Brak...
Pas bunga yang ada di atas di atas bufet kecil yang ada di dekat dinding terhempas jatuh ke lantai saat tak sengaja tersentuh oleh salah satu dari mereka. Suara yang terdengar menyadarkan Zeline dari apa yang telah terjadi, hingga membuat tangannya reflek mendorong tubuh Zayn dan berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya saat ia merasa hatinya akan mengkhianatinya jika terlalu lama berdekatan dengan Zayn.
Zayn tak tinggal diam, melihat Zeline yang berlari pergi, ia bergerak cepat mengejarnya hingga keduanya saat ini sudah berada di dalam kamar Zeline.
"Zayn pergilah! Aku tidak ingin melihatmu," usir Zeline dengan posisi membelakangi Zayn.
Bukannya menuruti permintaan Zeline. Zayn justru mengunci pintu kamar Zeline, menyembunyikan kuncinya di dalam saku celana. Hal itu sontak saja membuat Zeline memutar tubuhnya menatap Zayn saat mendengar suara pintu di kunci.
"Apa yang kamu lakukan?" pekik Zeline menatap kesal pada Zayn.
"Ak
"Menjebak? Menjebak seperti apa maksudmu?" tanya Zeline menghentikan tangisnya, menatap serius pada Zayn.Zayn terdiam setelah mengeluarkan kalimat yang membuat Zeline menjadi amat penasaran. Ia melangkah menuju tempat tidur lalu duduk di pinggirnya."Zayn, katakan padaku! Jika kamu benar-benar serius ingin memulai semuanya dari awal bersamaku, maka kamu harus berkata jujur padaku. Jelaskan semuanya padaku agar aku bisa memahami apa yang sebenarnya telah terjadi antara kamu dan dia. Jika kamu hanya dia seperti ini, bukan hanya aku, semua orang juga akan berpikiran kamu membohongiku dan berniat ingin memiliki kami berdua," ucap Zeline yang sudah duduk di samping Zayn dan menarik pelan dagu Zayn agar menatapnya.Bukannya menjawab apa yang di tanyakan oleh Zeline, Zayn justru tersenyum sambil memonyongkan bibirnya pada Zeline yang menjadi bingung dengan sikapnya."Apa maumu? Aku bertanya padamu Zayn, ayo jelaskan padaku!" Zeline yang bingung kembali meminta
"Jelaskan padaku! Aku akan coba memahaminya," pinta Zeline lagi menyetujui persyaratan Zayn.Zayn mengambil napas panjang, lalu mengembuskanya. Ia tediam sejenak memandang Zeline yang begitu penasaran menunggu jawabannya. Wajahnya ia dekatkan pada Zeline lalu mengecup sekilas kening dan seluruh wajah Zeline sebelum mulai bercerita. Zeline yang melihat apa yang di lakukan Zayn hanya diam pasrah berharap setelahnya Zayn akan bercerita."Sella bisa di katakan wanita pertama yang benar-benar menjalin hubungan denganku, aku pernah beberapa kali dekat dengan wanita, tapi dia yang pernah menjadi kekasihku. Bisa di katakan mungkin dulu aku mencintainya," ucap Zayn mulai bercerita.Zeline terdiam mendengarkan cerita dari Zayn. Baru sepenggal cerita saja sudah membuat hatinya bergejolak mendengar kalimat di mana suaminya mengatakan mencintai Sella."Kami menjalani hubungan yang cukup lama, dan aku tipe pria yang setia jika sudah menjalin hubungan. Aku memperlakukanny
"Katakan padaku sayang, apa yang harus aku lakukan?" ulang Zayn bertanya."Zayn, sudah aku katakan datangi dia, hadapi dia dan katakan yang sebenarnya padanya. Akui semua kesalahanmu. Jika dia wanita yang baik, dia pasti mengerti dan mau menerima semuanya lagi pula harusnya dia sadar jika kamu sudah mempunyai istri," ucap Zeline secara blak-blakan karena menurutnya tidak ada wanita baik-baik yang ingin menghancurkan rumah tangga orang lain."Jika saja semua memang seperti yang aku pikirkan, aku pasti akan langsung melakukanya, tapi ini berbeda Ze. Dia tidak bersalah," ucap Zayn benar-benar membuat Zeline kebingungan dengan ucapannya. Sebelumnya Zayn bercerita, dan Zeline dapat menyimpulkan jika keduanya bersalah, tapi kenapa sekarang Zayn justru mengatakan jika Sella tidak bersalah."Zayn, jangan membuatku bingung. Apa maksudmu sebenarnya?" tanya Zeline menatap kesal pada Zayn ia ia anggap berputar dengan penjelasanya."Sella tidak pergi dariku karena kei
Zayn terdiam membeku setelah mendengar apa yang di katakan Zeline. Dengan begitu jelas istrinya itu mengatakan jika ia tengah hamil dan itu artinya ia akan segera menjadi seorang Ayah. Zayn tidak pernah memikirkan jika ia akan secepatnya menjadi seorang ayah, nun tak ia pungkiri jika di balik itu semua ia merasa amat bahagia mendengar kabar tersebut."Sayang, apa benar yang kamu katakan?" tanya Zayn menghampiri Zeline, memegang kedua bahu Zeline yang yang mulai berguncang, karena menangis.Mendengar ucapan Zayn, yang terdengar ragu padanya. Zeline melangkah menuju lemari, lalu mengambil sesuatu dari alam sana. "Lihat dan baca sendiri!" serunya memberikan bukti hasil pemeriksaanya beberapa hari yang lalu itu pada Zayn.Tubuh Zayn bergetar, matanya menatap berkaca-kaca pada kertas yang ada di tangannya. Ia kembali menghampiri Zeline lalu menghambur memeluk Zeline yang hanya diam tanpa perlawanan. Zayn merasa sangat-sangat bahagia mengetahui jika Zeline tengah hami
"Sayang, apa boleh?" tanya Zayn pada Zeline yang di buat bingung dengan pertanyaannya."Boleh apa?" Zeline balik bertanya."Apa boleh kalau kita em-melakukannya?" tanya Zayn lagi, namun masih saja tak di mengerti oleh Zeline."Aku mau ini!" ucap Zayn yang merasa geram sendiri, mengambil tangan Zeline lalu mengarahkan pada senjatanya yang sudah berdiri tegak dengan sangat kokoh bak tugu monas.Wajah Zeline seketika memerah saat tangannya di tahan oleh Zayn untuk tetap menyentuh sesuatu yang sudah mengeras itu. Keras namun terasa menggelitik saat Zeline menyentuhnya.Melihat istrinya yang hanya diam membuat Zayn berpikir jika Zeline menyetujui keinginannya, dia dengan cepat kembali menyambar bibir Zeline dan menggiring Zeline untuk berbaring terlentang di atas ranjang yang seakan sudah menunggu keduanya sedari tadi.Semangat Zayn yang di selimuti oleh nafsu itu semakin menggebu saat Zeline membalas ciumanya. Lidah keduanya mulai saling membeli
"Kalian sudah berbaikan?" tanya Arini yang tiba-tiba sudah berada di belakang Zeline saat Zeline masih berdiri di depan pintu setelah mengantar Zayn keluar dari rumahnya."Maafkan ku tidak menuruti ucapan Mama untuk menghindar darinya, Ma. Aku mencintainya," jawab Zeline jujur dengan wajah menunduk karena takut Arini marah atau kecewa padanya."Kenapa meminta maaf? Tidak ada salahnya jika kalian saling mencintai, yang salah itu jika kalian saling menutupi. Mama senang saat kalian sudah sama-sama mengakui perasaan kalian," ucap Arini yang sontak saja membuat Zeline merasa senang dan langsung menghambur memeluk mamanya."Terima kasih Ma... Mama memang Mama terbaik yang ada di dunia ini," ucap Zeline begitu tulus."Putri-putri Mama juga anak-anak terbaik. Oh iya, apa dia sudah tau mengenai kehamilanmu?" ucap Arini kembali bertanya saat pelukan mereka terlepas."Sudah Ma, aku sudah memberi tahunya. Aku mengancamnya akan melepaskan anakku jika dia tidak
Tenanglah. Aku sudah lebih dulu mencari tau semuanya sebelum kamu meminta," jawab Arya membuat Zayn terdiam, namun senyuman kembali terbit di wajahnya mendengar ucapan Arya."Kamu yakin? Cepat katakan padaku!" ucap Zayn mendesak Arya."Zayn Seperti yang aku katakan sebelumnya. Benar jika Kakek dan nenekmu pernah mengusirnya untuk pergi dari kehidupanmu, tapi jika dia mengatakan Kakek dan Nenek telah mengancamnya dan ingin membunuh janin yang ada di kandungannya, itu semua tidak benar. Itu fitnah dari Sella terhadap kakek dan nenekmu. Aku tau mereka tidak mungkin melakukan itu semua dan apa yang aku yakini benar. Aku sudah mencari tau semuanya jika apa yang di katakan Sella itu fitnah," ujar Arya tak menunda penjelasanya mengenai apa yang ia ketahui."Jadi dia berbohong? Kenapa dia harus berbohong?" tanya Zayn begitu heran dan masih saja merasa ragu jika Sella berbohong."Itu semua, karena anak yang di kandungnya bukanlah anakmu, dia sengaja bersandiwara j
Zayn pulang ke rumahnya setelah satu minggu lebih memilih tinggal di apartemennya. Sebelumnya Zayn beralasan pada Sella jika ia memilih tinggal di apartemen untuk sementara waktu adalah karena dia mempunyai banyak sekali pekerjaan yang mengharuskannya berada dekat dengan lokasi kantor, dan Sella tak melarangnya.Zayn menatap nanar pada rumahnya, bukan rumahnya melainkan pada seseorang yang ada di dalamnya.ia keluar dari mobilnya lalu mulai melangkah masuk ke dalam rumahnya. Rumah itu terlihat sepi, dan itu bukan hal baru untuk Zayn karena memang dari sebelumnya Zayn hanya tinggal berdua dengan Zeline."Ke mana wanita itu?" gumam Zayn yang sudah cukup menyusuri sudut rumahnya, namun tak melihat keberadaan orang yang di carinya.Zayn menuju kamar yang di tempati oleh Sella, lalu masuk ke dalamnya. Di sana pun ia tak melihat tanda-tanda keberadaan Sella, hanya terlihat kotak perhiasan dan kamar yang sedikit berantakan dengan beberapa dress yang berser
Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang akhirnya tiba. Hari ini dan detik ini semua orang tengah berkumpul di rumah sakit. Harapan Zeline untuk melahirkan menggunakan jasa dokter cantik Kiran sebagai dokternya musnah, karena sejak beberapa bulan yang lalu dokter cantik itu berhenti dari pekerjaanya saat ia juga dinyatakan hamil. Saat ini semua keluarga tengah menunggu di luar ruangan, menunggu dengan perasaan cemas. Kecemasan yang dirasakan semua orang di luar tak sebanding dengan kecemasan seorang pria yang sedari tadi tak melepaskan tangan istrinya, pria itu terus saja mengusap lembut tangan istrinya sembari memberikan usapan yang begitu lembut di pinggang istrinya yang terlihat gelisah menahan sakit kontraksi kehamilan tersebut. Tidak ada dari mereka yang menge
Hari-hari yang buruk benar-benar dilalui oleh Sella. Semua yang Zayn ucapkan bukan hanya sebuah ancaman, namun benar-benar terjadi.Tak ada satupun perusahaan yang mau menerimanya ataupun bekerja sama dengannya. Semua tempat menolak kehadiran Sella dan itu membuatnya begitu frustasi memikirkan semua hal yang terjadi.Tujuan terakhir Sella adalah Johan. Sella berpikir hanya Johan lah yang akan siap menerimanya apa adanya. Tanpa ia sadari jika ucapan Johan saat terakhir bertemu denganya adalah suara terakhir dari Johan yang akan Sella dengar.Sella mendatangi mansion Johan yang ia tau jelas keberadaanya sebab Johan sering membawanya ke sana. Namun ia tak menemukan keberadaan Johan di sana. Mansion itu terlihat begitu sepi, hanya dihuni oleh beberapa pelayan di yang ditugaskan menjaga mansion tersebut.
Zayn tak menahan namun juga tak menghajar Johan seperti rencana awalnya. Ia sudah mendengar apa yang dibicarakan oleh Johan dan Sella, dan kecelakaan yang terjadi pada Zeline sama sekali bukan kesalahanya. Johan sudah meminta maaf padanya dan itu dapat Zayn sadari begitu tulus pria itu ucapkan. Untuk itu Zayn melepaskan Johan, dan tak berniat memperpanjang semuanya. Arya yang melihat itu semua merasa bangga dengan sahabatnya yang bisa bersikap dewasa dan memaafkan itu. "Zayn… Anak kita!" lirih Sella dengan air matanya yang mengalir deras membasahi wajahnya. "Berhenti mengatakan anak kita! Itu bukan anakku! Anakku hanya akan hadir dari rahim Zeline, tidak darimu ataupun wanita lainnya!" Seru Zayn membentak Sella, saat amarahnya kembali membuncah melihat Sella. Sella i
Seorang pria terduduk lemas di kursi yang ada di dalam ruang perawatan wanita yang ia pikir akan menjadi ibu dari anaknya itu.Pria itu adalah Johan. Johan sadar kesalahanya dulu adalah merebut Sella dari Zayn dan membawa Sella pergi dari kehidupan Zayn. Namun, menelantarkan Sella saat Sella mengatakan jika dirinya hamil, hingga akhirnya Sella mengalami keguguran.Johan dipertemukan kembali dengan Sella beberapa minggu yang lalu dan rasa yang ia miliki untuk Sella kembali hadir, Johan bermaksud mengulang dan memulai kembali hubungannya dengan Sella. Ia berniat meminta maaf pada Sella, namun keduanya kembali melakukan kesalahan dengan tidur bersama yang menghasilkan hadirnya kembali janin dalam kandungan Sella.Johan sadar jika Sella sangat membencinya atas apa yang sudah terjadi di masa lalu mereka, untu
Semua orang sudah berkumpul di ruang perawatan di mana Zeline sudah dipindahkan ke sana. Semua orang juga sudah mendengar semua yang terjadi dari Arya, dan itu tentu membuat semua orang merasa geram pada Sella. Mereka bersedih atas apa yang telah terjadi pada Zeline, namun mereka juga bersyukur saat Zeline dan kandunganya baik-baik saja. Apalagi setelah mendengar jika pengorbanan Zeline hari ini membuahkan hasil, dimana ia mendapat bukti jika anak yang dikandung Sella bukanlah anak Zayn.Zayn sedari tadi duduk di samping Zeline terus saja menggenggam tangan Zeline, sembari menatap wajah cantik istrinya yang belum sadarkan diri.Emosi Zayn masih saja menyelimutinya, apalagi saat melihat kepala istrinya yang dililit perban saat kepala sebelah kirinya mendapat lima jahitan itu. Zayn ingin sekali menghajar bahkan membunuh Sel
Zayn begitu panik setelah mendengar suara teriakan istrinya. Ia langsung bergegas keluar dari ruangannya diikuti oleh Arya yang dengan sigap mengekor di belakangnya."Zayn ada apa?" tanya Arya yang juga merasa panik. Keduanya saat ini tengah berada di dalam lift."Istriku! Sella pasti mencelakai Zeline," ucap Zayn menceritakan apa yang ia dengar sembari tangannya bergerak bermain di ponselnya mencari lokasi Zeline lewat pelacak yang ada di ponsel istrinya itu."Ar, ke rumahku!" seru Zayn bersamaan dengan lift yang terbuka.Keduanya langsung berlari menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil dimana Arya yang mengemudikan mobilnya."Bagaimana ini? istriku tengah hamil. Aku akan membunuh Sella jika sampai terjadi sesuatu pada Zeli
Zayn masih saja terdiam setelah Sella pergi. Ia tak habis pikir dengan istrinya yang mengatakan akan menikahkan dia dengan Sella. Mengingat hal itu membuat Zayn merasa kesal. Ia pergi meninggalkan Zeline, kembali ke dalam kamar lalu berbaring membelakangi posisi yang akan di tiduri oleh istrinya. Zeline yang melihat hal itu di buat tersenyum.Ia mengambil pakaian mereka yang berserakan di lantai, meletakkannya di tempat kotor, lalu mematikan lampu yang ada di ruang tamu sebelum akhirnya kembali ke kamar menyusul suaminya yang tengah merajuk itu.Senyum di wajah Zeline semakin merekah melihat aksi merajuk Zayn yang tidur membelakanginya, dapat ia lihat juga jika kaos yang tadi Zayn kenakan sudah dibuka olehnya, namun setengah tubuhnya tertutup dengan selimut.Zeline juga memadamkan lampu utama yang ada di kamar
Zeline yang baru saja terlelap usai pergulatan panjang mereka yang melelahkan di atas ranjang itu, terusik tidurnya saat mendengar suara bel yang terus saja ditekan dari luar sana. Zeline tersenyum menatap Zayn yang terlihat tertelap dengan tenangnya usai menggempur tubuhnya, dengan tangan yang masih saja memeluknya. Ia dengan perlahan menurunkan tangan Zayn dari pinggangnya, lalu dengan cepat turun dari tempat tidur.Menyadari jika pakaiannya berserakan di luar sana, Zeline masuk ke walk in closet, mengambil asal kaus milik Zayn, memakainya lalu keluar dari kamar untuk melihat siapa yang tengah datang berkunjung itu."Sella?" gumamnya melihat dari layar monitor yang berada di samping pintu.Zeline tersenyum menyeringai, apa yang ia pikirkan benar, jika Sella tidak akan berhenti mengusik Zayn.
Setelah mendapat izin dari keluarga. Zayn dan Zeline pulang dari kediaman Arini, membawa beberapa barang milik Zeline. Tak banyak yang Zeline bawa, sebab Zayn sudah meminta Arya untuk menyiapkan kebutuhan Zeline di apartemennya."Sayang, aku sangat bahagia akhirnya bisa kembali tinggal bersamamu, dan lebih membahagiakan saat kita tak lagi tidur di kamar terpisah, aku bisa sepuasnya memeluk istriku kapanpun aku mau!" seru Zayn yang terlihat begitu riang. Senyum tak luntur di wajahnya sedari tadi, tanganya Zeline juga begitu sering ia kecup.Mendengar kata tidur bersama dan memeluk sepuasnya, semburat kemerahan di wajah Zeline kembali muncul. Wajah cantik itu kembali bersemu malu atas ucapan Zahn dan itu membuat Zayn begitu gemas melihatnya hingga menghe tijan mobil di pinggir jalan secara tiba-tiba."Ada apa?" tanya