Home / Rumah Tangga / Mari Berpisah, Aku Menyerah / 211. Tidak Mudah Percaya

Share

211. Tidak Mudah Percaya

Author: Putri Cahaya
last update Last Updated: 2025-01-09 23:50:29

Florence menatap Grissham dengan mata memerah. “Lalu bagaimana dengan Lora? Bisa aja kan dia merebut semuanya dariku?”

Grissham menggeleng tegas. “Tidak akan! Lora tidak akan tega melakukan itu, Flo. Bahkan dia akan merasa tidak enak denganmu. Aku tahu bagaimana karakter Lora. Percayalah, dia tidak sejahat itu.”

Florence menarik napasnya guna mengurangi rasa sesak dalam dadanya. Ia menggeleng pelan. “Tapi tetap aja semuanya bakal berubah. Perlahan-lahan aku yang akan tersingkirkan karena bukan darah daging mereka.”

Grissham memegang kedua bahu Florence dan menghadapkan ke arahnya. “Flo, dengarkan aku.”

Tangannya beralih menangkup wajah Florence seraya mengusap lembut pipi yang basah itu. “Semuanya tidak akan berubah.

“Kehadiran Lora tidak akan membuatmu tersingkirkan malahan kau mempunyai saudara perempuan plus dua keponakan lucu. Kau akan tetap menjadi putri mereka, hm?”

Florence mengerti, tetapi hatinya masih dilingkupi kecemasan yang berlebihan. Ia kembali menitikkan air mata tida
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
itu benar pak reynald dan Bu rada, bukan dongeng
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Akhirnya Grisham akan mengungkapkan semua tentang lora
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   212. Dulunya Sahabat

    Grissham beralih menatap wanita yang berstatus ibunya Florence. “Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Aunty.”“Jika Tuhan sudah berkehendak, maka hal mustahil pun pasti akan terjadi. Memang sulit dipercaya, tetapi inilah faktanya.”“Aku pun sama terkejutnya seperti Aunty saat pertama kali mengetahui semua ini, apalagi Florence yang belum bisa menerima. Ingin menyangkalnya juga tidak bisa,” ujarnya lugas.Pak Raynald manggut-manggut paham dengan tatapan tak pernah lepas dari layar laptop. “Semuanya memang masuk akal.”“Saya baru mengetahui bila Florence dan Lora mempunyai tanggal lahir yang sama. Mereka juga lahir di rumah sama pula,” balasnya.“Dan jangan lupa wajah Lora yang sangat mirip dengan Uncle, terutama di bagian mata yang berwarna hijau,” sahut Grissham menambahkan.Ia menatap Pak Raynald lekat-lekat. “Bukan hanya aku, tetapi sudah banyak orang yang mengatakan hal ini ketika kalian berdampingan,” lanjutnya.“Bisa aja kan cuma kebetulan semata?” bantah Dokter Radha yang

    Last Updated : 2025-01-10
  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   213. Dibully?

    Anuradha Raharjeng Kusumaningtyas dulunya menjadi siswi populer dan banyak yang menyukainya. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri pula bahwa ada sekelompok siswa yang membencinya atau sebut saja dengan haters. Mereka itu merupakan sekumpulan murid yang sering melanggar aturan karena melakukan perundungan terhadap siswa lain.Linda yang sangat membenci Radha pun masuk ke komplotan mereka dan bekerja sama untuk menjahili gadis itu. Tindakan jahilnya pun bertahap, mulai dari level terendah sampai level tertinggi sehingga membuat hidup Radha tidak tenang ketika berada di sekolah. Namun, ia tentu saja tidak memberitahu hal semua itu kepada Radha. Ia tetap bersikap seperti sedia kala layaknya sahabat terbaik yang senantiasa ada ketika Radha membutuhkan. Ia juga berpura-pura menjadi penolong pertama ketika sahabatnya itu mengalami kesusahan. Iya, Linda memainkan peran yang sangat apik sampai-sampai Radha tidak menyadari bahwa dirinya merupakan dalang utama bahkan menjadi otak dari ke

    Last Updated : 2025-01-11
  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   214. Anak Membuat Ulah, Orang Tua yang Susah

    Plak! Radha langsung bangkit berdiri seraya memegang pipi kirinya yang terasa panas akibat tamparan keras dari Linda. Ia menatap gadis itu dengan pandangan bingung sekaligus tidak percaya. “Linda.... Kenapa kamu menamparku?” tanyanya pelan. “Brengsek kamu, Radha!” Linda maju hendak menyerang Radha kembali, tetapi dihalangi oleh beberapa penghuni kelas ini. Ia menuding jari telunjuknya tepar di depan muka gadis itu. “Gara-gara kamu, ayahku jadi turun jabatan!”Suara Linda yang sangat keras berhasil menarik perhatian siswa lainnya, baik di kelas ini maupun dari kelas lain. Mereka berbondong-bondong mendekat untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Radha mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan ucapan Linda. “Turun jabatan? Maksudnya gimana? Aku benar-benar nggak paham apa maksudmu.” Linda tersenyum sinis sembari memutar bola mata malas. “Nggak usah pura-pura bego, Radha!”“Aku tau kalau kamu yang mengadu sama orang tuamu tentang semua yang kulakukan padamu.”“Kamu menghasut a

    Last Updated : 2025-01-13
  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   1. Aku Lelah

    Plak!“Dasar wanita pembunuh! Untuk apa kau di sini?!”Baru saja Naina tiba di acara pemakaman sang putra, ibu mertuanya sudah menghampiri dan menamparnya.Tak siap, Naina pun tersungkur di tanah. Hal ini membuat para tamu menatap penasaran akan pertengkaran mertua dan menantu itu.Naina menatap ibu dari suaminya itu dengan pandangan penuh luka. Air mata yang tadinya sudah mengering kembali lolos disertai rasa nyeri menghantam dada.“Tidak, Ma. Aku tidak mungkin membunuh putraku sendiri.” Naina menggeleng keras.Wanita itu telah berjuang membawa putranya ke dunia. Mana mungkin, ia melakukannya?Naina hendak meraih tangan sang mertua–mencoba menjelaskan.Sayangnya, ia justru didorong menjauh.Bugh!“Tidak mungkin?! Dokter bilang Altair meninggal karena ada racun dalam tubuhnya yang berasal dari makanan!” teriak sang mertua, “hanya kamu yang menyentuh makanan cucuku. Apa kamu mau menuduh orang lain?”Naina semakin terisak. Tubuhnya bergetar hebat mendengar perkataan menyakitkan dari ib

    Last Updated : 2024-07-22
  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   2. Rencana Pertunangan

    “Aku yang akan menggugat cerai.”“Kamu serius?” Terkejut, Zelda tampak tidak menyangka Naina akan menjawab seperti itu.“Jangan mengambil keputusan saat kamu sedang kacau, Nai. Meski aku berharap kalian berpisah, tapi jangan sampai kamu menyesal nantinya. Dan lagi, pikirkan juga tentang calon anakmu.”Naina kembali menghela napas panjang. “Aku udah mempertimbangkan baik-baik keputusan ini dengan segala resikonya termasuk masalah anak.”“Aku akan merawat dan membesarkannya sendirian. Menjadi single mom bukan pilihan yang buruk daripada bertahan di keluarga toxic itu,” paparnya.Zelda tersenyum. “Inilah yang kutunggu-tunggu darimu, Nai. Kamu mampu mengambil keputusan tegas. Aku akan membantumu lepas dari mereka.”Ia memperbaiki posisi duduknya menjadi lebih condong ke arah Naina. “Tapi sebelum itu, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah merubah sikap.”“Jangan terlalu patuh yang membuat dirimu ditindas terus. Buktikan kalau kamu nggak selemah yang mereka kira.” Naina menyimak denga

    Last Updated : 2024-07-22
  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   3. Mari Berpisah

    “Mas, aku ingin kita pisah.” Sekuat tenaga, Naina mengatakan kalimat yang ditahannya beberapa minggu ini.Namun, Dhafin hanya menatap Naina datar. “Jangan kekanakan, Naina. Lebih baik, istirahat saja,” balasnya dingin.Jantung Naina mencelos. Netranya berkaca-kaca membalas tatapan Dhafin. Kekanak-kanakan?Jadi, seperti itu penilaian Dhafin terhadapnya. Apa Dhafin tak melihat perjuangannya selama empat tahun ini?Naina telah melakukan segala hal agar kehadirannya dianggap oleh Dhafin. Ia berusaha semaksimal mungkin menjadi istri yang baik dan penurut.Wanita itu rela resign dari tempat kerja lalu mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk suami. Bahkan ketika dijadikan pembantu gratisan oleh ibu mertuanya, ia tetap patuh. Selain karena kewajiban, Naina ingin meluluhkan hati suami dan keluarganya. Namun, ternyata ketulusannya sama sekali tak terlihat. Semuanya sia-sia.Naina berdehem pelan. “Mas, aku udah mendengar pembicaraan kalian tadi.”Kali ini, Dhafin menghentikan gerakannya yang

    Last Updated : 2024-07-22
  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   4. Berita Viral

    [Tidak ada ibu yang akan menyakiti anaknya. Kalau ada, dia bukan manusia, tapi binatang!]Deg!Sejenak, detak jantung Naina terasa berhenti. Tubuhnya lemas hingga membuatnya langsung luruh ke lantai. Badannya gemetar hebat.Tanpa dosa, Freya juga men-tag akunnya untuk memperlihatkan kepada semua orang bahwa dialah pelakunya.Beberapa saat terunggah, postingan itu langsung diserang komentar netizen.[Wanita gila! Yang tega meracuni anaknya sendiri sampai meninggal. Dia tak layak menjadi ibu. Pembunuh!!!]Naina merasakan ada pukulan kuat yang menghantam dadanya ketika membaca komentar kakak iparnya di bagian paling teratas.Belum lagi berbagai komentar jahat di bawahnya membuat ia semakin diliputi rasa kecewa.[Binatang aja masih punya rasa sayang untuk anaknya. Ini sih bukan binatang lagi, tapi iblis!][Iblis berkedok manusia][Dasar pembunuh!][Wanita seperti itu nggak pantas hidup. Lebih baik mati!][Anj lo! Lo tuh yg seharusnya mati! Bukan anak lo yg nggak salah apa-apa][Pembunuh!!

    Last Updated : 2024-07-22
  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   5. Kepercayaan yang Lenyap

    “Aku nggak bodoh sampai-sampai nggak bisa membedakan mana yang vitamin, mana yang bukan! Yang kucampurkan itu memang benar-benar vitamin, bukan racun seperti yang mereka tuduhkan!” Napasnya terdengar memburu dengan dada naik-turun. Ia mengepalkan tangannya kuat menahan emosi.“Nggak usah mengelak! Bukti udah jelas kalau kamu pelakunya.”“Bukti itu palsu. Ada yang sengaja merekam saat aku lagi memasukkan vitamin ke dalam makanan Altair. Kamu bisa tanya sama Bi Lastri sebagai saksi.” Menurunkan ego, Naina tak menyerah meyakinkan Dhafin. Tangannya terulur untuk menggenggam lengan sang suami. “Percayalah, Mas, bukan aku pelakunya.”Dhafin melepaskan tangannya kasar membuat Naina sangat terkejut lalu menatap kedua bola mata suaminya. Manik cokelat itu menyorot tajam dan dingin.“Cukup, Naina! Berhenti membela diri. Semua udah terbukti bahwa kau yang membunuh putraku!”Naina mematung. Setetes air jatuh dari pelupuk matanya. “Sedikitpun aku nggak pernah menyakiti Altair apalagi sampai memb

    Last Updated : 2024-07-22

Latest chapter

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   214. Anak Membuat Ulah, Orang Tua yang Susah

    Plak! Radha langsung bangkit berdiri seraya memegang pipi kirinya yang terasa panas akibat tamparan keras dari Linda. Ia menatap gadis itu dengan pandangan bingung sekaligus tidak percaya. “Linda.... Kenapa kamu menamparku?” tanyanya pelan. “Brengsek kamu, Radha!” Linda maju hendak menyerang Radha kembali, tetapi dihalangi oleh beberapa penghuni kelas ini. Ia menuding jari telunjuknya tepar di depan muka gadis itu. “Gara-gara kamu, ayahku jadi turun jabatan!”Suara Linda yang sangat keras berhasil menarik perhatian siswa lainnya, baik di kelas ini maupun dari kelas lain. Mereka berbondong-bondong mendekat untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Radha mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan ucapan Linda. “Turun jabatan? Maksudnya gimana? Aku benar-benar nggak paham apa maksudmu.” Linda tersenyum sinis sembari memutar bola mata malas. “Nggak usah pura-pura bego, Radha!”“Aku tau kalau kamu yang mengadu sama orang tuamu tentang semua yang kulakukan padamu.”“Kamu menghasut a

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   213. Dibully?

    Anuradha Raharjeng Kusumaningtyas dulunya menjadi siswi populer dan banyak yang menyukainya. Meskipun begitu, tidak dapat dipungkiri pula bahwa ada sekelompok siswa yang membencinya atau sebut saja dengan haters. Mereka itu merupakan sekumpulan murid yang sering melanggar aturan karena melakukan perundungan terhadap siswa lain.Linda yang sangat membenci Radha pun masuk ke komplotan mereka dan bekerja sama untuk menjahili gadis itu. Tindakan jahilnya pun bertahap, mulai dari level terendah sampai level tertinggi sehingga membuat hidup Radha tidak tenang ketika berada di sekolah. Namun, ia tentu saja tidak memberitahu hal semua itu kepada Radha. Ia tetap bersikap seperti sedia kala layaknya sahabat terbaik yang senantiasa ada ketika Radha membutuhkan. Ia juga berpura-pura menjadi penolong pertama ketika sahabatnya itu mengalami kesusahan. Iya, Linda memainkan peran yang sangat apik sampai-sampai Radha tidak menyadari bahwa dirinya merupakan dalang utama bahkan menjadi otak dari ke

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   212. Dulunya Sahabat

    Grissham beralih menatap wanita yang berstatus ibunya Florence. “Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Aunty.”“Jika Tuhan sudah berkehendak, maka hal mustahil pun pasti akan terjadi. Memang sulit dipercaya, tetapi inilah faktanya.”“Aku pun sama terkejutnya seperti Aunty saat pertama kali mengetahui semua ini, apalagi Florence yang belum bisa menerima. Ingin menyangkalnya juga tidak bisa,” ujarnya lugas.Pak Raynald manggut-manggut paham dengan tatapan tak pernah lepas dari layar laptop. “Semuanya memang masuk akal.”“Saya baru mengetahui bila Florence dan Lora mempunyai tanggal lahir yang sama. Mereka juga lahir di rumah sama pula,” balasnya.“Dan jangan lupa wajah Lora yang sangat mirip dengan Uncle, terutama di bagian mata yang berwarna hijau,” sahut Grissham menambahkan.Ia menatap Pak Raynald lekat-lekat. “Bukan hanya aku, tetapi sudah banyak orang yang mengatakan hal ini ketika kalian berdampingan,” lanjutnya.“Bisa aja kan cuma kebetulan semata?” bantah Dokter Radha yang

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   211. Tidak Mudah Percaya

    Florence menatap Grissham dengan mata memerah. “Lalu bagaimana dengan Lora? Bisa aja kan dia merebut semuanya dariku?”Grissham menggeleng tegas. “Tidak akan! Lora tidak akan tega melakukan itu, Flo. Bahkan dia akan merasa tidak enak denganmu. Aku tahu bagaimana karakter Lora. Percayalah, dia tidak sejahat itu.”Florence menarik napasnya guna mengurangi rasa sesak dalam dadanya. Ia menggeleng pelan. “Tapi tetap aja semuanya bakal berubah. Perlahan-lahan aku yang akan tersingkirkan karena bukan darah daging mereka.”Grissham memegang kedua bahu Florence dan menghadapkan ke arahnya. “Flo, dengarkan aku.”Tangannya beralih menangkup wajah Florence seraya mengusap lembut pipi yang basah itu. “Semuanya tidak akan berubah. “Kehadiran Lora tidak akan membuatmu tersingkirkan malahan kau mempunyai saudara perempuan plus dua keponakan lucu. Kau akan tetap menjadi putri mereka, hm?”Florence mengerti, tetapi hatinya masih dilingkupi kecemasan yang berlebihan. Ia kembali menitikkan air mata tida

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   210. Belum Siap Kehilangan

    “Nggak!” Florence menggeleng tegas sembari menatap Grissham tajam. “Aku nggak setuju!”“Kenapa kau tidak setuju?” tanya Grissham dengan mengerutkan keningnya. Florence kembali menggelengkan kepala berkali-kali. “Jangan beritahu mereka. Ayah sama Ibun nggak boleh tau tentang semua ini.” Grissham seketika mengubah raut wajahnya menjadi datar saat mengerti alasan Florence yang melarang memberitahu orang tuanya. “Kau jangan egois, Flo. Uncle Raynald dan Aunty Radha harus mengetahui siapa sebenarnya putri kandung mereka. Ini demi kebaikan bersama,” ucapnya tanpa intonasi.Florence tertawa sarkas. Ekspresi wajahnya tampak sudah tidak bersahabat lagi. “Kebaikan? Kebaikan apa yang kamu maksud, hah?! Ini tuh cuma demi kebaikannya Lora! Bukan kebaikan bersama!”Grissham melipat tangannya di depan dada. “Dari awal memang semuanya demi Lora. Aku melakukan penyelidikan ini untuk mencari tahu kebenaran tentang Lora.”“Kau sendiri yang tiba-tiba datang dan menawarkan diri. Aku tak pernah memaksam

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   209. Putri yang Tertukar?

    Tok tok tok “Masuk!” Grissham yang sedang berkutat dengan laptop mengalihkan perhatiannya ke arah pintu ruang kerjanya di kantor. Tak lama pintu itu terbuka dan mendapati dua orang perempuan yang dikenalnya berdiri di sana. “Permisi, Pak Grissham. Ada tamu yang ingin bertemu dengan Bapak dan sudah membuat janji sebelumnya,” ucap salah satu perempuan yang menjabat sebagai sekretaris Grissham. “Baiklah, kau boleh meninggalkan kami,” balas Grissham. Ia mengukir senyum ramah menyambut sang tamu setelah sekretarisnya undur diri. Laki-laki itu menunjuk sofa yang tak jauh dari meja kerjanya. “Silakan duduk dulu, Florence. Aku masih ada sedikit pekerjaan yang harus kuselesaikan. Hanya sebentar saja. Tunggu, ya.”Florence, tamu yang mendatangi kantor Grissham, hanya mengangguk sebagai balasan lantas mendudukkan dirinya di sofa panjang.Ia memilih memainkan ponsel sambil menunggu si tuan rumah menyelesaikan pekerjaannya. Sepuluh menit kemudian, Grissham telah menyelesaikan semua pekerjaan

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   208. Rencana Pernikahan

    “Ada yang hal penting yang ingin kubicarakan padamu.”“Tentang apa?” tanya Freya lalu menundukkan kepalanya karena merasa salah tingkah ditatap seperti itu.Dhafin mengubah posisi duduknya menjadi serong menghadap Freya. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara. “Tak terasa udah tiga tahun kita menjalin hubungan sebagai tunangan. Ternyata cukup lama juga, ya.”“Aku berpikir bahwa udah saatnya kita mengakhiri pertunangan kita ke jenjang yang lebih serius, yakni pernikahan. Aku ingin menikahimu, Freya,” ungkapnya.Sontak, hal tersebut membuat Freya mengangkat kepalanya dan menatap Dhafin dengan pandangan tidak menyangka. Jantungnya berdegup kencang mendengar pernyataan yang selama ini ditunggu-tunggu. “Dhafin… kamu… kamu serius?”Dhafin mengangguk mantap dan meraih kedua tangan Freya untuk digenggamnya. “Sure, aku serius.”“Beberapa hari terakhir, aku meyakinkan hatiku dan meminta petunjuk. Ini menjadi salah satu alasan kenapa kemarin aku nggak ada waktu untukmu.”“Dan jaw

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   207. Curahan Hati Seorang Freya

    Freya menjatuhkan ponselnya di pangkuan. Ia menutup kedua telinganya sambil menggelengkan kepala berkali-kali. “Nggaaak! Berhenti menggangguku!” Perempuan itu meluruhkan tubuhnya di lantai yang dilapisi karpet tebal. Ia memeluk lutut ketakutan sambil menenggelamkan wajahnya di sana. Penampilannya sudah tidak karuan.Drrt! Ponselnya kembali berbunyi, tetapi kali ini ada panggilan masuk. Freya mengangkat kepala lalu mencari letak ponselnya. Setelah ketemu, ia langsung menerima panggilan telepon itu tanpa melihat siapa yang meneleponnya. “Apa lagi sih, hah?! Aku bilang berhenti, ya, berhenti! Stop mengganggu dan mengusik hidupku!” “Freya? Kau kenapa?” Freya tertegun lantas menjauhkan ponselnya dari telinga untuk melihat orang yang meneleponnya saat ini. “Dhafin?” “Iya, ini aku. Kau kenapa?” Freya menggelengkan kepala seraya mengusap air matanya. Ia berdehem untuk menormalkan suaranya. “Nggak papa. Ada apa menelponku? Tumben banget.”“Kamu ada di rumah kan? Atau kamu sedang nggak

  • Mari Berpisah, Aku Menyerah   206. Tanggal Lahir yang Sama

    “Apa? Jadi, Bu Linda sudah mengetahuinya?”Florence mengangguk membenarkan. “Aku tau informasi ini dari mantan ART yang pernah bekerja di sana.”“Dia bekerja bareng bersama Ibu Sekar, tapi waktu masuk dan keluarnya lebih lama. Setelah mengetahui perbuatan suaminya, apa Bu Linda bakal diam aja?”Ia menggeleng pelan. “Tentu, tidak. Dia bahkan berencana melakukan sesuatu terhadap bayinya Ibu Sekar. Tapi aku belum tau apa yang dilakukannya.”“Ini aku masih berusaha mencari tau dengan mengakses ke dalam rumah sakit tempat Lora dilahirkan,” katanya.Grissham menatap Florence tanpa berkedip. Ia merasa kagum dengan perempuan ini yang bertindak sangat cekatan bahkan lebih cepat dari dirinya. Memang benar, perempuan kalau sudah kepo jiwa detektifnya melebihi Badan Intelijen Negara. “Waw! Bagaimana bisa kau mendapatkan semua informasi itu?”Florence terkekeh kecil. “Ada deh. Aku pastikan semua informasi ini akurat, no hoax.”Ia lantas menoleh ke arah Grissham yang masih menatapnya lalu memukul

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status