"Kalian sudah berbaikan?" tanya Arini yang tiba-tiba sudah berada di belakang Zeline saat Zeline masih berdiri di depan pintu setelah mengantar Zayn keluar dari rumahnya.
"Maafkan ku tidak menuruti ucapan Mama untuk menghindar darinya, Ma. Aku mencintainya," jawab Zeline jujur dengan wajah menunduk karena takut Arini marah atau kecewa padanya.
"Kenapa meminta maaf? Tidak ada salahnya jika kalian saling mencintai, yang salah itu jika kalian saling menutupi. Mama senang saat kalian sudah sama-sama mengakui perasaan kalian," ucap Arini yang sontak saja membuat Zeline merasa senang dan langsung menghambur memeluk mamanya.
"Terima kasih Ma... Mama memang Mama terbaik yang ada di dunia ini," ucap Zeline begitu tulus.
"Putri-putri Mama juga anak-anak terbaik. Oh iya, apa dia sudah tau mengenai kehamilanmu?" ucap Arini kembali bertanya saat pelukan mereka terlepas.
"Sudah Ma, aku sudah memberi tahunya. Aku mengancamnya akan melepaskan anakku jika dia tidak
Tenanglah. Aku sudah lebih dulu mencari tau semuanya sebelum kamu meminta," jawab Arya membuat Zayn terdiam, namun senyuman kembali terbit di wajahnya mendengar ucapan Arya."Kamu yakin? Cepat katakan padaku!" ucap Zayn mendesak Arya."Zayn Seperti yang aku katakan sebelumnya. Benar jika Kakek dan nenekmu pernah mengusirnya untuk pergi dari kehidupanmu, tapi jika dia mengatakan Kakek dan Nenek telah mengancamnya dan ingin membunuh janin yang ada di kandungannya, itu semua tidak benar. Itu fitnah dari Sella terhadap kakek dan nenekmu. Aku tau mereka tidak mungkin melakukan itu semua dan apa yang aku yakini benar. Aku sudah mencari tau semuanya jika apa yang di katakan Sella itu fitnah," ujar Arya tak menunda penjelasanya mengenai apa yang ia ketahui."Jadi dia berbohong? Kenapa dia harus berbohong?" tanya Zayn begitu heran dan masih saja merasa ragu jika Sella berbohong."Itu semua, karena anak yang di kandungnya bukanlah anakmu, dia sengaja bersandiwara j
Zayn pulang ke rumahnya setelah satu minggu lebih memilih tinggal di apartemennya. Sebelumnya Zayn beralasan pada Sella jika ia memilih tinggal di apartemen untuk sementara waktu adalah karena dia mempunyai banyak sekali pekerjaan yang mengharuskannya berada dekat dengan lokasi kantor, dan Sella tak melarangnya.Zayn menatap nanar pada rumahnya, bukan rumahnya melainkan pada seseorang yang ada di dalamnya.ia keluar dari mobilnya lalu mulai melangkah masuk ke dalam rumahnya. Rumah itu terlihat sepi, dan itu bukan hal baru untuk Zayn karena memang dari sebelumnya Zayn hanya tinggal berdua dengan Zeline."Ke mana wanita itu?" gumam Zayn yang sudah cukup menyusuri sudut rumahnya, namun tak melihat keberadaan orang yang di carinya.Zayn menuju kamar yang di tempati oleh Sella, lalu masuk ke dalamnya. Di sana pun ia tak melihat tanda-tanda keberadaan Sella, hanya terlihat kotak perhiasan dan kamar yang sedikit berantakan dengan beberapa dress yang berser
"Zayn. Jika tidak ada lagi yang kamu butuhkan, aku juga mau pulang!" seru Arya ada Zayn yang kembali asik memandangi foto pernikahannya dan Zeline yang terpasang di dinding kamar tersebut."Menginap saja di sini, aku ingin kamu menjadi saksi di mana aku akan mengusir wanita itu dari hidupku," pinta Zayn mengalihkan tatapannya pada Arya."Baiklah. Aku juga ingin melihatmu bersikap tegas padanya," ucap Arya menyetujui permintaan Zayn.Jarum jam menunjukan pukul sepuluh malam, dan tidak ada tanda-tanda jika Sella akan pulang. Zayn yang merasa lapar, meminta Arya untuk memesan makanan untuk mereka."Apa menurutmu dia akan mengakui kesalahannya?" tanya Zayn saat mereka tengah menikmati makanan mereka."Mungkin awalnya tidak.
Arya tertawa. Tawanya berhasil mengusir keheningan yang terjadi setelah Sella dengan mudahnya mengatakan jika ia tengah hamil. Mendengar ucapan Sella yang mengatakan ia hamil anak Zayn, mengingatkan Arya kembali pada sandiwara Sella dulu yang mengatakan jika kandunganya adalah darah daging Zayn."Kamu mengulang sandiwara yang sama? Apa kamu sudah kehabisan ide?" ucapnya begitu sinis menatap Sella yang masih menangis di lantai."Aku tidak pernah bersandiwara!" bantah Sella dengan lantang berkata pada Arya.Sejak dulu Sella sudah sangat membenci Arya sebab ia tahu selain asisten dan sahabat Zayn. Arya juga orang kepercayaan keluarga Zayn.Sella kembali bangkit berdiri mencoba lagi mendekati Zayn yang masih saja menghindarinya.
Zeline yang baru saja menyelesaikan sholat malamnya, menatap ke arah ponselnya saat suara dering ponselnya terdengar. Ia mengerutkan dahinya melihat jam yang menunjukan pukul satu malam, seseorang menghubunginya. Untuk menjawab pertanyaan yang ada di benaknya, Zeline menyambar ponselnya dan melihat siapa yang telah menghubunginya.Senyum Zeline merekah saat melihat ponselnya. Arya, asisten sekaligus sahabat dari suaminya telah mengirimkan sebuah video yang berisi perdebatan. Baru kali ini Zeline menyukai yang namanya sebuah perdebatan."Aku sama sekali tak ada sedikitpun rasa padamu apalagi mencintaimu, Aku hanya mencintai istriku, Zeline Dastan!" ucap Zayn dengan sangat lantang membuat Sella begitu syok mendengarnya. Sella bahkan nyaris terjatuh saat ia tiba-tiba merasa tak dapat menahan bobot tubuhnya sendiri setelah mendengar ucapan Zayn.
Zeline dengan penuh semangat menyiapkan bekal makan siang seperti yang sudah ia janjikan pada Zayn."Ze untuk siapa?" tanya Arini melihat putrinya yang tengah sibuk berkutat di dapur."Ma, maaf aku tidak ikut ke toko hari ini, ya?" ucap Zeline bukannya menjawab pertanyaan Arini."Baiklah, tidak masalah. Nanti juga ada Vero yang datang, seperti biasa!" seru Arini menjawab membuat Zeline baru mengingat sosok pria yang pernah ia sukai dan ia sadar jika pria itu menyukai dan juga pria yang tak disukai oleh suaminya."Ma, bisa tolong mama beri pengertian pada Kak Vero untuk tidak berharap padaku?" pinta Zeline pelan pada Arini."Kamu tenang saja, dari jauh hari mama sudah menjelaskan semuanya pada Vero. Dia tulus membantu ki
"Ada apa?" tanya Zeline pada Zayn, sebab setelah mereka selesai makan siang, Zayn terus saja menatapnya, diam tanpa bicara seolah ada yang mau dikatakan tapi ragu untuk mengatakannya."Zayn… katakan padaku, ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Zeline lagi saat Zayn belum juga menjawabnya."Sayang. Dengarkan aku! Aku bisa saja menutupi semuanya darimu, tapi aku tidak melakukannya karena aku sudah berjanji akan memulai semuanya dengan benar tanpa ada yang disembunyikan di antara kita…." Zayn menjeda ucapanya, memejamkan mata sejenak mengambil napas dalam lalu menghembuskannya. Melihat sikap Zayn, jelas Zeline semakin bertanya-tanya di buatnya."Ada apa!" tanyanya lagi.Zayn yang awalnya duduk di samping Zeline di sofa yang sama, memilih untuk turun ke l
Setelah kabar mengejutkan yang Zeline dengar sari Zayn. Saat ini Zeline tengah berada di sebuah cafe langganannya bersama kedua sahabatnya. Ia yang terbiasa berbagi dengan sahabatnya itu merasa jika ia butuh teman untuk cerita dan bertanya pendapat.Zeline menjelaskan tentang semuanya dimana ia dan Zayn sudah baikan, kehamilannya dan juga berita tentang kehamilan Sella. Awalnya kedua sahabatnya merasa amat senang dengan kabar yang diberikan Zeline, namun saat mendengar Sella hamil, keduanya juga merasa amat geram."Ze. Jangan terpengaruh dengan ucapanya! Jangan menjadi wanita yang lemah, yang menyakiti diri sendiri demi wanita lain," ucap Diya terlihat jelas jika dia merasa amat geram menanggapi cerita Zeline."Yang dikatakan Diya benar. Keegoisan juga diperlukan dalam keadaan seperti ini, jangan mau mengalah.
Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang akhirnya tiba. Hari ini dan detik ini semua orang tengah berkumpul di rumah sakit. Harapan Zeline untuk melahirkan menggunakan jasa dokter cantik Kiran sebagai dokternya musnah, karena sejak beberapa bulan yang lalu dokter cantik itu berhenti dari pekerjaanya saat ia juga dinyatakan hamil. Saat ini semua keluarga tengah menunggu di luar ruangan, menunggu dengan perasaan cemas. Kecemasan yang dirasakan semua orang di luar tak sebanding dengan kecemasan seorang pria yang sedari tadi tak melepaskan tangan istrinya, pria itu terus saja mengusap lembut tangan istrinya sembari memberikan usapan yang begitu lembut di pinggang istrinya yang terlihat gelisah menahan sakit kontraksi kehamilan tersebut. Tidak ada dari mereka yang menge
Hari-hari yang buruk benar-benar dilalui oleh Sella. Semua yang Zayn ucapkan bukan hanya sebuah ancaman, namun benar-benar terjadi.Tak ada satupun perusahaan yang mau menerimanya ataupun bekerja sama dengannya. Semua tempat menolak kehadiran Sella dan itu membuatnya begitu frustasi memikirkan semua hal yang terjadi.Tujuan terakhir Sella adalah Johan. Sella berpikir hanya Johan lah yang akan siap menerimanya apa adanya. Tanpa ia sadari jika ucapan Johan saat terakhir bertemu denganya adalah suara terakhir dari Johan yang akan Sella dengar.Sella mendatangi mansion Johan yang ia tau jelas keberadaanya sebab Johan sering membawanya ke sana. Namun ia tak menemukan keberadaan Johan di sana. Mansion itu terlihat begitu sepi, hanya dihuni oleh beberapa pelayan di yang ditugaskan menjaga mansion tersebut.
Zayn tak menahan namun juga tak menghajar Johan seperti rencana awalnya. Ia sudah mendengar apa yang dibicarakan oleh Johan dan Sella, dan kecelakaan yang terjadi pada Zeline sama sekali bukan kesalahanya. Johan sudah meminta maaf padanya dan itu dapat Zayn sadari begitu tulus pria itu ucapkan. Untuk itu Zayn melepaskan Johan, dan tak berniat memperpanjang semuanya. Arya yang melihat itu semua merasa bangga dengan sahabatnya yang bisa bersikap dewasa dan memaafkan itu. "Zayn… Anak kita!" lirih Sella dengan air matanya yang mengalir deras membasahi wajahnya. "Berhenti mengatakan anak kita! Itu bukan anakku! Anakku hanya akan hadir dari rahim Zeline, tidak darimu ataupun wanita lainnya!" Seru Zayn membentak Sella, saat amarahnya kembali membuncah melihat Sella. Sella i
Seorang pria terduduk lemas di kursi yang ada di dalam ruang perawatan wanita yang ia pikir akan menjadi ibu dari anaknya itu.Pria itu adalah Johan. Johan sadar kesalahanya dulu adalah merebut Sella dari Zayn dan membawa Sella pergi dari kehidupan Zayn. Namun, menelantarkan Sella saat Sella mengatakan jika dirinya hamil, hingga akhirnya Sella mengalami keguguran.Johan dipertemukan kembali dengan Sella beberapa minggu yang lalu dan rasa yang ia miliki untuk Sella kembali hadir, Johan bermaksud mengulang dan memulai kembali hubungannya dengan Sella. Ia berniat meminta maaf pada Sella, namun keduanya kembali melakukan kesalahan dengan tidur bersama yang menghasilkan hadirnya kembali janin dalam kandungan Sella.Johan sadar jika Sella sangat membencinya atas apa yang sudah terjadi di masa lalu mereka, untu
Semua orang sudah berkumpul di ruang perawatan di mana Zeline sudah dipindahkan ke sana. Semua orang juga sudah mendengar semua yang terjadi dari Arya, dan itu tentu membuat semua orang merasa geram pada Sella. Mereka bersedih atas apa yang telah terjadi pada Zeline, namun mereka juga bersyukur saat Zeline dan kandunganya baik-baik saja. Apalagi setelah mendengar jika pengorbanan Zeline hari ini membuahkan hasil, dimana ia mendapat bukti jika anak yang dikandung Sella bukanlah anak Zayn.Zayn sedari tadi duduk di samping Zeline terus saja menggenggam tangan Zeline, sembari menatap wajah cantik istrinya yang belum sadarkan diri.Emosi Zayn masih saja menyelimutinya, apalagi saat melihat kepala istrinya yang dililit perban saat kepala sebelah kirinya mendapat lima jahitan itu. Zayn ingin sekali menghajar bahkan membunuh Sel
Zayn begitu panik setelah mendengar suara teriakan istrinya. Ia langsung bergegas keluar dari ruangannya diikuti oleh Arya yang dengan sigap mengekor di belakangnya."Zayn ada apa?" tanya Arya yang juga merasa panik. Keduanya saat ini tengah berada di dalam lift."Istriku! Sella pasti mencelakai Zeline," ucap Zayn menceritakan apa yang ia dengar sembari tangannya bergerak bermain di ponselnya mencari lokasi Zeline lewat pelacak yang ada di ponsel istrinya itu."Ar, ke rumahku!" seru Zayn bersamaan dengan lift yang terbuka.Keduanya langsung berlari menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil dimana Arya yang mengemudikan mobilnya."Bagaimana ini? istriku tengah hamil. Aku akan membunuh Sella jika sampai terjadi sesuatu pada Zeli
Zayn masih saja terdiam setelah Sella pergi. Ia tak habis pikir dengan istrinya yang mengatakan akan menikahkan dia dengan Sella. Mengingat hal itu membuat Zayn merasa kesal. Ia pergi meninggalkan Zeline, kembali ke dalam kamar lalu berbaring membelakangi posisi yang akan di tiduri oleh istrinya. Zeline yang melihat hal itu di buat tersenyum.Ia mengambil pakaian mereka yang berserakan di lantai, meletakkannya di tempat kotor, lalu mematikan lampu yang ada di ruang tamu sebelum akhirnya kembali ke kamar menyusul suaminya yang tengah merajuk itu.Senyum di wajah Zeline semakin merekah melihat aksi merajuk Zayn yang tidur membelakanginya, dapat ia lihat juga jika kaos yang tadi Zayn kenakan sudah dibuka olehnya, namun setengah tubuhnya tertutup dengan selimut.Zeline juga memadamkan lampu utama yang ada di kamar
Zeline yang baru saja terlelap usai pergulatan panjang mereka yang melelahkan di atas ranjang itu, terusik tidurnya saat mendengar suara bel yang terus saja ditekan dari luar sana. Zeline tersenyum menatap Zayn yang terlihat tertelap dengan tenangnya usai menggempur tubuhnya, dengan tangan yang masih saja memeluknya. Ia dengan perlahan menurunkan tangan Zayn dari pinggangnya, lalu dengan cepat turun dari tempat tidur.Menyadari jika pakaiannya berserakan di luar sana, Zeline masuk ke walk in closet, mengambil asal kaus milik Zayn, memakainya lalu keluar dari kamar untuk melihat siapa yang tengah datang berkunjung itu."Sella?" gumamnya melihat dari layar monitor yang berada di samping pintu.Zeline tersenyum menyeringai, apa yang ia pikirkan benar, jika Sella tidak akan berhenti mengusik Zayn.
Setelah mendapat izin dari keluarga. Zayn dan Zeline pulang dari kediaman Arini, membawa beberapa barang milik Zeline. Tak banyak yang Zeline bawa, sebab Zayn sudah meminta Arya untuk menyiapkan kebutuhan Zeline di apartemennya."Sayang, aku sangat bahagia akhirnya bisa kembali tinggal bersamamu, dan lebih membahagiakan saat kita tak lagi tidur di kamar terpisah, aku bisa sepuasnya memeluk istriku kapanpun aku mau!" seru Zayn yang terlihat begitu riang. Senyum tak luntur di wajahnya sedari tadi, tanganya Zeline juga begitu sering ia kecup.Mendengar kata tidur bersama dan memeluk sepuasnya, semburat kemerahan di wajah Zeline kembali muncul. Wajah cantik itu kembali bersemu malu atas ucapan Zahn dan itu membuat Zayn begitu gemas melihatnya hingga menghe tijan mobil di pinggir jalan secara tiba-tiba."Ada apa?" tanya