Share

Aku Memilihmu

Penulis: KookiePinky
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kondisi kandungan Nyonya Meriel memang sangat lemah. Pasien dianjurkan banyak istirahat dan jangan gampang stres,” tutup seorang wanita dengan jas putih sebelum akhirnya keluar dari ruang VIP tersebut.

Hail menghela napas dalam, memijat pelipis lalu kembali duduk di samping tempat tidur sang istri. Wanita bersurai pirang, berwajah manis dan lucu yang terkesan polos, apalagi mata biru yang memesona itu … kini tengah menghadap ke arahnya.

Jakun Hail bergerak pelan. “Jadi … kenapa kau ke kantor?” Pertanyaan basa-basi yang memuakkan. Namun, Hail ingin memastikan satu hal. Andai saja … andai saja jawaban Meriel seperti yang ia harapkan selama ini. Apa yang akan Hail lakukan, ya?

“Bukankah harusnya kau bersama orang itu?” tanya Hail lagi. Tangannya mulai mengepal, kepala pria ini terasa panas hanya dengan menyebutkan kata yang merujuk pada selingkuhan sang istri.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mari Selingkuh   Tidak Menyerah

    Langit seakan mengerti akan perasaan Ranesha kini. Sang sekretaris cantik yang hatinya sedang terluka. Semua pekerjaan Ranesha selesaiakn dengan sangat cepat—karena tercampur emosi juga. Dan sekarang, hari sudah menjajaki malam, cahaya rembulan tidak ada. Bintang-bintang pun menghilang.“Tiba-tiba mendung, ya? Sangat mendukung.” Bagusnya Ranesha tidak menangis lagi. Lebih tepat kalau dikata bahwa air matanya sudah kering.“Hail keparat. Sialan. Kurang ajar. Keterlaluan! Brengsek!” maki Ranesha sambil berjalan dari parkiran. Ia sudah berada di kediaman Keluarga Seibert, rumahnya, dan tempat tinggalnya yang sudah mulai nyaman.“Allen, apa Ayah ada?” tanya Ranesha ketika kedatangannya di sambut oleh sang kepala pelayan.Namun, pria tersebut menjawab dengan gelengan pelan, lalu tersenyum ramah. “Apa terjadi sesuatu, Nona Muda?”Ha

  • Mari Selingkuh   Pura-Pura

    “Jadi istri saya akan tidur cukup lama, ‘kan?” tanya Hail memastikan, kini dirinya sedang berbincang ringan dengan salah seorang dokter kepercayaan.“Iya. Apa Anda ada keperluan lain yang sangat mendesak? Tidak apa-apa, saya dan para perawat bisa menjaga istri Anda, Pak,” tawar sang dokter dengan diakhiri senyuman bisnis.Hail mengangguk setuju. “Tolong buat alasan apa saja yang sekiranya mustahil untuk dia menghubungi apalagi menyusul saya,” tukas pria tersebut. Ia paham betul isi kepala Meriel, jadi dirinya harus menyiapkan tameng untuk jaga-jaga saja, sebagai antisipasi belaka.“Baik, akan saya lakukan.”“Terima kasih, Dokter.”“Terima kasih kembali, Pak Hail.”“Kalau begitu saya pamit undur diri dulu.”“Silakan. Semoga segala urusan Anda da

  • Mari Selingkuh   Demimu dan Demiku

    “Aku sudah memutuskan untuk memilihmu, Ran,” tegas Hail lagi ketika tidak mendapat respon apa-apa dari Ranesha. Dadanya terasa sesak karena pasokan okisgen di ruangan seolah masih kurang dan semakin menipis.Hail gugup. Hail takut. Hail sangat berharap ia tidak terlambat untuk menjelaskan. Pria ini sudah bulat dalam mengambil keputusan. Bahkan jika bayi di dalam janin Meriel sungguh anaknya … dia tidak yakin bisa hidup bahagia kalau tidak bersama Ranesha.Hail berniat untuk mengajak Ranesha tinggal bersama, membesarkan bayi itu kelak. Jika ia bisa memenangkan hak asuhnya. Jika tidak, Hail akan berkunjung secara ruitn dan mengadakan perjanjian dengan Meriel. Lagi pula, Hail yakin Ranesha tidak akan mempermasalahkan anaknya. Karena Hail tahu sendiri dan perempuan ini … sangatlah baik hati.“Katakan … ugh.” Ranesha menuduk dalam, kedua bahunya yang masih Hail pegang tampak gemeta

  • Mari Selingkuh   Api Dendam

    Hujan. Hari tidak hanya mendung lagi, akan tetapi sudah mulai menumpahkan segala isinya. Bahkan kali ini bersama dengan kilat dan petir yang disertai guntur juga. Seakan langit tengah bersaksi untuk mewakili hati salah seorang hamba Tuhan di dalam ruang VIP dari salah satu rumah sakit ini.“Jadi … begitu, ya,” respon Meriel sambil menggigit jari. Di sebelah sana ada seorang pengawal berbadan kurus tinggi dengan pakaian bebas rapi dan juga memakai masker serta topi. Ia diberikan tugas sedang menyamar kini.“Benar, Nyonya. Tuan Hail saat ini sedang bersama dengan Nona Ranesha Seibert dan … berdasarkan pengamatan saya. Tuan Hail akan memilih Nona Ranesha Seibert dari pada Anda, Nyonya. Mungkin Tuan Hail hanya pura-pura saat itu atau bisa jadi … beliau sangat kaget saat melihat Nyonya Meriel tiba-tiba kesakitan.” Pengawal tadi menjelaskan kembali. Iris mata yang tegas itu tidak menyiratkan barang seti

  • Mari Selingkuh   Hukuman

    “Hail, kau datang,” sapa Meriel ketika melihat sosok suaminya itu akhirnya pulang setelah mengaku menyelesaikan berbagai pekerjaan di perusahaan.“Aku pulang,” balas Hail sambil tersenyum lembut. Ia tanpa basa-basi menghampiri Meriel, mencium kening sang istri lalu tak lupa mengelus dan mengecup singkat perut Meriel. “Selamat malam anak, Ayah. Apa kau menjaga ibumu dengan baik hari ini? Kenapa tidak memintanya untuk tidur, hm? Ibumu harus istirahat yang cukup demimu, apa kau tahu?”Meriel tersenyum hambar. Ia sangat benci ketika melihat Hail bahagia begini. Karena alasan sesungguhnya Meriel menerima lamaran dari Hail adalah demi balas dendam. Benar, Meriel sangat iri dengan kehidupan cemerlang yang Hail miliki. Bagaimana bisa seorang anak jalanan hidup di atas awan? Tidak. Meriel tidak bisa menerima hal tersebut. Terlebih lagi, malah Hail lah yang mendapat semua harta warisan dari mendiang ibunya.&

  • Mari Selingkuh   Bukan Malam Pertama

    Pusing. Kepala Hail terasa berdenyut dan sangat pening. Segala macam masalah seakan datang tanpa ingin berantrian lagi, tidak sudi menemui Hail secara silih berganti, melainkan datang beramai-ramai. Ini namanya pembunuhan berencana oleh Tuhan.“Ugh ….” Hail memijat pelipis. Wajah tampannya tidaklah pucat, hanya jiwa Hail saja yang kelelahan. Seolah dibantai habis-habisan. Jadi, tidak ada yang sadar bahwa pria ini pikirannya sedang kusut bagai kaset yang rusak.“Pak, kenapa masih di sini? Apa Anda sakit?” tegur Ranesah cemas. Pasalnya dari sebelum berangkat sampai sekarang sudah tiba di Inggris, Ranesha lihat energi Hail seakan semakin menipis, lalu lambat laun terkuras habis.“Ah, aku tidak apa-apa.” Hail tersenyum hambar. Menepuk singkat pundak Ranesha lalu melanjutkan lagi langkah kakinya, masuk ke dalam taksi.Aneh. Ranesha terdiam. Hail kini mengambil ti

  • Mari Selingkuh   Bukan Malam Pertama 2 (WARNING! 21+)

    “Ahmph … ngghh … hmphhh ….” Desahan demi desahan serta lenguhan yang panas mulai keluar dari bibir manis Ranesha, meski acap kali tertahan karena lidah Hail yang masih gencar bermain di dalam rongga mulutnya.“Hail—hh … a—kku—ah! Ti—dak … bisa ber—hh nap—as … ahgg!” lirih Ranesha yang terbata-bata. Tubuhnya yang dihimpit Hail ke dinding bergerak gelisah. Ciuman yang Hail layangkan begitu penuh nafsu, penuh gairah, dan tentu saja sangat menuntut dengan terburu.Ranesha ingin melawan, Ranesha ingin menolak, dan Ranesha cukup ingin untuk berontak. Namun, desakan kenikmatan dan rasa panas di dalam tubuhnya berkata lain. Otak Ranesha tidak menerima, tapi tubuh perempuan ini berkata sebaliknya. Apalagi ketika tubuh Ranesha dan Hail bergesekkan, membuat sekretaris cantik ini semakin kehilangan akal sehat."Pak-hh ... kita masih-hh ... di luar ahggh!"

  • Mari Selingkuh   Bukan Malam Pertama 3 (WARNING 21+)

    Ranesha tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan Hail. Bagaimana cara pikir pria tersebut dan apa yang sudah terjadi dengan kekasih beristrinya itu hanya dalam kurun waktu beberapa jam saja setelah Hail memutuskan untuk memilih Ranesha.Namun yang jelas sekarang adalah penampilan erotis Hail yang tidak bisa matanya abaikan begitu saja. Rambut yang biasanya ditata ke atas dan selalu rapi, kini turun dan terlihat acak-acakan, tapi … terkesan sangat seksi. Apalagi ditambah dengan keringat yang mengalir dari pelipis sampai dengan ke leher Hail membuat Ranesha meneguk ludahnya bulat-bulat.Gila. Dia sangat bernafsu melihat Hail lebih dari pada melihat makanan sekarang. Sinting. Ranesha pasti sudah meninggalkan otaknya di pesawat tadi. Hanya saja … bagaimana ini? Ranesha merasakan desakkan sensasi asing dari dalam tubuhnya yang sangat sulit dikendalikan. Padahal … Hail hanya mencium dan menggesekkan tubuh mereka. 

Bab terbaru

  • Mari Selingkuh   Penyelesaian

    Satu bulan telah berlalu sejak hari itu. Meriel sendiri telah kembali tinggal bersama ayahnya yang adalah seorang diktator. Secara sembunyi-sembunyi, Ranesha mendengar obrolan antara Caspian dengan kepala pelayan. Ternyata Caspian masih menyimpan dendam dengan Meriel. Wajar sekali sih, pria paruh baya itu hampir saja kehilangan satu-satunya harta paling berharga yang ia miliki di dunia ini—Ranesha. Walau bagaimanapun, Caspian ingin memastikan bahwa orang itu—Meriel—mendapat ganjaran yang lebih mengerikan dari pada penjara. Benar. Ranesha tahu sendiri bahwa bagi Meriel, kembali tinggal di rumah ayahnya yang bagaikan psikopat itu adalah hukuman paling berat di muka bumi ini. Bahkan tidak menutup kemungkinan, Meriel saat ini sedang merasa lebih buruk dari pada di neraka. “Apa aku sangat buruk karena senang dengan hal itu?” Ranesha bergumam. Saat ini rambut Ranesha sudah lebih panjang, mata hazelnut indahnya menatap pe

  • Mari Selingkuh   Memulai Hidup yang Baru

    “Aku berjanji,” lanjut Hail lagi semakin menunduk dalam. “A-aku berjanji kalau ini akan menjadi pertemuan kita yang terakhir.”“T-tunggu dulu, Pak. Apa maksudnya Anda ini sekarang—"“Ran … kata maaf saja memang tidak cukup untuk menebus segala kesalahan yang telah aku perbuat pada hidupmu.” Hail menyela kalimat Ranesha yang belum rampung. Pria dengan tampilan yang amat berantakan ini masih terus berceloteh dengan mengabaikan pendapat lawan bicaranya sendiri—sebuah kebiasaan buruk yang tak patut untuk ditiru.“Pak, saya—”“Aku akan pergi dari negara ini setelah segala urusan di perusahaan aku selesaikan. Jadi kau tenang saja. Cukup diam di sini dan beristirahatlah sebanyak mungkin. Kau tidak perlu mencemaskan apa pun lagi. Biar aku yang urus semuanya.”“Tapi saya—”&

  • Mari Selingkuh   Tiada Kata Pergi Lagi

    Buruk. Ranesha bahkan hampir tidak bisa mengenali penampilan Hail saat ini. Sungguh, ketika baru saja ia selesai diperiksa oleh dokter, mengobrol ringan bersama dengan sang ayah, Ranesha hampir saja terkena serangan jantung tadi saat Hail tiba-tiba masuk ke dalam ruangan ini dengan sedikit gebrakan yang cukup mengejutkan.Dan kini, Caspian setelah menantap pria itu dengan intimidasi mengancam, pergi meninggalkan Hail dan Ranesha sendirian. Ini cukup mengejutkan karena Ranesha tahu bahwa Caspian dari dulu membenci sosok Hail—entah karena alasan apa.“Ran, aku ….” Hail masih menunduk, tidak sanggup menatap kondisi mengenaskan Ranesha. Padahal saat ini malah Ranesha yang tengah memandanginya dengan tatapan kasihan. Penampilan Hail sungguh berantakan, tidak terurus. Wajah tampannya terlihat kusam, dengan kumis danjenggot yang tidak dirapikan. Rambut legam Hail juga tampak kusut. Apalagi bajunya, apa Hail tidak meminta or

  • Mari Selingkuh   Neraka Bagi Pendosa

    “Meriel aku ….” Hail memejamkan mata, lalu memjiat pelipisnya yang terasa berdenyut-denyut, berusaha untuk tidak berlaku kasar pada seseorang yang dulu pernah ia cintai setengah mati ini.“A-Aku mohon Hail! Jangan seperti ini … j-jangan lakukan ini! Aku minta maaf! Aku sangat menyesal, j-jadi tolong hentikan semua ini Hail! Jangan menyiksaku ... aku mohon padamu dengan sangat-sangat!” Meriel masih bersimpuh di kaki Hail, menangis sampai meraung-raung. Memohon seperti orang yang tidak memiliki harga diri lagi.Hail menengadah, mendengkus kasar, Ia sangat tidak sudi untuk menyentuh Meriel barang seujung jari pun. Memang benar kata orang dulu, kalau perbedaan antara benci dan cinta itu setipis benang saja. Hari ini kau bisa sangat membenci dia, tapi besok kau bisa saja sangat menggilainya. Begitu pula sebaliknya. Hari ini mungkin dia adalah duniamu, dia adalah segalanya bagimu, tapi besok … bisa saja

  • Mari Selingkuh   Cinta Sejati

    Runtuh. Hancur tanpa sisa kepingan lagi. Tiada kata-kata yang dapat menggambarkan perasaan Caspian saat ini. Ketika Ranesha, harta satu-satunya yang ia miliki di dunia ini, dikabarkan kembali mengalami kecelakaan. Apalagi ini bukanlah kecelakaan biasa. Setelah diusut oleh tim keamanan pribadinya, Caspian menemukan fakta bahwa Ranesha telah diserang.“Lalai … Ayah lagi-lagi gagal dalam menjagamu.” Caspian masih menangis sambil memeluk erat tangan Ranesha, menciumnya sesekali, meletakkan tangan kurus itu di keningnya dalam perasaan kalut bercampur haru.“Ibu dan adikmu pasti saat ini sedang mengutuk Ayah. Kau juga harus melakukannya.” Caspian masih mengoceh di sela isak tangis. “Tolong siksa Ayah dengan hal lain Ran. Kau boleh membenci Ayah. Kau juga boleh memukul Ayah. Kau boleh melakukan apa pun, tapi tolong ….” Kedua tangan Caspian yang meremas lembut jari-jari putri tercintanya ini.

  • Mari Selingkuh   Keajaiban Dari Semesta

    Langit malam bertiup kencang melewati seonggok tubuh kecil, yang kini tengah melayang setelah terpeleset dari atap gedung dengan lima belas lantai.“Ah … perasaan dejavu,” ungkap gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Julia. Benar. Sosok asli dari Ranesha yang seharusnya terjebak di dalam dunia webtoon. Lantas, kenapa di bisa berada di sini? Dia jelas pernah mengalami ini. Sebuah peristiwa nahas yang membuat jiwanya berpindah menjadi tokoh sampingan dalam webtoon Perjuangan Cinta Meriel.“Padahal aku sebagai Ranesha habis mengalami kecelakaan,” gumam si gadis berbadan mungil yang memakai jaket nan tipis tersebut. Ia ingat bagaimana mobil Ranesha terguling dan dirinya tengah sekarat saat itu. Sekarang dia berada di sini dengan sangat membingungkan. Tubuhnya yang jatuh dari atap gedung tinggi serasa melmbat. Seolah-olah gravitasi bumi tengah menolak dirinya.Mata bulat si gadis menatap

  • Mari Selingkuh   Jangan Pergi

    “APA?” Hail beranjak tiba-tiba sampai membuat Meriel yang hampir terlelap sambil memeluk lengannya terjungkal kaget.Namun, bukannya protes. Secara diam-diam wanita itu malah tersenyum seolah senang. Benar. Meriel kurang lebih tahu apa yang Hail dengar dari suara di seberang benda pipih tersebut. Rencananya sudah berhasil. Shade telah melenyapkan Ranesha. Ini sangat sempurna. Sekarang tidak ada lagi yang menganggu kesenangan Meriel. Sekarang, Meriel hanya perlu—“Aku harus ke rumah sakit sekarang. Kumohon kali ini saja Meriel, aku harus memeriksa keadaan Ranesha. D-Dia … sedang dalam keadaan kritis karena kecelakaan.”Apa? Ternyata benar. Hail bisa kehilangan kendali jika mengenai Ranesha. Meriel mulai kesal sekarang. Padahal dulu saat Hail masih menggilainya, Hail tetap berpikir dengan logika. Tidak urang-uringan seperti ini. Ah, sangat tidak adil. Apa istimewanya seorang Ranesha di

  • Mari Selingkuh   Good Bye, Ranesha 2

    Ranesha sudah menumpahkan segala keluh kesah gundah gulananya pada sang ayah waktu itu. Tentu saja Caspian sempat mengamuk dan hendak menyerang langsung ke rumah Hail. Namun, Ranesha tidak mengingankan hal tersebut. Ia mati-matian menahan Caspian dengan air mata yang berderai.Caspian memang luluh dan kembali tenang. Hanya saja, Ranesha tidak dapat menghentikan niat ayahnya itu yang ingin menarik semua investasi kepada Delmara Company. Karena alasan Caspian menjabat sebagai salah seorang investor tertinggi di sana hanya demi Ranesha. Kalau putri semata wayangnya itu sudah tidak bekerja dengan Delmara Company lagi, maka Caspian tidak memiliki alasan untuk membantu perusahaan tersebut.Meski hasil yang ia dapat dari saham yang Caspian miliki di Delmara Company cukup besar. Sang ayah sudah tidak peduli lagi. Baginya, kebahagiaan si putri kecil lebih utama dari pada harta. Caspian tidak ingin memiliki hubungan dengan orang yang sudah menyakiti R

  • Mari Selingkuh   Good Bye, Ranesha

    “Ada yang ingin kau bicarakan, Meriel? Harusnya kau istirahat saja. Apa kau sudah lupa yang dokter katakan waktu itu? Janinmu—maksudku, anak kita … dia masih dalam kondisi yang tidak stabil. Kau sebagai ibunya harus banyak-banyak istirahat.” Hail berceramah panjang kali lebar, sambil mengambilkan segelas air putih, memberikannya pada Meriel, lalu duduk di samping sang istri.Bahaya. Hail bahkan tidak bisa merasakan apa pun lagi terhadap Meriel. Debaran jatuh cinta atau pun gairah yang menggelora, semuanya sudah tidak ada Hail rasakan lagi selain pada Ranesha. Ini sangat menyiksa. Ia harus terjebak tinggal dengan bersama orang yang dulu pernah Hail cinta. Perihal kecantikan Meriel yang dulu sangat ia kagumi pun telah sirna. Berganti dengan rasa rindu yang sangat berat pada Ranesha.“Anak kita sedang rindu ingin melihat wajah ayahnya.” Meriel bergeser untuk lebih mendekat, lalu memeluk lengan Hail yang suda

DMCA.com Protection Status