tidur dan menyelimuti diriku sambil memeluk Sekar. Waktu tanganku berada di pinggangnya, dengan cepat Sekar membuang tanganku dan duduk. Seperti menghindar. “Kamu sudah bangun?” tanyaku kaget. “Aku sudah berdiri, berarti sudah bangun.” jawabnya cuek tanpa melihatku. Aku mengerutkan dahiku. Kenapa dia. Bad mood sekali. Apa dia masih marah karena kemarin? “Hari ini

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 71 – Ketakutan

    (Sekar) Pagi ini, untuk pertama kali aku tidur dengan nyaman. Seseorang memelukku, tidak ada mimpi, aku menghirup udara yang segar, dan seseorang memainkan rambutku. Mahesa. Aku ingat aku tidur semalam dengan Mahesa. Aku tidur duluan ketika Mahesa mandi. Aku membuka mataku pelan. Wajah Mahesa pertama kali yang kulihat. Dia menatapku lekat sekali sambil memainkan rambutku. “Aku membangunkanmu?” tanyanya pelan. Dia tersenyum sedikit. “Tidurlah lagi. Aku bisa menunggumu bangun.” ujarnya lagi. Aku menyipitkan mataku. Dia membungkusku dengan selimut tebal dan dia berada di dalamnya. Aku menghela napas panjang dan meregangkan tubuhku. “Kamu mau ke kan

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 70 – Mau Cerai ?

    (Sekar) Di dalam mimpiku, aku benar-benar jelas melihat wajah Mahesa. Seorang pria yang ternyata bersamaku di pantai. Pantai yang sama ketika aku pertama kali dibawa oleh Mahesa. Deburan ombaknya, benar-benar mengingatkanku pertama kali dimana ketika aku bertemu dengan Mahesa waktu itu. Adegan demi adegan, aku mengingatnya. Sampai pada akhirnya, berpindah pada adegan ketika aku berada di rumah sakit. Bagian ini aku tidak ingat. Aku hanya melihat sebuah janin yang terdapat di layar bersama Mahesa. Apakah aku pernah memiliki anak? Seketika saja air mataku jatuh. Waktu itu aku merasakan seseorang menghapus air mataku dan aku tersadar dari tidurku. “Kamu menangis?” tanyanya. “Kamu kenapa di sini?” 

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 69 – Dia Suamiku?

    (Sekar) Tanganku terasa basah dan lembab. Ternyata handuk kecil yang ada di pelipis Mahesa terjatuh. Aku tidak tidur pulas kali ini. Selalu terjaga. Jadi ketika ada sesuatu yang bergerak atau mendengar suara, aku langsung membuka mataku. Aku mengambil handuk itu dan ternyata Mahesa menoleh ke arahku. Membuka matanya. “Sekar…” panggilnya lemah dan serak. “Ya?” “Dimana air? Aku haus.” Dia melihat meja di sampingnya. Aku meletakkan air minum di meja kecil dekat sofa. Aku bergegas mengambilnya dan memberikannya pada Mahesa. Mahesa membaringkan tubuhnya kembali.&

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 68 – Gambaran Itu II

    (Mahesa) Darius menggiring kami ke ruang kerjanya. Aku sebetulnya baru datang lagi ke rumah ini. Setahuku Rosa sudah tidak tinggal di sini karena dirinya kecewa dengan Darius yang berani menjebloskan dua anak kandungnya ke penjara. Walaupun katanya asisten rumah tangga di rumah ini, Rosa terkadang menyempatkan diri beberapa hari untuk pulang. Tetapi memang hubungan Rosa dan Darius sepertinya tidak bisa membaik kembali. Jadi, rumah ini terasa sepi sekali. Hubunganku dengan Darius membaik, bahkan diluar ekpektasi aku benar-benar berperan seperti anaknya. Kadang aku agak gugup jika harus memanggilnya ‘Papa’. Foto keluarga yang dipajang Darius di depan ruang tamu masih terpajang di dinding dengan gagah. Walaupun foto keluarga tersebut diambil sekitar beberapa tahun yang lalu ketika aku be

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 67 – Ketemu  

    (Mahesa) Aku, Kiano, dan Derry yang sengaja datang ke kantorku menonton rekaman cctv yang ada di dalam ruang kerjaku. Kiano dan Derry mematung. “Di…dia bisa buka brankas lo? Apa dia tahu kodenya?” tanya Derry. “Semua kode dan password yang Mahesa punya itu tanggal, bulan, dan tahun pernikahan.” Kiano menjawab pertanyaan Derry yang ditujukan padaku. Aku menghela napas panjang. Beranjak dari kursi kerjaku. Aku membanting tubuhku ke sofa yang agak keras. Memandang brankas sialan itu. Sekar sudah hampir 5 jam tidak bisa dihubungi. Ponselnya mati dan otomatis aku tidak bisa melihatnya kapan pemberhentian terakhirnya.&nbs

  • Marriage Proposal : Kenapa Aku Harus Menikahimu?   Eps. 66 – Kebenaran Terungkap

    (Sekar) “Halo.” “Kamu dimana?” “Di jalan. Mau pulang.” jawab Mahesa. Suaranya agak jauh. Mungkin dia menggunakan mode speaker. “Kenapa?” “Aku mau ambil sesuatu di apartemenmu.” Aku menyandarkan tubuhku di depan pintu apartemen. “Jadi aku butuh password kunci pintunya.” “Kamu datang sendiri? Ini sudah jam setengah dua belas malam.” Mahesa heran. “Berapa?” Telunjukku sudah siap untuk memencet tombolnya.&nb

DMCA.com Protection Status